HIDROLOGI II

TPSDA SA-2204

PENELUSURAN BANJIR DALAM RESERVOIR

PENELUSURAN BANJIR
Adalah suatu metoda pendekatan untuk
menentukan variasi debit terhadap waktu
pada suatu titik pengamatan
TUJUAN :
►Untuk memprediksi banjir jangka pendek
►Untuk penggambaran hidrograf satuan
berbagai titik di suatu sungai/tampungan
►Untuk memperoleh karakteristik
sungai/tampungan
►Untuk menderivasi hidrograf sintetik
► Reservoir adalah suatu tampungan buatan
maupun alamiah yang mampu menampung air dan
melepaskan air pada suatu debit tertentu.
► Reservoir:
► Reservoir di permukaan / surface water
► Reservoir bawah tanah / Underground
► Pemanfaatan air: pembangkitan listrik, air
minum, industri, wisata.
► “Reservoir routing” menggunakan hubungan
matematik untuk menghitung debit keluar (outflow)
berdasarkan inflow, kondisi awal, karakteristik
reservoir dan aturan operasi (operation rules).
► Ukuran reservoir bervariasi dari tampungan kecil s.d.
waduk yang sangat besar.
► Inflow akan tergantung kondisi daerah hulu
tergantung dari keadaan alamiah dan perubahan yang
ada.
► Outflow ada beberpaa kondisi: terkontrol, tidak
terkontrol atau kombinasi
Reservoir Routing

► Untuk mengetahui perubahan

hidrograf setelah melalui
tampungan/reservoir.
► Untuk perencanaan elevasi &
kapasitas pelimpah
► Untuk mengetahui luas genangan
maksimum pada waktu banjir.
Reservoir Routing

Storage
Indication
Method
Reservoir Routing
Contoh:

Linsley (1982)
Linsley (1982)
Catatan: S dalam (10^5 m3)
Linear Reservoir
Contoh Resevoir Linear

► Sebuah reservoir linier memiliki konstanta tampungan, K

= 2 jam. Pada awalanya dalam keadaan seimbang
dengan debit inflow dan outflow = 100 m3/s.
Lakukanlah routing terhadap hidrograf inflow pada
reservoir tersebut.
Detention Basin
Perhitungan Detention Basin:
1. Storm runoff volume Vr
2. Peak inflow discharge Qi
3. Peak outflow discharge Qo
4. Detention basin storage volume Vs .
HYDROLOGIC RESERVOIR ROUTING

Storage Indication Method

(4.13)
EXAMPLE Storage Indication
5 Rounting
 DETENTION BASIN ROUTING

(4.14)

The Change in Volume dV due to a change in depth dH

can be expressed as (4.15)

Where Ar(H) is the surface area related to H. the

continuity equation is then expressed as
(4.16)
Figure 4.5(a) illustrates the first-order R-K technique.
Equation (4.16) can be represented by
 FIGURE 4.5 (a) FIRST-ORDER
RUNGE-KUTTA TECHNIQUE

FIGURE 4.5 (b) SECOND-ORDER

RUNGE-KUTTA TECHNIQUE
Then

(4.18)

Applying this technique to Eq.

(4.16), we have

(4.19)
The third-order technique estimates
Hn+1 by (4.20)

In the classical fourth-order

technique ,
(4.21)

(4.22)
EXAMPLE 6
Fourth-Order Runge-Kutta Method
Solution
…
Solution
…