18050874061
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, jenis kendaraan listrik telah
diproduksi, dan kendaraan listrik menjadi semakin menarik karena potensi
solusi untuk masalah keramahan lingkungan. Perkembangan kendaraan
listrik di Indonesia kini semakin pesat, selain dikarenakan faktor lingkungan,
kendaraan listrik juga bermanfaat untuk penghematan energi yang lebih
efisien menuju perkembangan tekonologi 4.0.
Sama seperti kendaraan konvensional dengan mesin pembakaran
internal, keamanan dan stabilitas adalah dua faktor penting untuk kendaraan
listrik. Dengan demikian, teknologi keselamatan aktif seperti sistem
pengereman anti-lock (ABS), kontrol traksi/sistem anti-spin (TCS), dan sistem
stabilisasi yaw seperti program stabilitas elektronik (ESP), juga harus
dipelajari dan diimplementasikan dalam produksi untuk kendaraan listrik.
Namun digerakkan oleh motor listrik membuat kendaraan listrik
menjadi jauh berbeda dengan kendaraan konvensional khususnya dalam
bidang dinamika kendaraan. Misalnya, kontrol traksi untuk kendaraan
konvensional biasanya mencapai pengereman anti slip atau akselerasi anti-
spin dengan langkah-langkah berikut: menyesuaikan torsi output mesin
dengan mengatur posisi throttle atau waktu pengapian, mengatur torsi
pengereman yang bekerja pada roda penggerak, bersama-sama mengatur
torsi keluaran mesin dan torsi pengereman, dan seterusnya. Sebaliknya,
waktu respons yang cepat dan akurat dari motor listrik harus
dipertimbangkan ketika menghadapi kontrol traksi kendaraan listrik. Oleh
karena itu, banyak metodologi kontrol keselamatan aktif yang terkait harus
dimodifikasi untuk mengadaptasi dinamika kendaraan listrik.
Di antara masalah kontrol keselamatan aktif kendaraan listrik, kontrol
traksi merupakan masalah penting yang terkait dengan stabilitas
longitudinal. Studi terkini tentang kontrol traksi terutama didasarkan pada
kontrol slip, karena fakta bahwa slip roda memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap gaya traksi, dan banyak penelitian terkait telah dilakukan dalam
beberapa dekade terakhir. Skema kontrol seperti kontrol ambang logika,
kontrol PID, kontrol fuzzy, kontrol optimal, dan kontrol mode geser biasanya
digunakan dalam sistem kontrol traksi dari kendaraan mesin pembakaran
internal konvensional.
Dalam penelitian ini, dimotivasi oleh keunggulan stabilitas untuk
kontrol sistem nonlinier, metodologi kontrol linierisasi umpan balik diadopsi
untuk memecahkan traksi masalah kontrol kendaraan listrik. Dan tindakan
integral diperkenalkan pada desain hukum kontrol untuk meningkatkan
kekokohan pengontrol linierisasi umpan balik. Penemuan ini mengatur torsi
penggerak yang dihasilkan oleh motor listrik untuk menjaga slip roda pada
nilai optimalnya, yang diperoleh dari model Burckhardt. Kemudian performa
traksi maksimal bisa diwujudkan saat pengereman dan akselerasi. Untuk
menguji keefektifan metode yang diusulkan, validasi simulasi dilakukan
dalam kondisi berjalan konvensional.
Dalam penelitian ini, strategi kontrol traksi untuk kendaraan listrik
telah diusulkan, yang mengarahkan slip roda ke nilai optimalnya untuk
mencapai kontrol gaya traksi, dan pengontrol non linier berdasarkan
metodologi linearisasi umpan balik dirancang untuk melacak roda optimal
slip, dimana nilai slip roda yang optimal diperoleh dari model Burckhardt.
Untuk meningkatkan kekokohan pengontrol non linier, penelitian ini
memperkenalkan tindakan integral pada desain hukum kontrol untuk
memodifikasiumpan balik konvensional pengontrol linierisasi. Simulasi
menggunakan kendaraan listrik model kendaraan penuh presisi tinggi
dilakukan di berbagai kondisi jalan, hasil simulasi memverifikasi keefektifan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana desain kontrol traksi slip optimal pada mobil listrik?
2. Bagaimana keefektifan kontrol traksi mobil listrik pada periode
perubahan kondisi jalan beraspal licin?
C. Batasan Masalah
1. Desain sistem kontrol traksi slip optimal pada mobil listrik dengan
linierisasi umpan balik.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mencegah roda kemudi agar
tidak tergelincir, sehingga meningkatkan stabilitas dan daya kemudi
kendaraan elektrik, terutama pada kondisi jalan yang licin seperti jalan becek
dan bersalju.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitan ini yaitu untuk mengetahui desain dan pengkajian
sistem kontrol traksi slip optimal untuk mobil listrik dengan linierisasi
umpan balik.
A. Kontrol Traksi
Putaran dan geser roda dapat disebabkan tidak hanya oleh peningkatan
torsi rem, tetapi juga peningkatan torsi drive line, atau traksi, di luar itu yang
dapat ditransmisikan oleh gesekan antara ban dan jalan. Oleh karena itu,
sistem yang mengontrol traksi secara otomatis, sebagai pelengkap ABS,
diinginkan sebagai sarana untuk mempertahankan stabilitas dan kontrol yang
akurat terhadap kendaraan, terutama pada permukaan yang licin. Sistem
modem jenis ini umumnya mengontrol tidak hanya torsi penggerak tetapi
juga torsi drag yang dihasilkan ketika throttle ditutup secara tiba-tiba, atau
perpindahan gigi dilakukan ke gigi yang lebih rendah. Hal ini dilakukan atas
dasar perbandingan tingkat akselerasi, atau deselerasi, dari roda penggerak
dengan roda yang tidak digerakkan, dan menyesuaikan kontrol throttle
dengan tepat. Dengan demikian, pengereman mesin dipertahankan dan roda
dicegah agar tidak tergelincir.
λ̇=f + h T ,i ϵ { a , b }
i i i
(1)
1
i(
T i= −f i + v+ λd ) ,i ∈{a , b } (4)
h
λ̇= λ̇ d + v (5)
1 2 1
V = e + k2 ¿ (6)
2 2
2
sehingga turunan dari fungsi Lyapunov negatif, yaitu : V̇ =−k 1 e selalu benar.
Substitusi persamaan v=−k 1 e−k 2∫ edt ke λ̇ = λ̇ d + v, sistem linier akhirnya
dapat disajikan sebagai
Oleh itu, hukum kontrol linierisasi umpan balik yang pengontrol dirancang
dalam penelitian ini adalah
1
i(
T i= −f i−k 1 e−k 2∫ edt + λ̇d ) ,i ∈ { a ,b } k 1> 0 , k 2 >0(10)
h
μ x =c 1 [ 1−e−c λ ]−c 3 λ
2
(12)
dimana c1, c2, c3 adalah parameter yang bervariasi, dan nilainya terkait dengan
kondisi adhesi ban-jalan. Beberapa kelompok parameter di bawah kondisi
jalan yang khas telah diperoleh melalui banyak tes kendaraan nyata (lihat
Tabel 2.1)
jalan perkerasan C1 C2 C3
ln ( c1 c 2 )−ln (c 3 )
λ d= (13)
c2
Gambar 2.1 Koefisien Gesekan.
jalan perkerasan λd
Tabel 2.2 Nilai Roda Optimal Selama Akselerasi dalam Kondisi Jalan yang Berbeda.