Anda di halaman 1dari 42

KARAKTERISTIK LALU LINTAS

LALU LINTAS

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan system yang terdiri atas
Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna
Jalan, serta pengelolaannya.

Menurut UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
pengertian lalu lintas adalah :
Gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan
LALU LINTAS
 Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan .

 Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan
yang saling terhubungkan untuk penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

 Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas, Terminal, dan
Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APIL), alat
pengendali dan pengaman Pengguna Jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan, serta fasilitas
pendukung.

 Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan Tidak Bermotor.
KOMPONEN UTAMA
SISTEM LALU LINTAS

PRASARANA

KENDARAAN LLAJ PENGEMUDI

PERATURAN
MANAJEMEN LALU LINTAS

Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dengan melakukan
optimalisasi penggunaan prasarana yang ada melalui peredaman atau pengecilan tingkat pertumbuhan
lalu lintas, memberikan kemudahan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan serta
memperlancar sistem pergerakan

Secara umum yang dimaksud manajemen lalu lintas, adalah memanfaatkan semaksimal mungkin
sistem jaringan jalan yang ada, atau :
 Menampung lalu lintas sebanyak mungkin
 Menampung penumpang sebanyak mungkin ( + barang)
 Dengan memperhatikan keterbatasan lingkungan
 Dengan memberikan prioritas untuk kelompok-kelompok yang sangat membutuhkan, melakukan
penyesuaian kebutuhan terhadap pemakai jalan lainnya
MANAJEMEN LALU LINTAS

Tujuan dilakukannya manajemen lalu lintas adalah :

a. Mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan lalu lintas secara menyeluruh dengan tingkat
aksesibilitas yang tinggi dengan menyeimbangkan permintaan dengan sarana penunjang
yang tersedia.
b. Meningkatkan tingkat keselamatan dari pengguna yang dapat diterima oleh semua pihak
dan memperbaiki tingkat keselamatan tersebut sebaik mungkin.
c. Melindungi dan memperbaiki keadaan kondisi lingkungan dimana arus lalu lintas tersebut
berada.
d. Mempromosikan penggunaan energi secara efisien ataupun pengguna energi lain yang
dampak negatifnya lebih kecil dari pada energi yang ada.
MANAJEMEN LALU LINTAS

Sasaran dari Manajemen Lalu lintas adalah :

a. Mengatur dan menyederhanakan lalu lintas dengan melakukan pemisahan terhadap type,
kecepatan dan pemakai jalan yang berbeda untuk meminimumkan gangguan terhadap lalu
lintas.
b. Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan menaikkan kapasitas atau mengurangi
volume lalu lintas pada suatu jalan, melakukan optimalisasi ruas jalan dengan menentukan
fungsi dari jalan dan kontrol terhadap aktivitas aktivitas yang tidak cocok dengan fungsi jalan
tersebut harus dikontrol.
MANAJEMEN & REKAYASA
LALU LINTAS
1. Manajemen Lalu Lintas
Manajemen lalu lintas meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian lalu lintas.
Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas, dan dilakukan antara
lain dengan :
a. usaha peningkatan kapasitas ruas jalan, persimpangan, dan/atau jaringan jalan;
b. pemberian prioritas bagi jenis kendaraan atau pemakai jalan tertentu;
c. penyesuaian antara permintaan perjalanan dengan tingkat pelayanan tertentu dengan mempertimbangkan keterpaduan
intra dan antar moda;
d. penetapan sirkulasi lalu lintas, larangan dan/atau perintah bagi pemakai jalan.
2. Rekayasa lalu lintas adalah salah satu cabang dari teknik sipil yang menggunakan pendekatan rekayasa untuk mengalirkan
lalu lintas orang dan barang secara aman dan effisien dengan merencanakan, membangun dan mengoperasikan geometrik
jalan, dan dilengkapi dengan rambu lalu lintas, marka jalan serta alat pemberi isyarat lalu lintas.
Didalam memecahkan permasalahan lalu lintas, perlu mengenali permasalahan yang terjadi dengan mengumpulkan
informasi geometrik jalan, besarnya arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas, hambatan/tundaan lalu lintas, data kecelakaan lalu
lintas. Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk kemudian direncanakan usulan perbaikaan geometric,
pembangunan fasilitas pengaman jalan, pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan atau melakukan pembatasan gerakan
lalu lintas tertentu.
3. Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan seluruh jaringan
jalan, guna peningkatan keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
REKAYASA LALU LINTAS
• Kegiatan rekayasa lalu lintas meliputi:
a. perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan;
b. perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan perlengkapan jalan.Perencanaan,
pembangunan dan pemeliharaan jalan dilaksanakan oleh pembina jalan.

• Perencanaan perlengkapan jalan meliputi:


a. inventarisasi kebutuhan perlengkapan jalan;
b. perhitungan kebutuhan perlengkapan jalan;
c. penetapan jumlah kebutuhan dan lokasi pemasangan perlengkapan jalan;
d. penyusunan program pengadaan dan/atau pemasangan, serta pemeliharaan perlengkapan jalan.

• Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan meliputi:


a. penetapan lokasi rinci pemasangan perlengkapan jalan;
b. penyusunan spesifikasi teknis yang dilengkapi dengan gambar teknis perlengkapan jalan;
c. pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan sesuai ketentuan yang berlaku.
REKAYASA LALU LINTAS
• Pemeliharaan perlengkapan jalan meliputi:
a. memantau keberadaan dan kinerja perlengkapan jalan;
b. menghilangkan/menyingkirkan benda-benda yang dapat mengurangi/ menghilangkan fungsi/kinerja perlengkapan jalan;
c. memperbaiki atau mengembalikan pada posisi sebenarnya apabila terjadi perubahan/pergeseran posisi perlengkapan jalan;
d. mengganti perlengkapan jalan yang rusak, cacat atau hilang.

• Perlengkapan jalan meliputi:


a. rambu-rambu lalu lintas;
b. marka jalan;
c. alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL);
d. alat pengendali pemakai jalan, terdiri dari:
1) alat pembatas kecepatan;
2) alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan
e. alat pengaman pemakai jalan, terdiri dari:
1) pagar pengaman;
2) cermin tikungan;
3) tanda patok tikungan (delineator);
4) pulau-pulau lalu lintas;
5) pita penggaduh.
KOMPONEN LLAJ
1. PRASARANA
A. JALAN

KENDARAAN
TIPE JALAN
KELAS Panjang Lebar MST
I Arteri  18 m  2,5 m > 10 Ton
II Arteri  18 m  2,5 m 10 Ton
III A Arteri/kolektor  18 m  2,5 8 Ton
III B Kolektor  12 m  2,5 8 Ton
III C 9M  2,1 m 8 Ton
KOMPONEN LLAJ
B. PERLENGKAPAN JALAN
Terdiri dari: Rambu, marka, Apill/TL, alat pengendali dan pengaman jalan, fasilitas
pendukung kegiatan LLAJ di jalan dan diluar jalan.

C. TERMINAL
1). Terminal Penumpang, terdiri dari :
Tipe A, melayani kendaraan AKAP, AKADP, Angkot/Angdes.
Tipe B, melayani kendaraan AKDP, Angkot/angdes.
Tipe C, melayani kendaraan Angdes.

2). Terminal Barang.


KOMPONEN LLAJ
2. SARANA/KENDARAAN

• Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus sesuai dengan


peruntukannya, memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan serta sesuai dengan
kelas jalan (Pasal 12).

• Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, keretan tempelan dan kendaraan


khusus yang dioperasikan dijalan wajib di uji (Pasal 13).

• Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan wajib didaftarkan (Pasal 14).

• Untuk keselamatan, keamanan dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan, dapat
dilakukan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan (Pasal 16).
KOMPONEN LLAJ
3. PENGEMUDI

SETIAP PENGEMUDI HARUS MEMILIKI


KEMAMPUAN MENGEMUDI YANG DIBUKTIKAN

DENGAN PENERBITAN SIM SESUAI


PERUNTUKANNYA
(Psl 18 UU 14 tahun 1992, Psl 211 (1) PP 44 tahun 1993)
KARAKTERISTIK LALU LINTAS

• Arus lalu lintas merupakan interaksi yang unik antara pengemudi, kendaraan, dan
jalan. Tidak ada arus lalu lintas yang sama bahkan pada keadaan yang serupa,
sehingga arus pada suatu ruas jalan tertentu selalu bervariasi.

• Walaupun demikian diperlukan parameter yang dapat menunjukkan kondisi ruas


jalan atau yang akan dipakai untuk desain.

• Parameter tersebut adalah volume, kecepatan dan kerapatan, tingkat pelayanan


(level of service), derajat kejenuhan (degree of saturation).
KARAKTERISTIK LALU LINTAS

SKEMA KARAKTERISTIK LALU LINTAS

KARAKTERISTIK LALU LINTAS

KARAKTERISTIK PRIMER KARAKTERISTIK SEKUNDER

VOLUME LALU LINTAS WAKTU ANTARA

KECEPATAN JARAK ANTARA

KEPADATAN
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
KARAKTERISTIK LALU LINTAS

• Arus lalu lintas merupakan interaksi yang unik antara pengemudi,


kendaraan, dan jalan.

• Tidak ada arus lalu lintas yang sama bahkan pada keadaan yang serupa,
sehingga arus pada suatu ruas jalan tertentu selalu bervariasi

• Kondisi lalu lintas jalan adalah hasil dari perilaku arus lalu lintas. Perilaku
arus lalu lintas sendiri adalah hasil pengaruh gabungan antara manusia,
kendaraan dan jalan dalam suatu lingkungan tertentu. Dalam hal manusia,
dapat berupa pengemudi maupun manusia sebagai pejalan kaki.
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
KARAKTERISTIK LALU LINTAS

1. Faktor Manusia
Manusia merupakan faktor yang paling tidak stabil dalam pengaruhnya terhadap kondisi lalu lintas
serta tidak dapat diramalkan secara tepat. Beberapa tinjauan terhadap faktor manusia ini perlu
dilakukan guna menghasilkan perencanaan operasi lalu lintas yang lebih tepat.

a. Manusia Sebagai Pengemudi


• Perilaku seorang pengemudi dipengaruhi oleh faktor luar berupa keadaan sekelilingnya,
cuaca, daerah pandangan serta penerangan jalan di malam hari. Selain itu juga
dipengaruhi oleh emosinya sendiri seperti sifat tidak sabar dan marah - marah.
• Seorang pengemudi yang sudah hafal dengan jalan yang dilaluinya akan berbeda sifatnya
dengan seorang pengemudi pada jalan yang belum dikenalnya. Dalam hal yang terakhir
ini, pengemudi cenderung untuk mengikuti kelakuan pengemudi-pengemudi lainnya.
• Selain faktor-faktor tersebut diatas, faktor lain yang mempengaruhi perilaku manusia
adalah sifat perjalanan (bekerja, rekreasi atau hanya berjalan-jalan) serta faktor
kecakapan, kemampuan dan pengalaman mengemudi.
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
b. Sistem lndera
• Seperti halnya pada semua sistem komunikasi, waktu merupakan suatu elemen yang penting jika
harus bekerja secara tepat dan efektif. Pemancaran sinyal indera ke dan dari organ-organ indera juga
mengaktifkan sel-sel di dalam otak, yang mengkoordinasikan dan memberi penilaian sebelum reaksi
timbul melalui otot dan bagian tubuh yang lain.

• Waktu reaksi bervariasi. Rangsangan yang lemah pada situasi yang jelek akan memerlukan waktu
berpikir yang lebih lama dibandingkan dengan rangsangan yang kuat.
WAKTU RESPON TERHADAP
RANGSANGAN
• Respon terkondisikan untuk kasus-kasus yang sederhana dan mudah
RANGSANGAN WAKTU RESPON
dipelajari akan menghasilkan waktu reaksi yang singkat, akan tetapi (detik)
Suara 0,14
untuk situasi yang baru dan kompleks diperlukan waktu yang lebih
Sentuhan 0,14
lama untuk menganalisis rangsangan sebelum suatu reaksi dilakukan. Cahaya 0,18
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
KARAKTERISTIK LALU LINTAS

c. Penglihatan
• Mata adalah indera terpenting bagi pemakai jalan. Reaksi yang dihasilkan oleh gelombang cahaya
pada retina memungkinkan seseorang untuk membedakan ukuran, bentuk, warna, jarak dan
kecepatan melalui persepsi dari lingkungan sekitarnya.
• Jika alat bantu penglihatan apapun bentuknya, diperlukan untuk meningkatkan kemampuan melihat
pada tingkat tertentu, maka peraturan perundangan harus mengatur agar alat bantu tersebut
efisien, tepat guna dan dapat dipakai.

d. Pendengaran
 Telinga adalah organ persepsi yang menerima suara. Sementara seseorang bereaksi terhadap
rangsangan suara lebih cepat dari cahaya, pendengaran pada umumnya kurang penting bagi
pemakai jalan. Akan tetapi suara gesekan ban dengan perkerasan jalan, angin, suara mesin,
klakson dan suara lalu lintas yang lain merupakan indikator tambahan yang berguna dan
khususnya bagi pejalan kaki berusia lanjut yang mungkin mengandalkan kemampuan mendengar
daripada melihat, khsuusnya pada malam hari.
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
KINERJA MENGEMUDI
1. Kelelahan
Kelelahan fisik seringkali berkaitan dengan kurang tidur, postur yang tidak benar disebabkan oleh
kondisi sakit dan gerakan otot yang salah, mengantuk disebabkan oleh panas kendaraan, getaran
ritmis, silau dari ketidakmampuan mata untuk menyesuaikan terhadap tingkat cahaya yang berbeda
dan dikenal sebagai adaptasi yang jelek. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan kesalahan-
kesalahan sehingga kehilangan kontrol atas kendaraan.
Kelelahan dapat meyebabkan seseorang pengendara tidak melihat tanda-tanda lalu lintas, berbelok
sebelum ada tanda, salah mengantisipasi ruang dan waktu atau terlambat berbelok pada tikungan
yang tajam.
Jalan yang dirancang dengan jelek, atau jalan-jalan dengan alinemen dan situasi yang monoton dan
pemandangan ritmis yang ditimbulkan oleh suatu pola pagar dan pohon yang tertentu dapat pula
mengurangi kinerja yang pada akhirnya dapat meyebabkan kantuk.
Kombinasi berbagai jenis kelelahan dapat terjadi pada akhir masa mengemudi yang panjang dan
untuk itu diperlukan posisi mengemudi yang nyaman dan posisi duduk yang dapat diubah-ubah. Akan
tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan pada perjalanan
angkutan barang jarak jauh terjadi pada beberapa jam pertama dari waktu mengemudi (???).
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
KINERJA MENGEMUDI
2. Alkohol dan Obat
Alkohol dan obat-obat tertentu dapat meyebabkan tekanan pada sistem saraf sentral. Jumlah yang berlebihan
mempengaruhi perhatian dan penilaian, memperpanjang waktu reaksi dan lambat laun menghilangkan koordinasi
antara otot dan saraf-saraf sehingga tidak mampu melaksanakan tugas mengemudi yang sederhana sekalipun.
Obat-obat perangsang yang dapat meyebabkan perilaku kasar dan aneh juga mempengaruhi kemampuan
mengambil keputusan dan mengendalikan kendaraan.
3. Sakit
Rasa sakit seperti demam, sangat mengganggu tingkat emosi dan fisik yang menyebabkan kinerja yang tidak
sempurna. Kondisi sulit menyesuaikan diri ke lingkungan dan psikopatis, tekanan darah tinggi dan epilepsi adalah
sebagian penyakit yang sering dikaitkan dengankecenderungan untuk mengalami kecelakaan.
4 Cuaca
Perubahan situasi normal dapat terjadi berkaitan dengan kondisi eksternal seperti cuaca. Dingin dan panas yang
berlebihan dapat mempengaruhi temperamen tetapi hal ini dapat diatasi dengan rancangan kendaraan yang
memenuhi syarat.
5. Postur
Posisi pengemudi di dalam kendaraan harus dipertimbangkan pada perancangan alinemen jalan dan letak
kelengkapan jalan yang ditentukan berdasarkan pengukuran. Ini meliputi tinggi mata, posisi memanjang dan
melintang kendaraan.
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
2. Kendaraan
• Faktor kedua yang mempengaruhi perilaku arus lalu lintas adalah kendaraan.
• Kendaraan yang berada di jalan mempunyai berbagai bentuk, ukuran dan kemampuan dimana hal ini
disebabkan masing-masing kendaraan direncanakan untuk suatu maksud kegunaan tertentu.
• Untuk keperluan perencanaan geometrik, AASHTO mengelompokkan kendaran dalam 2 (dua) kelompok
besar yaitu mobil penumpang dan truk.
• Pengelompokkan ini didasarkan pada berat, dimensi dan karakteristik operasionalnya.
• Kendaraan yang termasuk dalam kelompok kendaraan mobil penumpang adalah semua kendaraan ringan
dan truk pengangkut yang ringan seperti Van dan Pick up.
• Kendaraan yang termasuk dalam kelompok kendaran truk adalah single unit truk, kendaraan rekreasi, bus,
truk, trailer dan semi trailer. Total terdapat 10 jenis kendaraan yang dapat digunakan dalam perencanaan
geometrik.
• Di Indonesia ukuran kendaraan ditetapkan dengan lebar maksimum 2,25 meter dan tinggi maksimum 3,5
meter.
• Berat maksimum kendaraan ditetapkan berdasarkan kekuatan jembatan yang akan dilalui serta kekuatan
mesinnya. Setiap kendaraan harus dilengkapi peralatan atau perlengkapan tambahan seperti lampu, kaca
spion, pelindung ban dan lain-lain.
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
KARAKTERISTIK LALU LINTAS

3. Jalan
 Desain geometrik jalan mencakup tiga aspek utama yakni potongan melintang, alinemen
horisontal dan vertikal. Ketiga aspek ini harus dikoordinasikan sedemikian sehingga lalu lintas
dapat bergerak secara aman dan lancar.

 Potongan melintang jalan mencakup perkerasan jalan, bahu jalan, median trotoar, dan saluran
drainase serta aspek superelevasi jalan.

 Alinemen horisontal mencakup aspek lengkung horisontal; lengkung lingkaran, lengkung


peralihan, kelandaian relatif.

 Alinemen vertikal mencakup aspek-aspek : lengkung cembung dan cekung, kelandaian


maksimum, landai kritis dan lajur pendakian.
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI
KARAKTERISTIK LALU LINTAS

a. Penampang Melintang
• Penampang melintang merupakan potongan melintang dari suatu jalan yang meliputi bagian-
bagian yang langsung berguna untuk mengalirkan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki seperti
jalur lalu lintas, median, bahu, trotoar dan bagian-bagian jalan yang mendukung jalan seperti
saluran drainase, penerangan, dll.

• Elemen-elemen penampang melintang mengatur dan mengendalikan arus lalu lintas untuk
alasan-alasan efisiensi dan keselamatan.

• Jenis-jenis elemen penampang melintang tiap ruas jalan bervariasi menurut kelas jalannya
demikianpun ukuran-ukuran standard tiap elemennya.
ELEMEN PENAMPANG MELINTANG
JALAN PERKOTAAN
• Komponen penampang melintang untuk jalan-jalan dalam kota lebih lengkap dibandingkan dengan jalan luar
kota atau di daerah pedesaan.
• Elemen-elemen tersebut dibagi menjadi tiga golongan, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengalirkan arus
lalu lintas, yang berfungsi mempertahankan kondisi jalan, dan bagian-bagian pelengkap jalan.
• Elemen-elemen jalan mencakup:
• Jalur lalu lintas (traveled way)
• Median
• Bahu Jalan (Shoulder)
• Trotoir (Side Walk)
• Jalur sepeda (Bike Way)
• Jalur pepohonan / jalurhijau (Planted Stip)
• Jalur Pembatas (Frontage Road)
• Batas Luar Jalan (Outer Separation)
GAMBAR PENAMPANG MELINTANG JALAN
GAMBAR PENAMPANG MELINTANG JALAN
GAMBAR PENAMPANG MELINTANG JALAN
DESAIN PENAMPANG MELINTANG JALAN

• Jalur Lalu Lintas


Penentuan lebar jalan antar kota atau di daerah pedesaan berdasarkan kepada LHRT (Lintas
Harian Rata-rata Tahunan), sementara jalan-jalan perkotaan didisain berdasarkan volume jam
perencanaan, yaitu volume pada jam sibuk.
• Median
Daerah yang memisahkan arah lalu lintas pada segmen jalan
• Bahu Jalan
Jalur lalu lintas hendaknya dilengkapi dengan bahu jalan. Tetapi jika jalur lalu lintas telah
dilengkapi dengan median, jalur pemisah atau jalur parkir, maka bahu jalan tidak diperlukan lagi.
• Jalur Parkir
Lebar dari jalur parkir standard ialah 2,50 m, kecuali jika kendaraan berat proporsinya tidak
terlalu besar maka dapat dikurangi sampai dengan 2,0 m.
DESAIN PENAMPANG MELINTANG JALAN

• Trotoar
Di daerah pinggiran kota di mana pejalan kaki lebih dar 300 per 12 jam dan volume kendaraan
melebihi 1000 kendaraan per 12 jam maka diperlukan trotoar.
• Jalur Sepeda
Jika volume sepeda melebihi 500 per 12 jam dan volume lalu lintas melebihi 2000 per 12 jam
maka sebaiknya disediakan jalur sepeda dan atau pejalan kaki. Dan dalam hal tersebut jika
jumlah pejalan kaki melebihi 1000 orang per 12 jam, maka sebaiknya jalur pejalan kaki
dipisahkan dengan jalur sepeda.
• Ruang Bebas Kendaraan
Bangunan, fasilitas utilitas, pohon dan benda-benda yang tidak bergerak tidak diperkenankan
berada dalam ruang bebas ini. Ruang bebas kendaraan berorientasi ke samping dan ke atas.
STANDAR TIPE JALAN & UKURAN
MELINTANG JALAN

Tipe Lebar Jalan Bahu/Kerb Lebar Bahu (m) Jarak Kerb- Lebar Median
Jalan/Kode (m) penghalang
Luar Dalam
(m)
2/2 UD 6,0 6,0 Bahu 1,50
Kerb 2,00
2/2 UD 7,0 7,0 Bahu 1,50
Kerb 2,00
2/2 UD 10,0 10,0 Bahu 1,50
Kerb 2,00
4/2 UD 12,0 12,0 Bahu 1,50
Kerb 2,00
4/2 UD 14,0 14,0 Bahu 1,50
Kerb 2,00
4/2 D 12,0 12,0 Bahu 1,50 0,50 2,00
Kerb 2,00 2,00
4/2 D 14,0 14,0 Bahu 1,50 0,50 2,00
Kerb 2,00 2,00
6/2 D 18,0 18,0 Bahu 1,50 0,50 2,00
Kerb 2,00 2,00
STANDAR TIPE JALAN & UKURAN
MELINTANG JALAN
b. Alinyemen Longitudinal (Memanjang)
• Desain as atau alinemen longitudinal jalan dikembangkan untuk memungkinkan kendaraan
melakukan perjalanan dengan aman dan nyaman pada atau sekitar kecepatan rencana jalan
tersebut.

• Hal ini berarti bahwa :

 Pengemudi harus dapat melihat cukup jauh untuk berhenti secara nyaman dan aman bila
ada halangan

 Pengemudi harus dapat melihat cukup jauh untuk menyiap secara aman

 Pengemudi dan penumpang harus tidak mendapat gaya-gaya vertikal dan horisontal yang
berlebihan yang mana membuat perjalanan menjadi tidak aman dan tidak nyaman.
JARAK PANDANG

• Jarak Pandang Henti


Jarak pandang henti adalah jarak yang dibutuhkan oleh pengemudi untuk menghentikan kendaraannya jika
ada gangguan yang tidak diharapkan dijalan.
Perhitungan jarak jarak ini berdasarkan pada :
• Waktu persepsi-reaksi dari pengemudi
• Kecepatan kendaraan
• Tingkat perlambatan

• Waktu persepsi
Waktu Persepsi didefinisikan sebagai waktu antara pengemudi melihat objek di jalan dan sesaat sebelum
menginjak rem.
Persepsi yang aman adalah 2,5 detik untuk jaian diluar kota dan 1,5 detik untuk jaian di dalam kota.

• Waktu reaksi
Waktu reaksi didefinisikan sebagai waktu yang digunakan oleh pengemudi untuk menginjak rem. Waktu ini
diperlukan sebesar 1 detik.
JARAK PANDANG

Jarak Pandang Menyiap


Jarak pandang menyimpang didefinisikan sebagai jarak pandang yang mana memungkinkan sebuah
kendaraan yang bergerak cepat untuk menyiap sebuah kendaraan yang bergerak lebih lambat tanpa
gangguan sedemikian rupa pada kecepatan rencana dari jalan itu.
c. Alinemen Horisontal
• Karakteristik yang paling penting dalam disain alinemen horisontal adalah disain lengkung.

• Kecepatan maksimum yang nyaman terutama tergantung kepada:


• Jari-jari lengkung
• Superelevasi (kemiringan) jalan pada tikungan

• Untuk meningkatkan keamanan kendaraan pada saat bergerak di alinemen horisontal


ditolong oleh:
• Pelebaran jalan pada tikungan
• Lengkung peralihan antar-bagian yang lurus dan bagian yang lengkung
Pelebaran Dalam Lengkung
d. Alinemen Vertikal
• Alinemen vertikal juga terdiri dari bagian yang lurus dan lengkung seperti terlihat pada
Gambar. Bagian yang lurus dibagi dalam lurus mendatar dan lurus landai. Bagian-bagian
yang lurus berpotongan pada PI. Titik-titik ini juga disebut VIP (Vertical Intersection Point).
Dalam disain alinemen vertikal, lengkung parabola dipergunakan untuk menghubungkan
bagian lengkung kc bagian vang lurus.

• Alasan utama untuk penggunaan lengkung parabola adalah mudah, di mana mereka
dapat dikonstruksikan dan peralihan yang nyaman dari satu kelandaian ke kelandaian
yang lain.
Berbagai Contoh Lengkung Vertikal Cekung dan
Cembung
Kelandaian
• Ada tiga kriteria untuk kelandaian. Dua dari kriteria ini tergantung pada tipe kendaraan
yang menggunakan jalan dan jumlah kendaraan yang menggunakan jalan ini, khususnya
mengenai kendaraan truck dan bus.

• Kriteria ini adalah:


a. Kelandaian maksimum yang diizinkan
Mobil penumpang dapat menghadapi kelandaian sampai dengan 15% dan mudah
mendaki kelandaian 10%. Kelandaian 3% memberi pengaruh yang sangat kecil pada
kinerjanya. Untuk truck dan bus kelandaian yang lebih besar dari 5% harus dihindari.
b. Panjang Landai Kritis
Kelandaian yang melebihi maksimum atau panjang kritis harus dihindari.
c. Kelandaian minimum.
Kelandaian minimum kadang-kadang diperlukan untuk mencapai drainase longitudinal
pada saluran samping (misalnya dalam galian dan bagian kerb)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai