Anda di halaman 1dari 21

DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI

SYAHRUL ALIM, ST., M.Sc


2
KOMPONEN UTAMA SISTEM
Lalulintas dan Angkutan Jalan
PRASARANA

KENDARAAN LLAJ PENGEMUDI

PERATURAN
1. MENAJEMEN LALU LINTAS
Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan Tujuan dilakukannya manajemen lalu lintas adalah :
pengendalian arus lalu lintas dengan melakukan
optimalisasi penggunaan prasarana yang ada a. Mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan
melalui peredaman atau pengecilan tingkat lalu lintas secara menyeluruh dengan tingkat
pertumbuhan lalu lintas, memberikan kemudahan aksesibilitas yang tinggi dengan
kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan menyeimbangkan permintaan dengan sarana
ruang jalan serta memperlancar sistem pergerakan. penunjang yang tersedia
b. Meningkatkan tingkat keselamatan dari
Secara umum yang dimaksud manajemen laluintas, pengguna yang dapat diterima oleh semua
adalah memanfaatkan semaksimal mungkin sistem pihak dan memperbaiki tingkat keselamatan
jaringan jalan yang ada, atau : tersebut sebaik mungkin
c. Melindungi dan memperbaiki keadaan
kondisi lingkungan dimana arus lalu lintas
• Menampung lalu lintas sebanyak mungkin tersebut berada
• Menampung penumpang & barang sebanyak d. Mempromosikan penggunaan energi secara
mungkin efisien ataupun pengguna
energi lain yang dampak negatifnya lebih kecil
dari pada energi yang ada
SASARAN DARI MANAJEMEN LALU LINTAS
a. Mengatur dan menyederhanakan lalu
lintas dengan melakukan pemisahan
terhadap type, kecepatan dan pemakai
jalan yang berbeda untuk meminimum
kan gangguan terhadap lalu lintas
b. Mengurangi tingkat kemacetan lalu
lintas dengan menaikkan kapasitas
atau mengurangi volume lalu lintas
pada suatu jalan, melakukan
optimalisasi ruas jalan dengan
menentukan fungsi dari jalan dan
kontrol terhadap aktivitas-aktivitas
yang tidak cocok dengan fungsi jalan
tersebut harus dikontrol
Contoh Menajemen Lalulintas
2. REKAYASA LALU LINTAS
adalah salah satu cabang dari teknik sipil yang
menggunakan pendekatan rekayasa untuk mengalirkan
lalu lintas orang dan barang secara aman dan effisien
dengan merencanakan, membangun dan mengoperasikan
geometrik jalan, dan dilengkapi dengan rambu lalu lintas,
marka jalan serta alat pemberi isyarat lalu lintas.
Contoh rekayasa lalulintas pada saat arus mudik
Didalam memecahkan permasalahan lalu lintas, perlu
mengenali permasalahan yang terjadi dengan
mengumpulkan informasi geometrik jalan, besarnya
arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas,
hambatan/tundaan lalu lintas, data kecelakaan lalu
lintas. Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya
dianalisis untuk kemudian direncanakan usulan
perbaikaan geometric, pembangunan fasilitas
pengaman jalan, pemasangan rambu lalu lintas, marka
jalan atau melakukan pembatasan gerakan lalu lintas
tertentu.
Contoh rekayasa lalulintas pada jalan utama RSU Jakarta
REKAYASA LALU LINTAS
Kegiatan rekayasa lalu lintas meliputi:
a. perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan;
b. perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan perlengkapan jalan.

Perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan jalan dilaksanakan oleh pembina jalan.

Perencanaan perlengkapan jalan meliputi:


a. inventarisasi kebutuhan perlengkapan jalan;
b. perhitungan kebutuhan perlengkapan jalan;
c. penetapan jumlah kebutuhan dan lokasi pemasangan perlengkapan jalan;
d. penyusunan program pengadaan dan/atau pemasangan, serta pemeliharaan perlengkapan jalan.

Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan meliputi:


a. penetapan lokasi rinci pemasangan perlengkapan jalan;
b. penyusunan spesifikasi teknis yang dilengkapi dengan gambar teknis perlengkapan jalan;
c. pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan sesuai ketentuan yang berlaku.
Pemeliharaan perlengkapan jalan meliputi:
a. memantau keberadaan dan kinerja perlengkapan jalan;
b. menghilangkan/menyingkirkan benda-benda yang dapat mengurangi/ menghilangkan
fungsi/kinerja perlengkapan jalan;
c. memperbaiki atau mengembalikan pada posisi sebenarnya apabila terjadi
perubahan/pergeseran posisi perlengkapan jalan;
d. mengganti perlengkapan jalan yang rusak, cacat atau hilang.

Perlengkapan jalan meliputi:


1. rambu-rambu lalu lintas;
2. marka jalan;
3. alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL);
a. alat pengendali pemakai jalan, terdiri dari:
1) alat pembatas kecepatan;
2) alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan
b. alat pengaman pemakai jalan, terdiri dari:
1) pagar pengaman;
2) cermin tikungan;
3) tanda patok tikungan (delineator);
4) pulau-pulau lalu lintas;
5) pita penggaduh.
3. KOMPONEN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
PRASARANA
a. Jalan

KENDARAAN
TIPE JALAN
KELAS Panjang Lebar MST
I Arteri  18 m  2,5 m > 10 Ton
II Arteri  18 m  2,5 m 10 Ton
III A Arteri/kolektor  18 m  2,5 8 Ton
III B Kolektor  12 m  2,5 8 Ton
III C 9M  2,1 m 8 Ton
a. Perlengkapan Jalan

Terdiri dari: Rambu, m a r ka ,


Apill/TL, alat pengendali dan
pengaman jalan, fasilitas
p e n d u ku n g kegiatan LLA J di
jalan dan diluar jalan.

b. Terminal

1) Terminal Penumpang, terdiri dari :


Tipe A, melayani kendaraan AKAP,
AKADP, Angkot/Angdes. Tipe B,
melayani kendaraan AKDP,
Angkot/angdes.
Tipe C, melayani kendaraan Angdes.
2) Terminal Barang.
SARANA/KENDARAAN
• Setiap Kendaraan Bermotor Yang Dioperasikan Di
Jalan Harus Sesuai Dengan Peruntukannya,
Memenuhi Persyaratan Teknis Dan Laik Jalan Serta
Sesuai Dengan Kelas Jalan (Pasal 12).
PENGEMUDI
• Setiap Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan,
Keretan Tempelan Dan Kendaraan Khusus Yang
Dioperasikan Dijalan Wajib Di Uji (Pasal 13).

• Setiap Kendaraan Bermotor Yang


Dioperasikan Di Jalan Wajib Didaftarkan
(Pasal 14).

• Untuk Keselamatan, Keamanan Dan Ketertiban Lalu


Lintas Dan Angkutan Jalan, Dapat Dilakukan
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Di Jalan (Pasal
16).
4. KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

◼ Arus lalu lintas merupakan interaksi yang unik antara


pengemudi, kendaraan, dan jalan. Tidak ada arus lalu lintas
yang sama bahkan pada keadaan yang serupa, sehingga
arus pada suatu ruas jalan tertentu selalu bervariasi.
◼ Walaupun demikian diperlukan parameter yang dapat
menunjukkan kondisi ruas jalan atau yang akan dipakai untuk
desain.
◼ Parameter tersebut adalah volume, kecepatan dan kerapatan,
tingkat pelayanan (level of service), derajat kejenuhan
(degree of saturation).
SKEMA KARAKTERISTIK LALU LINTAS
KARAKTERISTIK LALU LINTAS

KARAKTERISTIK PRIMER KARAKTERISTIK SEKUNDER

VOLUME LALU LINTAS WAKTU ANTARA

KECEPATAN JARAK ANTARA

KEPADATAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
◼ Arus lalu lintas merupakan interaksi yang unik antara
pengemudi, kendaraan, dan jalan.
◼ Tidak ada arus lalu lintas yang sama bahkan pada
keadaan yang serupa, sehingga arus pada suatu ruas
jalan tertentu selalu bervariasi
◼ Kondisi lalu lintas jalan adalah hasil dari perilaku arus lalu
lintas. Perilaku arus lalu lintas sendiri adalah hasil
pengaruh gabungan antara manusia, kendaraan dan
jalan dalam suatu lingkungan tertentu. Dalam hal
manusia, dapat berupa pengemudi maupun manusia
sebagai pejalan kaki.
1. Faktor Manusia
Manusia merupakan faktor yang paling tidak stabil dalam pengaruhnya
terhadap kondisi lalu lintas serta tidak dapat diramalkan secara tepat.
Beberapa tinjauan terhadap faktor manusia ini perlu dilakukan guna
menghasilkan perencanaan operasi lalu lintas yang lebih tepat.

a. Manusia Sebagai Pengemudi


 Perilaku seorang pengemudi dipengaruhi oleh faktor luar berupa
keadaan sekelilingnya, cuaca, daerah pandangan serta penerangan
jalan di malam hari. Selain itu juga dipengaruhi oleh emosinya sendiri
seperti sifat tidak sabar dan marah - marah.
 Seorang pengemudi yang sudah hafal dengan jalan yang dilaluinya
akan berbeda sifatnya dengan seorang pengemudi pada jalan yang
belum dikenalnya. Dalam hal yang terakhir ini, pengemudi cenderung
untuk mengikuti kelakuan pengemudi-pengemudi lainnya.
 Selain faktor-faktor tersebut diatas, faktor lain yang mempengaruhi
perilaku manusia adalah sifat perjalanan (bekerja, rekreasi atau
hanya berjalan-jalan) serta faktor kecakapan, kemampuan dan
pengalaman mengemudi.
b. Sistem lndera
◼ Seperti halnya pada semua sistem komunikasi, waktu
merupakan suatu elemen yang penting jika harus
bekerja secara tepat dan efektif. Pemancaran sinyal
indera ke dan dari organ-organ indera juga
mengaktifkan sel-sel di dalam otak, yang WAKTURESPON
mengkoordinasikan dan memberi penilaian sebelum TERHADAP
reaksi timbul melalui otot dan bagian tubuh yang lain. RANGSANGAN
◼ Waktu reaksi bervariasi. Rangsangan yang lemah
pada situasi yang jelek akan memerlukan waktu RANGSA WAKTU
berpikir yang lebih lama dibandingkan dengan NGAN RESPON
rangsangan yang kuat. (detik)
◼ Respon terkondisikan untuk kasus-kasus yang Suara 0,14
sederhana dan mudah dipelajari akan
menghasilkan waktu reaksi yang singkat, akan Sentuhan 0,14
tetapi untuk situasi yang baru dan kompleks Cahaya 0,18
diperlukan waktu yang lebih lama untuk
menganalisis rangsangan sebelum suatu reaksi
dilakukan.
c. Penglihatan
◼ Mata adalah indera terpenting bagi pemakai jalan. Reaksi yang dihasilkan oleh gelombang
cahaya pada retina memungkinkan seseorang untuk membedakan ukuran, bentuk, warna, jarak
dan kecepatan melalui persepsi dari lingkungan sekitarnya.

◼ Jika alat bantu penglihatan apapun bentuknya, diperlukan untuk meningkatkan kemampuan
melihat pada tingkat tertentu, maka peraturan perundangan harus mengatur agar alat bantu
tersebut efisien, tepat guna dan dapat dipakai.

d. Pendengaran
◼ Telinga adalah organ persepsi yang menerima suara. Sementara seseorang bereaksi terhadap
rangsangan suara lebih cepat dari cahaya, pendengaran pada umumnya kurang penting bagi
pemakai jalan. Akan tetapi suara gesekan ban dengan perkerasan jalan, angin, suara mesin,
klakson dan suara lalu lintas yang lain merupakan indikator tambahan yang berguna dan
khususnya bagi pejalan kaki berusia lanjut yang mungkin mengandalkan kemampuan mendengar
daripada melihat, khsuusnya pada malam hari.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
MENGEMUDI
1. Kelelahan

Kelelahan fisik seringkali berkaitan dengan kurang tidur, postur yang tidak benar
disebabkan oleh kondisi sakit dan gerakan otot yang salah, mengantuk
disebabkan oleh panas kendaraan, getaran ritmis, silau dari ketidakmampuan
mata untuk menyesuaikan terhadap tingkat cahaya yang berbeda dan dikenal
sebagai adaptasi yang jelek. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan
kesalahan-kesalahan sehingga kehilangan kontrol atas kendaraan.

Kelelahan dapat meyebabkan seseorang pengendara tidak melihat tanda-tanda


lalu lintas, berbelok sebelum ada tanda, salah mengantisipasi ruang dan waktu
atau terlambat berbelok pada tikungan yang tajam.

Jalan yang dirancang dengan jelek, atau jalan-jalan dengan alinemen dan situasi
yang monoton dan pemandangan ritmis yang ditimbulkan oleh suatu pola pagar
dan pohon yang tertentu dapat pula mengurangi kinerja yang pada akhirnya dapat
meyebabkan kantuk.
2. Alkohol dan Obat
Alkohol dan obat-obat tertentu dapat meyebabkan tekanan pada sistem saraf sentral.
Jumlah yang berlebihan mempengaruhi perhatian dan penilaian, memperpanjang waktu
reaksi dan lambat laun menghilangkan koordinasi antara otot dan saraf-saraf sehingga tidak
mampu melaksanakan tugas mengemudi yang sederhana sekalipun. Obat-obat perangsang
yang dapat meyebabkan perilaku kasar dan aneh juga mempengaruhi kemampuan
mengambil keputusan dan mengendalikan kendaraan.

3. Sakit
Rasa sakit seperti demam, sangat mengganggu tingkat emosi dan fisik yang menyebabkan
kinerja yang tidak sempurna. Kondisi sulit menyesuaikan diri ke lingkungan dan psikopatis,
tekanan darah tinggi dan epilepsi adalah sebagian penyakit yang sering dikaitkan
dengankecenderungan untuk mengalami kecelakaan.

4 Cuaca
Perubahan situasi normal dapat terjadi berkaitan dengan kondisi eksternal seperti cuaca.
Dingin dan panas yang berlebihan dapat mempengaruhi temperamen tetapi hal ini dapat
diatasi dengan rancangan kendaraan yang memenuhi syarat.

5. Postur
Posisi pengemudi di dalam kendaraan harus dipertimbangkan pada perancangan
alinemen jalan dan letak kelengkapan jalan yang ditentukan berdasarkan pengukuran. Ini
meliputi tinggi mata, posisi memanjang dan melintang kendaraan.
Kendaraan
• Faktor kedua yang mempengamhi perilaku arus lalu lintas adalah kendaraan.
• Kendaraan yang berada di jalan mempunyai berbagai bentuk, ukuran dan
kemampuan dimana hal ini disebabkan masing-masing kendaraan direncanakan
untuk suatu maksud kegunaan tertentu.
• Untuk keperluan perencanaan geometrik, AASHTO mengelompokkan kendaran dalam
2 (dua) kelompok besar yaitu mobil penumpang dan truk.
• Pengelompokkan ini didasarkan pada berat, dimensi dan karakteristik operasionalnya.
• Kendaraan yang termasuk dalam kelompok kendaraan mobil penumpang adalah
semua kendaraan ringan dan truk pengangkut yang ringan seperti Van dan Pick up.
• Kendaraan yang termasuk dalam kelompok kendaran truk adalah single unit truk,
kendaraan rekreasi, bus, truk, trailer dan semi trailer. Total terdapat 10 jenis
kendaraan yang dapat digunakan dalam perencanaan geometrik.
• Di Indonesia ukuran kendaraan ditetapkan dengan lebar maksimum 2,25 meter dan
tinggi maksimum 3,5 meter.
• Berat maksimum kendaraan ditetapkan berdasarkan kekuatan jembatan yang akan
dilalui serta kekuatan mesinnya. Setiap kendaraan harus dilengkapi peralatan atau
perlengkapan tambahan seperti lampu, kaca spion, pelindung ban dan lain-lain.
SAMPAI JUMPA DI PERTEMUAN BERIKUT
TERIMA KASIH
Tugas II
Carilah jurnal tentang faktor faktor yang mempengaruhi kinerja
lalulintas dan buatlah resume kirimkan ke saya sebelum tgl 21
maret 2023. batas pengumpulan tugas sebelum jam 19.00 WIT.

Anda mungkin juga menyukai