Anda di halaman 1dari 26

Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ...............................................

(Dieno Try Nugraha)

ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KENDARAAN


AGYA (ANALYSIS OF REAR BRAKE SYSTEM ON AGYA)
(Studi Kasus Pada Kendaraan Tipe Agya 1.2 TRD S Tahun 2019)

Dieno Try Nugraha


Jurusan D3 Teknik Mesin DPTM FPTK UPI
Jl. Dr. Setiabudi 207 Bandung 40154
trynugrahadieno@upi.edu
Penulis Penanggung Jawab Sriyono, S.Pd.,M.Pd.

ABSTRAK
Sistem pengereman pada kendaraan merupakan bagian yang penting sekali dari
beberapa sistem yang ada pada kendaraan, pemeliharaan rem yang baik sangat
penting karena menyangkut faktor keselamatan pengendara ataupun
penumpangnya. Rem yang diperlukan pada mobil ialah yang dapat bekerja dengan
baik dan dapat menjamin keselamatan, mempunyai daya pengereman yang cukup
dan selain itu rem harus mudah disetel dan diperiksa, silinder master merupakan
bagian utama pada sistem rem dan berfungsi untuk menimbulkan tekanan hidrolik,
master silinder tunggal terdiri atas silinder dimana terdapat piston untuk
menimbulkan tekanan hidrolik dan dilengkapi dengan tangki, pada bagian depan
dan belakang piston dilengkapi dengan karet yang berbentuk cawan dan pada
bagian ujung saluran keluar master silinder terdapat sebuah katup pengeluaran
yang dijamin oleh pegas pembalik. Semakin tinggi kemampuan kendaraan melaju
maka semakin tinggi pula tuntutan kemampuan sistem rem yang lebih handal dan
optimal untuk menghentikan atau memperlambat laju kendaraan. Kemudian jenis
kendaraan dalam penelitian ini adalah jenis mobil Toyota Agya 1,2 TRD S Tahun
2019. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui atau
menidentifikasi sistem rem belakang pada Agya 1.2 TRD., kemudaian
menganalisis perhitungan gaya tekanan pada sistem rem dan mengetahui cara
recondition sistem agar sistem pengereman terawatt dengan baik.
Kata kunci: Sistem Rem, Tromol

ABSTRACT
The brake system is a very important part of the car from several systems in the
vehicle, maintenance of good brakes is very important because it involves the
safety factor of the driver or passenger. The brakes required in a car are those that
can work properly and can guarantee safety, have sufficient braking power and
besides that the brakes must be easily adjusted and checked, a single master
cylinder consists of above the cylinder where there is a piston to generate
hydraulic pressure and is equipped with a tank, at the front and rear of the piston
is equipped with cup-shaped rubber and at the end of the outlet of the master
cylinder there is a discharge valve secured by a reversing spring. The higher the
vehicle's ability to drive, the higher the demand for a more reliable and optimal
brake system capability to stop or slow down the vehicle. Then the type of vehicle
in this study is the Agya 1.2 TRD S type car in 2019. The objective to be achieved
in this study is to determine or identify the rear brake system on Agya then
determine the damage and its causes, and the thickness of wear from the test
results of brake pads and know the level of quality.

1
Keywords: drum brake, brake system

2
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

PENDAHULUAN
Memasuki era global yang serba praktis, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini sangatlah pesat. Perkembangan ini berdampak juga pada
perkembangan teknologi otomotif. Inovasi di bidang transportasi saat ini semakin
memanjakan pemakai, dan piha-pihak industri dituntut untuk menemukan terobosan-
terobosan terbaru agar produk yang dihasilkan tidak ketinggalan zaman, kemudian
memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut agar menjadi lebih mudah, aman dan nyaman.
Kepuasan konsumen akan tercapai dari segi artistik kendaraan baik eksterior maupun
interior yang bagus dan beberapa peralatan tambahan yang memudahkan pengendara
ataupun penumpang.
Selain itu juga, kendaraan harus memiliki performa yang tinggi juga ramah
lingkungan, serta perangkat keamanan dan kenyamanan lengkap yang berfungsi
optimal. Suatu kendaraan dapat dikatakan baik apabila dapat memberikan rasa aman
dan nyaman bagi pengendara maupun penumpang. Semua jenis kendaraan baik roda
dua ataupun roda empat harus dilengkapi dengan berbagai sistem, salah satu dari sistem
itu adalah sistem pengereman, sistem ini ada tidak lain berfungsi untuk mengurangi dan
menghentikan kecepatan kendaraan, atau memungkinkan untuk parkir pada tempat
yang mendaki atau menurun. Sistem rem ini sangat penting guna menjamin keamanan
dan keselamatan pengendara dalam berkendaraan, oleh karena itu sangatlah penting
adanya pemeliharaan atau perbaikan serta penggantian komponen sesuai dengan standar
yang digunakan.
Masalah atau gangguan yang sering terjadi pada sistem pengereman diantaranya
pedal rem rendah, timbulnya bunyi dan rem terkadang tidak bekerja maksimal
disebabkan adanya kerusakan pada sistem atau memungkinkan komponen rem tidak
terawat dengan baik. Dengan adanya penjelasan diatas, penulis akan menjelaskan
sebuah analisis sistem pengereman pada sebuah kendaraan. Pada tulisan ini penulis
lebih rinci menjelaskan sistem pengereman pada roda bagian belakang untuk kendaraan
roda empat.
Berdasarkan permasalahan tersebut sebagai pendahuluan pada jurnal tugas akhir
ini, penulis tertarik untuk menjadikan sistem rem belakang sebagai bahan analisa. Maka
dari itu penulis mengambil judul Analisis Sistem Rem Belakang pada Kendaraan Agya
1.2 TRD Tahun 2019.

3
LANDASAN TEORI
Sistem rem adalah suatu sistem pada bagian yang bergerak untuk memperlambat
dan menghentikan laju kendaraan. Secara umum dapat digambarkan prinsip kerjanya
dengan cara bagian kanvas rem menekan bagian kendaraan yang bergerak kemudian
terjadi gesekan, sehingga roda kendaraan mengalami perlambatan bahkan berhenti.
Gesekan dapat menimbukan panas. Sistem rem tromol lebih banyak digunakan pada
kendaraan roda empat maupun roda dua, karena mekanisme rem ini menggunakan
sistem hidrolik dalam pengeremanya, dimana mempunyai hasil pengereman yang lebih
merata pada setiap roda. Dalam sistem hidrolik ini menggunakan minyak rem sebagai
penggerak, dimana kerjanya berdasarkan hukum Pascal.

Gambar 1. Konstruksi rem dalam kendaraan.


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

A. Sistem Rem
Adanya sistem rem pada kendaraan adalah untuk menuruti kemauan pengemudi
dalam mengurangi kecepatan, berhenti ataupun memarkir kendaraan pada jalan mendaki
atau menurun, dengan kata lain melakukan kontrol terhadap kecepatan kendaraan untuk
menghindari kecelakaan dan merupakan alat pengaman yang yang berguna untuk
menghentikan kendaraan secara berkala. Oleh karena itu baik atau tidaknya kemampuan
rem secara langsung menjadi persoalan yang sangat penting bagi pengemudi di waktu
mengendarai kendaraan. Jadi fungsi rem harus dapat mengatasi kecepatan kendaraan
yang meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diatas maka rem dipasangkan
pada keempat rodanya. Adapun rem yang digunakan untuk kendaraan harus memenuhi
syarat syarat umum sebagai berikut :

4
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

 Dapat bekerja dengan baik dan cepat.


 Bila muatan pada roda-roda sama besar, maka gaya pengeremannya harus sama
besar pula, bila tidak harus sebanding dengan muatan yang diterima oleh roda-
roda tersebut.
 Dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup.
 Rem harus mudah diperiksa dan disetel.

B. Rem Tromol
Rem tromol adalah sistem pengereman pada kendaraan yang menggunakan
metode gesekan antara kanvas dengan sebuah komponen berbentuk mangkuk
(tromol) itu sendiri. Arah gerakan rem tromol itu saling menjauhi, artinya saat pedal
rem ditekan maka dua buah kanvas rem akan bergerak kearah luar (saling menjauhi).
Gerakan tersebut akan membuat kanvas rem menekan permukaan dalam tromol rem,
sehingga terjadilah gesekan yang akan menghentikan putaran tromol dan roda.
Pada tipe rem tromol kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem
yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersamaan
dengan putaran roda. Karena self energizing effect ditimbulkan oleh tenaga putar
tromol dan tenaga mengembangkan sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar
diakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil.

Gambar 2. Rem Tromol


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

C. Prinsip Kerja Sistem Rem

5
Gambar 3. Rem tromol
(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

Prinsip kerja rem adalah mengubah energi gerak menjadi energi panas.
Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan
melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya
gesekan yang ditimbulkan antara dua objek / benda. Digambarkan kendaraan akan
tetap berjalan walaupun engine telah dimatikan, hal ini disebabkan adanya tenaga
dinamik yang terkandung pada mobil itu sendiri. Dalam hal ini tenaga dinamik akan
diubah menjadi energi lain yang dapat menghentikan gerak kendaraan. Engine ialah
suatu bagian yang merubah tenaga panas menjadi tenaga dinamik, tetapi rem adalah
suatu bagian yang membuat suatu perubahan tenaga dinamik menjadi tenaga/energi
panas. Bekerjanya rem dengan jalan menekan sepatu rem terhadap tromol. Sepatu
rem tidak berputar dan tromol berputar bersamaan dengan roda, sehingga akan
menimbulkan gesekan. Tenaga dinamik kendaraan kemudian akan diatasi oleh
gesekan dan diubah menjadi tenaga panas yang menyebabkan kendaraan berhenti.
Panas yang dihasilkan akan otomatis dihilangkan oleh udara.
Seperti yang dijelaskan diatas, rem tromol bekerja dengan prinsip gesekan.
Gesekan ini akan mengubah energi putar pada tromol rem menjadi energi panas.
Sehingga putaran roda akan berhenti dan temperature sekitar rem akan meningkat.
Arah gerakan rem tromol itu saling menjauhi, artinya saat rem ditekan maka dua
buah kampas rem akan bergerak ke arah luar (saling menjauhi). Gerakan tersebut
akan membuat kampas rem menekan permukaan dalam tromol rem. Sehingga
terjadilah gesekan yang akan menghentikan putaran tromol dan roda.

6
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

D. Tipe-tipe Rem Tromol

1. Tipe anchor pin

Gambar 4. Tromol Tipe Anchor Pin


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota, hlm.4-18)

Rem tromol tipe anchor pin seperti gambar diatas, dimana sepatu yang
sebelah kiri disebut dengan sepatu primer dan sebelah kanan disebut sepatu
sekunder. Pada bagian bawah sepatu primer dan sekunder dijamin oleh pin-pin
dan bagian atas keduanya bersentuhan dengan silinder roda, untuk
memungkinkan sepatu-sepatu tersebut membentang keluar searah dengan tanda
panah.

Cara kerjanya :
1) Sepatu yang sebelah kiri (sepatu primer) akan terseret dengan putaran tromol
sehingga menimbulkan dan menambah gaya gesekan. Penyeretan sepatu yang
menambah gaya gesekan tersebut dengan self energizing effect dan sepatu
yang menerima effect disebut : sepatu leading (leading shoe).
2) Sepatu yang sebelah kanan (sepatu sekunder) akan bekerja sebagai gaya balik
sehingga akan mengurangi gaya dorong pada sepatu rem. Pada sepatu
sekunder yang tidak menerima effect ini disebut dengan : sepatu trailing
(trailing shoe).

7
2. Tipe leading trailing

Gambar 5. Tromol Tipe Leading Trailing.


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota, hlm.4-19)

Rem untuk tipe ini dimana sepatu primer dan sekunder bagian atasnya
dijamin dengan sebuah silinder roda yang mempunyai dua buah piston, dan
bagian bawahnya dijamin dengan sebuah pin, sehingga dengan demikian tipe ini
mempunyai cara kerja yang sama d engan tipe anchor pin. Tenaga
pengambangan sepatu leading bertambah dengan adanya self energizing effect,
oleh karena itu pada saat tromol berputar sepatu trailing cenderung menahan
putaran tromol. Pada kejadian ini, sepatu leading membuat pengereman yang
baik tetapi pada sepatu trailing berkurang. Oleh karena itu kanvas rem (lining)
pada sepatu leading akan lebih cepat aus dibandingkan dengan sepatu trailing.
Karena hal diatas, maka gaya yang bekerja pada sepatu primer lebih besar
daripada gaya yang dilakukan oleh silinder roda dan menambah gaya
pengereman dengan tiba-tiba. Pada sisi yang lain hanya gaya yang lebih kecil
daripada gaya yang bekerja pada silinder roda, yang mana bekerja pada silinder
roda di sepatu sekunder. Atas kejadian ini maka tipe leading trailing
dipasangkan pada roda bagian belakang.

8
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

3. Model Two Leading

Gambar 6. Tromol Tipe Two Leading


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota, hlm.4-20)

Konstruksi rem tipe ini adalah : pada bagian atas sepatu primer dan
sekunder dipasangkan sebuah silinder roda dengan penyetel sepatu rem,
demikian juga halnya pada bagian bawah sepatu primer dan sekunder. Effect
pengereman yang diperbolehkan pada saat kendaraan berjalan (menurut anak
panah) kedua sepatu menjadi leading bila tromol tetap berputar dalam arah yang
sama dan sebaliknya bila tromol berputar berlawanan arah maka kedua sepatu
rem menjadi trailing dan ini akan mengurangi tenaga pengereman. Oleh karena
itu, selama kecepatan maju gaya pengereman yang kuat akan tetap dihasilkan,
tetapi sebaliknya Selama mobil berjalan mundur akan mempunyai kerugian
dimana gaya pengereman berkurang secara berlebihan, dan rem tipe ini
dipasangkan pada roda-roda bagian depan.

4. Tipe Dual Two Leading

9
Gambar 7. Tromol Tipe Two Leading.
(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota, hlm.4-20)

Rem tromol tipe ini dilengkapi dengan dua buah silinder roda yang
dipasangkan pada bagian atas dan bawah sepatu primer dan sekunder. Pada tipe
ini juga dilengkapi dengan penyetel sepatu rem. Effect pengereman yang
diperoleh untuk maju maupun mundur adalah sama yaitu kedua sepatu menjadi
leading. Gaya pengereman yang dibutuhkan untuk roda belakang pada
kendaraan harus sebanding dengan muatan yang diterima oleh roda-roda
belakang. Rem tromol tipe ini biasanya dipasangkan pada roda belakang
kendaraan komersil.

5. Model Uni Servo

Gambar 8. Tromol Tipe Uni Servo


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota, hlm.4-21)

10
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

Rem tipe ini dilengkapi dengan satu silinder roda (juga dengan satu piston)
pada bagian atas sepatu primer dan sekunder, sedangkan bagian bawah dijamin
dengan penyetel sepatu rem tipe mengambang (floating). Bila pedal rem ditekan,
tekanan fluida akan menggerakkan piston silinder roda dan piston akan
mendorong sepatu rem searah dengan putaran tromol. Tenaga gesekan yang
ditimbulkan antara tromol dan sepatu akan dipindahkan langsung melalui
penyetel sepatu rem, kemudian diteruskan ke sepatu sekunder. Gerakan dari
sepatu trailing dijaga dengan silinder roda, sehingga self energizing effect yang
ditimbulkan besar, akibatnya tenaga pengereman menjadi besar. Tetapi bila
putaran tromol berlawanan arah, kedua sepatu akan menjadi trailing dan tenaga
pengereman yang ditimbulkan akan menjadi jelek. Rem tipe ini dipasangkan
umumnya juga pada roda belakang.

6. Tipe duo servo

Gambar 9. Tromol Tipe Duo Servo.


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota, hlm.4-22)

Rem tipe ini adalah kesempurnaan dari rem mobil tipe uni servo. Pada tipe
ini dilengkapi dengan sebuah silinder roda dengan dua buah piston untuk
mendorong kedua ujung sepatu primer dan sekunder bagian atas, sedangkan
pada bagian bawahnya ditahan oleh penyetel sepatu rem seperti pada rem tipe
uni servo. Rem tipe ini menghasilkan effect self energizing yang besar, dimana
tekanan yang diberikan oleh silinder roda diterima dan dibalansir oleh penyetel
sepatu rem, sehingga distribusi tekanan sepatu rem terhadap tromol merata dan
sepatu rem tetap berfungsi sebagai leading, meskipun arah kendaraan berjalan

11
maju ataupun mundur. Rem tipr ini dipasangkan pada roda-roda bagian belakang
untuk kendaraan penumpang atau semi komersil, dengan alasan gaya
pengereman yang diterima oleh roda-roda belakang harus sama dengan muatan
yang diterima oleh roda belakang. Sedangkan luas permukaan sepatu primer
dibuat lebih kecil daripada sepatu sekunder karena self energizing yang
diperoleh akan dipindahkan ke sepatu sekunder, sehingga pembagian tekanan
pada sepatu sekunder akan lebih besar.

E. Komponen Utama Rem Tromol


1. Backing Plate
Backing Plate dibuat dari baja press yang dibaut pake axle housing atau
axle carrier bagian belakang. Karena sepetu rem terkait pada backing plate
maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.

Gambar 10. Backing Plate.


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

2. Silinder Roda
Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti
terlihat pada gambar sebelah kanan setiap roda menggunakan satu atau dua
buah silinder roda. Ada sistem yang menggunakan dua piston untuk
menggerakkan kedua sepatu rem yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder
roda, sedangkan sistem yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk
menggerakkan satusepatu rem bila timbul tekanan hidrolis pada master
silinder maka akan menggerakkan piston cup. Piston akan menekan kearah
sepatu rem kemudian bersama sama menekan tromol rem. Apabila rem tidak
bekerja, maka piston akan kembali ke posisi semula dengan adanya kekuatan
pegas pembalik sepatu rem. Bleeder plug disediakan pada silinder roda
gunanya untuk membuang udara dari minyak rem.

12
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

Gambar 11. Tipe Silinder Roda


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

3. Sepatu Rem dan Kanvas Rem


Sepatu rem (brake shoes) seperti juga tromol (drum) memiliki bentuk
setengah lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari plat baja. Kanvas
dipasang dengan sepatu rem atau dilem pada permukaan yang menyatu
dengan sepatu rem. Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus serta
harus mempumyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien tersebut sedapat
mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh turun naiknya temperatur dan
kelembapan yang silih berganti. Umumnya kanvas terbuat dari campuran
fiber metallic dengan brass, lead, plastic dan sebagainya kemudian diproses
dengan ketinggian panas tertentu.

Gambar 12. Sepatu Rem dan Kanvas Rem


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

4. Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang (graycast
iron) dan penampangnya seperti terlihar pada gambar dibawah ini. Tromol
rem ini letaknya sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan
berputar bersama roda. Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam
tromol. Bila rem bekerja, maka gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu
setinggi 200℃ sampai 300℃.

13
Gambar 13. Tromol rem
(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

F. Cara Kerja Sistem Rem Tromol

Ggambar 14. Mekanisme Rem Tromol.


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

Pada Saat kita menginjak pedal pedal rem, maka pedal rem akan menekan push
rod pada master silinder sehingga menekan piston master silinder, setelah piston
tertekan akan menyebabkan piston bergerak maju yang berdampak pada
mengecilnya volume didepan piston. Karena Volume didepan piston beisikan
cairan minyak rem (Brake Fluid), terjadi pengecilan volume didepan piston
menyebabkan fluida terdorong keluar melalui outlet valve menuju outlet house
pada master rem. Sesuai hukum pascal bahwasannya tekanan zat cair tersebut akan
diteruskan kesegala arah dengan besar tekanan yang sama besar. Melalui selang

14
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

hidraulis atau saluran minyak system rem, tekanan fluida disalurkan ke dalam
Wheel Cylinder (Silinder Roda).
Selanjutnya didalam Silinder roda tekanan fluida tadi yang telah disalurkan
oleh saluran minyak rem, akan diubah menjadi energi mekanis oleh piston pada
Wheel cylinder (Silinder Roda). Setelah itu Piston pada silinder roda (wheel
Cylinder) akan bergerak keluar untuk menekan brake shoe atau kanvas rem yang
menyebabkan brake shoe mengembang dan timbul gaya penekanan antara brake
shoe dan tromol rem (drum brake). Yang kemudian menyebabkan gesekan dan
panas sehingga putaran tromol rem (Drum Brake) tersebut secara berlahan
mengurangi laju kendaraan dan akhirnya berhenti.
Pada Saat penekanan pedal rem dilepas oleh pengemudi (kita), pegas yang
berada di sekitar pedal rem akan menarik pedal rem ke posisi semula.
Piston didalam master silinder pun tertarik kembali keposisi semula oleh pegas
pengembali pada master silinder atau master rem sehingga volume di depan piston
pada master rem membesar.
Setelah itu akan timbul kevakuman yang mengakibatkan fluida akan tersedot
ke dalam volume didepan piston pada master silinder dan sebagian akan kembali ke
reservoir tank pada saat ini ju ga pegas pengembali brake shoe akan menarik
kanvas rem kembali ke posisi semula sehingga tidak bergesekan dengan tromol rem
yang kemudian gaya pengereman antara brake shoe dan tromol rem (drum brake)
akan terlepas, yang menyebabkan tromol rem terbebas dan dapat berputar seperti
semula sehingga tidak terjadi proses pengereman

METODE
Metode analisis yang dilakukan penulis dalam menyusun artikel ini yaitu dengan
cara meninjau dari berbagai referensi dan sumber literatur yang menunjang untuk
mendapatkan data tertulis sebagai landasan teori kemudian konsep untuk permasalahan,
dan penulis sempat melakukan pengamatan dan perawatan secara langsung terhadap
sistem rem tromol ketika penulis melaksanakan praktik kerja di PT. Akebono Brake
Astra Indonesia, di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

HASIL DANPEMBAHASAN
A. Analisis Sistem Rem Belakang (rear brake system)

15
Dalam pembahasan ini penulis menganalisis dan menjelaskan sistem rem
belakang pada kendaraan Toyota Agya tipe 1.2 TRD tahun 2019. Untuk spesifikasi
umum pada mobil Toyota Agya tipe 1.2 TRD Tahun 2019 ini merupakan
kendaraan model hatchback yang memiliki dimensi sedikit lebih luas dibandingkan
dengan model kendaraan city car. Kemudian untuk sistem rem yang digunakan
pada kendaraan Toyota Agya tipe 1.2 TRD tahun 2019 ini yaitu menggunakan jenis
rem tromol (drum brake) pada roda belakang dan ventilated disc (disc brake) pada
roda depannya.
1. Spesifikasi Sistem Drum Brake (Rem Tromol).
Sistem rem tromol yang terdapat pada kendaraan Toyota Agya tipe 1.2
TRD tahun 2019 ini yaitu menggunakan tromol tipe leading trailing dengan
menggunakan mekanisme penggerak sistem hidrolik, master silinder dengan
tipe piston, silinder roda yang digunakan memiliki dua buah piston, dan
penyetel otomatis dengan tipe II.
2. Spesifikasi Komponen Sistem Drum Brake leading trailing
a. Backing Plate

Gambar 15. Backing Plate.


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

Backing Plate dibuat dari baja press yang dibaut dengan axle housing
atau axle carrier bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing
plate maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.

b. Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang (graycast
iron) dan penampangnya seperti terlihar pada gambar dibawah ini. Tromol rem
ini letaknya sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan berputar

16
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

bersama roda. Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol. Bila
rem bekerja, maka gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi 200℃
sampai 300℃.

Gambar 16. Tromol rem


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

c. Master silinder tipe piston

Gambar 17. master silinder tipe piston.


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

Urutan kerja dari tipe piston ini dijelaskan sebagai berikut :


Piston bergerak maju ke depan karena adanya tenaga injakan. Munyak
dikembalikan ke tangki melalui lubang kompendating sehingga piston kap yanf
terdapat pada ujung piston mencapai lubang compensating. Bila piston bergerak
maju kedepan, maka daya tekan terhadap minyak akan bertambah. Katup outlet
didorong untuk membuka dan tekanan ke setiap silinder roda akan bertambah.
Bila pedal rem dibebaskan, piston segera kembali ke semula dengan adanya
pegas pembalik. Dengan adanya viskositas minyak rem, maka akan terjadi
kelambatan kembalinya minyak rem di dalam pipa-pipa. Oleh karena itu tekana
didepan piston menurun, sehingga terjadilah kevakuman untuk sementara waktu
dan minyak di sekeliling piston terhisap. Dengan adanya tegangan pegas dari
pegas pembalik sepatu rem maka minyak akan menekan dudukan katup outlet,

17
mengatasi tenaga pegas, sehingga minyak kembali ke master silinder melalui
lubang balik, kemudian kembali ke tangki. Pada saat tekanan minyak didalam
pipa rem seimbang, dengan adanya tenaga pegas pembalik maka dudukan
tertutup, dan terjadi tekanan sisa sehingga mencegah udara masuk.

Gambar 18. Cara Kerja Master Silinder Tipe Piston.


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

d. Silinder Roda (wheel cylinder) tipe dua piston

Gambar 19. Silinder Roda Double Piston


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

Cara kerjanya bila tekanan hidrolik menekan kedua piston kap, maka
piston akan tertekan kea rah luar dikarenakan ujung ujung pada piston ini
berhubungan langsung dengan sepatu rem, maka sepatu rem akan terdorong
keluar sehingga dapat menekan tromol rem. Jika tekanan pedal rem
dilepaskan, piston akan kembali ke posisi semula karena adanya tekanan
pegas pada sepatu rem. Pegas yang berada di depan piston kap akan akan
menekan piston kap agar rapat pada pistonnya. Pada tiap tiap silinder roda
dilengkapi dengan sebuah baut pembuang angina (bleeder plug) yang
berfungsi untuk membuang angin yang berada pada sistem rem (saluran
saluran minyak rem). Bleeder plug ini disediakan pada silinder roda gunanya
untuk membuang udara dari minyak rem.

e. Piston Rem

18
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

Gambar 20. piston rem pada silinder roda

Komponen ini berada di dalam wheel cylinder yang berguna untuk


meneruskan tenaga pengereman dari minyak rem ke sepatu rem. Piston ini
bergerak maju jika mendapat tekanan dari minyak rem, sedangkan pada saat
minyak rem tidak menekan lagi maka piston akan bergerak mundur kembali.

f. Sepatu Rem dan Kanvas Rem

Gambar 21. Sepatu Rem dan Kanvas Rem


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

Sepatu rem (brake shoes) seperti juga tromol (drum) memiliki bentuk
setengah lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari plat baja. Kanvas dipasang
dengan sepatu rem atau dilem pada permukaan yang menyatu dengan sepatu
rem. Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus serta harus mempumyai
koefisien gesek yang tinggi. Koefisien tersebut sedapat mungkin tidak mudah
dipengaruhi oleh turun naiknya temperatur dan kelembapan yang silih berganti.
Umumnya kanvas terbuat dari campuran fiber metallic dengan brass, lead,
plastic dan sebagainya kemudian diproses dengan ketinggian panas tertentu.

g. Spring Retainer
Komponen ini berguna untuk mengikat sepatu agar tetap pada backing plate.

19
h. Penyetel rem tipe II

Gambar 22. mekanisme penyetel otomatis tipe II


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

Pada gambar ditunjukkan penyetel otomatis (automatic adjusting) yang


digunakan pada rem tipe leading trailing. Penyetelan dapat dilakukan dengan
sepatu rem, tuas penyangga (strut lever) dan gigi penyetel. Bila sepatu rem
ditekan terhadap tromol oleh tekanan minyak maka sepatu akan terbuka ke kiri
dan ke kanan dari dudukan plat jangkar dan menarik tuas penyetel ke arah
panah oleh tuas penyangga. Tuas ini dihubungkan pada sepatu trailing, untuk
menarik penyetel seperti pada tanda panah. Dalam keadaan biasa sepatu leading
yang berubah, dan hanya gigi pemindah yang berkaitan, dengan demikian
kerenggangan sepatu dapat disetel ke harga spesifikasi.

i. Tension spring (pegas pengembali)

Gambar 23.pegas pengembali.


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

20
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

Komponen ini yang membuat kanvas rem atau sepatu rem kembali pada
posisi semula saat tidak ada tekanan dari piston dan menjaga sepatu rem tetap
berhubungan langsung dengan piston. Seain itu berfungsi juga memastikan
sepatu rem selalu menempel pada pin sehingga tidak akan menggesek tromol
saat tidak digunakan.

j. Anchor pin

Gambar 24. Pin anchor


(Sumber: New Step 2 Chasis Toyota)

Komponen ini bekerja sebagai tumpuan dari sepatu rem. Anchor pin ini
dipasang permanen pada backing plate.

B. Analisis perhitungan gaya


Bila gaya yang bekerja pada suatu penampang dari fluida, gaya tersebut akan
menghasilkan tekanan yang akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
Prinsip hukum pascal inilah yang digunakan pada sistem rem dengan mekanisme
penggerak hidrolik. Gaya penekanan pedal rem akan diubah menjadi tekanan fluida
oleh piston mulai dari master silinder. Tekanan ini dipindahkan k eke silinder roda
melalui pipa rem dan bekerja pada sepatu rem untuk menghasilkan gaya
pengereman.
a. Gaya tekan yang dikeluarkan silinder roda

21
Q = Tekanan pedal rem.
a
K = perbandingan tuas pedal rem . ( K= )
b
d 1 = Diameter master silinder.
d 2 = Diameter silinder roda.
P2 = Gaya pada silinder roda (kg) yang mendorong sepatu rem.

Dengan adanya keterangan diatas penulis akan mengambil angka untuk tekanan
a
pedal rem atau Q = 50 kg, kemudian perbandingan tuas atau K = untuk a = 48cm
b
48
dan b = 8cm, = 6cm. K = 6cm. kemudian diametermaster silinder 10cm dan
8
diameter silinder roda 5cm. dengan data diatas penulis menggunakan persamaan
a

P = b
2
× 0,785 d 2 2
(0,785 d 1 )
(Toyota Step 2 1994 : 4-4)
48
50×
P = 8
2
×0,785 . 52
(0,785 . 10 )

2
48 5
= 50 × × 2
8 10

= 50 × 6 × 0,25 = 75 kg

22
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

b. Perbandingan gaya tekanan terhadap luas silinder roda.

(Toyota Step 2 1994 : 4-5)


 Gaya pada master silinder 50 kg × 6 = 300 kg
 Tekanan pada master silinder 300 kg : 10 cm2 = 30 kg/cm2
 Untuk luas 5cm2 maka gaya yang dihasilkan: 30 kg/cm2 × 5cm2 = 150 kg
 Untuk luas 10cm2 maka gaya yang dihasilkan: 30 kg/cm2 × 10cm2 = 300 kg
 Untuk luas 20cm2 maka gaya yang dihasilkan: 30 kg/cm2 × 20cm2 = 600 kg

Dari perhitungan diatas, dapat dinyatakan bahwa untuk memperbasar gaya


pengereman, maka diperlukan diameter silinder rem yang besar. Pada kenyataannya
rem dikendaraan menggunakan rem yang mempunyai daya pengereman yang
berbeda antara rem depan dengan rem belakang. Saat terjadi pengereman berat
kendaraan seolah-olah berpindah ke depan, yang berarti daya pengereman harus
besar. Oleh karena itu diameter silinder roda depan juga harus lebih besar dari
diameter silinder roda belakang.

C. Recondition dan Perawatan Sistem Drum Brake (Rem Tromol)


Menjaga kualitas rem adalah hal yang harus diperhatikan, karena fungsi rem
sangat berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan kendaraan.sangat tidak
diinginkan bila sebuah kendaraan yang sedang melaju pada kecepatan tinggi dan
tiba-tiba rem tidak bekerja dengan baik, maka dari itu perlu adanya pengkondisian

23
ulang pada sisyem rem tersebut. Dengan itu berikut hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengkondisian ulang sistem rem :
a. Pemerikasan dan penyetelan tinggi pedal
Tinggi pedal dari lantai : 154,7±164,7 mm (6,091±6,484 In). penyetelan
tinggi pedal dengan cara memutar batang pendorong pedal. Setelah penyetelan
tinggi pedal, periksa dan setel gerak bebas pedal.
b. Pemeriksaan Gerak Bebas Pedal
Ketika engine dalam keadaan m ati pemerikasaan dilakukan dengan cara
menekan pedal rem beberapa kali sampai tidak ada kevakuman di dalam booster
rem. Kemudian menekan pedal rem sampai pada awal hambatan terasa gerak
bebas pedal: 3-6 mm (0,12-0,24 in). Bila ada kerusakan/kesalahan setel gerak
bebas pedal dengan memutar batang pendorong pedal. Start mesin dan pastikan
adanya gerak pedal.
c. Pemeriksaan Booster Rem
Pemeriksaan dengan cara menekan pedal rem beberapa kali saat mesin
mati dan memeriksa tidak terjadinya perubahan jarak cadangan pedal rem.
Kemudian menekan pedal rem dan start engine. Bila tinggi pedal sedikit
menurun, booster rem bekerja normal. Kemudian menekan pedal rem perlahan-
lahan beberapa kali, bila pada injakan pertama terasa dalam dan sedikit demi
sedikit naik pada injakan kedua dan ketiga, berarti kekedapan udara dari booster
rem baik.
d. Pemeriksaan Master Silinder
Pemeriksaan dilakukan dengan cara memeriksa kebebasan torak didalam
silinder dengan menggunakan feeler gauge. Kebebasan ini berada sekitar 0.001-
0.005 inchi. Jika melebihi 0.005 inchi, maka silindernya harus diganti. Setiap
kali memperbaiki master silinder, mangkuk-mangkuk karetnya hendaknya
diganti baru, karena hal ini akan mempengaruhi kerja dari sistem rem secara
keseluruhan.
e. Pemeriksaan Minyak Rem
Pemeriksaan minyak rem dilihat dari kebocoran dan volume minyak rem
harus berada pada batas max. kebersihan minyak rem, jika kotor maka kuras
minyak rem dan ganti dengan yang baru.
f. Memeriksa Kanvas

24
Analisis Sistem Rem Belakang Agya 1.2 TRD ............................................... (Dieno Try Nugraha)

Pemeriksaan menggunakan penggaris untuk mengukur ketebalan pelapis


sepatu rem (kanvas). Kalau permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya
kurang, kanvas harus digosok atau diganti baru agar tercapai efektifitas rem
yang normal. Untuk mengatasi kanvas rem yang kotor karena terkena cairan
minyak rem harus dicuci terlebih dahulu dengan air bersih, permukaan
kanvasharus terlihat buram atau berkilat lemah hal ini dapat dilakukan dengan
meng amplas permukaanya. Permukaan yang buram atau berkilat lemah
menunjukkan kondisi kanvas yang normal. Tidak perlu digosok. Bila ketebalan
pelapis sepatu kurang dari nilai minimum, atau terlihat tanda-tanda keausan
yang tidak merata, maka hendaknya diganti.
g. Memeriksa tromol
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan memeriksa permukaan gesek pada
tromol rem, bila berwarna abu-abu sampai hitam, atau berkarat, nilai gesekannya
kurang. Maka permukaan harus dibersihkan dengan amplas,atau lebih baik
dengan dibubut / digerinda. Kemudian mengukur diameter dalam tromol. Bila
tromol rem tergores atau aus, tromol rem baiknya dibubut sampai pada batas
diameter maksimum. Diameter standart 228,6 mm.
h. Memeriksa silinder roda tarhadap karat atau kerusakan
Pemeriksaan dilakukan dengan cara memeriksa keadaan lubang silinder,
bila sudah ada bagian-bagian yang cacat, harus dihaluskan lagi.
i. Memeriksa plat penahan terhadap keausan atau kerusakan
Pemeriksaan dilakukan dengan cara memeriksa pegas-pegas pengembali,
apabila pegas pengembali sudah kendor dan tidak bertekanan lagi, maka pegas
pengembali harus diganti dengan yang baru.
j. Pemeriksaan Pipa Minyak Rem
Apabila terjadi kebocoran, maka kebocoran tersebut perlu ditambal atau
diganti.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis sistem rem belakang pada mobil kendaraan Agya tipe
1.2 TRD tahun 2019, penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut
:

25
1. Sistem rem belakang yang terdapat pada kendaraan Toyota Agya tipe 1.2 TRD
tahun 2019 ini menggunakan sisem rem tromol dengan tipe leading trailing dengan
menggunakan mekanisme penggerak sistem hidrolik, untuk penerus tenaga menuju
silinder roda kendaraan ini menggunakan master silinder dengan tipe piston, dan
silinder roda dengan tipe penggerak dua piston, kemudian penyetel otomatis dengan
tipe automatic adjusting type II.
2. Hasil perhitungan gaya tekanan terhadap silinder roda dapat disimpulkan bahwa
semakin besar diameter silinder maka semakin besar gaya tekan yang diteruskan
kepada sepatu roda, dan ini menyebabkan semakin besar gaya pengereman terhadap
kendaraan.
3. Perawatan dan recondition pada sistem rem tromol dilakukan secara berkala, untuk
perawatan pada umumnya dilakukan dengan cara menggunakan sistem rem pada
kendaraan dengan baik dan benar, reondition dilakukan dengan memeriksa bagian-
bagian atau komponen utama pada sistem rem mulai dari pemeriksaan pedal,
master silinder, silinder roda, sepatu rem hingga pegas pengembali. Jika ada yang
perlu disetel maka setel dengan ukuran standart mobil atau kendaraan, dan jika
komponen tidak layak digunakan maka sebaiknya harus melakukan penggantian
komponen.

REFERENSI
Sularso. dan Suga, K. (1978). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: C.V Pradyna Paramita.
Tim Penyusun. (2019). Pendoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan
Indonesia Tahun 2019. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Toyota. (1994). Materi Pelajaran Chassis Group Step 2, Jakarta: PT. TOYOTA
ASTRA MOTOR.

Toyota. (1995). New Step I Training Manual, Jakarta: PT. TOYOTA ASTRA MOTOR.

26

Anda mungkin juga menyukai