Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk
suatu totalitas. Kelistrikan dapat diartikan sebagai gejala alam yang timbul dari polaritas dua
garis elementer, yakni proton yang bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem kelistrikan mobil adalah rangkaian energi listrik yang
disusun untuk menjalankan sebuah fungsi tertentu pada sebuah kendaraan.
Fungsi sistem pengamanan pada kendaraan adalah melindungi kabel, konektor, sakelar,
dan komponen sistem kelistrikan lainnya yang sering mengalami kerusakan pada komponen
akibat hubungan singkat. Komponen ini dipasang dengan menyisipkan pada rangkaian
sistem kelistrikan seperti fusible link, fuse, dan circuit breaker. Berikut contoh gambar sistem
kelistrikan mobil.
a. Membangkitkan bunga api yang dapat membakar campuran bahan bakar dalam
silinder, seperti sistem pengapian.
b. Membantu menghidupkan mesin pada awal (start) dengan putaran tertentu, seperti
sistem starter.
c. Menghasilkan tenaga listrik dan mempertahankan sumber arus (baterai) tetap
terisi, seperti sistem pengisian.
d. Dapat meningkatkan kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara, seperti
sistem AC, sistem ABS, sistem kelistrikan bodi, sistem airbag, dan penghapus kaca
(wiper).
Gambar 1.8. Sistem Kelistrikan audio Gambar 1.9. Sistem Global Position Sensor
Sumber: Blacxperiencecom Sumber: Apritos.com
Gambar 1.15. Rangkaian DRL dengan pengontrolan oleh relai utama DRL
a. Baterai
Baterai adalah alat untuk menghimpun membangkitkan tenaga listrik. Selain itu, baterai
juga dapat diartikan sebagai alat elektrokimia yang dibuat untuk menyuplai listrik
yang mengarah pada sistem starter mesin, sistem pengapian, sistem peneranga, dan
komponen kelistrikan lainnya.
KONSTRUKSI BATERAI
1) Elemen Baterai
Elemen Baterai terdiri dari plat positif yang terbuat dari timbaldioksida (PbO2) dan
plat negatif yang terbuat dari Timbal (Pb). Plat positif dan plat negatif dihubungkan
oleh plate strap yang dipasangkan secara selang-seling yang dibatasi oleh separator
dan fiberglas. Berikut adalah contoh gambar kontruksi baterai.
Contoh:
Baterai terisi penuh dikosongkan (discharge) terus-menerus dengan arus 5,6 A dan
mencapai tegangan akhir 10,5 V setelah 5 jam. Hal tersebut menghasilkan baterai
memiliki kapasitas sebesar 28 Ah (5,6 A x 5 jam).
2) High Discharge Capacity
High Discharge Capacity muncul saat terjadi beban tinggi (saat engine start). High
Discharge Capacity dapat diukur dengan memperhatikan jangka waktu baterai.
Baterai dapat memberikan arus untuk start engine dengan waktu yang lama. Selain
itu, pada temperatur yang rendah atau kondisi dingin akan menunjukan semakin
besar kapasitasnya.
Pemeriksaan Baterai
Berikut ini komponen-komponen baterai yang perlu diperhatikan:
,
Gambar 1.27. Lebar dan Tinggi Baterai
c) Panjang Baterai
Angka 23 menunjukan panjang baterai dalam satuan (sentimeter)
Contoh
Diketahui:
Kapasitas baterai : 60 Ah
Berat jenis baterai hasil ukur pada Oo C : 1,18
Ditanya: Berapa Ampere pengisian Cepat?
Dijawab :
A. Berat jenis elektrolit baterai pada suhu 20 OC adalah:
S20oC = St + 0,0007 x (t – 20)
S20 = Berat jenis pada suhu 20 OC
St = Nilai Pengukuran dari berat jenis
t = Temperatur elektrolit saat pengukuran dilakukan
B. Kondisi Pengeluaran
Untuk berat jenis baterai hasil ukur pada Oo C : 1,18 setelah dikonversikan
pada suhu 20oC berat jenisnya adalah :
S20oC = 1,18 + 0,0007 x (0 – 20)
= 1,18 - 0,014
= 1,16
Sehingga kondisi pengeluaranya sebesar 50 % x Kapasitas baterai = 50 % x
60 Ah = 30 Ah.
C. Lamanya Pengisian
b. Fusible Link
Secara umum fusible link hampir sama dengan fuse, yaitu sebagai pengaman rangkaian
kelistrikan jika arus yang mengalir lebih besar dari kapasitasnya saat terjadi hubungan
singkat. Fusible link memiliki kapasitas arus lebih besar dari fuse. Fusible link terpasang
pada terminal positif baterai sebelum menuju box sekering dan alternator. Terdapat
dua jenis, yaitu tipe link dan tipe catridge.
c. Fuse
Fuse sebagai alat pengaman rangkaian dari arus berlebihan akibat hubungan pendek,
maupun beban berlebihan pada jaringan kelistrikan. Fuse bekerja sebagai pemutus arus
pada rangkaian kelistrikan. Apabila arus yang mengalir lebih besar dari kapasitasnya atau
terjadi hubungan pendek, maka kawat fuse tersebut akan panas, mencair dan terputus.
Hal tersebut menimbulkan pencegah kerusakan pada komponen lainnya. Suatu sekering
(fuse) dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tipe catridge (tabung) dan tipe blade.
Sebuah rangkaian lampu kepala terpasang lampu jenis halogen dengan daya sebesar
12V60/55w. Berapa besar sekering yang dibutuhkan untuk merangkai lampu jauh ?
Diketahui :
P : 60 watt
V : 12 Volt
Ditanya : Besar sekering yang diperlukan (I)
Dijawab :
I= = 10 A
Sedangkan pengisian pada kendaraan tegangannya 13,8 – 14,8 V jadi besar sekering yang digunakan
I= = 8,5 A
Karena lampu kepala yang dipasang ada 2 buah maka kapasitas sekering yang
diperlukan = 2 x 8,5 A = 17 A. Pemilihan sekering tidak boleh lebih kecil atau teralu
besar dari kapasitas. Jadi sekering yang diperlukan adalah 20 A.
Pemeriksaan dan pemasangan sekring/fuse:
Pemeriksaan fulse dapat dilakukan secara visual, dengan melihat terputus atau
tidaknya kawat sekering. Selain itu, dapat menggunakan multitaster dengan diatur
posisi ohm. Jika terdapat kontinuitas (jarum bergerak), maka sekering dalam kondisi
aman. Namun, jika tidak terdapat kontinuitas (jarum bergerak), maka akan terputs dan
harus diganti.
Sebelum memasang sekring periksa beberapa hal yang penting, seperti terminal
dari karat dan keberadaan jamur. Selain itu, dorong masuk sekring penuh kedalam,
supaya duduk sempurna. Ganti sekring dengan melihat rating ampere atau spesifikasi
pabrik yang terdapat pada tutup box sekering!
Cara kerja:
1) Saat kunci kontak pada posisi ACC maka terminal yang terhubung adalah AM dan
ACC, sehingga arus dari sumber arus mengalir ke komponen kelistrikan tambahan.
Hal tersebut dapat menghidupkan audio video dan tape player.
2) Saat kunci kontak pada posisi ON/IG, maka terminal AM-ACC-dan IG akan terhubung.
Hal itu menyebabkan selain arus tersebut mengalir ke komponen kelistrikan
tambahan, arus tersebut juga dialirkan sistem pengapian, turn signal (tanda belok),
pengisian, wiper, dan lain-lain.
3) Saat kunci kontak pada posisi ST, maka terminal AM-IG dan ST akan terhubung.
Selain itu, arus mengalir dari sumber arus ke sistem pengapian dan sistem starter.
h. Konektor
Konektor berfungsi untuk menghubungkan komponen satu dengan komponen yang
lainya pada sistem kelistrikan kendaraan.