Anda di halaman 1dari 80

MANAJEMEN DAN REKAYASA

LALU LINTAS
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas

Manajemen ? Rekayasa? Lalu Lintas ?


DEFINISI REKAYASA LALU LINTAS

Suatu pendekatan rekayasa untuk


mengalirkan lalu lintas orang dan barang
secara aman dan effisien dengan
merencanakan, membangun dan
mengoperasikan geometrik jalan dan
dilengkapi dengan rambu – rambu lalu
lintas, marka jalan serta alat pemberi
isyarat lalu lintas.
DEFINISI MANAJEMEN LALU LINTAS
Rangkaian kegiatan yang dimulai dari
perencanaan, pengaturan, pengawasan
dan pengendalian lalu lintas dengan cara
memanfaatkan prasarana lalu lintas yang
ada secara optimal dengan menggunakan
metoda pengaturan lalu lintas tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu bagi
kelompok atau pihak-pihak tertentu.
DEFINISI LALU LINTAS

Gerak kendaraan orang dan hewan di jalan.


Prinsip fundamental dalam tekhnik
manajemen lalin adalah:

Mempertahankan Semaksimal
Mungkin Jalan Yang Ada, Tetapi
Melakukan Perubahan Terhadap
Pola Pergerakan Lalin Pada Jalan
Tersebut, Sehingga Pemamfaatan
Sistem Pergerakan Lalin Dapat
Seefisien Mungkin.
MANAJEMEN LALU LINTAS
 Untuk Apa ?
TUJUAN MANAJEMEN LALIN :
 Mendapatkan tingkat efesiensi
pergerakan lalu lintas secara
menyeluruh dengan tingkat aksesibilitas
tinggi
 menyeimbangkan permintaan dengan
sarana penunjang yang tersedia;
 Meningkatkan keselamatan
 dengan memperbaiki tingkat keselamatan
tersebut sebaik mungkin;
TUJUAN MANAJEMEN LALIN :
 Melindungi dan memperbaiki kondisi
lingkungan;
 Transportasi berpengaruh terhadap
kelestarian lingkungan dalam hal dampak yang
diakibatkannya: Polusi (udara,air dan tanah),
kebisingan, getaran, gangguan pandangan
terkait estetika, dll.
 Mempromosikan efisiensi penggunaan energi;
 Pendekatan terhadap efesiensi penggunaan
energi merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan dimana penggunaan BBM
yang efisien menjadi prioritas
Sasaran :
1. Mengatur dan menyederhanakan lalu lintas
dengan pemisahan thdp tipe, kecepatan & pemakai jalan
yg berbeda untuk meminimumkan gangguan terhadap
lalu lintas;

2. Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas :


 Kapasitas dan volume lalu lintas
 Optimasi ruas jalan :
menentukan fungsi jalan dan kontrol thdp aktivitas
pinggir jalan.
• Selamat
Targetnya ?
• Aman
Pengguna Lalu Lintas :
• Tertib
 Angkutan Umum
 Kendaraan Pribadi • Lancar
 Pejalan Kaki • Ramah
Masyarakat Lain Lingkungan
•Nyaman
•Murah
•Tepat Waktu
TEMUKENAL
PERMASALAHAN

 KELUHAN SUBJEKTIF :
Identifikasi masalah berdasarkan persepsi seseorang seperti kemacetan,
keselamatan, biaya maupun kenyamanan perjalanan yang dievaluasi
secara subyektif dan bersifat pribadi berdasarkan pengalaman.
 disampaikan melalui media massa cetak , elektronik langsung ke instansi.

 KRITERIA OBJEKTIF :
Identifikasi dengan evaluasi kriteria dasar tertentu terhadap unjuk kerja
yang mempengaruhi sistem transportasi yang ada (existing) :
KRITERIA PENILAIAN UNJUK KERJA LALU LINTAS

 Total waktu perjalanan;


- Mobilitas : Kecepatan pada jaringan (ruas & simpang)
- Aksesibilitas yang ditentukan oleh lokasi-lokasi tertentu pada
jaringan jalan yang mempengaruhi rute perjalanan
 Keselamatan
Resiko kecelakaan yang diukur berdasarkan tingkat kecelakaan
 Biaya
Biaya perjalanan terkait langsung dengan efesiensi dan
keselamatan operasi mis. angkutan umum
KRITERIA PENILAIAN UNJUK KERJA LALU LINTAS

 Kenyamanan
Orang akan mau membayar lebih untuk kenyamanan yang lebih
baik
 Lingkungan
Evaluasi dampak lingkungan dari operasi yang dilakukan
 Konservasi energi
Penghematan penggunaan energi dg manajemen lalu lintas
STRATEGI DAN TEKNIK DALAM
MANAJEMEN LALU LINTAS
STRATEGI DAN TEKNIK MANAJEMEN
LALU LINTAS
1. Manajemen Kapasitas (Management of Capacity), berkaitan
dengan pengolahan untuk meningkatkan kapasitas prasarana,
atau suatu upaya pendekatan dari sisi penawaran.

2. Manajemen Permintaan (Management of Demand), berkaitan


dengan tindakan pengaturan dan pengendalian terhadap
permintaan lalu lintas, umumnya bersifat regulasi terhadap
permintaan perjalanan.

3. Manajemen Prioritas (Management of Priority), berkaitan


dengan pemberian prioritas bagi lalu lintas yang dapat
meningkatkan efisiensi dan/atau keselamatan.
1. MANAJEMEN KAPASITAS

Pemanfaatan kapasitas ruas jalan dan persimpangan


seefektif mungkin :
 Perbaikan Desain dan Pengendalian Simpang
Prinsip Dasar Pengendalian Persimpangan
• Meminimumkan daerah atau luasan konflik
• Mengurangi jumlah titik konflik
• Memisahkan titik konflik
• Memprioritaskan lalu lintas utama
• Mengendalikan kecepatan
• Memandu lintasan kendaraan
• Memperbaiki sudut pandang semua pemakai jalan
• Memilih dan menempatkan rambu dan marka jalan
dengan tepat
• Memberi penerangan jalan yang memadai
MANAJEMEN KAPASITAS
1 Peningkatan Kinerja Persimpangan
a. Cara Pengendalian Persimpangan
b. Optimasi pendendalian
2. Manajemen Ruas Jalan
a. Pemisahan jenis kendaraan
b. Pengendalian parkir di pinggir jalan menurut waktu dan
tempat
c. Pengendalian kecepatan
d. Pengendalian pedagang kaki lima
e. Pelebaran jalan
f. Arus pasang surut
3. Kawasan Pengendalian Lalu Lintas
a. Pembatasan lalu lintas
b. Sistim arus satu arah
c. Koordinasi lampu lalu lintas (Area Traffic Control
System)
KRITERIA PENENTUAN PENGATURAN
PERSIMPANGAN

15
MINOR ROAD (1000 Kend/hr)

GRADE
SEPARATED

10
BUNDARAN
ATAU APILL

PRIORITAS

10 20 30 40 50
MAJOR ROAD (1000 Kend/hr)

Sumber : Australian Road Research Board (ARRB)


Gangguan dan hambatan pada ruas jalan dan
persimpangan biasanya timbul karena sebab-sebab sbb
:
• Parkir kendaraan pribadi dan angkutan barang
• Kendaraan angkutan umum berhenti dan menaikkan
penumpang diluar daerah pemberhentian yang telah
ditentukan
• Para Pejalan kaki disekitar simpang
• Akses dan kapasitas serta fasilitas yang tidak memadai
sehingga menyebabkan terjadinya antrian
• Tumpang tindih/ bercampurnya (mixed traffic) beragam
jenis kendaraan (bermotor dan tidak bermotor)
• Tingginya perbandingan (ratio) volume/kapasitas
Kapasitas ruas jalan dapat ditingkatkan dengan cara :

• Melarang parkir kendaraan di badan jalan sehingga lebar efektif


jalan tidak terganggu dan menimbulkan hambatan samping
• Melarang dan mengawasi kendaraan angkutan umum untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang pada tempatnya
sehingga tidak mengurangi lebar efektif dan gangguan samping
• Memberi fasilitas pejalan kaki baik yang menyusur dan
menyebrang jalan
• Pengendalian akses serta penyediaan akses yang cukup memadai
ke daerah milik terminal, sehingga tidak terjadi antrian untuk masuk
kedalamnya
• Pemisahan jenis kendaraan dengan kecepatan yang berbeda atau
melarang jenis kendaraan tersebut untuk beroperasi pada daerah
yang dipertimbangkan
• Meningkatkan kapasitas jalan dengan memperlebarnya, sehingga
angka banding volume/kapasitas menurun dan kecepatan
meningkat.
Pemanfaatan kapasitas ruas jalan seefektif
mungkin
….. Manajemen Kapasitas
Pembatasan Lalu Lintas
2. MANAJEMEN PRIORITAS

Untuk efesiensi penggunaan ruang jalan,


dapat diterapkan manajemen prioritas bagi
jenis kendaraan tertentu sehingga efisiensi penggunaan
ruas jalan dapat dicapai

Misalnya dengan :

 jalur khusus bus


 Prioritas persimpangan
 Jalur khusus sepeda
 Prioritas bagi angkutan barang
 Pedestrian Street
1. Prioritas Bus
a) Lajur khusus bus
b) Jalan khusus bus
c) Prioritas di persimpangan
2. Lalu Lintas Barang
a) Akses barang
b) Parkir dan bongkar muat
c) Lintasan barang strategis/khusus
d) Pembatasan waktu
e) Pembatasan area
3. Prioritas Kepada Pejalan Kaki/ Pesepeda
a) Kawasan pejalan kaki
b) Jalur khusus sepeda
c) Jalur khusus kendaraan tidak bermotor
Sumber : ITDP
Sumber : Public Transport Facility – Delft University of Technology
3. MANAJEMEN PERMINTAAN

Dalam strategi ini pengendalian dilakukan dari sisi


permintaan (demand)

Teknik-teknik yg dpt dilakukan :

 Perubahan rute kendaraan dengan tujuan


memindahkan kendaraan dari daerah macet
ke daerah tidak macet

 Pengalihan moda dari kend pribadi ke


angkutan umum;

 Kontrol terhadap penggunaan tata guna


lahan
1. Kebijaksanaan Parkir
a.Tarip Parkir
b.Pembatasan Ruang Parkir
2. Penutupan Jalan
a.Sel Lalu Lintas
b.Pengalihan Lalu Lintas
3. Kawasan Lalu Lintas Terbatas
a.Pengendalian Jumlah Penumpang
b.Nomor Ganjil Genap
4. Pajak Jalan
a.Biaya Untuk Memasuki Kawasan Tertentu
b.Kebijaksanaan Pajak Kendaraan Bermotor
c.Kebijaksanaan Pajak Bahan Bakar
5. Pembatasan Fisik
a.Keharusan Memiliki Garasi Bagi Pemilik Kendaraan
b.Portal Di Daerah Pemukiman
TEKNIK MANAJEMEN LALIN
Persimpangan

 Pemasangan Lampu Lalu Lintas


 Optimasi APILL
 Koordinasi APILL
 Area Traffic Control
 Prioritas Angkutan Umum dengan APILL
Jalan masuk/keluar persimpangan

 Jalan Satu Arah


 Larangan Membelok Kanan
 Jalan Khusus Pemukiman

Penggunaan Jalur

 Lajur Kendaraan berpenumpang tinggi


 Larangan bagi kendaraan berpenumpang kurang dari tiga
 Jalur pasang surut
 Lajur khusus angkutan umum
 Lajur khusus bus
Penggunaan Tepi jalan

 Larangan parkir
 Penempatan halte Bus
 Penentuan Lokasi Bongkar Muat
Kecepatan Kendaraan

 Pembatasan Kecepatan maksimum/minimum


 Penempatan Road humps
Parkir
 Parkir khusus kendaraan dengan jumlah penumpang
tinggi
 Pembatasan waktu parkir
 Pengendalian Lokasi Parkir
PERMASALAHAN UMUM MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS PADA
DAERAH PERSIMPANGAN

Manajemen terhadap titik konflik lalu lintas


(Titik konflik menyebar terlalu dekat dengan daerah simpang, arus belok kanan
besar, kurang tegasnya pengaturan prioritas, pengaturan oleh “ Pak ogah “)

Pembagian Ruang Lalu Lintas


(Kurang tepatnya peberian lajur khusus belok kiri, Pembagian waktu hijau
yang tidak proporsional, timbulnya tundaan dan antrian, pelanggaran masuk
simpang saat lampu masih merah )

Geometrik Persimpangan yang sub-standard


(radius simpangan, jarak pandangan, lebar lajur dan langkanya bentuk
kanalisasi arus belok kiri. Perlengkapan jalan yang tersedia juga kurang
memenuhi syarat dan kurang tepat )

Land Use dan Landscape


( lands use daerah komersiil yang menpengaruhi simpang, keberadaan
lansekap yang mengurangi kapasitas dan jarak pandang )

Strategi dan teknik manajemen lalu lintas yang


kurang tepat
( Pemilihan tipe pengendalian yang kurang tepat, blocking back effect, sistem
satu arah( SSA ) yang kurang tepat, aspek keselamatan )
b. PEMILIHAN METODE PENGENDALIAN
Secara umum pengendalian persimpangan mempertimbangakan hierarki
volume,Karakteristik lalu lintas,Topografi, dan ketersediaan lahan,
Lingkungan,Biaya, dan Faktor Manusia

Pertimbangan hierarki jalan

Hierarki Jalan Arteri primer Arteri sekunder Kolektor Lokal


Arteri primer Traffic light Traffic light Stop dua arah pada Stop dua arah pada
Persimpangan tak Persimpangan tidak jalan kolektor jalan lokal
sebidang sebidang (studi kasus) Traffic light
Arteri sekunder Traffic light Stop dua arah pada Stop dua arah pada
jalan kolektor jalan lokal
Traffic light
Kolektor Stop dua arah pada Pemberian rambu
jalan Minor prioritas pada jalan
lokal
Stop dua arah pada
jalan lokal
Lokal Tidak ada kontrol
Pemberian rambu
prioritas pada jalan
minor
Stop dua arah pada
jalan minor

Sumber : Pengendalian Persimpangan, Pusdiklat Phb. Darat, 1996


Pertimbangan Volume lalu lintas, kecelakaan, geometri simpang
Dan pengaturannya
Tipe Pengendalian Volume Kecelakaan Geometri Operasi

Proritas Umumnya rendah 5 tabarakan tegak Persimpangan pada Kecepatan di jalan


lurus dalam periode jalan minor sehingga minor mendekati 16
24 bulan atau 7 jarak pandang km/jam
tabrakan dalam terbatas
periode 36 bulan Kanalisasi belok kiri
Stop dua arah Umumnya volume Analisis kasus Jalan minor memasuki Dalam satu area ada
rendah pada jala kecelakaan terbaru jalan raya utama persimpangan yang
minor (semua berdasarkan tipe dan Jarak pandang tidak dilengkapi
jalan satu jalur) kekerasannya terbatas pada satu rambu, sementara
(kefatalan ) atau lebih jalan persimpangan lain ada
rambu

Sto semua arah Volume sedang di 7 atau lebih tabrakan


semua jalan pada periode 24 bulan
(semua jalan satu atau 10 tabrakan
jalur) dalam jangka 36 bulan
Perbandingan yang bersifat dapat
volume lalu lintas diperbaiki
pada jalan utama
dan jalan minor
kurang lebih 60
% dan 40 %
Traffic Light Pembenaran Upaya perbaikan Jarak pandang dari Lihat ketentuan pada
pemasangan pegaturan untuk salah satu posisi pokok bahasan
traffic light menurunkan berhenti sangat pembenaran
kecelakaan mengalami terbatas pemasangan trafic
kegagalan light
Lihat ketentuan pada
pokok bahasan
pembenaran
pemasangan traffic
light

Sumber : Pengendalian Persimpangan, Pusdiklat Phb. Darat, 1996


Pertimbangan Volume Lalu Lintas

(Thousand)

Simpang susun

Bundaran
Atau signal

prioritas

Mayor road flow ( veh/day)


Prosedur Manajemen Lalu Lintas Daerah Persimpangan
Pengumpulan Data

Simpang Prioritas Traffic Light Bundaran Lalu Lintas

Tidak Analisis Kinerja Persimpangan

Efisiensi Keselamatan

Ya Apakah
Apakah D/S tingkat laka
> 0,8 tinggi

Apakah delay >


42 dt

Apakah antrian Ya
blocking back?

Re-phasing / re-timing

Apakah arus belok Larangan Belok


kanan besar?

Re-design

Apakah arus
belok kiri besar
?
PERMASALAHAN UMUM MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS PADA
DAERAH PERSIMPANGAN

•Manajemen terhadap titik konflik lalu lintas


(Titik konflik menyebar terlalu dekat dengan daerah simpang, arus belok kanan besar,
kurang tegasnya pengaturan prioritas, pengaturan oleh “ Pak ogah “)

•Pembagian Ruang Lalu Lintas


(Kurang tepatnya peberian lajur khusus belok kiri, Pembagian waktu hijau yang tidak
proporsional, timbulnya tundaan dan antrian, pelanggaran masuk simpang saat lampu masih
merah )

•Geometrik Persimpangan yang sub-standard


(radius simpangan, jarak pandangan, lebar lajur dan langkanya bentuk kanalisasi arus belok
kiri. Perlengkapan jalan yang tersedia juga kurang memenuhi syarat dan kurang tepat )

•Land Use dan Landscape


( lands use daerah komersiil yang menpengaruhi simpang, keberadaan lansekap yang
mengurangi kapasitas dan jarak pandang )

•Strategi dan teknik manajemen lalu lintas yang kurang


tepat
( Pemilihan tipe pengendalian yang kurang tepat, blocking back effect, sistem satu arah(
SSA ) yang kurang tepat, aspek keselamatan )
Permasalahan Umum Pemakai Jalan pada Daerah
Persimpangan

• Pengemudi
Pengemudi sepeda motor cenderung untuk melewati
garis henti dan memasuki ruang persimpangan pada
saat all-red; pengemudi kendaraan pribadi kurang
memahami aturan prioritas di daerah persimpangan;
pengemudi angkutan umum menaikkan, menurunkan
serta menunggu penumpang pada daerah
persimpangan; ojek mangkal di daerah persimpangan

• Pejalan Kaki
Pejalan kaki dan calon penumpang angkutan umum
cenderung menggunakan ruang lalu lintas serta
berkumpul untuk naik atau turun dari angkutan umum
pada daerah persimpangan. Keadaan ini secara
signifikan mereduksi kapasitas persimpangan
PENGATURAN
PERSIMPANGAN
MENGAPA PERSIMPANGAN PERLU DIATUR ?

--> potensi titik konflik antar pergerakan lalu lintas

Sp. Empat Jenis - jenis konflik titik konflik --> area konflik
(32)
1. Crossing (memotong) perlu dikendalikan/dieleminir
2. Diverging (memisah)
3. Merging (menyatu)
4. Weaving (menyilang)
Jumlah konflik tergantung pd :
1.Jml kaki persimpangan

Sp. Tiga (9) 2.Jml lajur tiap kaki persim


Weaving
3. Jenis pengaturan
• bundaran
4.Jumlah pergerakan yg
• ruas jalan dengan
beberapa lajur tanpa
diijinkan

median
MENGELIMINIR KONFLIK

KONFLIK AREA 1. KANALISASI

1. LARANGAN BELOK KANAN


2. SISTEM ARUS LL SATU ARAH
3. SIMPANG SUSUN (FLY OVER)/
GRADE SEPARATED
JENIS - JENIS PENGATURAN PERSIMPANGAN

1. PRIORITAS
PP 43 Th. 93 Pasal 63
Pada persim prioritas hak utama diberikan kepada :
a. kend dr depan &/atau cabang --> ada rambu/marka
b. kend dr jalan utama bila datang dr cabang yg lebih
kecil atau jl. akses (pekarangan).
c. kend dr sebelah kiri u/ sp 4 atau lebih sama besar
d. kend dr sebelah kiri u/ sp 3 tdk tegak lurus
e. kend dr arah cabang yg lurus u/ sp 3 tegak lurus
Pengaturan persimpangan Prioritas
KAPASITAS

qM (1  BM .qM )
qm(maks)  qM ( a  BM )  Bm .qM
e 1 e
qM,qm = arus pada jalan utama dan jalan kecil
bM,bm = waktu antara minimum jalan utama dan kecil
a = ruang antara minimum yang dapat diterima pada arus
jalan utama
2. PRIORITAS DENGAN PETUGAS
PETUGAS YG MENGATUR PRIORITAS PERGERAKAN
ARUS LALU LINTAS

3. BUNDARAN
PRINSIPNYA PRIORITAS
KEND YG TELAH BERADA DI BUNDARAN MENDAPAT
HAK UTAMA UTK JALAN

4. DENGAN APILL
PRIORITAS PERGERAKAN ARUS LL DIATUR DGN LAMPU
( HIJAU, KUNING, MERAH), YANG DIATUR SECARA
BERGANTIAN UTK TIAP PERGERAKAN DLM PERIODE TTT
, YG DITETAPKAN BERDASARKAN PROPORSI ARUS LL
Kajian Pustaka Rekayasa
Lalu Lintas

Prinsip Dasar Pengendalian Persimpangan


• Meminimumkan daerah atau luasan konflik
• Mengurangi jumlah titik konflik
• Memisahkan titik konflik
• Memprioritaskan lalu lintas utama
• Mengendalikan kecepatan
• Memandu lintasan kendaraan
• Memperbaiki sudut pandang semua pemakai jalan
• Memilih dan menempatkan rambu dan marka jalan
dengan tepat
• Memberi penerangan jalan yang memadai
Kajian Pustaka Fasilitas dan Perlengkapan Persimpangan

• Apill
• Rambu
• Marka
• Penyeberangan pejalan kaki
• Penerangan
• Perhentian bus
• Parkir kendaraan
Kajian Pustaka Lansekap Daerah Persimpangan

• Tidak menutupi pandangan pengemudi


• Memiliki warna-warna yang cerah
• Tinggi tanaman < 80 cm
• Tata letaknya disesuaikan dengan tipe simpangnya
APILL
PENGERTIAN
APILL merupakan suatu alat (manual, mekanis atau elektris)
alternatif, untuk pemberian prioritas bagi masing-masing
pergerakan LL pada persimpangan secara berurutan, untuk
memerintahkan para pengemudi/ pejalan kaki utk berhenti
atau berjalan.

ALAT INI MEMBERIKAN PRIORITAS BERGANTIAN DALAM SUATU


PERIODE WAKTU.
TUJUAN DARI PEMISAHAN WAKTU PERGERAKAN INI --> UNTUK
MENGHINDARKAN TERJADINYA PERGERAKAN YANG SALING
PERPOTONGAN MELALUI TITIK-TITIK KONFLIK PADA SAAT
BERSAMAAN
KAPAN APILL PERLU DIPERTIMBANGKAN ?

Suatu persimpangan perlu dipertimbangkan dipasang APILL, apabila :

1. Minimal rata-rata arus lalu lintas diatas 750 kend / jam


selama 8 jam dalam sehari
2. Waktu menunggu rata-rata telah melampaui 30 detik
3. Rata-rata jumlah pejalan kaki lebih dari 175 orang / jam
selama 8 jam dalam sehari
4. Sering terjadi kecelakaan
5. Kombinasi
6. Telah dipasang suatu sistem pengendalian lalu lintas
terpadu (ATC)
(TIDAK BAKU SESUAI SITUASI & KONDISI SETEMPAT)
KRITERIA PENENTUAN PENGATURAN
PERSIMPANGAN
BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS

15
MINOR ROAD (1000 Kend/hr)

GRADE
SEPARATED

10
BUNDARAN
ATAU APILL

PRIORITAS

10 20 30 40 50
MAJOR ROAD (1000 Kend/hr)

Sumber : Australian Road Research Board (ARRB)


MANFAAT APILL
1. Meningkatkan keselamatan LL pada persimpangan
• Mengurangi/menghilangkan konflik
• Mengontrol kecepatan kendaraan
2. Meningkatkan effesiensi pergerakan LL pada persimpangan ->
melalui efektivitas pemanfaatan kapasitas persimpangan
3. Pemberian fasilitas bagi penyeberang pejalan kaki
4. Pengaturan distribusi dari kapasitas berbagai arah arus lalu lintas
(kendaraan umum, kendaraan pribadi, sepeda motor dan lain-lain).

Keberhasilan ditentukan oleh :


1. Berkurangnya penundaan waktu (delay)
2. Angka kecelakaan berkurang
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L
• Manual, yaitu digerakkan oleh manusia
(Manual Actuated Traffic Light Controller):
- Full manual : perpindahan nyala lampu secara penuh
dilakukan secara manual;
- Semi manual : Telah mempunyai program tetap,
namun penyalaan lampu hijau dapat
diatur secara manual oleh petugas;

• Kontrol dengan waktu tetap (Pre-timed)


Kontrol ini mempunyai pengaturan waktu hijau yang telah
ditentukan sebelumnya.
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L
• Vehicle Actuated
Waktu Hijau SESUAI volume arus lalu lintas yang melalui
detector kendaraan.
memperkecil waktu tunggu, kesulitan koordinasi

• Semi Vehicle Actuated


Waktu Hijau min. yang tetap untuk semua fase (Fixed
time), sesuai dengan keadaan lalu lintas, waktu min. dapat
diperpanjang hingga mencapai waktu maksimum.
- dipergunakan pada jalan-jalan yang tidak simetris beban
lalu lintasnya
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L

• Sistem Koordinasi, Gelombang Hijau (Green Waves).


Sistem koordinasi adalah pengabungan beberapa APILL
yang berdekatan sehingga kendaraan yang berada dalam
sistem tersebut akan selalu mendapat nyala hijau (green
waves).
- Mengabungkan beberapa APILL yang berdiri
sendiri (isolated)
- kecepatan tertentu dan tetap
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L

• Computerized Traffic Light Controller.


Area Traffic Control System
Pengkoordinasian APILL secara terpadu dalam suatu wilayah,
berdasarkan volume aktual pada ruas jalan dan
persimpangan yang dikontrol pada satu lokasi dengan sistem
komputerisasi.

Informasi didapat, dari:


- detektor
- kamera TV
 Meningkatkan frekuensi kecelakaan
 Penundaan yang lama bagi kendaraan saat
memasuki persimpangan
 Memaksa kendaraan mengambil rute
memutar
 Mebuat pengemudi marah dan frustasi
 Siklus (panjang siklus atau waktu siklus) urutan
lengkap suatu lampu lalin
 Fase bagian dari siklus yang dialokasikan untuk
kombinasi pergerakan lalu lintas yang
menerima hak prioritas jalan selama suatu
interval waktu
 Interval : bagian dari siklus lampu dimana tidak
terjadi perubahan warna lampu
 Offset : waktu dalam detik antara permulaan
fase lampu hijau di satu persimpangan dengan
permulaan lampu hijau di persimpangan
berikutnya
 Waktu antar hijau : waktu antara akhir lampu hijau
untuk satu fase dengan awal lampu hijau untuk fase
berikutnya
 All red interval : lama waktu menyalanya lampu merah
untuk seluruh kaki persimpangan utnuk keperluan
pengosongan atau kesempatan pejalan kaki
menyebrang
 Headway keberangkatan rata-rata : waktu antar
keberangkatan
 Satuan Mobil penumpang : menghitung efek akibat
pergerakan kendaaran berdasarkan jenis kendaraan dan
arah pergerakan
 Kaki/ Cabang (approach) : bagian dari kaki
persimpangan yang digunkan kendaraan bergerak
mendekati persimpangan
 Kapasitas : jumlah maksimum kendaraan yang
diperkirakan akan melintasi suatu jalan tertentu atau
bagian jalan tertentu dalam satu arah selama periode
waktu tertentu pada kondisi lalu lintas dan jalan yang
umum
 Volume kritis : suatu volume atau kombinasi volume
yang menggunakan kapasitas jalan terbesar
PERHITUNGAN WAKTU
LAMPU LALU LINTAS
1. Arus Jenuh
Tingkat arus maksimum pada suatu kaki persimpangan
jika lampu pengatur lalu lintas terus menerus menyala hijau
S = 600 we (smp/jam)

we = lebar efektif kaki persimpangan (m)


FAKTOR-FAKTOR KOREKSI ARUS JENUH :
a. Faktor ukuran kota (Cs) ;
b. Faktor gesekan samping (Sf) ;
c. Faktor kelandaian (G) ;
d. Faktor kendaraan parkir (P) ;
e. Faktor kendaraan belok kanan (RT) ;
f. Faktor kendaraan belok kiri (LT).
2. Perbandingan Volume dan Kapasitas
Y=Q/S

Q = volume lalu lintas per jam (smp)


S = kapasitas jalan (smp)

3. Waktu Hilang
Total waktu dimana waktu siklus tidak digunakan secara
efektif oleh gerakan kendaraan.
a. Waktu semua merah, ditambah
b. Hilangnya waktu pada permulaan dan akhir periode hijau,
diasumsikan selama 2 detik.
4. Penetapan Waktu Siklus
a. Waktu Siklus Minimal
L
C1min = (detik)
1 - IFR
b. Waktu Siklus Optimal
1,5 L + 5
Co = (detik)
1 - IFR
L = total waktu hilang setiap fase = nl + R
n = jumlah fase
l = waktu hilang tiap fase, diasumsikan 3 detik
R = waktu semua merah
c. Batasan Panjang Waktu Siklus
 Min : 40 det
 Max: 130 det
5. Waktu Tahap
Waktu hijau ditambah fase waktu hilang.
a. Waktu hijau efektif
 yi, max
Hi = (Co – L)
IFR
Hi = waktu hijau untuk tahap I, det
Co = waktu siklus optimal, det
b. Waktu hijau aktual
Hia = Gi + k - li
Hia = waktu hijau aktual, det
k = waktu kuning, 3 det
li = lost time pada tahap I, det
Contoh perhitungan
Volume dan Kapasitas masing-masing kaki

Utara Selatan Timur Barat


Q (smp) 650 600 1400 1500
S (smp) 1850 1900 3850 3850
y (Q/S) 0,35 0,32 0,36 0,39

0,35 Yi max 0,39


 Y max = IFR 0,74
L = nl + R = (2 x 3) + 3
= 9 detik
1,5 L + 5 1,5 (9) + 5
Co = = = 71 det
1 – IFR 1 – 0,74
KONVERSI SATUAN MOBIL PENUMPANG (SMP)

SATUAN MOBIL
JENIS PENUMPANG (SMP)
KELAS
KENDARAAN
RUAS SIMPANG
Sedan/jeep, Oplet,
Light Vehicle
Mikrobus, Pick 1,00 1,00
(LV)
Bus Up
standar
Truk sedang Heavy Vehicle
1,20 1,30
(HV)
Truk Berat
Motor Cycle
Sepeda Motor 0,25 0,40
(MC)
Becak, Sepeda, Un-motorised
0,80 1,00
Andong, dll (UM)
Sumber : Kapasitas Jalan Indonesia (KAJI), 1985
Perhitungan waktu hijau
Yus max
 Hus = x (Co – L) det -1
IFR
0,35
Hus = x (71 – 9) det -1 = 28 det
0,74

YTB max
 HTB = x (Co – L) det -1
IFR
0,39
HTB = x (71 – 9) det -1 = 32 det
0,74
DIAGRAM PHASE

Waktu kuning 3 det


Waktu merah 38 det

Fase I US
all red = 2 dt
Fase II TB
Waktu merah 34 det
Waktu hijau 32 det
Waktu siklus 71 det
MANAJEMEN LALU LINTAS
BUNDARAN

GIVE
WAY
CONTOH PENERAPAN &
PENGATURAN ARUS LALU
LINTAS DI BUNDARAN

LAJUR
GANDA
LAJUR
TUNGGAL
 Arus lalu lintas belok kanan tinggi
 Terdapat lebih dari 4 kaki
 Arus lalu lintas yang datang dari masing-masing
kaki hampir sama besar
 Tersedia lahan yang cukup memadai untuk
membangun bundaran
 Memaksa kendaraan mengurangi kecepatan
 Konflik berpotongan diganti bersilangan
 Mudah meningkatkan kapasitas
KAPASITAS DAERAH PERSILANGAN (UK)
(Sebelum berlakunya Off-side Priority)

354w(1  e / w)(1  P / 3)
Qp 
(1  W / L)
Qp =kapsitas praktis maksimum daerah persilangan ( smp/jam), kapasitas rencana adalah 80% dari kapasitas ini.
p = perbandingan antara arus persilangan terhadap arus total
w = lebar daerah persilangan
e = lebar kaki masuk
L = panjang daerah persilangan
Asumsi yang berlaku :
• Tidak ada parkir pada kaki persimpangan
• Daerah kaki persimpangan datar, kelandaian kurang dari 4%
• % Kendaraan berat tidak lebih dari 15%
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)

C  135xWw1,3 x(1  We / Ww)1,5 x(1  pw / 3)0,5 x(1  Ww / Lw) 1,8 xFcsxFrsu

KETERANGAN :
Ww = LEBAR JALINAN Co
We = LEBAR MASUK
Lw = PANJANG JALINAN
FCs = FAKTOR UKURAN KOTA
Frsu = FAKTOR PENYESUAIAN TIPE LINGKUNGAN JALAN, HAMBATAN SAMPING DAN
KENDARAAN TAK BERMOTOR

Anda mungkin juga menyukai