Anda di halaman 1dari 15

REKAYAS

A LALU
OLEH :

• LINTAS
Muhammad Rifqi Risal (03120200139)

• Nurul Sakina (03120200159)

• Achmad Ali Nasrullah Tika


(03120200249)
PENGERTIAN
Rekayasa lalu lintas adalah proses perencanaan, perancangan, dan pengaturan sistem
transportasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan keamanan
lalu lintas. Tujuan utama dari rekayasa lalu lintas adalah untuk mengoptimalkan aliran
kendaraan, pejalan kaki, dan pengguna jalan lainnya di jalan raya atau sistem transportasi
yang ada.

Rekayasa lalu lintas melibatkan analisis lalu lintas, desain geometri jalan, pengaturan
persimpangan, pengaturan sinyal lalu lintas, pengaturan rambu-rambu lalu lintas, serta
implementasi teknologi dan sistem terkait lainnya. Proses ini mempertimbangkan
berbagai aspek, termasuk volume lalu lintas, kecepatan, kepadatan, pola perjalanan, dan
karakteristik pengguna jalan.
METODE METODE
PENGATUR LAMPU
LALU LINTAS
METODE METODE
AMERIKA
Metode ini di gunakan di INGGRIS
Metode ini mempunyai
Indonesia dengan urutas urutan lampu yang agak
lampu merah – hijau – berbeda antara merah –
kuning – merah pola hijau – kuning – merah.
yang di anut oleh negara Yang mana sebelum
amerika serikat lampu hijau menyala
lampu kuning menyala
saat lampu merah masih
menyala
Tujuan Rekayasa
Lalu Lintas
1. Meningkatkan Kelancaran Lalu Lintas:
Rekayasa lalu lintas bertujuan untuk
mengoptimalkan aliran kendaraan dan pejalan
kaki di jalan raya. Dengan merancang
infrastruktur yang sesuai, mengatur
persimpangan, dan menggunakan sinyal lalu
lintas yang efektif, tujuan ini dapat tercapai.
Meningkatnya kelancaran lalu lintas dapat
mengurangi waktu perjalanan, kemacetan, dan
frustrasi pengguna jalan.

.
Tujuan Rekayasa
Lalu Lintas
2 . Meningkatkan Keselamatan Jalan Raya:
Keselamatan adalah aspek penting dalam
rekayasa lalu lintas. Tujuan ini melibatkan
perencanaan dan implementasi langkah-
langkah untuk mengurangi risiko kecelakaan.
Contohnya termasuk perancangan jalan yang
aman, pengaturan sinyal lalu lintas yang tepat,
penggunaan rambu-rambu lalu lintas yang
jelas, dan pemisahan lajur yang sesuai.
Rekayasa lalu lintas juga mencakup analisis
kecelakaan dan tindakan perbaikan untuk
mengurangi angka kecelakaan.
Tujuan Rekayasa
Lalu Lintas
3. Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Jaringan
Transportasi: Tujuan ini melibatkan
penggunaan sumber daya transportasi dengan
efisien. Rekayasa lalu lintas berusaha untuk
mengoptimalkan kapasitas jalan, mengurangi
waktu perjalanan, meminimalkan penundaan,
dan mengoptimalkan penggunaan ruang jalan.
Dengan memperbaiki aliran lalu lintas dan
memanfaatkan teknologi seperti pemantauan
lalu lintas dan sistem manajemen lalu lintas
yang terhubung, efisiensi penggunaan jaringan
transportasi dapat ditingkatkan.
Tujuan Rekayasa
Lalu Lintas
4. Memperbaiki Aksesibilitas dan
Keterjangkauan Transportasi: Rekayasa lalu
lintas juga bertujuan untuk meningkatkan
aksesibilitas transportasi bagi masyarakat. Ini
melibatkan perencanaan jaringan transportasi
yang efektif, termasuk rute angkutan umum
yang optimal, penyediaan infrastruktur pejalan
kaki dan sepeda yang baik, serta akses yang
mudah untuk orang dengan mobilitas terbatas.
Memperbaiki keterjangkauan transportasi
berarti menyediakan pilihan transportasi yang
terjangkau dan efisien bagi semua lapisan
masyarakat.
Latar Belakang Munculnya Ilmu
Rekayasa Lalu Lintas
Beberapa faktor yang menjadi latar belakang munculnya ilmu rekayasa lalu lintas adalah
sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Lalu Lintas: Peningkatan jumlah kendaraan dan pergerakan manusia di jalan
raya telah menyebabkan masalah lalu lintas yang kompleks. Kemacetan, peningkatan
waktu perjalanan, dan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan menjadi isu yang mendesak
untuk diselesaikan
2. Keselamatan Lalu Lintas: Kecelakaan lalu lintas merupakan ancaman serius bagi
keselamatan manusia.
3. Perkembangan Teknologi: Perkembangan teknologi, terutama di bidang telekomunikasi,
sensor, dan komputasi, telah memberikan kesempatan untuk meningkatkan rekayasa lalu
lintas.
4. Kebutuhan Lingkungan: Perhatian terhadap lingkungan juga menjadi faktor penting dalam
perkembangan ilmu rekayasa lalu lintas.
Definisi Volume
Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang
melewati suatu titik/garis khayal pada jalan per
satuan waktu, dinyatakan dalam kend/jam
(Qkend), smp/jam (Qsmp) atau arus harian
dalam bentuk LHRT (Lalu Lintas Harian Rata-
Rata Tahunan) (MKJI, 1997).
Pengukuran volume lalu lintas penting dalam
rekayasa lalu lintas karena membantu dalam
analisis dan perencanaan sistem transportasi.
Informasi mengenai volume lalu lintas
digunakan untuk memahami pola perjalanan,
mengidentifikasi titik-titik kemacetan atau
kepadatan lalu lintas, memprediksi pertumbuhan
lalu lintas di masa depan, dan merancang solusi
untuk meningkatkan kelancaran dan efisiensi
lalu lintas.
JENIS JENIS VOLUME
LALU LINTAS
LHRT LHR VJP
jumlah total volume lalu lintas rata- volume lalu lintas yang
kendaraan yang lewat rata 24 jam pada dipakai dalam perancangan
di tempat itu dalam suatu lokasi yang dan analisis operasional.
satu tahun dibagi ditentukan untuk Dalam perancangan,
dengan jumlah hari beberapa periode volume jam puncak
dalam satu tahun (365 waktu kurang dari kadang-kadang diestimasi
hari). satu tahun dari proyeksi volume harian
SKETSA SIMPANG
JENIS
SIMPANG
- Simpang Tak Bersinyal (Unsignalised Intersection)
Simpang tak bersinyal banyak dipakai pada volume lalu lintas yang rendah.
Pada simpang jenis ini hak utama pada simpang diperoleh berdasarkan aturan
General Priority Rule. Pengaturan simpang juga dapat dilakukan dengan
memberikan kanalisasi yang bisa berupa marka ataupun pulau-pulau lalu lintas
sehingga arah pergerakan kendaraan dapat dipertegas
JENIS
SIMPANG
- Bundaran (roundabout)
Bundaran adalah alternatif lain pengganti lampu lalu lintas. Bundaran lebih
disukai apabila: - Arus pada tiap lengan relatif seimbang - Terdapat volume yang
tinggi untuk lalu lintas membelok ke kanan - Jika persimpangan mempunyai lebih
dari 4 lengan Bundaran sangat berguna di Indonesia. Bundaran dapat
meningkatkan pemilihan kontrol dan menghasilkan antrian yang lebih kecil pada
periode jam tidak sibuk dibandingkan dengan lampu lalu lintas.
JENIS
- SIMPANG
Simpang Bersinyal (Signalised Intersection)
Pengaturan arus lalu lintas di persimpangan digunakan traffi c control signal,
yang terdiri dari tiga buah warna, yaitu hijau, kuning, dan merah. Dari ketiga
warna sinyal ini, sinyal hijau mengisyaratkan bahwa kendaraan boleh berjalan
selama waktu tersebut, sinyal kuning mengisyaratkan agar pengemudi berhati-
hati dan bersiap untuk berhenti, dan sinyal merah mengisyaratkan agar
-kendaraan berhenti. Urutan warna sinyal di Indonesia yaitu merah – hijau –
kuning – merah, di mana urutan tersebut mengikuti urutan warna sinyal yang
berlaku di Amerika, sedangkan di Inggris urutan warna sinyalnya adalah merah –
merah + kuning – hijau – kuning – merah.
Sekian terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai