Anda di halaman 1dari 42

MANAJEMEN DAN REKAYASA

LALU LINTAS
Materi: 09
Pemisahan Pergerakan Lalu Lintas
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas - MRLL

REN TUR REK PEMB WAS

UNSUR
UNSUR P.U
PERHUBUNGAN
UNSUR POLRI

PENETAPAN KEBIJAKAN
PENINGKATAN DAN
DAN PENGADAAN & MAN & REK OPS DAN
PERBAIKAN PHISIK
PENEMPATAN PENEGAKAN HUKUM
JALAN PERLENGKAPAN JALAN

1) penetapan prioritas angkutan massal melalui


penyediaan lajur atau jalur atau jalan khusus;
2) pemberian prioritas keselamatan dan
kenyamanan Pejalan Kaki; mengoptimalkan
3) pemberian kemudahan bagi penyandang cacat; penggunaan
4) pemisahan atau pemilahan pergerakan arus jaringan Jalan dan
Lalu Lintas berdasarkan peruntukan lahan,
mobilitas, dan aksesibilitas; gerakan Lalu Lintas
5) pemaduan berbagai moda angkutan;
6) pengendalian Lalu Lintas pada persimpangan;
7) pengendalian Lalu Lintas pada ruas Jalan;
dan/atau
8) perlindungan terhadap lingkungan.

2
Metoda/ Cara Melakukan MRLL
1 penetapan prioritas angkutan massal;

2 pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki;

3 pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;

4 pemisahan atau pemilahan pergerakan arus lalu lintas;


5 pemaduan berbagai moda angkutan;

6 pengendalian lalu lintas pada persimpangan;

7 pengendalian lalu lintas pada ruas jalan; dan/ atau

8 perlindungan terhadap lingkungan.


Pemisahan Pergerakan Arus Lalu Lintas

Pemisahan pergerakan berdasarkan


1 PERUNTUKAN LAHAN

Pemisahan pergerakan lalu lintas


2 berdasarkan MOBILITAS

Pemisahan pergerakan lalu lintas


3 berdasarkan AKSESIBILITAS
Fungsi Jalan

1. Jalan arteri: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan


utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna;

2. Jalan kolektor: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani


angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi;

3. Jalan lokal: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan


setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan
jumlah jalan masuk tidak dibatasi;

4. Jalan lingkungan: merupakan jalan umum yang berfungsi melayani


angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-
rata rendah.
Pada umumnya jalan mempunyai 2 fungsi utama berbeda:
1. Fungsi Pergerakan (movement function): untuk mengalirkan
arus lalu lintas/ kendaraan , dalam fungsi ini arus kendaraan
diinginkan memiliki kecepatan tinggi dan volume yang besar;
2. Fungsi akses (access function): memberikan akses/
pencapaian pada daerah yang dilewati, dalam hal ini
disyaratkan kecepatan rendah dan volume yang tidak terlalu
besar (tidak ramai).
Road type and function – mobility vs access
Klasifikasi Fungsional Jalan
• Fungsi Pergerakan yang penuh terjadi pada jalan bebas hambatan;
• Fungsi Akses yang penuh terjadi pada jalan Cul-de-sac, Jalan buntu;
• Jika Fungsi Pergerakan diutamakan, maka Fungsi Akses akan terganggu,
demikian sebaliknya.
1. Pemisahan pergerakan lalu lintas berdasarkan
PERUNTUKAN LAHAN
1. pada kawasan wisata hanya diperbolehkan pejalan kaki dan/
atau kendaraan tidak bermotor;
2. pada kawasan pusat perbelanjaan hanya diperbolehkan
angkutan umum dan/ atau pejalan kaki.
Kawasan Pejalan Kaki
• Suatu kawasan khusus diperuntukkan bagi para pejalan kaki.
• Biasanya ditempatkan di kawasan wisata dan pusat perbelanjaan, yang
sebelumnya terbuka untuk lalu lintas kendaraan kemudian ditutup untuk
lalu lintas kendaraan bermotor.
• Namun pada kasus-kasus tertentu ada kawasan pejalan kaki yang
membolehkan angkutan umum untuk tetap bisa masuk.
• Kawasan pejalan kaki menjadi tren dikota-kota besar dunia.
• Di Indonesia: kawasan wisata “KotaTua” dan kawasan “Pasar Baru”, Jakarta
serta kawasan “Jam Gadang” Bukittinggi.
• Untuk meningkatkan kenyamanannya, jalanan di Pasar Baru dilengkapi
dengan Kanopi sehingga bisa terbebas dari cuaca yang kurang
mendukung.
Akses kendaraan ke kawasan pejalan kaki

Akses ke kawasan pejalan kaki secara terbatas bisa diberikan untuk:


1. Kendaraan yang mengantar pasokan ke pertokoan, yang biasanya
waktunya sangat dibatasi dan dalam batasan waktu tertentu;
2. Kendaraan darurat seperti mobil pemadam kebakaran dan
ambulan;
3. Kendaraan patroli polisi (dengan kendaraan ramah lingkungan,
listrik, dll).
Kawasan “Kota Tua” Jakarta
Kawasan “Jam Gadang” Bukittinggi
Kawasan “Pasar Baru”, Jakarta
Malioboro, Jogja
Uji Coba Bebas Kendaraan Bermotor, mulai 3 November 2020

• Kawasan Malioboro, merupakan pusat kegiatan ekonomi


masyarakat dan sering terjadi kepadatan di kawasan tersebut;
• Akan dijadikan kawasan “world heritage”, pengajuan ke
UNESCO;
• Perlu adanya manajemen dan rekayasa lalu lintas agar
kawasan Malioboro bisa mendukung fungsi-fungsi yang
menjadi bagian world heritage tersebut.
• MRLL:
– tidak ada kendaraan bermotor yang melintas di kawasan Malioboro;
– Rute satu arah di sekitar kawasan tersebut.
• Khusus untuk jalan Malioboro, kendaraan yang boleh
melintas:
– Kendaraan tidak bermotor;
– Bus Transjogja;
– Kendaraan petugas kepolisian,
– Kendaraan layanan kesehatan,
– Kendaraan pemadam kebakaran dan
– Kendaraan patroli.
Hari Bebas Kendaraan “Car Free Day”

• Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau "Car Free Day" ;


• Tujuan: mensosialisasikan kepada masyarakat agar
menurunkan ketergantungannya terhadap pemakaian
kendaraan bermotor sekaligus mengurangi polusi.
• Tema: meninggalkan kendaraan bermotor di rumah, untuk
perjalanan dilakukan dengan:
– berjalan kaki; atau
– menggunakan kendaraan tidak bermotor; ataupun
– menggunakan kendaraan umum untuk perjalanan yang relatif jauh.
Hari bebas kendaraan bermotor (car free day)
di Jakarta
• Guna menekan polusi udara, sebagian wilayah di Jakarta telah
menerapkan car free day (CFD) pada akhir pekannya.
• Hari Bebas Kendaraan Bermotor utamanya diselenggarakan di
kawasan Jl. Sudirman dan Jl. M. H. Thamrin, pada waktu-
waktu tertentu juga diselenggarakan di masing-masing
wilayah Walikota;
• Pengguna: pejalan kaki dan pesepeda, dan angkutan umum
busway yang masih bisa tetap beroperasi.
Kota-Kota “Car Free Day”
• Setelah Jakarta berhasil menerapkan Hari Bebas Kendaraan
Bermotor, belakangan banyak kota lain yang mengikutinya.

• Surabaya , Bandung, Semarang, Medan, Dll..


2. Pemisahan pergerakan lalu lintas berdasarkan
MOBILITAS
1. memisahkan lajur berdasarkan kecepatan tinggi dengan
kecepatan rendah;
2. pemisahan lalu lintas sepeda motor secara khusus;
3. pemisahan lalu lintas sepeda secara khusus.
2.1. Lajur Cepat dan Lajur Lambat

Tujuan:
1. Memisahkan pergerakan kecepatan tinggi dan kecepatan
rendah;
2. Mengurangi gangguan-gangguan dari gerakan-gerakan
membelok ke akses jalan keluar/masuk dari/ke
persimpangan minor dan persil-persil di sepanjang jalan;
3. Mengontrol jumlah/ pergerakan akses jalan keluar/ masuk
ke jalan arteri;
2.2. Lajur Khusus Sepeda Motor

Tujuan:
• Memisahkan pergerakan dari moda yang berbeda
karakteristiknya.
Jalur khusus sepeda motor pada jalan tol
2.3. Lajur Khusus Sepeda

Tujuan:
• Memisahkan pergerakan dari moda yang
berbeda karakteristiknya.
3. Pemisahan pergerakan lalu lintas berdasarkan
AKSESIBILITAS
1. pemberian lajur angkutan umum dijalan bebas hambatan;
2. pemberian waktu hijau khusus pada APILL untuk angkutan
umum pada persimpangan;
3. pemberian waktu hijau khusus pada APILL untuk pejalan
kaki pada persimpangan.
3.1. Lajur Khusus Bus di Jalan Tol

• Dapat disediakan pada jalan-jalan tol yang potensi terjadi


kemacetan pada waktu-waktu tertentu (jam-jam sibuk pagi
dan sore);
• Pada jam sibuk pagi pada jalan tol yang menuju pusat kota,
dan pada jalan tol keluar dari pusat kota pada jam sibuk sore;
• Lajur khusus hanya diperuntukan bagi kendaraan bus (bus
kota maupun bus antar kota).
3.2. Prioritas Angkutan Umum di Persimpangan

• Memberikan prioritas pada lalu lintas angkutan


umum pada persimpangan yang dikendalikan dengan
APILL;
• Metodanya: Jika terdeteksi ada bus AU yang
mendekati persimpangan tersebut:
– Pada kondisi APILL dalam waktu “merah”, maka waktu
“merah” tersebut akan dipersingkat, sehingga bus AU tidak
lama tertunda di persimpangan;
– Pada kondisi APILL dalam waktu “hijau”, maka waktu hijau
akan diperpanjang sampai bus AU melewati persimpangan.
PRIORITAS UNTUK BIS

BRT-Prioritas di
Persimpangan

39
3.3. Prioritas Pejalan Kaki pada Persimpangan

• Memberikan waktu khusus untuk pejalan kaki menyeberang


pada persimpangan yang diatur dengan APILL;
• Waktu khusus pada saat waktu “merah” lalu lintas kendaraan
dan waktu hijau bagi penyeberang jalan, pada kaki-kaki
persimpangan; Kekurangan: masih terdapat konflik lalu lintas
kendaraan dengan pejalan kaki;
• Waktu khusus “semua-merah” bagi lalu lintas kendaraan,
sehingga penyeberang jalan dapat menyeberang sampai ke
seberang jalan; Keuntungannya: tidak ada konflik lalu lintas
kendaraan dengan pejalan kaki;
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai