Anda di halaman 1dari 4

KOMPONEN-KOMPENEN SISTEM LALU LINTAS

Komponen utama dalam Lalu Lintas, lalu lintas merupakan suatu interaksi dari
berbagai komponen dan perilaku yang membentuk suatu kondisi arus lalu lintas. Pada
dasarnya komponen utama lalu lintas jalan raya terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
pemakai jalan, kendaraan, dan jalan. Dari ketiganya masing-masing mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda untuk masing-masing lokasi ruas jalan. Oleh karena itu
mengetahui karakteristik dari ketiga komponen utama tersebut sangat penting untuk
bisa melakukan indentifikasi dan analisis tentang kondisi arus lalu lintas di jalan raya.

Pemakai Jalan, Perancangan dan pengendalian jaringan jalan yang efektif


membutuhkan kajian yang rinci tentang perilaku manusia dalam kaitannya dengan
berbagai situasi di lingkungan jalan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah
pemakai jalan, kendaraan dan jalan beserta lingkungannya, yang secara bersama-
sama membentuk sebuah sistem yang kompleks, saling terkait dan dapat diukur
dengan kriteria efisiensi, keselamatan dan kenyamanan pelayanan. Kebutuhan akan
peraturan yang ketat, dengan kesulitan-kesulitan pada pelaksanaannya, dapat
dicadangkan untuk pengguna minoritas tidak tercakup sampai batas patokan tertentu.
Faktor Psikologis Setiap individu mempunyai komponen fisik dasar tertentu, seperti
pendengaran, penglihatan, tenaga, dan mobilitas, yang semuanya itu dapat diukur.
Pada situasi dan waktu yang berbeda, karakteristik berbagai komponen dasar tersebut
akan berbeda untuk setiap individu, tergantung kepada kondisi yang dialaminya pada
saat itu seperti kelelahan, atau perubahan psikologis.

Postur. Posisi pengemudi di dalam kendaraan harus dipertimbangkan pada


perancangan alinemen jarak dan letak kelengkapan jalan yang ditentukan berdasarkan
pengukuran. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesatuan penilaian, pikiran
dan tindakan adalah proses yang secara menerus dibutuhkan pada waktu berada di
arus lalu lintas dan ketidakmampuan atau kebingungan terjadi jika situasi menjadi
terlalu kompleks. Kesatuan ini dipengaruhi oleh modifikasi sesaat terhadap situasi
psikologi berkaitan dengan: a. Motivasi, b. Pengaruh lingkungan, c. Pendidikan. Salah
satu bentuk yang situasi, yang dikenal sebagai velositasi (velocitiation), terjadi pada
jalan yang monoton, lurus, datar dan berkecepatan tinggi. Aplikasi perancangan
Pemakai jalan merupakan faktor utama dalam perancangan. Kecepatan operasi yang
tinggi memerlukan peralatan peringatan yang cukup yang ditempatkan sedekat
mungkin dengan sumbu sudut penglihatan, dan tata letak yang terlalu rumit harus
dihindari semaksimal mungkin. Jalan dan fasilitas pejalan kaki harus dirancang agar
tidak terjadi kondisi yang monoton, papan iklan dan penerangan jalan yang berlebihan
harus dihindari agar tidak terjadi pengalihan perhatian pemakai jalan. Penerangan jalan
merupakan investasi yang berharga untuk menciptakan waktu persepsi yang lebih
singkat di waktu malam, oleh karena itu dapat meningkatkan keselamatan berlalu lintas.
Karakteristik pemakai jalan Kategori Kondisi lingkungan Faktor Psikologi Faktor fisik
Karakteristik pengguna jalan lahan (penggunaan dan aktifitas), suhu, cuaca,
pandangan, fasilitas, rute, dan terminal, arus lalulintas dan karakteristiknya. Motivasi
(bisnis, social, rekreasi), Intelegensi, penyesuaian, ketangkasan, Proses belajar:
pengalaman, kebiasaan, Faktor emosi: perhatian, perilaku (tergesa-gesa),
Kematangan/kedewasaan, Respon kondisi: menjaga kecepatan, belok, lihat kanan kiri,
dll, Pembedaan individu: masing orang mempunyai karakteristik sendiri. Pandangan:
siang, malam, hujan, kabut, Pendengaran, Sensasi kestabilan: reaksi pengemudi
terhadap kekasaran permukaan, ketajaman kurva, tikungan, dll. Waktu reaksi:
gabungan faktor fisik dan psikis, tergantung pada: a. emosi, volisi (memutuskan), b.
faktor modifikasi: kelelahan, sakit/cacat, alcohol/obat, cuaca. c. Reaksi keputusan
(cepat/lambat). Kendaraan Kendaraan mempunyai lebih sedikit karakteristik dan variasi
dibandingkan dengan pemakai jalan dalam hal ini dapat dikendalikan melalui peraturan-
peraturan pada batas-batas yang ditentukan. Peraturan dapat membatasi karakteristik
keseluruhan, berat dan dimensi termasuk persyaratan minimum untuk instrumen seperti
rem, perlampauan dan indikator-indikator lainnya. Kemampuan Pandangan Persepsi
atas situasi adalah suatu hal yang sangat penting sehingga gangguan yang ditimbulkan
oleh bentuk kendaraan terhadap daerah pandangan pengemudi perlu ditekan sekecil
mungkin. Pandangan ke depan. Perbaikan yang cukup berarti telah dapat dicapai pada
perancangan kendaraan untuk meningkatkan kemampuan pandangan pada cuaca
normal.

Kendaraan, Karakteristik kendaraan Kategori Dimensi Kinerja Standar keselamatan


Karakteristik kendaraan, panjang, lebar, tinggi (sesuai dengan kelas jalan), radius
tikungan, lintasan roda kendaraan, berat kendaraan: terkait dengan standar struktur
perkerasan dan jembatan. Tenaga: kemampuan kendaraan untuk melakukan
percepatan, mengatur kecepatan, tanjakan. Diukur dengan power weight ration atau
power mass ration (P/M). Percepatan: tergantung P/M, dipengaruhi oleh
tanjakan/kelandaian, Perlambatan: lebih tinggi dari pada percepatan, tergantung sistem
pengereman. Pengemudi, Penumpang, Kendaraan, Pejalan kaki, Jalan, Lingkungan.
Jalan Alinemen, Jalan Alinemen Jalan adalah faktor utama untuk menentukan tingkat
aman dan efisien di dalam memenuhi kebutuhan lalu lintas. Alinemen dipengaruhi oleh
topografi, karakteristik lalu lintas dan fungsi jalan. Alinemen horizontal dan vertikal
harus diperhatikan secara bersama-sama melalui pendekatan tiga dimensi sehingga
menghasilkan alinemen jalan dengan tingkat keselamatan dan apresiasi visual yang
baik. Alinemen Horizontal Gaya-gaya H, W dan P diimbangi oleh gaya geser fh.
Dengan mengabaikan reaksi H dan menganggap tangen alpha sama dengan i
(superelevasi), terdapat kesetimbangan berdasarkan Rumus 2.10. F + i = v 2 / (g.r)
Rumus Untuk kecepatan v dan jari-jari R tertentu maka harga f + i konstan, akan tetapi
pada kecepatan rendah terdapat keterbatasan besarnya nilai i dan pada kecepatan
tinggi terdapat pertanyaan atas penentuan nilai f dengan masih mempertahankan
stabilitas. yang harus dilakukan adalah pertama, kendaraan lambat atau kendaraan
yang berhenti dikarenakan kecenderungannya bergeser ke bawah pada sudut
kemiringan yang sangat besar atau super elevasi, kendaraan yang sarat muatan dan
untuk memberikan bimbingan bagi pengemudi agar tidak terjadi kesalahan
pengendalian kemudi. Kecepatan pada kondisi tidak memerlukan gaya geser pada saat
kendaraan melalui lengkung (fh = 0) disebut kecepatan hands-off (lepas tangan).
Beberapa nilai superelevasi di beberapa negara dapat dilihat pada Tabel 2.10. Tabel
2.10 Faktor-faktor Super-elevasi Maksimum pada umumnya Negara Faktor
superelevasi Superelevasi Keterangan Inggris 0,069 0,067 1 : 14,5 1 : 15 Jalan truk
Jalan bebas hambatan Amerika Serikat 0,08 0,10 1 : 12,5 1 : 10 Negara-negara Bagian
utara Negara-negara bagian selatan Republik Federal 0,06 1 : 16,67 Jalan bebas
hambatan Jerman Malaya 0,10 0,067 1 : 10 1 : 15 Jalan pedesaan Jalan perkotaan
Lengkung peralihan Sebuah kendaraan tidak dapat secara tiba-tiba berubah dari
kondisi lurus ke lengkung dengan jari-jari konstan, dan merupakan penyelesaian praktis
untuk menggunakan lengkung peralihan dengan jari-jari berubah dari tak terhingga
pada saat awal ke posisi lengkung dengan jari-jari konstan pada saat akhir. Panjang
peralihan juga diperlukan untuk memasang superelevasi secara bertahap sesuai
dengan bertambah besarnya jari-jari dan untuk menampilkan lengkung yang nyaman
secara visual tanpa adanya patahan pada sambungan antara lurus dan lengkung.
Beberapa jenis lengkung transisi telah diusulkan, seperti lengkung spiral, lemniscate,
dan parabola pangkat tiga, akan tetapi karena jalan bukan merupakan jalur tunggal,
perbedaan antara berbagai jenis tersebut, untuk jari-jari praktis, tidak banyak berbeda.

Jalan, Jalan-jalan tanpa lampu. Beberapa jalan kota dan jalan luar kota tidak
mempunyai penerangan jalan dan adanya kendaraan hanya ditentukan oleh
penerangan yang ada di kendaraan itu sendiri. Lampu depan Persyaratan utama lampu
depan untuk jarak dekat adalah membuat iluminasi di sepanjang tipe perkerasan jalan
dan mengurangi cahaya langsung pada kendaraan yang berpapasan. Pada kondisi
berkabut, lampu biasa mengganggu mata pengemudi karena silau, dan lampu khusus
membantu memberikan cahaya lampu melebar dengan tajam tapi puncak atasnya
terpotong. Silau Problema yang berkaitan dengan silau dapat diatasi sebagian dengan
rancangan lampu dan dengan pembatasan penggunaan lampu pada saat yang tepat.
Sinar terpolarisasi, penggunaan yang terpolarisasi teranalisasi bagi kendaraan sangat
menarik mengigat pengurangan intensitas yang cukup besar pada waktu berpapasan
dengan kendaraan. Kelemahan utama sistem ini masih mengganggu penyelesaian.
Alternatif pengembangan penggunaan cahaya yang terpolarisasi termasuk rancangan
lampu depan dengan arah sinar bervariasi yang dikontrol secara elektronis. Lampu
belakang Kondisi terjelek waktu melihat lampu belakang muncul pada saat sumber
cahaya yang kuat diarahkan secara langsung dari depan dan lampu belakang
kendaraan di depannya atau kendaraan yang sedang parkir dapat hilang dari
pandangan karena gangguan visual tersebut. Reflektor diperlukan sebagai pelengkap
lampu belakang dan tanda tambahan pada waktu kerusakan listrik. Sistem Penerapan
Bahaya dan Instrumentasi Kendaraan Instrumen-instrumen dengan lampu yang
memancarkan sinar melalui layar telah dikembangkan untuk menanggulangi kelemahan
atas hilangnya waktu pandangan. Alinemen vertikal Alinemen vertikal terdiri dari
serangkaian kelandaian yang dihubungkan oleh lengkung vertikal. Landai pada
umumnya ditulis dalam persen, yaitu kenaikan vertikal tiap 100 meter jarak horizontal.
Berdasarkan kesepakatan, landai adalah positif jika naik dari kiri ke kanan dan negatif
jika menurun. Landai maksimum ditetapkan berdasarkan kemampuan kendaraan dan
fungsi jalan. Meskipun mobil penumpang dapat memelihara kemampuannya pada 10%
tanjakan, batas kemampuan pada umumnya didasarkan pada kemampuan truk, dan
pada rute-rute penting, dibatasi sampai 4% atau kurang. Lengkung vertikal Perubahan
dari suatu kemiringan ke kemiringan yang lain dipengaruhi oleh pemakaian lengkung
vertikal. Perancangannya didasarkan pada jenis lengkung, jarak pandang, kenyamanan
pengendara, drainase dan pertimbanganpertimbangan estetik. Lengkung lingkaran
memberikan pandangan yang konstan dan untuk aplikasi praktis maka lengkung
parabola sederhana dapat digunakan.

Anda mungkin juga menyukai