Anda di halaman 1dari 30

10.

Teknik Drainase Pro-Air (Lanjutan)


9.3. Sumur Resapan
Recharge system atau system resapan : Suatu bangunan teknis yang
direncakan untuk meresapkan air hujan (surface runoff) ke dalam tanah,
yang terdiri dari tiga macam yaitu : (1). Recharge Well; (2). Recharge
Trench; dan (3). Recharge Yard atau di USA disebut Rain Garden).
Untuk mendisain dimensinya dapat digunakan formula :
a). Litbang Pemukiman PU (1990)
1) Dinding sumur porus
Volume air masuk Volj =
AIT
Volume air keluar lewat
dasar Volod = As TK
Volume air keluar lewat
Keseimbangan menjadi :
Volt = Voli - (Volod + Volos)
maka : (5)
2). Dinding sumur kedap air

(6)
dengan :
H : tinggi air dalam sumur (m) → lihat Gambar 9.
I : intensitas hujan (m/j)
A : luas atap (m )
As : luas tampang sumur (m2)
p : keliling sumur (m)
K : koefisien permeabilitas tanah (m/j)
T : durasi hujan/pengaliran (j) → Comment : Bila A = 0 → H < 0 (tak
logis)
b. HMTL-ITB (1990)
Dengan konsep Van Breen (koefisien distribusi hujan 90 %), dan konsep
Horton : natural infiltration 30 % hingga yang harus diresapkan sebesar
70%, maka :

(7)
dengan :
H : tinggi air dalam sumur (m) → lihat Gambar 9.
A : luas atap (m)
D : diameter sumur (0,80 - 1,40 m)
P : faktor perkolasi (mnt/cm)
R24j : curah hujan terbesar dlm 24 jam (mm/hr)
0,70 : limpasan permukaan yanhg harus diresapkan (Horton) → (Gbr 7.)
0,90 : efektjvitas hujan (V. Breen)
Gambar 7. Skema keseimbangan air di permukaan tanah
secara natural (Horton)
Note :
Dalam perhitungan dimensi dari parameter harus sesuai dengan yang tersebut
di atas.
Comment :
 Tak memenuhi asas analisis dimensi
 Formula tak berlaku untuk dinding porus
 Bila A = 0 → H < 0 (tak logis)

Untuk dapat menghitung dengan formula tersebut diperlukan konversi


dimensi sbb :
1). Factor perkolasi vs permeabilitas tanah

(8)
2). Curah hujan harian vs Intensitas hujan
(a). Mononobe
(9)
dengan
R : curah hujan terbesar harian atau dalam 24 jam (mm)
tc : time travel (j)
I : intensitas hujan (mm/j)

(b). Van Breen.


(10)
dengan
I : intensitas hujan maksimum (mm/jam)
X24 : hujan harian (mm)
Pada rumus ini, durasi hujan diasumsikan 4 jam (khusus Pulau Jawa) dan
besar hujan harian efektif 90% dari hujan maksimum.
(c). Hasper (1951)
(1). Bila durasi hujan < 2 jam
(11)
(2). Bila durasi hujan 2 < T < 19 jam

(12)
dengan :
R24j : curah hujan terbesar dim 24 jam (mm/hr)
I : intensitas hujan (m3/s/km2)
T : durasi hujan (mnt)
Sedangkan dimensi Intensitas hujan harus juga diadakan konversi sbb :

(13)
3). Tinggi hujan harian rerata.
Hubungan antara tinggi hujan harian rerata dengan intensitas hujan
(SNI 03 2453-2002) adalah sbb :
(14)
dengan :
R : curah hujan terbesar harian atau dalam 24 jam (mm)
I : intensitas hujan (m/j)

c. Sunjoto (1988)
1). Koefisien permeabilitas tanah (Forchheimer, 1930).
Forchheimer membuat percobaan dengan auger hole dan lubang diberi
casing kemudian dituang air dan dihitung (Qi = O) untuk
menghitung koefisien permeabilitas.
Menurut Forchheimer (1930) formula (17) adalah untuk menghitung
koefisien permeabilitas tanah (K), bila diketahui perubahan tinggi muka
air fungsi waktu dalam bore hole dengan debit Q = 0 (air dituang dalam
sekejap).
Kelemahan methode ini adalah perbedaan penurunan muka air tidak linier
dengan perbedaan waktu pengukuran dari awal sampai akhir hingga harga
K akan berbeda hasilnya dengan data durasi yang sama namun diukur pada
waktu yang berbeda.
Hal ini disebabkan bahwa kondisinya masih pada unsteady flow state
sedangkan formulanya untuk steady flow state condition : (Gambar 8a.).
Dengan dasar konsep Forccheimer ini Sunjoto (1988) membangun formula
aliran dalam lubang bor atau sumur untuk unsteady stste flow condition.
Gambar 8. Skema aliran lubang bor (Forhheimer, 1930) dan
dalam sumur (Sunjoto, 1988)
(15)
(16)
Persamaan (15) = (16) dan dengan As = R², dengan cara integrasi didapat :
(17)
dengan :
K : koefisien permeabilitas tanah (m/j)
R : radius sumur (m)
F : faktor geometrik (m) F = 4R (Forchheimer, 1930)
: waktu awal pengukuran (j)
: waktu akhir pengukuran (j)
: tinggi muka air awal pengukuran (m)
: tinggi muka air akhir pengukuran (m)
: luas tampang sumur (m²)
2).Dimensi sumur (Sunjoto, 1988)
Formula ini dibangun formula ini dengan asas (Gambar 8b.) :
(a). Debit air masuk ke dalam sumur diasumsikan konstan sebesar Qi
dan Qi ≠ 0. Hal ini sesuai dengan keadaan fisik yaitu dalam suatu
durasi hujan akan ada debit dari atap yang masuk kedalam sumur.
(b). Debit keluar (meresap) adalah sama dengan faktor geometrik kali
koefisien permeabilitas fungsi ketinggian air dalam sumur
Qo = F K h (Forchheimer, 1930).

3).Penurunan Formula
Volume air tampungan dalam sumur adalah luas tampang sumur kali
ketebalan air Eq.(18) dan sama dengan selisih volume air masuk dikurangi
volume air meresap Eq. (19) :
(18)
(19)
Persamaan Eq. (18) = Eq. (19) diselesaikan dengan cara integrasi :

Bila As = R² untuk tampang lingkaran, dan As = bB untuk tampang persegi


serta dengan asumsi bahwa muka air tanah terletak pada level dasar
sumur maka menurut Sunjoto (1988) akan didapat :
(a). Sumur tampang lingkaran
Untuk konstruksi sumur resapan tampang lingkaran dimensinya dihitung
dengan :

(20)
b). Sumur tampang rectangular
Untuk konstruksi sumur resapan tampang rectangular dimensinya dihitung
dengan :

(21)
dengan :
H = tinggi air dalam sumur (m) → lihat Gambar 9.
Q = debit air masuk (m³/j)
K = koefisien permeabilitas tanah (m/j)
Td = durasi dominan hujan U)
F = faktor geometrik tampang lingkaran (m) → (Tabel 2 & 3)
F = faktor geometrik tampang rectangular (m) ~ {Tabel 10 & 11)
R = radius sumur (m)
B = panjang parit (m)
b = lebar parit (m)
n = porositas material pengisi ( 0 < n < 1)
Gambar 9. Sumur peresapan air hujan dengan
pipa “air masuk” dan pipa “udara keluar”.
Note :
 Walaupun dalam asumsi penurunan formula, muka air tanah berada
tepat pada dasar sumur, namun kenyataan di dalam praktek muka air
tanah berada selalu dibawahnya, dan keadaan ini akan memberikan
angka keamanan lebih dalam perhitungan.
 Sumur kosong material ketika n = 1, sebaliknya sumur terisi material
penuh dan tak ada ruang pori ketika n = 0.
 Kedalaman maksimum H adalah harga perhitungan sumur dalam keadaan
tinggi muka sumur kedap air yang dialiri selama Td atau H (lihat
contoh 2, Tabel 9) :
(22)
Comment :
 Selaras dengan asas analisis dimensi
 Bila Q = 0 → H = 0 (logis)
4). Simplifikasi formula
Untuk perhitungan praktis, semisal untuk keperluan disain
sederhana, sumur dianggap aliran dalam steady state condition
dengan faktor geometrik yang 90% terjadi yaitu kondidi F4b maka
formula dapat ditulis :

(23)
Note :
 Harga untuk sumur kosong (n = 1) berdinding kedap air atau
sumur tanpa dinding dengan batu pengisi (0 < n < 1).
 Harga = 5 untuk sumur kosong (n = 1) berdinding porus.

5). Debit Air Masuk


Debit air masuk dari atap dihitung dengan formula rational :
𝑸 = 𝑪 .𝑰 .𝑨
dimana :
Q = debit air masuk (m³/j)
C = koefisien aliran permukaan atap
I = intensitas hujan (m/j)
A = luas atap (m²)

6). Parameter dalam formula :


– Koefisien aliran permukaan atap :
Untuk formula ini koefisien atap/perkerasan diambil C = 0,95
– Luas atap :
Luas atap diukur luas datar dan luas perkerasan lainnya juga harus
diperhitungkan.
– Intensitas hujan :
Intensitas hujan didapat dari Intensity Duration Frequency (IDF)
Curve dengan waktu bukan ‘Time of Concentration'of Precipitation
(Tc) namun 'Dominant' Duration'of Precipitation (Ts).
– Durasi Dominan Hujan (dominant duration of precipitation)
Durasi dominan hujan (Td) adalah lama waktu yang paling banyak terjadi
di daerah tersebut.
– Faktor Geometrik Sumur (F)
– Faktor geometric (shape factor) adalah suatu harga yang mewakili dari
bentuk ujung sumur, tampang, radius, kekedapan dinding serta
perletakannya dalam lapisan tanah.
Harga ini dimunculkan pertama kali oleh Forchheimer (1930) yaitu :
F = 4R dalam mencari K dari penelitian dengan percobaannya yang
disimpulkan sesuai dengan formula (17).
Cara ini hanya menggunakan satu lubang bor saja tanpa sumur pantau
spt lazimnya.
Pada formula Dupuit-Thiem yang berbasis Darcy's Law (1856) yang harus
menggunakan sumur pantou. Cara Forchheimer ini memberikan kemudahan
dalam perhitungan cannon karena secara eksplisit dapat menghitung
dengan data laboratorium tanpa harus mengetahui data sumur pantau yang
baru bisa diukur setelah pumping terlaksana di lapangan.
Maka konsep Forchheimer ini dapat disebut sebagai mashab baru dalam
perhitungan Groundwater Flow selain konsep yang sudah ada yaitu Darcy's
Law.
Kemudian untuk berbagai kondisi sumur harga F dikembangkan oleh
peneliti lain seperti :
(a). Dengan formulasi : Somsioe (1931), Harza (1935), Daehler (1936),
Taylor (1948), Hvorslev (1951), Aravin (1965), Sunjoto (1989 - 2002).
(b). Dengan grafis : Luthian J.N., Kirkham D. (1949), Hvorslev (1951),
Smiles & Youngs (1965), Wilkinson W.B. (1968), Raymond G.P., Azzouz
M.M. (1969), Al-Dhahir & Margenstern (1969), Olson & Daniel (1981).
Tabel 3. Diskripsi tentang kondisi sumur

Conditions Description
1 Resapan pada tanah porus terletak diantara tanah bersifat kedap air
di bagian dasar dan bagian atas dengan dinding porous setinqqi L.
2.a Resapan berbentuk bola berdinding porous dengan saluran vertikal
kedap air dan seluruhnya berada di tanah yanq bersifat porous
2.b Resapan kubus berdinding porous dengan saluran vertikal kedap air
don seluruhnyc berada di tanah yang bersifat porous.
3.a Resapan terletak pada tanah bersifat kedap air di bagian atas don
tanah porous dibagian bawah dengan dasar berbentuk setengah bola
3.b Idem 3.a namun dasar rata
4.a Resapan terletak pada tanah yang seluruhnya porous dengan dinding
resapan kedap air don dasar berbentuk setengah bola.
4.b Idem ditto 4.a namun dasar rata
5.a Resapan terletak pada tanah yang kedap air di bagian
atas don porous dibagian bawah denqan dindinq sumur
permeabel setinqqi L don dasar berbentuk setengah
bola
5.b Idem ditto 5.a namun dasar rata
6.a Resapan terletak pada tanah yang seluruhnya porus
dengan dinding sumur bagian atas impermeabel don bagian
bawah permeabel setinggi L don dasar berbentuk
setenqah bola
6.b Idem ditto 6.a namun dasar rata
7.a Resapan terletak pada tanah yang seluruhnya porus
dengan seluruh dinding sumur permeabel don dasar
berbentuk setengah bola
Catatan :
Formula Sunjoto adalah bentuk lain dari forchheimer dengan perbedaan
bahwa yang pertama adalah dalam unsteady flow condition sedangkan
formula Forchheimer adalah dalam steady flow condition. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa pada formula Sunjoto (1988) pada keadaan atap sama
dengan nol (A=O) maka debit air masuk sumur nol karena Q = C I A atau
pada saat Td = ∞ maka akan didapat H = Q/FK dan ini sama dengan h =
Qo/FK yaitu formula Forchheimer (1930).

7). Konstruksi
Sumur peresapan dibuat di halaman rumah masing-masing dengan
jumlah dan dimensi sesuai dengan perhitungan. Air dapat dimasukkan
langsung dari talang atau air jatuh di halaman kemudian dialirkan
masuk ke sumur peresapan (Gambar 10).
Sedangkan bila sumur peresapan untuk di jalan inlet dapat langsung dari
tutup sumur atau dengan konstruksi dari samping (Gambar 9).
Semua sumur peresapan harus dilengkapi ‘pipa udara keluar' atau air
outlet dengan tujuan untuk menghilangkan hambatan masuknya air karena
terdesak oleh udara yang mengalir keluar.

Gambar 9. Sumur
peresapan air hujan
dengan pipe 'air masuk'
dan pipa 'udara keluar'.
Dengan talang Tanpa talang

Gambar 10. Sumur peresapan air hujan menampung air dari atap
TUGAS HARIAN : PERTEMUAN 10
05/07-2021 (A); 06/07-2021 (B)
1. Recharge system terdiri dari tiga macam yaitu Recharge Well,
Recharge Trench dan Recharge Yard.
Pertanyaan :
a. Uraikan dan jelaskan teori dari masing-masing sistem tersebut
b. Uraikan kesamaan dan perbedaan dari ke tiga sistem tersebut.
c. Uraikan manfaat dai ke tiga sistem tersebut
2. Uraikan permasalahan air tanah pada daerah urban (jawaban minimal
150 kata)
3. Bagaimana alternatif pemecahan banjir di daerah urban menurut
saudara. (jawaban minimal 150 kata)
4. Perhatikan gambar di bawah sebuah denah rumah tinggal dengan atap
prisma, jika diketahui data-data sebagai berikut :
a. Sudut kemiringan atap = 27°
b. Diameter sumur 80 cm
c. CH maksimal (R24j) = 155 mm/hari
d. Faktor perkolasi = 1 mnt/cm
Hitung :
e. Luas atap rumah
f. Tinggi air di dalam sumur (H),
Hitung dengan metode HMTL-ITB

Anda mungkin juga menyukai