Anda di halaman 1dari 10

NAMA : HERRY ZUWIARDI

NIM : D1011191129
DOSEN : DR. ELSA TRIMUKTI, ST, MT.
MATKUL : PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN REL ( KELAS D )
TUGAS.3

PARAMETER PERANCANGAN JALAN GEOMETRI

KARAKTERISTIK PENGGUNAAN JALAN


Karakterisitik penggunaan jalan yang biasanya mempengaruhi kinerja sistem jalan
diantaranya adalah :
 Penglihatan (vision)
 Waktu Reaksi ( reaction Time)
 Kemampuan untuk mendeteksi warna (ability to Detect Different Colour )
 Pendengaran ( hearing )
 Perasaan ( Feel and Touch )
 Tinggi Mata Pengemudi ( Driver Eye Hight )
 Kecepatan Berjalan ( Walking Speed )
 Tinggi Pejalan Kaki ( Pedestrian Height )
 Usia ( Age )
 Lebar untuk pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya Pedestrian and other road user
width )
 Jarak kebebasan antara dua pengguna jalan ( laterial Place ement of Vehicles )

Karakteristik Kendaraan
 Kendaraan rencana ( design vehicle ) adalah kendaraan dengan berat, dimensi dan
karakteristik operasi tertentu yang dipergunakan untuk merencanakan bagian - bagian
dari jalan, agar dapat menampung kendaraan dari tipe yang direncanakan.
Kendaraan rencana dapat dikelompokan menjadi :
1) Kendaraan riangan/kecil, adalah kendaraan yang mempunyai 2 as dengan 4 roda
dengan jarak 2,00-3,00 meter.
Meliputi : mobil penumpang, mikro bus, pic-up, dan truk kecil.
2) Kendaraan sedang, adalah kendaraan yang mempunyai 2 as gandar, dengan jarak as
3,5 - 5 meter.
Meliputi : Bus kecil, truk 2 as dengan 6 roda.
3) Kendaraan Berat/besar, Bus/truk dengan dua atau tiga gandar, jarak 5,00 – 6,00 meter
4) Sepeda Motor, 2 atau 3 roda.

Dimensi Kendaraan Rencana


Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Kota 1997
 Tabel Dimensi Kendaraan Rencana
KATEGORI DIMENSI KENDARAAN TONJOLAN RADIUS PUTAR RADIUS
KENDARAAN (cm) (cm) TONJOLAN
RENCANA (cm)

Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Min Max

Kendaraan kecil 130 210 580 90 150 420 730 780

Kendaraan sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410

Kendaraan besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370

 Jari – Monuver Kendaraan Kecil


Umumnya kemampuan monuver kendaraan sebagai masukan bagi perancangan
geometrik jalan adalah diungkapkan salam bentuk radius putar minimum dan jalur putaran
minimum dan jalur putaran (truning path) kendaraan.

Volume Lalu Lintas


 Arus yang mencerminkan volume lalulintas adalah jumlah kendaraan dalam satuan mobil
penumpang (SMP) yang melalui suatu potongan melintang jalan dalam
 Arus lalu lintas yang melewati suatu ruas jalan ataupun persimpangna berfluktuasi,
terdiri dari campuran berbagai jenis kendaraan seperti kendaraan ringan (LV), kendaraan
sedang (MV), dan kendaraan berat (HV).
 Nilai arus lalu linta (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas dengan menyatakan arus
dalam satuan mobil penumpang (SMP).

Satuan Mobil Penumpang (SMP)


 Adalah ukuran yang menunjukan ruang jalan yang dipergunakan oleh suatu jenis
kendaraan serta manuver kendaraan tersebut.
 SMP mobil penumpang adalah 1, nilai smp sepeda motor <1, dan nilai smp kendaraan
berat >1.
 Ekivalensi penumpang adalah faktor yang menunjukan pengaruh berbagai tipe kendaraan
dibandingkan kendaraan ringan dalam arus lalu lintas.
 Ekivalensi mobil penumpang untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe
jalan dan arus lalu lintas total yang dinyatakan dalam kendaraan perjam.

Ekivalensi Mobil Penumpang (emp)


 Ekivalen mobil penumpang (emp) untuk jalan 2 lajur, dua arah tak terbagi ( tanpa
median )
Jenis Arus emp
Topografi Total Kend. Bus Truk Sepeda motor
Jalan (kend/ Menengah Besar Besar Lebar
Jam)  Berat perkerasan
jalan
<6m 6-8 m >8m
0 1,2 1,2 1,8 0,8 0,6 0,4
Datar 800 2,8 1,8 2,7 1,2 0,9 0,6
1350 1,5 1,6 2,5 0,9 0,7 0,5
>1900 1,3 1,5 2,5 0,6 0,5 0,4
0 1,8 1,6 5,2 0,7 0,5 0,3
perbukitan 650 2,4 2,5 5,0 1,0 0,8 0,5
1100 2,0 2,0 4,0 0,8 0,6 0,4
>1600 1,7 1,7 3,2 0,5 0,4 0,3
0 3,5 2,5 6,0 0,6 0,4 0,2
pegunungan 450 3,0 3,2 5,5 0,9 0,7 0,4
900 2,5 2,5 5,0 0,7 0,5 0,3
>1350 1,9 2,2 4,0 0,5 0,4 0,3

Lalulinta Harian Rata-Rata (LHR)


 Laluintas harian rata-rata (lhr) adalah volume lalulintas harian pada akhir tahun rencana
lalu lintas dinyatakan dalam SMP / hari.
 Volume Jam Perencanaan ( VJ P ) adaalh perkiraan volume lalulintas pada jam sibuk
tahun rencana lalulintas dinyatakan dalam SMP/ jam.
Dihitung dengan rumus :
K
V JR=VLRH
F
 Dimana: K adalah faktor volume lalin jam sibuk dan F variasi tingkat lalin ¼ dalam 1jam
 VJP digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu lintas lainnya yang
diperlukan. Menurut MKJI 97, VJR untuk jalan kota = 9%LHRT, untuk jalan antar kota
= 11%LHRT
VLHR FAKTOR-K FAKTOR-F
(%) (%)
>50.000 4-6 0,9-1
30.000-50.000 6-8 0,8-1
10.000-30.000 6-8 0,8-1
5.000-10.000 8-10 0,6-0,8
1.000-5.000 10-12 0,6-0,8
<1.000 12-16 <0,6

KECEPATAN RENCANA
 Kecepat adalah jarak yang ditempuh kendaraan per satuan waktu
 Kecepatan Rencana,VR, pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai
dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan-kendaraan bergerak
dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lenggang dan
pengaruh samping jalan yang tidak berarti.
 Untuk kondisi medan yang sulit,VR suatu segmen jalan dapat diturunkan dengan syarat
bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20 km/jam
 Faktor yang mempengaruhi kecepatan rencana : keadaan terrain (bukit/gunung/datar),
sifat dan tingkat penggunaan daerah.

Fungsi Kecepatan Rencana, V R’ Km/jam


Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70-120 60-80 40-70
Kolektor 60-90 50-60 30-50
Lokal 40-70 30-50 20-30
KEPADATAN
 Kepadatan adalah jumlah kendaraan atau smp yang berada di lokasi jalan pada jarak
tertentu pada saat tertentu dalam kendaraan/jam atau smp/jam
 Isitilah lainnya adalah kerapatan, konsentrasi dan density.

KAPASITAS
 Kapasitas (C) didefinisikan sebagai arus/volume maksimum melalui suatu titik dijalan
yang dapat dipertahankanper satuan jam pada kondisi tertentu (smp/jam).
 Untuk jalan dua jalur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua
arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas
ditentukan per lajur.
 Nilai kapasitas dapat diperoleh dari penyesuaian kapasitas dasar/ideal dengan kondisi
jalan yang direncanakan.

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI KAPASITAS RUAS JALAN


Faktor-faktor tersebut adalah:
 Kondisi geometrik seperti lebar jalan, jumlah lajur dan tipe median.
 Kondisi lingkungan seperti kelas ukuran kota, ligkungan jalan dan hambatan samping.
 Kondisi sistem pengendalian lalu lintas.
 Umumnya kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang/jam (smp/jam) atau
kendaraan/jam.

KAPASITAS JALAN
 Untuk Indonesia, perhitungan kapasitas mengikuti manual kapasitas jalan indonesia 1997
(MKJI 1997)
 Kapasitas jalan antar kota:
C=C O × FC W × FC SP × FC SF
Dimana:
C = kapasitas (smp/jam)
CD = kapasitas dasar (smp/jam)
FC W = faktor penyesuaian lebar jalan
FC SP = faktor penyesuaian pembagian jalan

FC SF = faktor penyesuaian gangguan samping

 Kapasitas jalan perkotaan


C=C O × FC W × FC SP × FC SF × FSCS
Dimana:
C = kapasitas (smp/jam)
CD = kapasitas dasar (smp/jam)
FC W = faktor penyesuaian lebar jalan

FC SP = faktor penyesuaian pembagian jalan

FC SF = faktor penyesuaian gangguan samping

FC SF = faktor penyesuaian ukuran kota

Kapasitas Ruas Jalan (Co)


TIPE JALAN TIPE ALINYEMEN KAPASITAS DASAR (smp/jam) CATATAN
DATAR 1.600 1.900 2.300
Enam atau empat lajur terbagi atau jalan satu arah BUKIT 1.850 2.250 PER LAJUR
GUNUNG 1.800 2.150
DATAR 1.500 1.700
Empat laju tak terbagi BUKIT 1.650 PER LAJUR
GUNUNG 1.600
DATAR 2.900 3.100 3.400
dua lajur tak terbagi BUKIT 3.000 3.300 TOTAL DUA ARAH
GUNUNG 2.500 3.200
Faktor Penyesuaian Lebar Jalan (FCw)
Lebar Jalur FCw
Tipe Jalan Lalu Lintas Jalan Jalan Jalan Bebas
Efektif (Wc)(m) Perkotaan Luar Kota Hambatan
Enam atau empat lajur Per lajur
terbagi atau jalan satu 3 0,92 0,91
arah (6/2D atau 4/2D) 3,25 0,96 0,96 0,96
3,5 1 1 1
3,75 1,04 1,03 1,03
4
Empat lajur tak terbagi Per lajur
(4/2UD) 3 0,91 0,91
3,25 0,95 0,96
3,5 1 1
3,75 1,05 1,03
4
Dua lajur tak terbagi Total dua arah
(2/2 UD) 5 0,56 0,69
6 0,87 0,91
6,5 0,96
7 1 1 1
7,5 1,04
8 1,14 1,08
9 1,25 1,15
10 1,29 1,21
11 1,34 1,27

Faktor Penyesuaian Pembagian Arah (FCsp)

Pemisahan arah SP %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30


FCsp Jalan Dua lajur (2/2) 1 0,97 0,94 0,91 0,88
Perkotaan Empat lajur (4/2) 1 0,985 0,97 0,955 0,94
FCsp Jalan Dua lajur (2/2) 1 0,97 0,94 0,91 0,88
Luar Kota Empat lajur (4/2) 1 0,975 0,95 0,925 0,9
FCsp Jalan Dua lajur (2/2) 1 0,97 0,94 0,91 0,88
Bebas
Hambatan

Faktor Penyesuaian Gangguan Samping (FCsf)


Tipe Jalan Kelas Faktor Koreksi Akibat Gangguan Samping dan
Gangguan Lebar Bahu Jalan Efektif
Samping <0,5 1 1,5 >2,0
4 jalur 2 Sangat rendah 0,96 0,98 1,01 1,03
arah Rendah 0,94 0,97 1 1,02
berpembata Sedang 0,92 0,95 0,98 1
s median Tinggi 0,88 0,92 0,95 0,98
(4/2UD) Sangat tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
4 jalur 2 Sangat rendah 0,96 0,99 1,01 1,03
arah tanpa Rendah 0,94 0,97 1 1,02
pembatas Sedang 0,92 0,95 0,98 1
median Tinggi 0,87 0,91 0,94 0,98
(4/2UD) Sangat tinggi 0,8 0,86 0,9 0,95
2 jalur 2 Sangat rendah 0,94 0,96 0,99 1,01
arah tanpa Rendah 0,92 0,94 0,97 1
pembatas Sedang 0,89 0,92 0,95 0,98
median Tinggi 0,82 0,86 0,9 0,95
(4/2UD) Sangat tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91

Faktor Penyesuaian Gangguan Samping (FCsf)

Tipe Jalan Kelas Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan


Hambatan jaraj kereb penghalang
Samping Jarak kereb penghalang Wk (m)
(SFC) ≤0,5m 1,0m 1,5m ≥2 m
Empat lajur Sangat rendah 1 1,01 1,01 1,02
terbagi Rendah 0,97 0,98 0,99 1
4/2D sedang 0,93 0,95 0,97 0,99
Tinggi 0,87 0,90 0,93 0,96
Sangat tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Empat lajur Sangat rendah 1 1,01 1,01 1,02
tak terbagi Rendah 0,96 0,98 0,99 1
4/2UD sedang 0,91 0,93 0,96 0,98
Tinggi 0,84 0,87 0,90 0,94
Sangat tinggi 0,77 0,81 0,85 0,9
Dua lajur Sangat rendah 0,98 0,99 0,99 1
tak terbagi Rendah 0,93 0,95 0,96 0,98
2/2 atau sedang 0,87 0,89 0,92 0,95
jalan satu Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
arah Sangat tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82

Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCcs)

Ukuran Kota (Juta Penduduk) Faktor Penyesuaian untuk Ukuran


Kota(FCcs)
<0,1 0,86
0,1-0,5 0,90
0,5-1 0,94
1-3 1
>3 1,04
 Perhitungan kapasitas ruas jalan
Indonesian highway capacity manual (ICHM 1997)
C=C O × FC W × FC SP × FC SF × FC CS
Dimana:
C = kapasitas (smp/jam)
CD = kapasitas dasar (smp/jam)

FC W = faktor penyesuaian lebar jalan

FC SP = faktor penyesuaian pembagian jalan

FC SF = faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping

FC CS = faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota

DERAJAT KEJENUHAN
 Derajat kejenuhan (DS/degree of saturation) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap
kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan
segmen jalan.
 Nilai DS menunjukan apakah segmen jalan mempunyai masalah kapasitas atau tidak
DS=Q/C
Dimana:
DS : derajat kejenuhan
 DS>0,75 = macet
 0,65<DS<0,75 =kurang lancar
 DS<0,65 =lancar
Q : arus lalu lintas
C : kapasitas
 Derajat kejenuhan DS dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas dinyatakan
dalam smp/jam

KINERJA JALAN
 Kinerja jalan ditunjukan oleh tingkat pelayanan (LOS)yaitu ukuran kuantitatif yang
mencerminkan persepsi pengemudi tentang kualitas mengendarai kendaraan.
 LOS (level of service) tidak berlaku secara langsung di indonesia namun derajat
kejenuhan oleh MKJI digunakan sebagai indikator untuk tingkat kinerja.
 Tingkat kinerja didefinisikan sehingga ukuran kuantitatif yang menerangkan kondisi
operasional dari suatu fasilitas lalu lintas.

TINGKAT PELAYANAN (LEVEL OF SERVICE, LOS)


 Tingkat pelayanan jalan adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas
yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam melayani arus
lalu lintas yang melewatinya.
 Tingkat pelayanan ditentukan oleh:
 Perbandingan antara arus lalu lintas dengan kapasitas
 Kecepatan rata-rata
 Untuk daerah perkotaan arus/ volume lalu lintas diambil pada jam sibuk (jam puncak)
Tingkat Karakteristik Lalu Lintas Nilai V/C
Pelayana ratio
n
A Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, pengemudi 0,0-0,2
dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan
B Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh 0,2-0,44
kondisi lalu lintas, pengemudi memiliki kebebasan yang
cukup untuk memilih kecepatan
C Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan 0,45-0,74
dikendalikan, pengemudi dibatasi dalam memilih
kecepatan.
D Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan 0,75-0,84
E Volume lalu lintas mendekati pada kapasitas, arus tidak 0,85-1
stabil, kecepatan terkadang berhenti.
F Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan rendah, >1
volume dibawah kapasitas, antrian panjang dan terjadi
hambatan-hambatan yang besar.

Anda mungkin juga menyukai