Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kelistrikan Otomotif
Disusun oleh :
BANDUNG
2021
1. Pendahuluan
Pada abad ke-21 ini setiap aspek kehidupan manusia menjadi serba modern
termasuk juga dalam aspek transportasi yang sekarang menjadi kebutuhan utama
manusia dalam menjalankan mobilitas sehari-hari. Banyak perusahaan otomotif
dunia berlomba-lomba dalam menciptakan kendaraan ramah lingkungan dengan
tujuan untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh emisi yang dikeluarkan
kendaraan konvensional. Salah satu teknologi tersebut adalah mobil hybrid yang
memilki banyak keunggulan diantaranya hemat bahan bakar karena efisiensi
pemakaian bahan bakar tinggi, ramah lingkungan karena emisi gas buang yang
sedikit.
Mobil merupakan kombinasi dari motor listrik dan pembakaran bahan bakar di
mesin yang memaksimalkan tenaga dari kedua sumber tersebut (Risa, 2012).
Prinsip kerja dari mobil hybrid ini yaitu saat kendaraan beroperasi mobil hybrid
tidak mengisi tenaga listrik secara penuh karena mesin listrik yang terdapat dalam
mobil hybrid ini bisa mengisi ulang baterai dengan menggunakan energi kinetik
pada saat pengereman (regenereative braking). Saat mobil hybrid menggunakan
tenaga mesin bensin atau konvensional, listriknya bisa disalurkan untuk mengisi
ulang baterai mesin listrik.
Ketika mesin bensin bergerak dengan putaran mesin yang tinggi maka
mesin elektrik saat itu merubah energi putaran tersebut dikonversi menjadi energi
listrik dan disimpan pada baterai. Jika baterai yang sudah tersimpan pada baterai
tersebut akan digunakan maka secara otomatis energi listrik tersebut disalurkan ke
mesin listrik dan dikonversi menjadi energi gerak.
Pada saat starting mesin yang pertama digunakan yaitu motor listrik karena
mendapat supply tenaga dari baterai sementara itu mesin bensin tetap mati.
Gambar 2.2 Prinsip Kerja Mobil Hybrid Pada Saat Starting Awal
Pada saat kecepatan normal sekitar 40 km/jam mesin konvensional akan membantu
mesin listrik untuk menggerakkan mobil.
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Mobil Hybrid Pada Saat Kecepatan Normal
Pada saat mobil memiliki kecepatan sekitar 60-80 km/jam atau dalam keadaan
akselerasi penuh dalam hal ini cruise control bisa diaktifkan maka mesin
konvensional dan mesin listrik akan bekerja secara bersamaan untuk menghasilkan
tenaga yang lebih besar.
Gambar 2.4 Prinsip Kerja Mobil Hybrid Pada Saat Akselerasi Penuh
Pada saat pengereman, keadaan ini dimanfaatkan untuk mengisi ulang baterai,
mesin konvensional akan mati dan mesin listrik akan berubah fungsi menjadi
generator yang mengubah energi gerak menjadi energi listrik yang nantinya dipakai
untuk mengisi ulang daya baterai.
Pada era modern seperti saat ini sistem kendali otomatis sudah diterapkan di
setiap industri salah satunya pada industri otomotif. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kenyamanan dan keamanan saat berkendara. Fitur tersebut bisa
didapatkan dari teknologi sistem cruise control. Implementasi sistem ini
menganalisis kecepatan kendaraan yang ada di depan kita untuk menyamakan
kecepatan kendaraan di depan dengan memerhatikan jarak aman tertentu.
Gambar 2.6 Jarak Aman Kendaraan
Permasalahan dalam sistem cruise control ini secara umum yaitu menjaga
kecepatan output selain itu juga respon dari sistem untuk mencapai kecepatan yang
diinginkan pun menjadi pertimbangan penting. Untuk itu diperluan kontroler agar
dapat menstabilkan kecepatan output. Kontroler yang dipakai seperti PID
(Propotional-integral-derivativer), fuzzy logic, dan lain lain.
Salah satu kontroler yang dipakai untuk sistem cruise control yaitu Fuzzy Logic
karena instriksi menggunakan Fuzzy Logic ini dapat memperhalus respon aktuator
karena pada Fuzzy Logic ini mengenal kesamaran tidak hanya benar dan salah
(Susanto, 2016).
Untuk input pada system ini duganakan webcam yang nantinya data akan diolah
menggunakan Algoritma Deteksi Warna (Color Detection Algorithm). lalu ukuran
gambar mobil ini nantinya akan diset dengan frame semu yang sudah dikalibrasi
dan direpresentasikan sebagai jarak aman antara kendaraan di depan dengan
kendaraan pengamat.
Setelah jarak dipastikan aman dan dikunci, sistem akan mengolah sinyal
tersebut dan menginstruksikan sistem pengendali untuk stabil menjaga jarak aman
dengan kendaraan di depan.
Ketika fitur CCS ini diaktifkan maka kendaraan akan melaju pada kecepatan
sesuai yang diinginkan secara otomatis tanpa perlu menekan pedal gas. Namun
kelemahan alat ini yaitu mobil tidak bisa mengurangi kecepatannya secara otomatis.
Tentu saja situasi ini berbahaya jika kendaraan di depan tiba-tiba melambat atau
berhenti. Kemudian CCS ini disempurnakan menjadi Adaptive Cruise Control
(ACC). Fitur ini menggabungkan Cruise Control dengan system penghindar
tabrakan.
ACC ini memakai dua system kendali yaitu low level control dan high level
control. kendali tingkat rendah menggunakan sistem kendali tertutup dengan input
dan output berupa kecepatan. Sensor yang digunakan yaitu sensor kecepatan yang
disimpan pada kendaraan pengamat sedangkan aktuator nya yaitu pedal rem dan
pedal gas.
Input pada kendali lozzy logic ini yaitu jarak dan perubahan jarak yang
dialami oleh mobil pengamat dan mobil di depannya kemudian dua input ini akan
diinferensi dan dilakukan fuzzifikasi. Fuzzifikasi itu sendiri adalah suatu proses
yang mengubah suatu input dari bentuk tegas (crisp) menjadi fuzzy (variable
linguistik) yang berbentuk himpunan-himpunan fuzzy dengan suatu fungsi
keanggotaannya masing-masing (Universitas Negeri Malang, 2016).
Pada penelitian yang ada pada jurnal “Kendali Jelajah Adaptif Berbasis
Logika Fuzzy” yang dilakukan oleh Noor Cholis Basjaruddin dan kawan-kawan
menyebutkan algoritma ACC yang diuji dengan dua scenario yaitu di depan mobil
pengamat bukan mobil yang diubah jaraknya dan mobil pengamat melaju
dibelakang mobil yang kecepatannya berubah.
3. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem cruise control dan
mobil hybrid adalah teknologi yang bisa membantu dan meningkatkan keamanan
dan kenyamanan berkendara. Mobil hybrid akan dalam keadaan akselerasi penuh
bila kecepatannya mencapai 60-80 km/jam dan pada kecepatan ini pula sistem
cruise control pada mobil hybrid bisa diaktifkan. Fitur ini memberikan kenyamanan
pengemudi tidak harus menekan pedal gas dan keamanan dengan teknologi fuzzy
logic yang bisa menjaga jarak aman dengan kendaraan didepannya.
References
Basjaruddin, N. C. (2014). kendali Jelajah Adaptif Berbasis Logika Fuzzy. 248-253.