1. KENDARAAN RENCANA
Kendaraan rencana adalah kendaraan yang dimensi (termasuk
radius putarnya) dipilih sebagai acuan dalam perencanaan
geometrik jalan raya. Pengelompokan jenis kendaraan rencana
yang relevan dengan penggunaannya, dibedakan menurut
sumbe.r & implementasinya
Perencanaan Geometrik Jalan Raya
JARAK GANDAR
JENIS
RADIUS PUTAR
TERGANTUNG
TERGANTUNG
LEBAR TOTAL
BELAKANG
PANJANG
TINGGI
DEPAN
KENDARAAN
TOTAL
MIN
Kendaraan 4.7 1.7 2.0 0.8 2.7 1.2 6
penumpang
Truk/Bus 12.0 2.5 4.5 1.5 6.5 4.0 12
tanpa
gandengam
Kombinasi 16.5 2.5 4.0 1.3 4.0 (depan) 2.2 1.2
9.0
(belakang)
2. KECEPATAN
dengan :
Us = kecepatan rata – rata ruang (km/jam)
t = waktu perjalanan (detik)
d = jarak (meter)
n = banyaknya kendaraan yang diamati
dengan :
Ut = kecepatan rata – rata waktu (km/jam)
U = kecepatan kendaraan (km/jam)
N = jumlah kendaraan
4. KECEPATAN RENCANA
Arteri 70 – 120 60 – 80 40 – 70
Kolektor 60 – 90 50 – 60 30 – 50
Lokal 40 – 70 30 – 50 20 – 30
Sumber : TPGJAK No.083/TBM/1997
Perencanaan Geometrik Jalan Raya
Dipandang dari kondisi lingkungan pada umumnya peran jalan raya dan
karakteristik fisik kendaraan yang menggunakan jalan raya, kecepatan
rencana maksimum 80 km/jam adalah layak bagi jalan raya tanpa
pengawasan jalan masuk. Kecepatan rencana minimum 30km/jam
merupakan volume lalu lintas rencana rendah. Kecepatan rencana 80–
30 km/jam cocok untuk jalan kelas 1–5, untuk kondisi kelas 5 cocok
untuk lalu lintas yang cukup rendah dan kondisi medan curam.
Perencanaan Geometrik Jalan Raya
Lalu lintas harian rata –rata adalah volume lalu lintas rata-rata
dalam satu hari. Dari cara memperoleh data tersebut dikenal 2
jenis Lalu lintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT) dan Lalu lintas
Harian Rata-rata (LHR).
LHRT adalah jumlah lalu lintas kendarann rata-rata yang melewati
satu jalur jalan selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu
tahun penuh.
Perencanaan Geometrik Jalan Raya
2. Tingkat pelayanan B
• Arus lalu lintas stabil
• Kecepatan mulai dipengaruhi oleah keadaan lalu lintas, tatapi
tetap dapat dipilih sesuai kehendak pengemudi
3. Tingkat pelayanan C
• Arus lalu lintas masih stabil
• Kecepatan perjalanan dan kebebasan bergerak sudah
dipengaruhi oleh besarnya volume lalu lintas sehingga
pengemudi tidak dapat lagi memilih kecepatan yang
diinginkannya.
Perencanaan Geometrik Jalan Raya
4. Tingkat pelayanan D,
• Arus lalu lintas sudah mulai tidak stabil
• Perubahan volume lalu lintas sangat mempengaruhi besarnya
kecepatan perjalanan.
5. Tingkat pelayanan E,
• Arus lalu lintas sudah tidak stabil
• Volume kirs-kira sama dengan kapasitas
• Sering terjadi kemacetan
Perencanaan Geometrik Jalan Raya
6. Tingkat pelayanan F,
• Arus lalu lintas tertahan pada kecepatan rendah
• Sering kali terjadi kemacetan
• lalu lintas rendah.
7. JARAK PANDANGAN
dengan:
dp = jarak PIEV (meter)
V = kecepatan rencana (km/jam)
t = waktu PIEV (detik)
Perencanaan Geometrik Jalan Raya
dengan :
dr = jarak mengerem (meter)
V = kecepatan awal (km/jam)
fn = koefisien gesekan normal antara ban dengan permukaan
gesekan
Perencanaan Geometrik Jalan Raya
dimana :
l = besarnya landai jalan, tanda (-) untuk penurunan,
sedangkan tanda (+) untuk pendakian.
Jadi rumus untuk jarak pandang henti adalah :
Perencanaan Geometrik Jalan Raya
Dimana :
D = jarak pandang henti minimum (m)
V = kecepatan rencana
t = waktu tanggap (detik) = 2,5 detik
g = percepatan grafitasi = 9,81 m / detik2
f = koefisien gesekan membujur = 0,3 – 0,4
Perencanaan Geometrik Jalan Raya
8. KLASIFIKASI JALAN
Tabel 1
Klasifikasi jalan secara umum menurut kelas, fungsi, dimensi kendaraan maksimum dan
muatan sumbu terberat ( MST )
9. BAGIAN-BAGIAN JALAN
A. Damaja
Damaja (daerah manfaat jalan) dibatasi oleh (Gambar 2) :
a) batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan;
b) tinggi minimum 5 m di atas permukaan perkerasan pada sumbu
jalan; dan
c) kedalaman minimum 1,5 meter di bawah permukaan perkerasan
jalan.
B. Dawasja
C. Penempatan utilitas
D. Bahu Jalan
KEREB
Tabel
Lebar lajur jalan dan bahu jalan