Anda di halaman 1dari 70

MODUL 2:

ANALISIS DEBIT BANJIR


Bimbingan Teknis Analisis Debit Banjir Desain Dengan
Menggunakan Data Hujan Satelit (TRMM)
Bandung, 20 – 25 Juni 2022

Instruktur: Ir. Bambang Adi Riyanto, M.Eng


Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan
JADWAL PEMBELAJARAN MODUL 2
Total = 13 JP
HARI 2 : 4 JP (Jam Pelajaran) ; 1 JP = 45 menit
MODUL 2 : Analisis Debit Banjir
Waktu JP Materi
13.00-15.15 3 Perhitungan debit banjir rencana menurut SNI
15.15-15.45 Rehat
15.45-16.30 1 Perhitungan debit banjir rencana menurut SNI (lanjutan)

HARI 3 : 9 JP (Jam Pelajaran) ; 1 JP = 45 menit


MODUL 2 : Analisis Debit Banjir
Waktu JP Materi
08.00-10.15 3 Kehilangan air, hidrograf satuan, dan aliran dasar
10.15-10.30 Rehat
10.30-12.00 2 Kalibrasi parameter model hidrologi
12.00-13.00 Ishoma
13.00-15.15 3 Penelusuran banjir, serta evaluasi kapasitas pelimpah dan tinggi jagaan
15.15-15.45 Rehat
15.45-16.30 1 Diskusi

2
METODE PENELUSURAN BANJIR
BAB 7
MODUL 2 – ANALISIS DEBIT BANJIR

3
Penelusuran Banjir (Flood Routing)

Pada penerapan analisis hidrologi, sering diperlukan


untuk menghitung perubahan aliran dalam waktu
dan ruang.
Penerapan tersebut antara lain :
 Perencanaan pelimpah bendungan,
 Perencanaan bangunan pengendali banjir,
 Perencanaan pompa banjir,
 Peramalan banjir,
 Perencanaan dan analisis sumber daya air.

4
Penelusuran Banjir (Flood Routing)

Secara umum ada 2 macam penelusuran


banjir, yaitu :
 Penelusuran Banjir di Waduk (Reservoir
Routing)
 Penelusuran Banjir di Saluran (Channel
Routing)

5
Metode Perhitungan Flood Routing

Muskingum
Saluran Muskingum – Cunge
Kinematik
Hidrologi
Waduk /
Storage Indication
Penelusuran Reservoir
Banjir (Flood
Routing)
Aliran Tetap
(Steady Flow)
Hidrolika
Aliran Tak Tetap
(Unsteady Flow)

6
HUJAN TOTAL HUJAN NETO
Profil Hujan

Sub Model Hujan


Hilang

Tampungan Kehilangan
Depresi Karena Infiltrasi

Hujan Neto Hidrograf


HUJAN NETO
Q

Sub Model Transformasi Hujan


Neto - Limpasan
t

Pertemuan Hidrograf Sub DAS

Sub Model Sub Model


I Penelusuran O atau I Penelusuran O
Saluran Waduk

Pertemuan Hidrograf Setelah


Penelusuran
Penelusuran Banjir Waduk
(Reservoir Routing)

8
I
The picture can't be display ed.

Denah
ds
dt
H
O  C L H 3/2

I
h

O  Cd A 2  g  h
Potongan Melintang

9
BENDUNGAN – RESERVOIR/WADUK

10
BENDUNGAN – RESERVOIR/WADUK

Tipe Ogee

11
12
Waduk Saguling

13
14
Pelimpah Samping Bendungan Saguling
15
16
17
Penelusuran Banjir Waduk
(Reservoir Routing)

Persamaan dasar : Konservasi Massa


S
I O 
t
dimana :
I : Aliran masuk (Inflow)
O : Aliran keluar (Outflow)
S : Perubahan volume tampungan
t : Selang waktu

18
Penelusuran Banjir Waduk
(Reservoir Routing)
Diskretisasi persamaan di atas pada bidang
x-t adalah : S
I O 
t

I1  I 2 O1  O2 S 2  S1
 
2 2 t

19
Penelusuran Banjir Waduk
(Reservoir Routing)

Pada persamaan di atas yang tidak diketahui


adalah S2 dan O2. Persamaan di atas diatur
sehingga bilangan yang tak diketahui dijadikan
satu pada ruas kiri :
2S2 2 S1
 O2  I1  I 2   O1
t t

Ruas kiri disebut sebagai storage indication


quantity

20
Penelusuran Banjir Waduk
(Reservoir Routing)

Untuk menyelesaikan persamaan di atas perlu


disiapkan :
 Kurva hubungan Elevasi – Tampungan
 Kurva hubungan Elevasi – Aliran keluar (outflow)
 Kurva hubungan Tampungan – Aliran keluar
 Kurva hubungan Storage indication – Aliran keluar.

21
DEBIT PELIMPAH
Perhitungan Rating Curve pelimpah dan pintu air menggunakan
rumus hidraulika. Persamaan aliran melalui bangunan pengeluaran
dengan bentuk segi empat adalah:

Q  C B H 3/2
Dimana:
Q : debit melalui bangunan pengeluaran/pelimpah (m3/s)
B : lebar pelimpah (m)
H : tinggi mercu pelimpah hingga muka air (m)
Cd : Koefisien debit yang bergantung terhadap bentuk mercu. Untuk mercu
ambang lebar tanpa lengkung pada bagian mercu, biasanya diambil nilai Cd
1,7. Untuk mercu ogee, biasanya diambil nilai Cd 2,2.

23
Penelusuran Banjir Waduk
(Reservoir Routing)

Contoh 1:
Suatu waduk dengan dinding vertikal, mempunyai luas
permukaan 100 Ha, dilengkapi dengan pelimpah lebar b = 10 m.
Persamaan aliran keluar : Q = 1,70 (10) H1,5, dimana H adalah
tinggi energi di atas pelimpah. Elevasi pelimpah pada + 1.070 m.
Hidrograf aliran masuk seperti pada tabel di bawah.
Hitunglah hidrograf aliran keluar waduk.

Penyelesaian :
Penyelesaian diperlihatkan pada tabel berikut :

24
Penelusuran Banjir Waduk
(Reservoir Routing)

Pelimpah

Inflow Luas 100 Ha 10 m Outflow

Pelimpah

O  1,7  10  H 1,5
H

Waduk 100 Ha + 1.070 m

25
Fungsi Tampungan - Outflow O  1, 7  10  H 1,5  t  1 jam  3600 s

Elevasi Head Outflow Tampungan 2S/t + O


[m] [m] 3 3 3
[m /detik] [m ] [m /detik]
1070,0 0,0 0,00 0 0,00
1070,5 0,5 6,01 500.000 283,79
1071,0 1,0 17,00 1.000.000 572,56
1071,5 1,5 31,23 1.500.000 864,56
1072,0 2,0 48,08 2.000.000 1159,19
1072,5 2,5 67,20 2.500.000 1456,09
1073,0 3,0 88,33 3.000.000 1755,00
1073,5 3,5 111,31 3.500.000 2055,76
1074,0 4,0 136,00 4.000.000 2358,22
1074,5 4,5 162,28 4.500.000 2662,28
1075,0 5,0 190,07 5.000.000 2967,84
1075,5 5,5 219,28 5.500.000 3274,83
1076,0 6,0 249,85 6.000.000 3583,18
26
Hubungan Outflow (O) - Elevasi Hubungan Outflow (O) - Storage Function

250 250

200 200
Outflow [m3/detik]

Outflow [m3/detik]
150 150

100 100

50 50

0 0
1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
Elevasi [m] 2S/t + O [m3/detik]

Hubungan Tampungan (S) - Elevasi


Fungsi Tampungan
Contoh - Outflow
Penelusuran Banjir Reservoir
O  1,7  10  H 1, 5
Fungsi Tampungan - Outflow
7.000.000 Elevasi Head Outflow Tampungan 2S/t + O
[m]
Elevasi [m]
Head Outflow 3 Tampungan 2S/t + O 3 3
6.000.000
[m] [m]
[m /detik] [m ] [m /detik]
[m3/detik] 3
[m ] 3
[m /detik]
Tampungan [m3]

5.000.000
1070,0
(1) ( 2 0,0
) (3) 0,00
(4) (5) 0 0,00
4.000.000 1070,0 0,0 0,00 0 0,00
1070,5
1070,5 0,50,5 6,01 6,01
500.000 500.000
283,79 283,79
3.000.000
1071,0 1,0 17,00 1.000.000 572,56
2.000.000
1071,0
1071,5 1,5
1,0 17,00
31,23 1.500.000
1.000.000
864,56
572,56
1072,0
1071,5 2,01,5 48,08 31,23
2.000.000 1159,19
1.500.000 864,56
1.000.000
1072,5 2,5 67,20 2.500.000 1456,09
0 1072,0
1073,0 3,02,0 88,33 48,08
3.000.000 2.000.000
1755,00 1159,19
1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1073,5 3,5 111,31 3.500.000 2055,76
Elevasi [m] 1072,5
1074,0 4,02,5 136,00 67,20
4.000.000 2.500.000
2358,22 1456,09
1074,5 4,5 162,28 4.500.000 2662,28
1073,0 3,0 88,33 3.000.000 1755,00
1075,0 5,0 190,07 5.000.000 2967,84
1073,5
1075,5 5,53,5 219,28 111,31
5.500.000 3.500.000
3274,83 2055,76
1076,0 6,0 249,85 6.000.000 3583,18
1074,0 4,0 136,00 4.000.000 2358,22
+ 1070 m
1074,5 4,5 162,28 4.500.000 2662,28
1075,0 5,0 190,07 5.000.000 2967,84
1075,5 5,5 219,28 5.500.000 3274,83
1076,0 6,0 249,85 6.000.000 3583,18
Waktu Inflow I1 + I2 2S/∆t - O 2S/∆t + O Outflow Elevasi
Kolom 4 :
3 3 3 3 3
[Jam] [m /detik] [m /detik] [m /detik] [m /detik] [m /detik] [m]
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 17 + 538,56 = 572,56 17,00 1071,00 2S 2S
+ = O   O  2O
1 20 37 541,26 575,56 17,15 1071,01 t t
2 50 70 573,49 611,26 18,89 1071,07
3 100 150 674,78 723,49 24,36 1071,26 Kolom 4 =
4 130 230 837,72 904,78 33,53 1071,57 Kolom 5 -
5 150 280 1026,29 1117,72 45,71 1071,93 2 x Kolom 6
6 140 290 1199,90 1316,29 58,20 1072,26
7 110 250 1316,30 1449,90 66,80 1072,49
8 90 200 1373,39 1516,30 71,46 1072,60
9 70 160 1388,06 1533,39 72,66 1072,63
10 50 120 1366,31 1508,06 70,87 1072,59
11 30 80 1313,17 1446,31 66,57 1072,48
12 20 50 1240,74 1363,17 61,22 1072,34
13 17 37 1166,31 1277,74 55,72 1072,20
14 17 34 1098,85 1200,31 50,73 1072,07
2 S 21039,70 1132,85 46,58 2 S11071,96
 O 2 1073,70
I 1  I 243,19
  O1
15 17 34
16 17 34 987,31 1071,85
17 17 34  t 940,92 1021,31 40,20  t 1071,77
18 17 34 899,83 974,92 37,54 1071,69
19 17 34 863,45 933,83 35,19 1071,62
20 17 34 831,22 897,45 33,11 1071,56
21 17 34 802,68 865,22 31,27 1071,50
22 17 34 776,94 836,68 29,87 1071,45
23 17 34 753,70 810,94 28,62 1071,41
24 17 34 732,73 787,70 27,49 1071,37
Penelusuran Banjir Waduk
(Reservoir Routing)
Penelusuran Banjir Reservoir

160 1072,8

140 1072,6
1072,4
120
1072,2
Debit [m 3/detik]

100 1072,0

Elevasi [m]
80 1071,8

60 1071,6

1071,4
40
1071,2
20
1071,0
0 1070,8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Waktu [Jam ]

Inflow Outflow Elevasi

29
30
Melakukan interpolasi dengan Fungsi Excel
Interpolasi menggunakan fungsi excel dapat dilakukan dengan kombinasi
fungsi FORECAST, OFFSET dan MATCH seperti terlihat pada contoh di bawah.
Diketahui hubungan antara jam dan besarnya temperatur udara, akan dicari
berapa temperatur udara pada jam 19.5. Dengan kombinasi fungsi tersebut
di atas dapat diketahui temperatur udara pada jam 19.5 adalah 30 derajad.

=FORECAST($G$6,OFFSET($D$4:$D$27,MATCH($G$6,$C$4:$C$27,1
)-1,0,2),OFFSET($C$4:$C$27,MATCH($G$6,$C$4:$C$27,1)-1,0,2))

31
Program Excel untuk Penelusuran Banjir Waduk

Kembangkanlah program spread sheet reservoir routing dengan


excel untuk menghitung penelusuran banjir melalui tampungan
dari contoh soal reservoir routing di atas dengan menggunakan
kombinasi fungsi excel di atas, sehingga perhitungan dapat
dilakukan secara otomatis jika data yang diperlukan diketahui.
Data yang diketahui adalah: Kurva elevasi volume tampungan,
kurva elevasi outflow (pelimpah/spillway), t, elevasi puncak
pelimpah, hidrograf inflow dan kondisi awal (ada 2 kondisi yang
dapat diberikan, 1. elevasi awal permukaan air waduk atau 2.
debit inflow = outflow.
Gunakan spread sheet di atas untuk menyelesaikan soal di bawah.

32
Program Spread Sheet Penelusuran Banjir Waduk
Data
Inflow Hidrograf
Elevasi Puncak El ma Free Board
1075 m Waktu Debit
Bendungan maks (m) (m)
3
(Jam) (m /s)
Lebar pelimpah 10 m 1072.63 2.37
0.0 17.00
Elevasi Pelimpah 1070 m 1.0 20.00
2.0 50.00
Kondisi Awal Muka Air Isi Muka Air atau Debit
3.0 100.00
Elevasi Muka Air 1071 m 4.0 130.00
Koefisien C 1.7 5.0 150.00
6.0 140.00
Eksponen 1.5
Kurva Elevasi Volume Waduk 7.0 110.00
t 1 Jam 8.0 90.00
Elevasi Volume
Kurva Elevasi - Outflow 9.0 70.00
3
(m) (m )
Elevasi Head Outflow 10.0 50.00
3 3
1070.0 0.0 11.0 30.00
(m) (m /s) (m /s)
1070.5 500,000.0 12.0 20.00
1070.0 0.00 0.0
1070.5 0.50 6.0 1071.0 1,000,000.0 13.0 17.00

1071.0 1.00 17.0 1071.5 1,500,000.0 14.0 17.00

1071.5 1.50 31.2 1072.0 2,000,000.0 15.0 17.00

1072.0 2.00 48.1 1072.5 2,500,000.0 16.0 17.00

1072.5 2.50 67.2 17.0 17.00


1073.0 3,000,000.0
1073.0 3.00 88.3 18.0 17.00
1073.5 3,500,000.0
1073.5 3.50 111.3 19.0 17.00
1074.0 4,000,000.0
1074.0 4.00 136.0 20.0 17.00
1074.5 4,500,000.0
1074.5 4.50 162.3 21.0 17.00
1075.0 5.00 190.1
1075.0 5,000,000.0 22.0 17.00
1075.5 5.50 219.3 1075.5 5,500,000.0 23.0 17.00
1076.0 6.00 249.8 1076.0 6,000,000.0 24.0 17.00

33
Program Spread Sheet Penelusuran Banjir Waduk

34
Program Spread Sheet Penelusuran Banjir Waduk
Hubungan Elevasi - Tampungan - Storage Indicator Perhitungan Penelusuran Banjir Waduk
Waktu Inflow I1 + I2 2S/∆t - O 2S/∆t + O Storage Outflow Elevasi
Elevasi Head Outflow Tampungan 2S/∆t + O
[Jam]
3
[m /detik]
3
[m /detik]
3
[m /detik]
3
[m /detik] (x 1000 m )
3 3
[m /detik] [m]
[m] [m] 3
[m /s]
3
[m ]
3
[m /s]
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1070.0 0 0.00 0.00 0.00
0.00 17.00 538.56 572.56 1000.00 17.00 1071.00
1070.5 0.5 6.01 500,000.00 283.79
1.00 20.00 37.00 541.26 575.56 1005.14 17.15 1071.01
1071.0 1 17.00 1,000,000.00 572.56
2.00 50.00 70.00 573.49 611.26 1066.28 18.89 1071.07
1071.5 1.5 31.23 1,500,000.00 864.56 3.00 100.00 150.00 674.78 723.49 1258.44 24.36 1071.26
1072.0 2 48.08 2,000,000.00 1,159.19 4.00 130.00 230.00 837.72 904.78 1568.25 33.53 1071.57
1072.5 2.5 67.20 2,500,000.00 1,456.09 5.00 150.00 280.00 1026.29 1117.72 1929.61 45.71 1071.93
1073.0 3 88.33 3,000,000.00 1,755.00 6.00 140.00 290.00 1199.90 1316.29 2264.57 58.20 1072.26
1073.5 3.5 111.31 3,500,000.00 2,055.76 7.00 110.00 250.00 1316.30 1449.90 2489.58 66.80 1072.49

1074.0 4 136.00 4,000,000.00 2,358.22 8.00 90.00 200.00 1373.39 1516.30 2600.72 71.46 1072.60

1074.5 4.5 162.28 4,500,000.00 2,662.28 9.00 70.00 160.00 1388.06 1533.39 2629.30 72.66 1072.63
10.00 50.00 120.00 1366.31 1508.06 2586.93 70.87 1072.59
1075.0 5 190.07 5,000,000.00 2,967.84
11.00 30.00 80.00 1313.17 1446.31 2483.54 66.57 1072.48
1075.5 5.5 219.28 5,500,000.00 3,274.83
12.00 20.00 50.00 1240.74 1363.17 2343.52 61.22 1072.34
1076.0 6 249.85 6,000,000.00 3,583.18
13.00 17.00 37.00 1166.31 1277.74 2199.65 55.72 1072.20
14.00 17.00 34.00 1098.85 1200.31 2069.24 50.73 1072.07
15.00 17.00 34.00 1039.70 1132.85 1955.29 46.58 1071.96
16.00 17.00 34.00 987.31 1073.70 1854.91 43.19 1071.85
17.00 17.00 34.00 940.92 1021.31 1766.00 40.20 1071.77
18.00 17.00 34.00 899.83 974.92 1687.27 37.54 1071.69
19.00 17.00 34.00 863.45 933.83 1617.55 35.19 1071.62
20.00 17.00 34.00 831.22 897.45 1555.80 33.11 1071.56
21.00 17.00 34.00 802.68 865.22 1501.12 31.27 1071.50
22.00 17.00 34.00 776.94 836.68 1452.26 29.87 1071.45
23.00 17.00 34.00 753.70 810.94 1408.18 28.62 1071.41
24.00 17.00 34.00 732.73 787.70 1368.40 27.49 1071.37

35
=IF(I6=Data!$L$15,VLOOKUP('Routing
(2)'!I6,Data!$J$15:$K$70,2),IF(H6=Data!$L$15,Data!$H$16,IF(I6="","",FORECAST(I6,OFFSET(Data!$K$15:$K$72,MATC
H(I6,Data!$J$15:$J$72,1)-1,0,2),OFFSET(Data!$J$15:$J$72,MATCH(I6,Data!$J$15:$J$72,1)-1,0,2)))))

=FORECAST(P6,OFFSET($F$5:$F$50,MATCH(P6,$B$5:$B$50,1)-
1,0,2),OFFSET($B$5:$B$50,MATCH(P6,$B$5:$B$50,1)-1,0,2))

=IF(AND(I5="",P6=""),"",(FORECAST(P6,OFFSET($E$5:$E$50,MATCH(P6,$B$5:$B$50,1)-
1,0,2),OFFSET($B$5:$B$50,MATCH(P6,$B$5:$B$50,1)-1,0,2)))/1000)

=IF(Data!C6="Debit",Data!C7,FORECAST(P6,OFFSET(D5:D50,MATCH(P6,B5:B50,1)-
1,0,2),OFFSET(B5:B50,MATCH(P6,B5:B50,1)-1,0,2)))

=IF(Data!C6="Muka Air",Data!C7,FORECAST(O6,OFFSET(B5:B50,MATCH(O6,D5:D50,1)-
1,0,2),OFFSET(D5:D50,MATCH(O6,D5:D50,1)-1,0,2)))
36
37
Soal Latihan
Dengan data hidrograf aliran masuk pada suatu ruas sungai seperti
tabel di bawah, hitunglah hidrograf aliran keluar dengan Metode
Muskingum bila diketahui aliran dasar = 10 m3/s, K = 2 Jam, X =
0,2 dan t = 1 Jam

Waktu [Jam] 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3
Inflow [m /s] 10 20 40 80 120 150 120 60 50 40 30 20 10

Lakukan analisis sensitifitas sebagai berikut:


1. Ubahlah nilai K menjadi 4 jam, bandingkanlah hidrograf aliran masuk
dan keluar pada 2 kondisi tersebut dan jelaskanlah kesimpulan saudara.
2. Ubahlah nilai X = 0,1, X = 0,3, X = 0,4 dan X = 0,5 untuk mengatahui
pengaruh nilai X terhadap besarnya puncak banjir aliran keluar.
Gambarkanlah hidrograf aliran masuk dan alliran keluar pada 1 grafik
dan jelaskanlah kesimpulan saudara.

38
PR 5‐4
Diketahui Analisis Routing
K 2 jam Waktu Inflow Partial Flow (m3/s) Outflow
X 0.2 (jam) (m3/s) Co I2 C1 I1 C2 O1 (m3/s)
t 1 jam (1) (2) (3) (4) (5) (6)
0 10 10.00
D 2.1
1 20 0.95 4.29 5.24 10.48
Co 0.0476
2 40 1.90 8.57 5.49 15.96
C1 0.4286
C2 0.5238 3 80 3.81 17.14 8.36 29.31
Jml 1 4 120 5.71 34.29 15.36 55.36
5 150 7.14 51.43 29.00 87.57
6 120 5.71 64.29 45.87 115.87
7 60 2.86 51.43 60.69 114.98
8 50 2.38 25.71 60.23 88.32
9 40 1.90 21.43 46.26 69.60
10 30 1.43 17.14 36.46 55.03
11 20 0.95 12.86 28.82 42.63
12 10 0.48 8.57 22.33 31.38
Maks 150 115.87

39
40
41
Penelusuran Banjir Saluran (Channel Routing)

Saat banjir melalui sungai, debit puncak keluaran pada titik di


sebelah hilir akan mengalami pemipihan (attenuated) dan
translasi (bergeser) seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

 Perbedaan ordinat hidrograf inflow dan outflow


(diberi warna abu) menunjukkan tingkat
perubahan tampungan di sungai (gambar atas).
Nilai S/t pada persamaan kontinuitas positif
saat tampungan bertambah dan negatif saat
tampungan berkurang.
Positif Negatif  Tampungan dapat digambarkan sebagai fungsi
waktu (gambar tengah).
 Jika tampungan digambarkan terhadap debit
(gambar bawah) akan berbentuk loop. Pada debit
outflow yang sama tampungan akan lebih besar
saat banjir surut (falling stages) dibanding saat
banjir datang (rising stages).
42
 Pada penelusuran banjir di sungai permukaan air miring tidak datar
seperti pada penelusuran banjir waduk. Tampungan merupakan
fungsi dari inflow dan outflow, sehingga diperlukan metode
penelusuran banjir yang berbeda.
 Aliran di sungai saat terjadi banjir termasuk dalam kategori aliran
tidak tetap berubah lambat laun. Permukaan air akan berfluktuasi
dari waktu ke waktu.
 Tampungan di sungai saat
I-O = KX(I-O) terjadi banjir terdiri dari
tampungan prisma (prism
storage) dan tampungan
= KO
baji (wedge storage)
seperti digambarkan di
samping

43
Konsep Tampungan Prisma dan Tampungan Baji
 Tampungan prisma adalah tampungan
saat di bagian hilir terjadi aliran seragam.
Tampungan ini adalah volume imajiner
yang terbentuk dari muka air sejajar dasar
sungai dan dasar sungai.
 Tampungan baji terbentuk antara profil
muka air dan tampungan prisma.
 Pada kedalaman tertentu di bagian hilir,
tampungan prisma adalah konstan,
sedangkan tampungan baji bisa positif
atau negatif.
 Tampungan prisma merupakan fungsi
outflow, Sp = f(O), sedangkan tampungan
baji merupakan fungsi inflow, Sw = f(I).
 Tampungan total di sungai adalah:

S  K [ X I m  (1  X ) O m ]
 K dan X adalah koefisien dan m adalah
eksponen, m = 0,6 untuk saluran segi
empat dan m = 1 untuk saluran alam

44
Metoda Muskingum
 Metoda Muskingum dikembangkan oleh McCarthy (1938)
menggunakan persamaan kontinuitas dan hubungan
tampungan dengan inflow dan outflow
 Dengan nilai m = 1 pada persamaan di atas akan dihasilkan
hubungan linier antara S, I dan O, sehingga persamaan
tampungan adalah:
S  K [ X I  (1  X )O]
dimana :
S : Tampungan sungai [m3]
I : Aliran masuk (Inflow) [m3/s]
O : Aliran keluar (Outflow) [m3/s]
K : Waktu perjalanan banjir di sungai, nilainya tetap pada segmen sungai [jam]
X : Faktor bobot (weighting factor), bernilai antara 0 sampai 0,5
 Pada X = 0, tampungan hanya merupakan fungsi dari outflow
sehingga persamaan menjadi persamaan waduk linier:
S KO
45
Metoda Muskingum
Persamaan di atas didiskretisasi pada bidang x-t :
I1  I 2 O1  O 2
t   t  S 2  S1   S
2 2
Aliran keluar O2 dapat dihitung dengan rumus :

O 2  C 0 I 2  C 1 I 1  C 2 O1

(t / K )  2 X (t / K )  2 X
C0  C1 
D D
2 (1  X )  (  t / K ) D  2 (1  X )  (  t / K )
C2 
D
C 0  C1  C 2  1

46
Metoda Muskingum
Koefisien K dapat diinterpretasikan sebagai waktu penjalaran
banjir di saluran (efek translasi), sedangkan X diinterpretasikan
sebagai tampungan (efek pemipihan).

47
Metoda Muskingum
Koefisien K dan X dicari dengan kalibrasi, caranya :
 Buat hubungan antara S dan [XI + (1-X) O] pada berbagai nilai
X
 Cari hubungan yang mendekati garis lurus
 Kemiringan garis lurus terebut atau Cot  = K

48
Metoda Muskingum
Contoh Soal-2
Suatu hidrograf banjir pada suatu segmen sungai ditunjukkan pada
Tabel 9-1. Diasumsikan aliran dasar sebesar 352 m3/s. Menggunakan
Metode Muskingum, telusurkanlah banjir tersebut melalui saluran yang
mempunyai nilai K = 2 hari dan X = 0,1. Hitunglah hidrograf outflow.
Perhitungan dapat dilihat pada tabel dengan langkah sbb :
 Langkah pertama adalah menentukan interval waktu t. Dalam hal ini dipilih
nilainya = 1 hari. Seperti halnya pada reservoir routing, ada kriteria (tp/ t)
> 5.
 Sebagai tambahan pemilihan t sedemikian rupa sehingga menghasilkan
koefisien routing positif.
 Dengan t = 1 hari, K = 2 hari, dan X = 0,1, maka koefisien routing dapat
dihitung dengan hasil : Co = 0,1304, C1 = 0,3044, C2 = 0,5652 dan jumlah
ketiga koefisien tersebut = 1.
 Perhitungan ditunjukkan pada Tabel 9-1.
 Puncak hidrograf outflow = 6.352,6 m3/s < Inlow = 6.951 m3/s, atau ada
pemipihan sebesar 91% dari inflow.
49
52
53
54
Metoda Muskingum

Contoh - 3 :
Diketahui hidrograf inflow dan outflow pada suatu segmen sungai
seperti diberikan pada kolom 2 dan 3 pada tabel di bawah.
Tentukanlah koefisien K dan X dari Metode Muskingum.
Perhitungan dapat dilihat pada tabel dengan langkah sbb :
 Kolom 1 menunjukkan waktu dalam satuan hari.
 Kolom 2 dan 3 adalah hidrograf inflow dan outflow
 Kolom 4 menunjukkan tampungan saluran (m3/s-hari). Tampungan
saluran awalnya diasumsi = 0, nilai ini dimasukkan pada kolom 4 hari ke
0. Tampungan saluran dihitung dengan rumus :
S 2  S1  (t / 2)( I1  I 2  O1  O2 )

 Berbagai nilai X dicoba dalam rentang 0,0 sampai 0,5, misalnya 0,1, 0,2
dan 0,3
 Untuk setiap nilai X dihitung nilai weighted flow [XI + (1-X)O] seperti
ditunjukkan pada kolom 5 sampai 7.
55
Metoda Muskingum
 Untuk setiap nilai weighted flow diplot terhadap tampungan
(kolom 4) seperti ditunjukkan pada gambar.
 Nilai X pada saat grafik tampungan vs weighted flow mendekati
garis lurus adalah nilai X yang benar. Dalam contoh ini adalah X
= 0,1.
 Nilai K dihitung dengan rumus :
S
K
 XI  (1  X )O) 
 Dari gambar nilai K dapat dicari dengan menghitung kemiringan
garis tampungan vs weighted flow. Dalam hal ini nilai K :
K = [(2.000 m3/s-hari) / (1000 m3/s)] = 2 hari
 Dengan demikian kalibrasi menghasilkan nilai K = 2 hari dan X
= 0,1

56
S
S 2  S1  (t / 2)( I1  I 2  O1  O2 ) weighted flow [XI + (1-X)O] K
 XI  (1  X )O) 
Metoda Muskingum - Cunge

 Metode Muskingum yang telah diuraikan sebelumnya hanya dapat


digunakan pada lokasi sungai diturunkannya nilai K dan X dari
hidrograf inflow dan outflow pada satu kejadian banjir
 Nilai K dan X tidak ada kaitannya dengan kondisi fisik sungai (lebar
sungai, bentuk penampang melintang dan kemiringan dasar sungai.
 Penggunaan K dan X pada banjir lain dan sungai lain tidak
direkomendasikan.
 Untuk mengatasi kelemahan ini Cunge, mengembangkan lebih
lanjut Metoda Muskigum dengan mengaitkan K dan X dengan
kondisi fisik sungai. Metoda ini diberi nama Muskingum – Cunge
dan merupakan metoda semi hidraulik.
 Cunge mengembangan lebih lanjut persamaan beda hingga
Muskingum sebagai berikut:

59
Metoda Muskingum - Cunge
dS d
 K [ X O j  (1  X ) O j 1 ]  O j  O j 1
dt dt
dimana :
Oj : Inflow pada ruas sungai [m3/s]
Oj+1 : Outflow dari ruas sungai [m3/s]
S : Tampungan pada ruas sungai[m3]
K : Waktu perjalanan banjir di sungai [jam]
X : Faktor bobot (weighting factor), bernilai antara 0 sampai 0,5

Dalam bentuk persamaan beda hingga:


K 1 n 1
[ X O j  (1  X ) O j 1  X O j  (1  X )O j 1 ]  (O j  O nj 11  O nj  O nj 1 )
n 1 n 1 n n

t 2
Menurut Cunge K = t/c sehingga persamaan di atas adalah bentuk
persamaan beda hingga dari persamaan gelombang Kinematik berikut:
Q Q
c 0
t x
60
Selanjutnya Cunge menunjukkan bahwa jika D1 = (1/2 – X)cx, maka
akan dihasilkan persamaan difusi dan mempunyai kelebihan bisa
menghasilkan pemipihan dan translasi hidrograf banjir berdasarkan
karakteristik sungai. Persamaan difusi adalah:

Q Q  2Q
c  D1 2
t x x
Qp
Jika koefisien difusi didefinisikan sebagai: D1 
2 B S0

maka :
dimana :
1 D1 1 Qp B : Lebar permukaan air [m]
X    c : Kecepatan rambat gelombang [m/s]
2 c x 2 2 B c x S0 x : Panjang ruas sungai [m]
Qp : Puncak banjir [m3/s]
x 1 dQ S0 : Kemiringan dasar sungai [m/m]
K ; c  1,3  1, 67 V V : Kecepatan rata-rata [m/s]
c B dy

61
Menurut Metoda Cunge, hidrograf outflow pada ujung hilir ruas sungai
dihitung dengan persamaan:

Q nj 11  C1 Q nj  C2 Q nj 1  C3 Q nj 1  C4
K X  t / 2 t / 2  K X K (1  X )  t / 2
C1  ; C2  ; C3 
D D D
q t x
C4  ; D  K (1  X )  t / 2
D
1 D1 1 Qp x 1 dQ
X    ; K ; c  1,3  1, 67 V
2 c x 2 2 B c x S0 c B dy
Oleh karena itu cara perhitungan Metoda Muskingum dan Muskingum –
Cunge pada prinsipnya sama. Bedanya adalah Metoda Muskingum-
Cunge parameter model (K, X, t, x) didasakan pada karakteristik
sungai/saluran.
Cunge (1969) menunjukkan bahwa untuk mencapai stabilitas numerik
diperlukan persyaratan 0 < X < 0,5.
62
Berikut diberikan contoh yang diambil dari buku Hydrology and Floodplain
Analysis, 5th Edition, Philip B. Bedient

63
64
65
66
67
EVALUASI KAPASITAS PELIMPAH
BAB 8
MODUL 2 – ANALISIS DEBIT BANJIR

68
SYARAT KAPASITAS PELIMPAH
Syarat periode ulang dalam menentukan kapasitas pelimpah berdasarkan SNI
3432 2020, hal yang diperhatikan adalah:
• Bendungan lama atau baru
• Tipe bendungan
• Ukuran bendungan
• Tingkat konsekuensi bendungan
Bendungan Lama
Banjir Desain (Inflow)
Tipe Bendungan Ukuran Bendungan Tinggi Bendungan (meter)
Tingkat konsekuensi besar Tingkat konsekuensi kecil
h<5m Q100 Q100
Kecil 5 ≤ h < 10 m Q500 Q100
10 ≤ h < 15 m Q1000 atau 0,5 PMF* Q500
Bendungan Urukan
15 ≤ h < 40 m Q1000 atau 0,5 PMF* Q1000 atau 0,5 PMF*
Besar 40 ≤ h < 80 m Q1000 atau 0,5 PMF* Q1000 atau 0,5 PMF*
h ≥ 80 m Q1000 atau 0,5 PMF* Q1000 atau 0,5 PMF*
Bendungan Beton Q100 Q100

Bendungan Baru
Banjir Desain (Inflow)
Tipe Bendungan Ukuran Bendungan Tinggi Bendungan (meter)
Tingkat konsekuensi besar Tingkat konsekuensi kecil
h<5m Q100 Q100
Kecil 5 ≤ h < 10 m Q1000 atau 0,5 PMF* Q100
10 ≤ h < 15 m Q1000 atau 0,5 PMF* Q500
Bendungan Urukan
15 ≤ h < 40 m PMF 0,5 PMF
Besar 40 ≤ h < 80 m PMF 0,75 PMF
h ≥ 80 m PMF PMF *
Bendungan Beton Q1000 Q1000
69
SYARAT TINGGI JAGAAN
Berdasarkan Pedoman Kriteria Umum Desain Bendungan, tinggi jagaan
bendungan harus memperhatikan 5 faktor, yaitu:
a. Tinggi gelombang karena angin dengan memperhatikan jangkauan,
b. Peningkatan tinggi muka air karena angin dengan memperhatikan jangkauan,
c. Tinggi rayapan gelombang,
d. Tinggi gelombang karena gempa,
e. Tinggi cadangan sebagai akibat ketidak pastian
(Untuk bendungan dengan pelimpah tanpa pintu, kondisi PMF: 75 cm).

Tinggi Jagaan Minimum Pada Bendungan


Keterangan:
Kondisi muka air waduk normal Hw = tinggi gelombang akibat angin
𝐻 Hs = peningkatan tinggi muka air akibat
0,75 𝐻𝑤 𝐻𝑠 𝐻𝑟 𝐻𝑒 ℎ𝑢 ℎ𝑐 angin (wind set-up)
Kondisi banjir 1000 tahunan atau 0,5 PMF Hr = tinggi rayapan gelombang (wave
𝐻 0,75 𝐻𝑤 𝐻𝑠 𝐻𝑟 ℎ𝑢 ℎ𝑐 run-up)
He = tinggi gelombang akibat gempa
Kondisi banjir maksimum PMF
hu = tinggi cadangan ketidakpastian,
𝐻 > 0,75 m (untuk pelimpah tanpa pintu) biasanya antara 0,5 sampai 1 m
hc = tinggi cadangan akibat konsolidasi
𝐻 > 1,25 m (untuk pelimpah dengan pintu)

70

Anda mungkin juga menyukai