OTOMOTIF
A. Pendahuluan
I. Definisi Kontrol
"Kontrol" dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan terhadap suatu target agar
Target biasanya disebut dengan "rencana" dan hal yang harus dilakukan agar sesuai dengan
Kelompok yang terdiri dari bagian dan komponen yang dipakai agar target bisa terlaksana
Sistem kontrol adalah sesuatu yang menghubungkan antara komponen atau sistem dengan
sistem lainnya agar bisa saling berhubungan. Sistem artinya kombinasi secara sistematik,
ECU EC
BATT U
Constant-
+B
voltage circuit
Interface berfungsi :
data input analog ke kode biner, karena beberapa sensor menghasilkan sinyal
+B
EFI BATT
Ignition M-REL
A/F HTR relay
switch +B E1
EFI
main relay Key
+B1*
unlock
EFI main relay
warning
E1 switch
rasio udara-bahan
* Some models only bakar sensors
2. Input circuit
Fig. 1-4 Perbandingan output dan pemakaian bahan bakar antara sistem karburator dan injeksi
5) Output meningkat
Karburator mengandalkan ventury untuk
menghasilkan campuran gas., yang pada akhirnya
mengurangi area di jalur intake, sehingga tahanan
hisap meningkat dan efisiensi berkurang. Sistem
kontrol secara elektronik adalah lebih baik
dibandingkan dengan sistem karburator dimana
injektor tidak memerlukan ventury, sebagai
gantinya adalah saluran intake yang rancangannya
tergantung dari efek semptoran di dalam intake
agar dapat menaikkan output engine.
EFI (Electronic Fuel Injection)
EFI (Electronic Fuel Injection)
Deskripsi
Sistem EFI menggunakan beragam
Manifold
sensor untuk mendeteksi kondisi
Throttle position sensor
pressure
sensor
jalan motor dan kendaraan. Dan
ECU menghitung volume injeksi
Air fRendahmeter Injektor bahan bakar optimal, dan
ECU
menyebabkan injektor untuk
Sensor posisi camshaft
menginjeksikan bahan bakar.
Sensor
oksigen
Sensor
Sensor temperatur air
oksige
n
ECU ECU
dalam intake manifold untuk
Kontrol volume Kontrol volume
injeksi injeksi
mendeteksi jumlah intake udara
dengan menggunakan densitas
intake udara.
Sistem Bahan Bakar
Main components
Deskripsi
Bahan bakar diambil dari tangki
Pressure regulator
bahan bakar oleh pompa bahan
Fuel pump bakar dan disemprotkan dengan
Fuel pump filter tekanan oleh injektor.
Tekanan bahan bakar dalam jalur
bahan bakar harus diatur untuk
Fuel filter
menjaga injeksi bahan bakar
Delivery pipe yang stabil dengan pressure
regulator dan pulsation damper.
Pulsation
damper Fuel tank
Injector
Pressure regulator
Fuel tank
Delivery pipe
1. Basic operation
IG
ST ECU
Ignition
switch FC Microprocessor
E1
STA
NE
Sinyal NE
Sistem Bahan Bakar Kontrol Pompa Bahan Bakar
IG
ST ECU
Ignition
switch FC Microprocessor
E1
STA
NE
Sinyal NE
Sistem Bahan Bakar Kontrol Pompa Bahan Bakar
E1
STA
NE
Sinyal NE
Sistem Bahan Bakar Kontrol Pompa Bahan Bakar
IG
ST ECU
Ignition
switch FC Microprocessor
E1
STA
NE
Sinyal NE
Sistem Bahan Bakar Kontrol Pompa Bahan Bakar
ST ECU
Ignition
switch FC Microprocessor
E1
Bahan bakar
STA
NE
Sinyal NE
Sistem Bahan Bakar Kontrol Pompa Bahan Bakar
IG
ST ECU
Ignition
FC Microprocessor
switch
E1
STA
NE
Sinyal NE
Sistem Bahan Bakar Kontrol Pompa Bahan Bakar
E1
STA
Sinyal NE NE
Sistem Bahan Bakar Kontrol Pompa Bahan Bakar
GSFC
GSW
Simultan
360 720
sudut Crankshaft
Kontrol Durasi Injeksi Metode Injeksi Bahan Bakar dan Waktu
Pengapian
Ignition
sudut Crankshaft
Kontrol Durasi Injeksi Metode Injeksi Bahan Bakar dan Waktu
Pengapian
1
8
4
4 grup 3
6
5
7
2
0 360 720 1080
sudut Crankshaft
Kontrol Durasi Injeksi Metode Injeksi Bahan Bakar dan Waktu
Pengapian
1
2
3
4
0 360 720 1080
sudut Crankshaft
Kontrol Durasi Injeksi Kontrol Durasi Injeksi Bahan bakar.
Berbagai koreksi
Durasi
Koreksi
Sensor Signal injeksi
Start Warm-up feedback Acceleration Fuel cut-off Power
dasar
enrichment enrichment Rasio udara- enrichment enrichment
bahan bakar
Meteran aliran udara/
Manifold pressure VG / PIM
sensor
Sensor posisi
NE
Crankshaft
Sensor posisi
camshaft G
Sensor temperatur
THW
air
IDL
Sensor posisi
Throttle
VTA
Berbagai koreksi
1. Start enrichment
1.Start enrichment
Durasi dasar tidak dapat dihitung dari jumlah intake udara karena
putaran motor rendah dan perubahan dalam jumlah intake udara
besar di saat starter. Karenanya, durasi saat starter ditentukan
START
ON oleh suhu pendingin. Suhu pendingin dideteksi oleh water
temperature sensor.
Semakin rendah suhu air, penguapan bahan bakar semakin
buruk. Karenanya, campuran udara-bahan bakar diperkaya
dengan memperlama durasi. ECU menentukan bahwa motor
sedang distarter saat putaran motor adalah 400 rpm atau kurang.
Long Saat putaran tiba-tiba turun di bawah 400 rpm akibat penambahan
beban mendadak, hysteresis digunakan untuk mencegah ECU
durasi mendeteksi motor yang sudah di starter, starter kembali, kecuali
injeksi putaran motor jatuh hingga di bawah 200 rpm.
Short
PETUNJUK SERVIS:
Apabila ada kerusakan dengan water temperature sensor, dapat
Rend Coolant temp.(C) Ting dianggap kondisi starter paling buruk.
ah gi
400rpm kondisi
normal REFERENSI:
Untuk meningkatkan kemampuan starter saat motor dingin, tipe
lama EFI memiliki injektor starter dingin dan switch time-nya selain
injektor biasa untuk meningkatkan volume bahan bakar saat
keadaan
start
starter.
200rpm
Hysteresis
Kontrol Durasi Injeksi Berbagai Koreksi
2. Warm-up enrichment
Berbagai koreksi
2.Warm-up enrichment
Jumlah injeksi bahan bakar ditingkatkan karena penguapan
bahan bakar buruk selama motor dingin. Saat suhu
pendingin rendah, durasi ditambah agar campuran udara-
bahan bakar lebih gemuk untuk mendapatkan kemampuan
berkendara selama motor dingin. Koreksi maksimum adalah
Besar
dua kali lebih panjang dari suhu normal.
Kecil
0
Rendah Coolant temp.(C) Tinggi
Kontrol Durasi Injeksi Berbagai Koreksi
Berbagai koreksi
ECU Variable
resistor (3)Koreksi kontrol emisi CO bagi kendaraan tanpa oxygen
Volume injeksi
Richer sensor atau sensor A/F:
Menurun
Untuk kendaraan tanpa oxygen sensor atau sensor A/F,
Meningkat
Leaner
resistor variabel digunakan untuk mengatur konsentrasi CO
(%) selama idling.
Injektor Rich mixture Memutar resistor ke sisi R mempergemuk konsentrasi, dan
memutarnya ke sisi L membuatnya kurus. Dengan
kendaraan yang memiliki oxygen sensor atau sensor A/F,
penyesuaian CO tidak diperlukan karena kendaraan ini
Lean mixture melakukannya secara otomatis ke rasio udara-bahan bakar
menggunakan sinyal sensor.
SST
180
Kontrol Durasi Injeksi Berbagai Koreksi
4. Acceleration enrichment
Berbagai koreksi
4.Acceleration enrichment
Rasio menjadi lebih tipis, terutama selama awal
akselerasi karena kekurangan suplai bahan bakar terjadi
selama akselerasi akibat perubahan intake udara saat
Besar pedal gas diinjak.
Karenanya, durasi injeksi ditambah untuk menambah
Volume
koreksi volume. Akselerasi ditentukan oleh kecepatan perubahan
pada sudut bukaan throttle valve. Koreksi selama
Kecil akselerasi meningkat tajam pada awal akselerasi dan
Kecil
Perubahan jumlah
Besar berkurang sampai peningkatan berakhir.
intake air
Semakin besar akselerasi, volume injeksi juga bertambah.
Akselerasi tiba-tiba
Besar
Volume
koreksi
Akselerasi pelan
Kecil
Waktu
Kontrol Durasi Injeksi Berbagai Koreksi
Injection resumption
( Injeksi lagi ) putaran motor berkurang atau throttle valve terbuka. Fuel
motor
6. Power enrichment
Berbagai koreksi
6.Power enrichment
Saat beban berat, ada intake udara yang besar, seperti
pada jalan menanjak Karenanya sulit untuk mencampur
bahan bakar dengan intake udara. Sebagian intake udara
tidak digunakan dalam pembakaran.
Karena itu, lebih banyak bahan bakar diinjeksikan agar
semua intake udara terpakai dan meningkatkan kekuatan.
Beban berat ditentukan dari bukaan throttle position sensor,
putaran motor, dan massa intake udara (VG atau PIM).
Semakin besar VG atau PIM atau lebih besar kecepatan,
rasio pertambahan bertambah.
Jumlah juga ditambah saat sudut bukaan throttle valve
mencapai nilai tertentu atau lebih.
Koreksi pertambahan berkisar 10% hingga 30%.
Kontrol Durasi Injeksi Berbagai Koreksi
Berbagai koreksi
7. Koreksi suhu intake udara
Densitas udara berubah tergantung suhu udara.
Karenanya, koreksi dilakukan untuk meningkatkan atau
mengurangi volume bahan bakar sesuai dengan suhu intake
udara untuk mengoptimalkan rasio campuran. Suhu intake
udara dideteksi oleh intake air temperature sensor. ECU
diset ke suhu standar 20°C (68°F).
Koefisien koreksi
Ren 20 Tingg
dah (68) i PETUNJUK:
temperatur Intake air C (F) Untuk air flow meter tipe hot-wire, meterannya meng-output
sinyal korektif untuk suhu intake udara. Karenanya, koreksi
suhu tidak diperlukan.
ESA ( Electronic Spark Advance )
Deskripsi Deskripsi
Deskripsi
Sistem ESA (Electronic Spark Advance) adalah sistem
yang menggunakan ECU untuk menentukan waktu
pengapian berdasarkan sinyal dari barbagai sensor.
Ignition timing (advanced angle)
High
Peta ESA
Deskripsi Konstruksi
IDL
Sensor posisi throttle
Meteran aliran udara
VG
PIM
ECU
KNK
G
IGT Kumparan Ignition
IGF dengan igniter Konstruksi
THW Sistem ESA terdiri dari
berbagai sensor, ECU,
Sensor Manifold igniter, ignition coil, dan
pressure busi.
NE OX1A
sensor Oksigen
No.1
Sensor ketukan
Sensor temperatur air
Konstruksi
Peranan sensor
Camshaft position sensor (sinyal G):
Ini mendeteksi sudut crank standar dan
IDL camshaft timing.
Throttle position sensor
Meteran aliran udara Crankshaft position sensor (sinyal NE):
Ini mendeteksi sudut crank dan putaran
VG motor.
ECU
PIM Air flow meter atau manifold pressure
sensor
KNK sensor (sinyal VG atau PIM):
G Manifold
IGT Ignition coil
Ini mendeteksi massa intake udara atau
pressure
IGF denfan igniter manifold pressure.
THW
Throttle position sensor (sinyal IDL):
Ini mendeteksi kondisi engine idling.
NE OX1A
Water Temperature sensor (sinyal THW):
Ini mendeteksi suhu pendingin.
Sensor oksigen
No.1 Knock sensor (sinyal KNK):
sensor ketukan
Ini mendeteksi kondisi ketukan.
Sensor temperatur air
Oxygen sensor (sinyal OX):
sensor posisi camshaft Ini mendeteksi konsentrasi oksigen dalam
gas buangan.
Deskripsi Konstruksi
IDL Konstruksi
Throttle position sensor
Meteran aliran udara Peranan ECU
ECU menerima sinyal dari sensor,
VG
menghitung waktu pengapian optimal
PIM sensor
ECU
untuk kondisi motor, dan mengirim
KNK Manifold
G pressure sinyal (IGT) ke igniter.
IGT
IGF Ignition coil Camshaft
THW with igniter
position
sensor
NE OX1A
Sensor oksigen
No.1
sensor ketukan
Sensor temperatur air
Konstruksi
Peranan igniter
IDL
Throttle position sensor
Meteran aliran udara Igniter merespon sinyal IGT yang di
output ECU untuk sewaktu-waktu
VG memberikan tegangan ke ignition
PIM sensor coil. Ia juga mengirim sinyal
ECU
KNK Manifold konfirmasi pengapian (IGF) ke ECU.
G pressure
IGT Ignition coil
IGF with igniter
THW Sensor posisi camshaft
NE OX1A
Sensor oksigen
No.1
Water sensor ketukan
temperature sensor
Deskripsi
ECU menentukan waktu
Ignetion coil
+B
pengapian berdasarkan sinyal G,
ECU with igniter
sinyal NE dan sinyal dari sensor
Constant IGT lain. Saat waktu pengapian sudah
voltage
circuit ditentukan, ECU mengirim sinyal
Drive
circuit IGT ke igniter. Ketika sinyal IGT
G
yang dikirim ke igniter adalah ON,
Micro-
processor Sinyal IGF arus primer mengalir ke ignition
generation
NE circuit coil. Ketika sinyal IGT mati, arus
IGF primer juga terputus. Pada saat
yang sama, sinyal IGT dikirim ke
Spark plug ECU. Saat ini, rangkaian
pengapian utama yang digunakan
ECU
Ignition coil with igniter
Ignition order adalah DIS (Direct Ignition
IGT1 IGT1 ON System). ECU mendistribusikan
No.1 cylinder OFF arus tegangan tinggi ke silinder
IGT3 IGT3 ON
No.3 cylinder OFF dengan mengirim tiap sinyal IGT
IGT4
No.4 cylinder
IGT4 ON ke igniter dengan urutan
OFF
IGT2
IGT2 ON
pengapian. Ini memungkinkan
No.2 cylinder
IGF OFF didapatkannya kontrol waktu
IGF ON pengapian yang sangat akurat.
DIS (Direct Ignition System) OFF
Rangkaian Pengapian Sinyal IGTdan IGF
1. Sinyal IGT /
2. Sinyal IGF
TDC TDC TDC Sinyal IGTdan IGF
Ignition
1. Sinyal IGT
IGT ECU mengkalkulasikan waktu pengapian optimal
180 (4 cylinders) sesuai dengan sinyal dari berbagai sensor dan
120 (6 cylinders)
Ignition mengirim sinyal IGT ke igniter. Sinyal IGT diset ke ON
segera sebelum waktu pengapian yang dikalkulasi oleh
TDC ECU, kemudian dimatikan. Saat sinyal IGT dimatikan,
IGT busi menyulut api.
Advance angle
Initial ignition timing 5, 7 or 10 BTDC
(tergantung model motor) 2. Sinyal IGF
Igniter mengirim sinyal IGF ke ECU dengan
Ignition order menggunakan gaya counter-electromotive yang
IGT1 ON dihasilkan saat arus primer ke kumparan diputus atau
OFF menggunakan volume arus primer. Saat ECU
IGT3 ON menerima sinyal IGF, ia menentukan bahwa pengapian
OFF
telah terjadi (walaupun mungkin tidak terjadi penyulutan
IGT4 ON
OFF api). Apabila ECU tidak mendapat sinyal IGF, fungsi
IGT2 ON diagnosis bekerja dan DTC disimpan dalam ECU dan
OFF
IGF ON
fungsi fail-safe bekerja dan menghentikan injeksi bahan
OFF bakar.
Kontrol ESA Garis Besar Kontrol Waktu Pengapian
1.Starting
ignition control/
2.After-start
ignition control Garis Besar Kontrol Waktu
Pengapian
1.Kontrol pengapian awal
At starting
sudut waktu pengapian awal Kontrol pengapian awal dilakukan
(initial ignition timing angle) pada sudut crankshaft yang
ditentukan sebelumnya apapun
sudut waktu pengapian dasar
kondisi operasi motor. Sudut
(Basic ignition advance angle)
After starting crankshaft ini disebut “sudut waktu
pengapian awal”.
Corrective ignition advance angle 2.Kontrol pengapian setelah start
waktu pengapian aktual
Kontrol pengapian setelah start
(Actual ignition timing
dilakukan dengan sudut waktu
pengapian awal, sudut waktu
Starting ignition control sudut waktu pengapian awal
Ignition pengapian dasar, yang
timing
control After-start ignition dikalkulasikan dengan beban dan
sudut waktu pengapian awal
control putaran motor, dan koreksi lain.
sudut waktu pengapian dasar
Warm-up correction
Corrective
ignition Over-temperature correction
advance Stable idling correction
control Knocking correction
Other correction
Maximum and minimum advance
angle control
Kontrol ESA Starting Ignition Control dan After-start
Ignition Control
Microprocessor
Sebagai tambahan, sinyal NE digunakan untuk menentukan kapan
G
motor di starter, dan putaran motor 500 rpm atau kurang
menunjukkan sedang terjadi starter.
NE
PETUNJUK:
IGT
Tergantung dari model motor,ada beberapa tipe yang
sudut waktu pengapian awal menentukan motor sedang starter saat ECU menerima sinyal
signal generation circuit
starter (STA).
Saat sinyal IDL ON, waktu pengapian dilanjutkan sesuai dengan putaran
Basic ignition
motor.
PETUNJUK:
Pada beberapa model motor, sudut basic ignition advance diubah baik
pada kondisi AC ON atau OFF. (Lihat area bertitik di kiri.) Sebagai
0 rendah kecepatan motor tinggi tambahan, untuk model ini, beberapa memiliki sudut lanjut 0 selama
idling speed standar.
PIM berdasarkan data dalam ECU. Tergantung dari modelnya, dua sudut
basic ignition advance disimpan dalam ECU. Data salah satunya
digunakan menentukan nilai oktan bahan bakar, sehingga data yang
sesuai dengan bahan bakar yang digunakan dapat dipilih. Sebagai
High
tambahan, beberapa model kendaraan dengan kemampuan penilaian
Jumlah intake air kecepatan motor
oktan bahan bakar menggunakan sinyal KNK untuk secara otomatis
(Manifold pressure)
Tinggi mengubah data yang digunakan untuk menentukan waktu pengapian.
petaESA
Kontrol ESA Corrective Ignition Advance Control
1.Warm-up correction
2.Koreksi over-temperature
Corrective Ignition Advance Control
1.Warm-up correction
1 Sudut lanjut digunakan untuk waktu pengapian saat suhu
pendingin rendah untuk meningkatkan kemampuan
Advance angle
REFERENSI:
angle
4.Koreksi ketukan
Deskripsi
Sistem ISC (Idle Speed Control)
StarterTurbocharger diberikan dengan rangkaian yang
Starter STASTA IDL
IDL
sensor
sensorposisi
posisithrottle
throttle
mem-bypass throttle valve, dan
Neutral startstart
Neutral switch
switch NSW
NSW volume udara yang ditarik dari
SPD
SPD ECU
ECU ISCV
rangkaian bypass yang dikontrol
ISCV
ELS
ELS oleh ISCV (Idle Speed Control
A/CA/C THW
THW Valve).
NENE
ISCV menggunakan sinyal dari ECU
sensor
sensor kecepatan kendaraan
kecepatan untuk mengontrol motor pada
kendaraan Sensor
Electric load
Electric load
Supercharger temperatur
Sensor temperatur air
idling speed optimal sepanjang
air waktu.
A/C amplifier
A/C amplifier
sensor posisi crankshaft
sensor posisi crankshaft Sistem ISC terdiri dari ISCV, ECU,
dan beragam sensor dan switch.
Deskripsi Deskripsi
Deskripsi
Starter IDL 1. Saat starter
STA
sensor posisi throttle
Rangkaian bypass dibuka untuk meningkatkan
Neutral start switch NSW kemampuan starter.
SPD ECU ISCV
ELS
A/C THW
NE
A/C amplifier
Deskripsi
Starter 2. Saat memanaskan motor
STA IDL
sensor posisi throttle Saat suhu pendingin rendah, idling speed
NSW bertambah agar motor bekerja dengan baik
Neutral start switch
(fast idle).
SPD ECU Bila suhu pendingin naik, idling speed
ISCV
ELS berkurang.
A/C THW
NE
A/C amplifier
Deskripsi
Starter 3. Kontrol feedback dan kontrol estimasi
STA IDL
sensor posisi throttle •Saat menggunakan A/C
Neutral start switch NSW •Saat lampu depan menyala
SPD •Saat gigi dipindah dari N ke D atau dari D ke N
ECU ISCV
ELS
saat kendaraan dihentikan.
A/C THW
Pada kasus di atas, bila beban ditambah atau
NE diubah, idling speed bertambah atau dijaga
agar tidak berubah.
sensor kecepatan kendaraan
A/C amplifier
1.Cara Kerja
Tipe Rotary Solenoid
ISCV tipe rotary solenoid terdiri dari kumparan,
IC, magnet permanen, katup, dan ditempelkan
ke throttle body. IC menggunakan duty signal
dari ECU untuk mengontrol arah dan jumlah
A arus yang mengalir dalam kumparan dan
mengontrol jumlah udara yang melewati
throttle valve, merotasikan katup.
kumparan
1. Cara Kerja
Saat duty ratio tinggi, IC menggerakkan katup
magnetpermanen A Valve
ke Air intake dari Air cleaner ke arah bukaan, dan ketika duty rasio rendah,
chamber IC menggerakkan katup ke arah menutup. ISCV
buka
A-A cross section
melakukan pembukaan dan penutupan dengan
Tinggi
cara ini.
1.Cara Kerja
Ke Air intake
chamber 1. Cara Kerja
1.Cara kerja
Motor step menggunakan prinsip menarik dan memantulkan magnet
permanen (rotor) ketika medan magnet dihasilkan listrik yang mengalir
dalam kumparan. Pada gambar di kiri bawah, arus mengalir pada C1
Dari Air cleaner menyebabkan magnet tertarik. Ketika arus ke C1 diputus disaat yang
Rotor sama, arus dibuat mengalir ke C2, dan magnet ditarik ke C2. Pergantian
kumparan Stator
Valve shaft arus dari C3 dan C4 dengan cara yang sama digunakan untuk merotasi
magnet. Magnet juga dapat berotasi ke arah berlawanan dengan
mengubah arah arus dari C4 ke C3, C2, dan C1. Pengaturan digunakan
untuk memindahkan magnet ke posisi yang ditentukan sebelumnya.
+B
EFI BATT
Ignition M-REL
A/F HTR relay
switch +B E1
EFI
main relay Key
+B1*
unlock
EFI main relay
warning
E1 switch
rasio udara-bahan
* Some models only bakar sensors