Anda di halaman 1dari 19

SISTEM PENGEREMAN PADA KENDARAAN

Menurut K.M. Jossy (2011) “Sistem rem dari sebuah kendaraan adalah salah satu
elemen terpenting dari suatu kendaraan, karena merupakan bagian penting dalan
keamanan kendaraan. Sistem rem kendaraan harus mampu mengurangi kecepatan
maupun menghentikan kendaraan secara aman baik pada kondisi jalan lurus maupun
belok pada segala kecepatan. Dasarnya besar ideal gaya rem yang dibutuhkan setiap
kendaraan berbeda.Fungsi rem adalah menyerap baik energi kinetik dari bagian yang
bergerak atau energi potensial yg ditimbulkan oleh komponen lain.”.

Menurut Ryan Bagas Wicaksono, Ranto, Yuyun Estrianto (2000) “Fungsi dari sistem
rem yaitu untuk mengatur kecepatan laju kendaraan dengan memanfaatkan perlambatan
yang dilakukan pada roda kendaraan. Selain untuk mengatur kecepatan pada kendaraan
sistem rem juga berfungsi untuk menghentikan laju kendaraan, sehingga dengan sistem
em maka pengemudi dapat mengatur dimana dan kendaraan kapan berhenti” . Sementara
menurut Rohidinthea (2014) “ sistem rem berfungsi untuk: 1. Mengurangi kecepatan
(memperlambat) dan menghentikan kendaraan, 2. Memungkinkan parkir pada tempat
yang menurun, 3. Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman”.

Secara umum sistem pengereman yang berkembang untuk kendaraan saat ini ada dua
jenis:
1. Sistem pengereman jenis lock.
Yaitu sistem rem yang menghentikan kendaraan dilakukan dengan cara
membuat roda berhenti berputar (lock). Gaya gesek antara ban yang terkunci dengan
jalan dimanfaatkan untuk mengurangi kecepatan dari kendaran.

2. Sistem pengereman jenis anti-lock (Anti lock Breaking System = ABS)


Yaitu sistem rem yang unutuk menghentikan kendaraan dilakukan dengan cara
mempertahankan roda tidak lock atau dalam keadaan slip tertentu dimana koefisien
adhesi antara jalan dan ban adalah paling besar sehingga jarak berhenti kendaraan
semakin pendek dan kendaraan tetap stabil waktu di rem pada belokkan.

Sistem Rem dan Sifat Umum Pengereman

Secara umum komponen dari suatu rem terdiri dari:


1) Komponen pemberi daya
Komponen ini merupakan komponen yang memberikan daya kepada sistem rem.
Jenis supply energi atau daya dalam sistem rem dapat dibedakan sebagai berikut:
 Sistem rem manual yang mana daya pengereman di supply dari tenaga tangan dan
kaki.
 Sistem rem dengan daya bantu dimana daya untuk melakukan pengereman datang
dari manual dan dibantu oleh sistem hidraulik, pneumatic, elektrik.
 Sistem rem tenaga, dimana daya pengereman seluruhnya datang dari tenaga
hidraulik, pneumatic, elektrik. Sistem ini sering disebut dengan nama “Power
Break”.
 Sistem rem inersia dimana daya pengereman datang dari daya inersia misalnya
inersia dari komponen mesin yang bergerak.
2) Komponen pengendali atau kontrol
Komponen ini adalah komponen pengendali gaya pengereman agar sesuai dengan
kebutuhan pada masing-masing roda untuk sistem rem lock dan pengendali gaya
rem pada masing-masing roda agar roda dijaga tidak lock untuk sistem rem anti
lock. Load sensing proportional valve (LSPV) adalah salah satu komponen
pengendali untuk sistem rem lock.
3) Komponen transmisi daya
Komponen ini adalah komponen yang meunjang sistem hidrolik, pneumatik,
atau elektrik dalam hal mentransmisikan gaya pengereman.

4) Komponen tambahan
Komponen ini adalah merupakan komponen tambahan pada traktor untuk
disambung dengan sistem pengereman pada trailer yang fungsinya adalah untuk
mengerem trailer.

Suatu sistem rem dengan daya bantu berupa udara tekan dan dengan sistem
kontrol elektronik yang umumnya digunakan pada traktor ditunjukkan pada gambar
9.1.
Gambar 9-1. Sistem rem traktor dengan udara tekan dan katrol elektronik

Untuk menjamin keamanan maka untuk kendaraan komersial berat, peraturan


menetapkan bahwa kendaraan harus dilengkapi sistem rem yang terdiri dari :

1) Sistem rem utama (service brake)


Menurut Ridwan (2009) “Rem kaki, digunakan untuk mengontrol kecepatan dan
menghentikan kendaraan
2) Sistem rem sekunder
Sistem rem ini digunakan jika sistem rem utama tidak dapat bekerja dengan
baik.Komponen dari sistem rem ini sering digabung dengan komponen sistem rem
utama atau sistem rem parkir.
3) Sistem rem parkir
Menurut Ridwan (2008) “Digunakan untuk memarkir kendaraan (agar tidak
berjalan saat di parkir)“
4) Sistem rem pembantu
Sistem rem ini sifatnya hanya sebagai pembantu atau tambahan bagi sistem rem
utama. Ini umumnya diperlukan karena kendaraan komersial yang besar
memerlukan gaya pengereman yang besar. Sistem pengereman tambahan ini dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
A) Sistem pengereman mesin atau dengan gas buang.
Pada pengereman ini gas buang dihambat keluarnya hingga dapat mengerem
mesin skema umum dari sistem pengereman gas buang ditunjukkan pada
gambar 9.2
B) Sistem penghambat bantu
Salah satu sistem penghambat bantu adalah dengan sistem penghambat
hidrodinamik,seperti yang ditunjukan pada gambar 9.3. Sistem ini sifatnya
membantu sistem rem utama, umumnya dipasang antara mesin,transmisi dan
poros penggerak. Rotor dari sistem penghambat mengubah energi mekanis dari
poros pengerak menjadi energi kinetik dari fluida. Kemudian energi kinetik
fluida diubah menjadi energi panas atau energi untuk pengereman stator dari
sistem penghambat. Karena fluida menjadi panas maka perlu ada penukar panas
untuk dapat mendinginkan kembali fluida.

Gambar 9-2. Sistem pengereman gas buang


Gambar 9-3. Sistem penghambat bantu hidrodinamik
slideshare.net

Keterangan gambar 9.3 :

1) Stator sistem penghambat


2) Poros penggerak
3) Flan penyambung
4) Rotor sistem penghambat
5) Penukar kalor

Sistem penghambat bantu yang lain adalah dengan sistem penghambat


elektrodinamik seperti ditunjukkan pada gambar 9.4. Sistem penghambat ini
menggunakan medan magnit sebagai penghambat. Medan magnit dihasilkan oleh coil
medan yang dipasang pada stator. Rotor yang dipasang pada kedua sisi poros pengerak
diberi siripagar perpindahan panas lebih bagus.
Gambar 9-4. Sistem penghambat bantu elektrodinamika
slideshare.net

Keterangan gambar 9.4 :


1) Rotor pada sisi poros belakang
2) Stator dengan coil
3) Braket bentuk bintang
4) Tutup transmisi
5) Flan antara
6) Poros keluar transmisi
7) Celah udara
8) Ring penyetel

Proses pengereman suatu kendaraan disamping dipengaruhi oleh sistem rem itu
sendiri, juga dipengaruhi oleh waktu reaksi dari pengemudi. Secara umum proses
pengereman dapat digambarkan dalam hubungan antara perlambatan dan waktu seperti
ditunjukkan pada gambar 9.5.

Gambar 9-5. Proses umum pengereman kendaraan


slideshare.net
Pengereman Sistem Lock

Menurut Anonim (1997) “Rem di rancang untuk mengurangi kecepatan


(memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta untuk memungkinkan parkir pada
tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting sebagai alat keselamatan dan
menjamin untuk pendara yang aman.”

Sistem rem yang baik adalah sistem rem yang bisa membuat lock semua roda secara
bersama-sama. Setiap kesalahan pada sistem rem akan dapat mengakibatkan roda depan
atau belakang berhenti (lock) duluan. Kedua situasi baik roda depan atau belakang
berhenti duluan akan berbahaya bagi keselamatan kendaraan.

Disini akan dipelajari dua macam gerak kendaraan yaitu : kendaraan dengan gerak
lurus, dan kendaraan dengan gerak belok.

Kendaraan dengan gerak lurus

Gaya luar yang bekerja pada saat pengereman dapat dilihat pada gambar 9.6 Gaya
rem Fb ditimbulkan oleh sistem rem dan berkembang di bidang kontak antara ban dan
jalan.
Gambar 9.6. Gaya-gaya pada kendaraan

Kendaraan dengan gerak belok

Gambar umum yang menunjukkan gaya-gaya luar yang bekerja pada kendaraan
adalah gambar 9.8. Gaya rem Fb adalah bermula dari gaya pengereman dan menimbulkan
gaya gesek pada permukaan ban dan jalan (Fb), gaya ini adalah gaya yang melawan
gerakan awal mobil yang akan mengakibatkan kendaraan berhanti.

Efisiensi dan jarak pengereman

Kinerja pengereman dari suatu kendaraan dapat ditunjukan lebih jauh dengan suatu
besaran yang disebut efisiensi pengereman. Efisiensi pengereman (nb) adalah
didefinisikan sebagai perbandingan antara besar perlambatan maksimum dalam “g” unit
(a/g) yang dapat dicapai sebelum salah satu roda mencapai lock dengan besar
koefisienadhesi jalan (u).
Gambar 9-9. Gaya-gaya pada pengereman

Pengereman pada tractor - semitrailer

Dibandingkan dengan kendaraan dua axle, karakteristik pengereman dari tractror-


semitrailer adalah jauh lebih kompleks. Pada kendaraan dua axle, perpindahan beban
hanya fungsi dari perlambatan, sedangkan untuk tractor semitrailer perpindahan beban
tidak hanya fungsi dari perlambatan,tetapi juga fungsi dari gaya rem pada trailer.

Pada tractor-semitrailer akan terjadi kehilangan kendali jika roda depan tractor yang
lock,dan akan terjadi kehilangan kestabilan jika roda belakang tractor atau rod trailer
yang lock. Jika roda belakang tractor yang lock duluan biasanya akan mengakibatkan apa
yang disebut “jack-knifing” yang membuat kendaraan tidak dapat dikendalikan dan
membahayakan bagi dia sendiri atau kendaraan lain di sekitarnya. Disamping itu jika
roda trailer yang lock duluan akan dapat mengakibatkan trailer berputar atau “swing”.
Kondisi ini sangat membahayakan kendaraan lain di sekitarnya. Untuk dapat lebih
memahami karakteristik pengereman dari sebuah tractor-semitrailer,maka perlu dipelajari
mekanisme dinamis yang terjadi pada sistem pengereman.

Gambar 9-10. Gaya-gaya pada tractor-semitrailer saat pengereman


Sistem Rem Anti Lock (ABS)

Menurut Hari (2010) “Rem anti-lock ini berfungsi untuk mengerem kendaraan
dengan cara tidak langsung mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya).
Menurut Al Farouk (2009) “sistem rem anti terkunci atau anti-lock breaking
sistem (ABS) merupakan sistem pengereman pada mobil agar tidak terjadi
penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak atau keras
Menurut Ariakha bun hasan (2013) “memungkinkan pengemudi untuk
mempertahankan kontrol pengendalian pada saat pengereman mendadak dan
digunakan untuk memperpendek jarak pengereman (dengan memperbolehkan
pengemudi menginjak pedal rem secara penuh tanpa perlu khawatir kendaraan akan
selip dan lepas kendali seperti bila kita melakukan pengereman pada kendaraan non
ABS (Anti-Lock Brake System ).

Gambar 9-13. Elemen dari sistem rem anti lock

ABS untuk kendaraan penumpang

Pada kendaraan penumpang, sistem ABS yang umum dan ideal diterapkan adalah
sistem ABS dengan control loop tertutup yang skemanya ditunjukkan pada gambar 9.13.
Sensor kecepatan memonitor putaran dari roda. Jika roda menunjukkan tanda akan lock,
dimana terjadi peningkatan yang tajam pada perlambatan dari roda, atau terjadi
peningkatan dari slip roda. Jika harga tersebut melebihi nilai kritis yang dipakai sebagai
patokan, maka pengontrol elektronik akan mengirim signal kepada katup selenoid untuk
menutup atau mengurangi tekanan fluida pengereman sampai kondisi kritis untuk lock
dilewati. Kemudian setelah itu tekanan fluida pengereman ditingkatkan kembali untuk
menjamin agar kondisi pengereman atau slip pada roda tidak lebih kecil dari batas yang
diharapkan.

Pada pengontrolan otomatis tersebut akan terjadi siklus terus menerus yang terjadi
dari 3 phase, yaitu : peningkatan tekanan, penurunan tekanan, dan menjaga tekanan fluida
pengereman.

Gambar 9-14. Sistem ABS dengan lop tertutup

Keterangan :

1) Sensor kecepatan roda


2) Modulator tekanan untuk ABS / ASR
3) Unit kontrol ABS / ASR
4) Unit kontrol EMS
5) Katup pengatur

ABS dengan slip saat percepatan

Menurut Agung Purnama (2008) “Sistem ABS/ASR/ETC dan ESP adalah suatu
sistem yang merupakan pengembangan dari sistem rem pada kendaraan dimana dengan
pemasangan sensor putaran roda maka dapat diketahui apakah roda dalam keadaan slip
akibat perlambatan,percepatan,oversteering dan understeering, kelengkapan lain dipasang
juga unit aktuator serta electronic control unit (ECU),sehingga sensor dapat memberikan
sinyal ke ECU untuk diolah sedemikian rupa dan menghasilkan sinyal output ke actuator
guna mengkondisikan roda tidak terjadi slip”.

Seperti pada kondisi lock, pada saat roda spin, gaya traksi atau gaya gesekan yang
terjadi adalah terbatas. Kondisi roda yang spin membuat kendaraan menjadi sulit
dipercepat. Pada saat jalan licin atau basah dimana koefisien adhesi ban dan jalan sangat
kecil maka roda penggerak kendaraan sering spin pada saat dipercepat hingga kendaraan
sulit dipercepat. Pada jalan licin atau pada kondisi dimana terjadi gaya traksi atau gaya
dorong pada masing-masing roda penggerak berbeda dimana satu spin dan satu roda
tidak, hal ini mengakibatkan terjadinya momen yaw pada saat kendaraan dipercepat.
Momen yaw yang terjadi pada saat percepatan tersebut dapat mengganggu kestabilan
kendaraan.

Untuk menghindari terjadinya slip saat kendaraan melakukan percepatan serta untuk
menjamin terjadinya gaya dorong yang maksimum pada semua roda penggerak maka
sistem rem anti lock (ABS) sering dikembangkan atau digabung dengan sistem ASR
(Acceleration Slip Regulation). Sistem ASR memakai komponen yang banyak sama
dengan sistem ABS sehingga sering dikatakan bahwa ASR hanya merupakan
perkembangan dari ABS. ABS berfungsi untuk mengatur slip pada saat kendaraan direm
dan berlaku untuk semua roda, sedangkan ASR berfungsi untuk mengatur slip dari roda
penggerak pada saat kendaraan melakukan percepatan.
Gambar 9-18. Sistem ABS / ASR 21 untuk kendaraan penumpang

Keterangan :
1) Sensor kecepatan roda
2) Modulator tekanan untuk ABS / ASR
3) Unit kontrol ABS / ASR
4) Unit kontrol EMS
5) Throttle

Sistem semi ABS

Sistem ini jauh lebih sederhana dari sistem ABS. Sistem semi ABS ini salah satunya
adalah memakai elemen elastis pada sistem rem untuk mengakibatkan tekanan rem yang
berfluktuasi sesuai dengan kebutuhan agar roda tidak lock dan masih dalam kondisi stabil
slip. Gambar diagram ABS ditunjukkan pada gambar 9.19 dan gambar 9.20.

Gambar 9.19. Diagram wiring ABS (scienceabc.com)


Gambar 9.20. Diagram wiring ABS (aermech.com)

Soal soal latihan

1) Uraikan apa yang dimaksudkan rem kendaraan dengan sistem lock dan sistem antilock.

2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan efisiensi pengereman.


3) Uraikan kekurangan dan keunggulan dari rem kendaraan dengan sistem antilock.

4) Jelaskan komponen utama dari sistem rem antilock (ABS).

5) Uraikan apa yang dimaksud dengan ASR.

Jawaban

1) - Sistem pengereman jenis lock

Yaitu sistem rem yang menghentikan kendaraan dilakukan dengan cara membuat roda
berhenti berputar (lock). Gaya gesek antara ban yang terkunci dengan jalan
dimanfaatkan untuk mengurangi kecepatan dari kendaran.

- Sistem pengereman jenis antilock (anti lock breaking system = ABS )

Yaitu sistem rem yang unutuk menghentikan kendaraan dilakukan dengan cara
mempertahankan roda tidak lock atau dalam keadaan slip tertentu dimana koefisien
adhesi antara jalan dan ban adalah paling besar sehingga jarak berhenti kendaraan
semakin pendek dan kendaraan tetap stabil waktu di rem pada belokkan.

2) Efisiensi pengereman
perbandingan antara besar perlambatan maksimum dalam “g” unit (a/g) yang dapat
dicapai sebelum salah satu roda mencapai lock dengan besar koefisien adhesi jalan.

3) Kekurangan dari rem sistem antilock


- Tidak dapat melakukan pengereman dari jarak dekat.
- Kurang optimal pada saat kondisi jalan tidak rata.
- Kurang optimal pada saat sensor ABS terkena air atau basah

Kelebihan dari rem sistem antilock


- Dapat melakukan pengereman lebih aman
- Kendaraan akan lebih stabil saat pedal rem ditekan penuh

4) 1. Sensor Kecepatan

Sensor ini berfungsi untuk membaca kecepatan putaran roda, terdapat di setiap roda
atapun di diferensial (tergantung dari pabrik).

2. Katup Pengereman
Di setiap jalur minyak rem terdapat katup, dan katup ini dikendalikan oleh
komputer / kontroler ABS. Secara umum, katup rem memiliki tiga posisi yang
berbeda.

 Katup Posisi Satu: Dalam posisi ini, katup dalam posisi terbuka penuh, sehingga
tekanan minyak rem secara penuh, langsung diteruskan ke rem.
 Katup Posisi Dua: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi tekanan minyak
rem, sehingga tekanan tidak akan diteruskan ke rem walaupun pengemudi
menekan rem.
 Katup Posisi Tiga: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi sebagian dari
tekanan minyak rem, sehingga tekanan hanya setengah yang diteruskan ke rem,
walaupun pengemudi menekan rem secara penuh.

3. Pompa

Fungsi dari pompa ini adalah mengembalikan tekanan pada jalur pengereman
yang dilepaskan oleh katup ke rem.

4. Kontroler / Komputer

Fungsi dari alat ini adalah otak yang mengendalikan katup dan mengolah data dari
sensor kecepatan.

5) ASR
Berfungsi untuk mengatur slip dari roda penggerak pada saat kendaraan melakukan
percepatan.

Kesimpulan :
Kita dapat mempelajari sistem-sistem kendaraan,dan dapat mengenali sistem pengereman
jenis lock dan antilock (ABS)
DAFTAR RUJUKAN

Al Farouk, M.P.2009. Rem ABS Anti Breaking Sistem, (Online),


(http://panjimitiqo.wordpress.com/2010/05/22/rem-abs-anti-lock-breaking-
sistem/), diakses 23 Oktober 2018.

Ridwan. 2008. Sistem Rem, (Online), (www.otomotif.web.id/sistem-rem-a42.html), diakses


23 Oktober 2018.

Hari, G.O. 2010 (Online), (http://www.scribd.com/doc/46379417/Materi-Sistem-Rem) ,


diakses 23 Oktober 2018.

Ryan Bagas Wicaksono, Ranto, Yuyun Estrianto.2000 (Online),


(http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/handle/), diakses 30 Oktober 2018.

K.M Jossy. 2011. Brake and Dynamometer. SSAS institute of technology. (Online),
(http://joshikandarp.webs.com/documents/b%20d.pdf), diakses 30
Oktober 2018.

Rohidinthea. 2014. Sistem rem (brake system). (Online),


(http://www.viarohidinthea.com/2014/10/sistem-rem-brake-system.html),
diakses tanggal 30 Oktober 2018

Hasan,Ariakhabun. 2013. Makalah-abs-antolock-breaking-system. (Online),


https://ariakhabunhasan354.wordpress.com/2013/10/07/makalah-abs-antolock-
breaking-system

Purnama,Agung. 2008. ABS , ASR & ESP. (Online),


https://www.scribd.com/document/353872578/ABS-ASR-ESP

Anonim. 1997. New Step 1 Training. Jakarta : P.T. Toyota Astra. (Online)

Ridwan., 2009, Sistem Pengereman, Diakses 10 November 2011 jam 19:45


dari (http:/www.otomotif.web.id/system-rem-a42.html).

Anda mungkin juga menyukai