Anda di halaman 1dari 22

MODUL 2:

ANALISIS DEBIT BANJIR


Bimbingan Teknis Analisis Debit Banjir Desain Dengan
Menggunakan Data Hujan Satelit (TRMM)
Bandung, 20 – 25 Juni 2022
Instruktur: Ir. Bambang Adi Riyanto, M.Eng
Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan
JADWAL PEMBELAJARAN MODUL 2
Total = 13 JP
HARI 2 : 4 JP (Jam Pelajaran) ; 1 JP = 45 menit
MODUL 2 : Analisis Debit Banjir
Waktu JP Materi
13.00-15.15 3 Perhitungan debit banjir rencana menurut SNI
15.15-15.45 Rehat
15.45-16.30 1 Perhitungan debit banjir rencana menurut SNI (lanjutan)

HARI 3 : 9 JP (Jam Pelajaran) ; 1 JP = 45 menit


MODUL 2 : Analisis Debit Banjir
Waktu JP Materi
08.00-10.15 3 Kehilangan air, hidrograf satuan, dan aliran dasar
10.15-10.30 Rehat
10.30-12.00 2 Kalibrasi parameter model hidrologi
12.00-13.00 Ishoma
13.00-15.15 3 Penelusuran banjir, serta evaluasi kapasitas pelimpah dan tinggi jagaan
15.15-15.45 Rehat
15.45-16.30 1 Diskusi

2
ANALISIS DEBIT BANJIR
MENURUT SNI

3
SKALA DAS & ANALISIS BANJIR

 Untuk DAS Kecil diasumsikan hujan


konstan dalam ruang dan waktu 
dihitung menggunakan Metode
Rasional.
 Untuk DAS Menengah diasumsikan
hujan konstan dalam ruang dan
bervariasi dalam waktu 
dimodelkan dengan menggunakan
Unit Hydrograf.
 Untuk DAS Besar diasumsikan hujan
bervariasi dalam ruang maupun
waktu  dimodelkan dengan
menggunakan Distributed Model
(Unit Hydrograf dan Penelusuran
Banjir)

4
6
Hujan Bervariasi Terhadap Ruang dan Waktu
(DAS Besar  UH + Penelusuran Banjir)

7
8
9
Hujan Bervariasi Terhadap Ruang dan Waktu
(DAS Besar  UH + Penelusuran Banjir)

10
Sumber: Hydrology and Floodplain Analysis, Philip Bedient dkk
11
PERHITUNGAN DEBIT BANJIR

Hidrograf
Q Puncak Rasional
Sederhana
Hubungan
Hujan -
Limpasan

Unit  Aktual
Banjir Hidrograf  Sintetik
Rencana  DTA Tunggal
• Nakayasu
• Gama-1
• ITB
Analisis • Limantara
Frekuensi  Semi Distributed
Data Debit • Snyder
• SCS

12
PERHITUNGAN DEBIT BANJIR DAS BESAR

 Aktual
Hubungan
Unit  Sintetik
Hujan -
Hidrograph • Snyder
Limpasan
• SCS

Banjir Penelusuran
Rencana Banjir
DAS Besar (Flood Routing)

Analisis
Frekuensi
Data Debit

13
PENELUSURAN BANJIR

 Muskingum
Saluran  Muskingum – Cunge
 Kinematik
Hidrologi

Waduk /
Storage Indication
Reservoir
Penelusuran
Banjir
(Flood Routing)
Aliran Tetap
(Steady Flow)
Hidraulika
Aliran Tak Tetap
(Unsteady Flow)

14
PENELUSURAN BANJIR

Reservoir concepts.
(a) Reservoir storage.
(b) Inflow to and outflow from the reservoir.
(c) Storage in the reservoir.

Sumber: Hydrology and Floodplain Analysis,


Philip Bedient dkk 15
PENELUSURAN BANJIR

Sumber: Hydrology and Floodplain Analysis, Philip Bedient dkk 16


PERHITUNGAN DEBIT BANJIR MENURUT SNI
• Analisis penelusuran banjir di
bendungan memerlukan data debit
berupa hidrograf debit banjir dengan
interval jam-jaman.
• Analisis hujan limpasan dapat
dilakukan menggunakan analisis
hidrograf satuan, baik hidrograf
satuan aktual maupun hidrograf
satuan sintetik.
• Beberapa metode hidrograf satuan
sintetik yang umum digunakan di
Indonesia adalah metode SCS,
Snyder, Clark.
• Pada analisis hujan-limpasan
menggunakan hidrograf satuan
sintetik, perlu dilakukan kalibrasi
parameter model.

17
IDENTIFIKASI DAN PREDIKSI DEBIT BANJIR

Identified
Parameter
18
PERBEDAAN ANALISIS BANJIR DAN KETERSEDIAAN AIR

EVENT Model

3 komponen peristiwa banjir:


• Infiltrasi,
• Limpasan permukaan dan
• Aliran dasar.

Continuous Model
19
KOMPONEN PERHITUNGAN DEBIT BANJIR

Komponen Siklus Hidrologi Komponen Siklus Hidrologi


Continuous Model Kondisi Banjir

Pada peristiwa hujan badai, transpirasi dan evaporasi hampir tidak ada. Oleh karena itu,
tiga komponen paling berpengaruh dalam memodelkan peristiwa banjir adalah
pada infiltrasi, limpasan permukaan dan aliran dasar.

20
CONTOH PEMBAGIAN SUBDAS
DAS Citarum-Nanjung
DAS Komering-Perjaya
Luas DAS 1744 km2

Bendungan
Tigadihaji Bendung Perjaya
ada data debit
harian, tempat
Dalam kasus DAS yang dikaji termasuk kalibrasi
DAS Menengah dan DAS Besar, perlu Danau
Ranau
dilakukan pembagian Sub-DAS.

21
DIAGRAM ALIR ANALISIS DEBIT BANJIR

22
KOMPONEN PERHITUNGAN DEBIT BANJIR
• SNI 2415-2016 mensyaratkan pada kondisi analisis debit banjir tidak dapat dikalibrasi, perhitungan
hidrograf debit banjir perlu dibandingkan menggunakan beberapa metode.
• Perbandingan metode yang dikaji bukan hanya dari metode hidrograf satuan, tapi juga metode
perhitungan kehilangan air/hujan efektif.
• Hasil dari beberapa metode yang dibandingkan harus menghasilkan hidrograf debit banjir yang
mirip.
• Pada kondisi kalibrasi tidak dapat dilakukan sama sekali, diperlukan verifikasi tingkat kewajaran untuk
besaran dari debit banjir yang dihitung menggunakan data pencatatan debit harian dan dengan
kurva creager (PMF).
Model Sub Model Metode Parameter Pendekatan
Initial Abstraction Disesuaikan
Kehilangan Air SCS Curve Number Dari Peta Jenis Tanah dan Tutupan
Curve Number (CN)
Lahan
Rainfall Transformasi Hujan-
Runoff SCS UH Lag Time Dihitung pada HEC-Geo
Limpasan
Metode 1
Initial Discharge Trial and Error
Aliran Dasar Recession Recession Constant Trial and Error
Ratio to Peak Trial and Error
Initial Content Disesuaikan
Saturated Content Dari Peta Jenis Tanah
Kehilangan Air Green & Ampt
Suction Dari Peta Jenis Tanah
Rainfall Conductivity Dari Peta Jenis Tanah
Runoff Transformasi Hujan- Standard Lag Dihitung pada HEC-Geo
Metode 2 Snyder
Limpasan Peaking Coefficient 0.6
Initial Discharge Trial and Error
Aliran Dasar Recession Recession Constant Trial and Error
Ratio to Peak Trial and Error
23

Anda mungkin juga menyukai