Anda di halaman 1dari 10

SISTEM CRUISE CONTROL PADA MOBIL HYBRID

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kelistrikan Otomotif

Dosen Pengampu : Neris Peri Ardiansyah, S.Pd M.T

Disusun oleh :

Firda Khairunnisa 1807736

Saiful Ikhwan 1805346

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2021
1. Pendahuluan

Pada abad ke-21 ini setiap aspek kehidupan manusia menjadi serba modern
termasuk juga dalam aspek transportasi yang sekarang menjadi kebutuhan utama
manusia dalam menjalankan mobilitas sehari-hari. Banyak perusahaan otomotif
dunia berlomba-lomba dalam menciptakan kendaraan ramah lingkungan dengan
tujuan untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh emisi yang dikeluarkan
kendaraan konvensional. Salah satu teknologi tersebut adalah mobil hybrid yang
memilki banyak keunggulan diantaranya hemat bahan bakar karena efisiensi
pemakaian bahan bakar tinggi, ramah lingkungan karena emisi gas buang yang
sedikit.

Namun, dibalik kecanggihan dan keandalannya yang cukup tinggi, kendaraan


dalam khususnya mobil kerap mengalami kecelakaan. Kecelakaan lalu lintas ini
setidaknya mengorbankan 20.000 jiwa per tahunnya. Kebanyakan penyebab dari
kecelakaan ini adalah human error atau kesalahan dari pengemudi sendiri mulai
dari hilangnya konsentrasi, rasa kantuk, kerusakan mobil, cuaca, kecepatan terlalu
tinggi dan dibawah pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang.

Dari pernyataan diatas salah satu penyebab kecelakaan kendaraan yaitu


hilangnya konsentrasi yang muncul jika pengemudi terlalu lama mengemudi dalam
jangka waktu yang lama, maka dari itu muncul teknologi cruise control. Teknologi
ini membantu pengemudi mengatur kecepatan mesin mobil tanpa harus menginjak
pedal gas. Cruise control ini juga bisa disebut sebagai speed control.

Fitur cruise control ini memberikan kenyamanan pengendara terlebih jika


melakukan perjalanan jauh di jalan tol. Untuk mengaktifkan fitur cruise control ini
pengemudi perlu menjaga kecepataan kendaraannya di angka tertentu misalnya 80
km/jam. Jika sudah stabil maka aktifkan fitur cruise control pada tombol yang
tersedia dan kecepatan mobil pun akan stabil pada kecepatan tersebut.
2. Pembahasan
a. Mobil Hybrid

Mobil merupakan kombinasi dari motor listrik dan pembakaran bahan bakar di
mesin yang memaksimalkan tenaga dari kedua sumber tersebut (Risa, 2012).
Prinsip kerja dari mobil hybrid ini yaitu saat kendaraan beroperasi mobil hybrid
tidak mengisi tenaga listrik secara penuh karena mesin listrik yang terdapat dalam
mobil hybrid ini bisa mengisi ulang baterai dengan menggunakan energi kinetik
pada saat pengereman (regenereative braking). Saat mobil hybrid menggunakan
tenaga mesin bensin atau konvensional, listriknya bisa disalurkan untuk mengisi
ulang baterai mesin listrik.

Gambar 2.1 Komponen-komponen Mobil Hybrid

Ketika mesin bensin bergerak dengan putaran mesin yang tinggi maka
mesin elektrik saat itu merubah energi putaran tersebut dikonversi menjadi energi
listrik dan disimpan pada baterai. Jika baterai yang sudah tersimpan pada baterai
tersebut akan digunakan maka secara otomatis energi listrik tersebut disalurkan ke
mesin listrik dan dikonversi menjadi energi gerak.

Pada saat starting mesin yang pertama digunakan yaitu motor listrik karena
mendapat supply tenaga dari baterai sementara itu mesin bensin tetap mati.
Gambar 2.2 Prinsip Kerja Mobil Hybrid Pada Saat Starting Awal

Pada saat kecepatan normal sekitar 40 km/jam mesin konvensional akan membantu
mesin listrik untuk menggerakkan mobil.

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Mobil Hybrid Pada Saat Kecepatan Normal

Pada saat mobil memiliki kecepatan sekitar 60-80 km/jam atau dalam keadaan
akselerasi penuh dalam hal ini cruise control bisa diaktifkan maka mesin
konvensional dan mesin listrik akan bekerja secara bersamaan untuk menghasilkan
tenaga yang lebih besar.
Gambar 2.4 Prinsip Kerja Mobil Hybrid Pada Saat Akselerasi Penuh

Pada saat pengereman, keadaan ini dimanfaatkan untuk mengisi ulang baterai,
mesin konvensional akan mati dan mesin listrik akan berubah fungsi menjadi
generator yang mengubah energi gerak menjadi energi listrik yang nantinya dipakai
untuk mengisi ulang daya baterai.

Gamabr 2.5 Prinsip Kerja Mobil Hybrid Pada Saat Pengereman

b. Sistem Cruise Control

Pada era modern seperti saat ini sistem kendali otomatis sudah diterapkan di
setiap industri salah satunya pada industri otomotif. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kenyamanan dan keamanan saat berkendara. Fitur tersebut bisa
didapatkan dari teknologi sistem cruise control. Implementasi sistem ini
menganalisis kecepatan kendaraan yang ada di depan kita untuk menyamakan
kecepatan kendaraan di depan dengan memerhatikan jarak aman tertentu.
Gambar 2.6 Jarak Aman Kendaraan

Permasalahan dalam sistem cruise control ini secara umum yaitu menjaga
kecepatan output selain itu juga respon dari sistem untuk mencapai kecepatan yang
diinginkan pun menjadi pertimbangan penting. Untuk itu diperluan kontroler agar
dapat menstabilkan kecepatan output. Kontroler yang dipakai seperti PID
(Propotional-integral-derivativer), fuzzy logic, dan lain lain.

Salah satu kontroler yang dipakai untuk sistem cruise control yaitu Fuzzy Logic
karena instriksi menggunakan Fuzzy Logic ini dapat memperhalus respon aktuator
karena pada Fuzzy Logic ini mengenal kesamaran tidak hanya benar dan salah
(Susanto, 2016).

Untuk input pada system ini duganakan webcam yang nantinya data akan diolah
menggunakan Algoritma Deteksi Warna (Color Detection Algorithm). lalu ukuran
gambar mobil ini nantinya akan diset dengan frame semu yang sudah dikalibrasi
dan direpresentasikan sebagai jarak aman antara kendaraan di depan dengan
kendaraan pengamat.

Setelah jarak dipastikan aman dan dikunci, sistem akan mengolah sinyal
tersebut dan menginstruksikan sistem pengendali untuk stabil menjaga jarak aman
dengan kendaraan di depan.

Ketika fitur CCS ini diaktifkan maka kendaraan akan melaju pada kecepatan
sesuai yang diinginkan secara otomatis tanpa perlu menekan pedal gas. Namun
kelemahan alat ini yaitu mobil tidak bisa mengurangi kecepatannya secara otomatis.
Tentu saja situasi ini berbahaya jika kendaraan di depan tiba-tiba melambat atau
berhenti. Kemudian CCS ini disempurnakan menjadi Adaptive Cruise Control
(ACC). Fitur ini menggabungkan Cruise Control dengan system penghindar
tabrakan.

Penyempurnaan menjadi ACC ini diharapkan bisa meminimalisir kelemahan


dari CCS pada saat kendaraan terlalu dekat dengan kendaraan di depannya, selain
itu juga ACC ini bisa mencegah tabrakan depan belakang (rear-end collision) yang
disebabkan oleh following too closely. hal ini tentu membantu pengemudi untuk
menghindari tabrakan jika kendaraan di depannya melambat atau berhenti tiba-tiba
(Basjaruddin, 2014).

Gambar 2.7 Diagram Blok Umum ACC

ACC ini memakai dua system kendali yaitu low level control dan high level
control. kendali tingkat rendah menggunakan sistem kendali tertutup dengan input
dan output berupa kecepatan. Sensor yang digunakan yaitu sensor kecepatan yang
disimpan pada kendaraan pengamat sedangkan aktuator nya yaitu pedal rem dan
pedal gas.

Pada kendali tingkat tinggi, dilengkapi dengan algoritma ACC berbasis


fuzzy logic. Terdapat dua konfigurasi yang digunakan pada kendali tingkat tinggi
ini yaitu sebagai berikut

Gambar 2.8 Kendali Tingkat Tinggi ACC dengan Satu input


Gambar 2.9 Kendali Tingkat Tinggi ACC dengan Dua Input

Input pada kendali lozzy logic ini yaitu jarak dan perubahan jarak yang
dialami oleh mobil pengamat dan mobil di depannya kemudian dua input ini akan
diinferensi dan dilakukan fuzzifikasi. Fuzzifikasi itu sendiri adalah suatu proses
yang mengubah suatu input dari bentuk tegas (crisp) menjadi fuzzy (variable
linguistik) yang berbentuk himpunan-himpunan fuzzy dengan suatu fungsi
keanggotaannya masing-masing (Universitas Negeri Malang, 2016).

Pada penelitian yang ada pada jurnal “Kendali Jelajah Adaptif Berbasis
Logika Fuzzy” yang dilakukan oleh Noor Cholis Basjaruddin dan kawan-kawan
menyebutkan algoritma ACC yang diuji dengan dua scenario yaitu di depan mobil
pengamat bukan mobil yang diubah jaraknya dan mobil pengamat melaju
dibelakang mobil yang kecepatannya berubah.

Gambar 2.10 Data Pengujian dengan Objek Bukan Mobil

Dari hasil pengujian menyatakan bahwa algoritma ACC memberikan


respon yang cepat pada setiap perubahan jarak. Jika terjadi perubahan jarak maka
mobil pengamat akan melambat dan jika jarak lebih kecil dari batas aman yang
sudah ditentukan maka mobil pengamat akan melambat. Begitu pula sebaliknya jika
jarak lebih besar dari batas aman maka mobil pengamat akan menaikan
kecepatannya.

Gambar 2.11 Data Pengujian dengan Kecepatan Mobil Berubah

Pada percobaan ini mobil pengamat dibelakang mobil yang kecepatannya


diubah secara otomatis oleh program. Hasil nya menyatakan bahwa jarak mobil
didepan yang berubah kecepatannya direspon dengan baik oleh mobil pengamat.
Jika jarak mobil didepan lebih jauh dari jarak aman maka mobil pengamat akan
menaikan kecepatannya.

3. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem cruise control dan
mobil hybrid adalah teknologi yang bisa membantu dan meningkatkan keamanan
dan kenyamanan berkendara. Mobil hybrid akan dalam keadaan akselerasi penuh
bila kecepatannya mencapai 60-80 km/jam dan pada kecepatan ini pula sistem
cruise control pada mobil hybrid bisa diaktifkan. Fitur ini memberikan kenyamanan
pengemudi tidak harus menekan pedal gas dan keamanan dengan teknologi fuzzy
logic yang bisa menjaga jarak aman dengan kendaraan didepannya.
References
Basjaruddin, N. C. (2014). kendali Jelajah Adaptif Berbasis Logika Fuzzy. 248-253.

Risa, A. (2012). Kajian Mobil Hybrid dan Kebutuhannya di Indonesia. 44-45.

Susanto, S. (2016). Pengendalian Kelajuan Kendaraan Menggunakan Fuzzy Logic


Controller (FLC) Pada SIstem Cruise Control. Jurnal Mipa, 40-44.

Universitas Negeri Malang. (2016). Retrieved from elektro.um.ac.id:


http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/Sistem-Cerdas-Jobsheet-
2-Fuzzifikasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai