Anda di halaman 1dari 43

MANAJEMEN DAN REKAYASA

LALU LINTAS
Materi: 04
Prioritas Angkutan Massal-2
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas - MRLL

REN TUR REK PEMB WAS

UNSUR
UNSUR P.U
PERHUBUNGAN
UNSUR POLRI

PENETAPAN KEBIJAKAN MAN & REK OPS


PENINGKATAN DAN
DAN PENGADAAN &
PERBAIKAN PHISIK
PENEMPATAN DAN PENEGAKAN
JALAN PERLENGKAPAN JALAN HUKUM

1) penetapan prioritas angkutan massal melalui


penyediaan lajur atau jalur atau jalan khusus;
2) pemberian prioritas keselamatan dan
kenyamanan Pejalan Kaki; mengoptimalkan TINGKAT
3) pemberian kemudahan bagi penyandang cacat; penggunaan PELAYANAN
4) pemisahan atau pemilahan pergerakan arus
jaringan Jalan dan YG DITUJU
Lalu Lintas berdasarkan peruntukan lahan,
mobilitas, dan aksesibilitas; gerakan Lalu Lintas
5) pemaduan berbagai moda angkutan;
6) pengendalian Lalu Lintas pada persimpangan;
7) pengendalian Lalu Lintas pada ruas Jalan;
dan/atau
8) perlindungan terhadap lingkungan.

2
Metoda/ Cara Melakukan MRLL
1 penetapan prioritas angkutan massal;
2 pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki;

3 pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;

4 pemisahan atau pemilahan pergerakan arus lalu lintas;

5 pemaduan berbagai moda angkutan;

6 pengendalian lalu lintas pada persimpangan;

7 pengendalian lalu lintas pada ruas jalan; dan/ atau

8 perlindungan terhadap lingkungan.


1. Penetapan Prioritas Angkutan Massal
• penyediaan jalur khusus bus;
1

• penyediaan lajur khusus bus;


2

• penyediaan jalur khusus bus pada jalan tol;


3

• penyediaan jalan khusus bus;


4

• penyediaan fasilitas bus priority pada persimpangan yang dilengkapi APILL;


5

• penyediaan sistem informasi angkutan umum.


6
BUS RAPID TRANSIT
Bus Rapid Transit

• BRT- "Bus Rapid Transit" disebut juga Jalan Khusus Bus


merupakan sistem transit dengan menggunakan bus pada
jalan yang khusus diperuntukan bagi angkutan ini, sehingga
dapat diperoleh kapasitas yang tinggi;

• Bentuk:
– Busway;
– Bus Terpandu.
Busway

• Jalan khusus bus atau dikenal sebagai busway merupakan


jalan khusus yang diperuntukkan bagi bus, dimana bus
dikemudikan oleh supir seperti di jalan biasa.

• Jalur khusus bus ini berkembang dengan luar biasa di Bogotta,


Columbia, Curritiba di Brasil, dan kini diikuti kota Jakarta.
Guangzhou, Busway
Jalan khusus bus terpandu
• Jalan khusus bus terpandu atau dikenal sebagai guided
busway atau di Jerman dikenal sebagai 0­-Bahn;

• Keunggulan: lebar lajur yang dapat dipersempit, karena bus


berjalan di lintasan yang dipandu oleh suatu instrument
pandu, dimana bus dilengkapi dengan roda kecil yang
mengarahkan jalannya bus mengikuti kerb.

• Sistem ini dikembangkan di Jerman kemudian dikembangkan


di Nagoya, Jepang dan di Adelaide, Australia.
Guided Busway (O-Bahn)
Tempat Pemberhentian Bus/ Shelter
1. Untuk mempercepat proses naik turun penumpang: menyamakan
tinggi platform tempat perhentian dengan lantai bus;
2. Jumlah pintu bus yang banyak;
3. Akses ketempat perhentian yang sedemikian rupa sehingga
memungkinkan penderita cacat untuk naik dan turun ke Bus;
4. Bila jumlah rute yang melalui tempat perhentian lebih dari satu,
maka sebaiknya dipisahkan tempat naik turun bus menurut rute
yang dilaluinya;
5. Jarak antar tempat perhentian sekitar 500 m dipusat kota dan
1.000 m dipinggir kota.
Prasarana jalan khusus bus
1. Daya dukung prasarana yang digunakan harus mampu untuk
menampung bus yang penuh dengan penumpang, dan bisa
mencapai lebih dari 8 ton per sumbu;
2. Lebar lajur sekurang­kurangnya 3 meter dan disarankan paling
tidak 3,5 m;
3. Jumlah lajur disesuaikan dengan sistem pelayanan, bila ada
pelayanan dengan jumlah berhenti terbatas (express) pada
tempat perhentian diberikan 2 (dua) buah lajur untuk menyalib
bus yang sedang menurunkan dan menaikkan penumpang.
Sarana jalan khusus bus
Bus yang digunakan perlu disesuaikan dengan permintaan/
demand :
1. Untuk demand kecil, disarankan untuk menggunakan bus
besar biasa dengan panjang 10 m;
2. Untuk demand sedang, digunakan bus tempel (articulated
bus) dengan panjang 17,5 m;
3. Untuk demand besar, digunakan bis tempel ganda
(biarticulated bus) dengan panjang 24 m.
PRIORITAS PADA PERSIMPANGAN
Prioritas pada Persimpangan

• Memberikan prioritas kepada bus-bus angkutan


massal di persimpangan, melalui:
– Memperpanjang waktu hijau APILL;
– Memperpendek waktu merah APILL.

• Identifikasi bus-bus dilakukan melalui:


– Sinyal GPS;
– Detektor sebelum persimpangan (kamera, loop detektor,
dll).
PRIORITAS UNTUK BIS

BRT-Prioritas di
Persimpangan

18
SISTEM INFORMASI ANGKUTAN UMUM
Teknologi Informasi
untuk Angkutan Umum Massal,
PP 32/ 2011, pasal 82:
• Penerapan dan pengembangan teknologi informasi untuk
kepentingan pelayanan angkutan umum massal antara lain:
1) pemasangan sistem informasi bus (bus information system);
2) penerapan prioritas untuk bus (bus priority) pada
persimpangan;
3) pemasangan fasilitas informasi di setiap bus/halte;
4) penerapan sistem tiket elektronik (electronic ticketing
system); dan
5) penerapan sistem kendali operasi angkutan umum.
Info display pada halte
Bus Information System
PRIORITAS UNTUK BIS

BRT-Prioritas di
Persimpangan

23
Ruang “Bus Tracking System”, ATCS, Dishub DKI Jakarta
TOPIS, Seoul
Uang Elektronik
Sistem Informasi Angkutan Umum
• Terutama untuk kepentingan penumpang, pada saat:
– Sebelum menggunakan AU,
– sedang menunggu AU, dan
– pada saat menggunakan angkutan umum.

• Proses pemberian informasi:


– Sistem ini menggunakan data informasi tentang lokasi bus saat ini kepada
calon penumpang dan memperkirakan waktu kedatangan di halte-halte
bus terdekat dengan calon penumpang, dengan display pribadi (HP,
Laptop, dll).
– Memperkirakan waktu kedatangan bus di halte, dengan display di halte;
– Sistem ini juga digunakan di dalam bus untuk mengumumkan informasi
pemberhentian berikutnya, display di bus.
Sistem Irformasi Bus,
Halte Trans-Jakarta
Peta Rute Trans-Jakarta
Peta rute MRT, Singapura
Informasi Umum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai