Disusun oleh :
Proses produksi tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh alat-alat
proses. Dalam perancangan pabrik asetaldehida ini, alat-alat proses perlu dirancang untuk
dapat mendukung pembentukan asetaldehida dari bahan baku atanol. Perancangan alat ini
didasarkan pada literatur, seperti dimensi panjang dan lebar, ketebalan shell dan head alat,
jenis material yang digunakan, tekanan dan temperatur operasi alat, dan ukuran-ukuran
aliran masuk dan keluar dari bahan yang digunakan.
4.1.3 Absorber
Absorber digunakan untuk memisahkan gas asetaldehida dari campuran gas keluar separator
menggunakan pelarut air. asetaldehida akan terbawa oleh pelarut air ke aliran bawah kolom
untuk diumpankan ke kolom distilasi. Tahapan perancangan kolom absorber mengacu pada
literatur (Coulson, 2003 dan Seader, 2000). Tahapan perhitungan perancangan absorber,
yaitu:
1) Menentukan jumlah plate kolom
2) Menentukan jumlah plate aktual
3) Menentukan kecepatan banjir uap operasi
4) Menentukan diameter
5) Menentukan jenis tray
6) Menentukan tinggi
7) Menentukan spesifikasi shell dan head
Skema dan spesifikasi separator dari hasil rancangan perhitungan dapat dilihat pada Tabel
4.5.
Dimana:
uf = Kecepatan banjir uap (m/s)
C = CSB x FST x FF x FHA
Jika data densitas uap tidak ada, densitas dapat dihitung menggunakan persamaan gas
ideal berikut:
𝑃 × 𝑀𝑟𝑢𝑎𝑝
𝜌𝑉 =
𝑅×𝑇
Koefisien Kecepatan Banjir (CSB)
Untuk mendapatkan nilai CSB maka perlu dihitung faktor separasi fasa uap dan cair dengan
persamaan:
𝑊𝐿 𝜌𝑉
𝑆(𝐹𝐿𝐺 ) = √
𝑊𝑉 𝜌𝐿
Kemudian nilai S atau FLG diplotkan ke kurva FLG terhadap CSB dengan jarak antar pelat
yang umum diapai yaitu 24 in agar dapat diketahui nilai CSB.
Penentuan nilai FST
Faktor tegangan dapat dihitung menggunakan persamaan:
𝜎 0,2
𝐹𝑆𝑇 = (20) dimana σ merupakan tegangan Permukaan (dyne/cm)
Penentuan nilai Ff
Sebagai acuan, faktor busa dapat memakai data pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Faktor Tegangan Permukaan (Ff)
Sistem Ff
Tak berbusa, sistem regular 1,00
Sistem Flourine (contoh, BF3, Freon) 0,90
Cukup berbusa (contoh, minyak penyerap, 0,85
regenerasi amina dan glikol)
Sangat berbusa (contoh, absorber menggunakan 0,73
amina dan glikol)
Amat sangat berbusa (contoh, metil-etil-keton) 0,60
Busa stabil (contoh, regenerasi NaOH) 0,30-0,60
Dimana:
Ah = Luas total lubang pada tray
Aa = Luas aktif pada tray saat terjadi bubbling =(AT-2Ad)
Rasio Ad/AT didefinisikan sebagai berikut:
(Seader, 2000)
Kecepatan Flooding Uap Operasi
u = 0,85 uf (Brannan, 2002)
4. Menentukan diameter
1⁄
2
4𝑊𝑉
𝐷𝑇 = [ ]
𝐴𝑑
𝑢𝜋 (1 − 𝐴 ) 𝜌𝑉
𝑇
𝑃𝐷
𝑖 𝑖
𝑡ℎ𝑒𝑎𝑑 = 4𝑆𝐸−0,4𝑃 (Towler, 2008)
𝑖
b. Distilasi asetaldehida
c. Distilasi Etanol
d. Spesifikasi dan Skema Rancangan Alat Utama
a. Reaktor
b. Flash drum
c. Absorbsi
Tabel … Spesifikasi dan Skema Alat Absorber
BEJANA (VESSEL)
Nama
Kode Alat
Jenis
Jumlah
KONDISI OPERASI
Suhu Operasi Design
Atas Kolom
Bawah Kolom
Tekanan
Atas Kolom
Bawah Kolom
MATERIAL KONSTRUKSI
Jenis Material
DETAIL KONSTRUKSI
Tebal shell, tebal
head
Diameter luar
Diameter dalam
Tinggi head
Total tinggi menara
Jumlah tahap
minimum
Jumlah tahap actual
DISTRIBUTOR
Jenis
NOZZLES
A
B
C
E
d. Distilasi Asetaldehida
e. Distilasi Ethanol
Terdapat alat penukar panas yang digunakan untuk menaikkan maupun menurunkan suhu
fluida pada suatu proses, yang dimaksudkan agar suhu fluida mencapai kondisi operasi.
Alat penukar panas yang digunakan pada pabrik pembuatan asetaldehida dari etanol
berjumlah 3 alat (3 heat exchanger). Dalam perancangan alat penukar panas, sebisa
mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien
Tahapan desain alat penukar panas mengacu pada literatur (Kern,1983). Berikut
merupakan tahapan perhitungan dimensi alat atau perancangan alat penukar panas :
1. Menghitung ∆TLM yaitu perbedaan temperatur aliran fluida panas dan fluida
dingin.
2. Menentukan luas area perpindahan panas dan koefisien perpindahan panas (U)
trial yaitu menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke
fluida dingin dan juga menyatakan aliran panas menyeluruh sebagai gabungan
proses konduksi dan konveksi.
3. Menghitung dimensi pemanas, meliputi panjang, diameter, tebal tube, jumlah
tube, diameter shell, dan jumlah tube per pass.
4. Menghitung bilangan Reynold (Re), Prandtl (Pr) di bagian shell dan tube, dan
menghitung Rd (Dirt Factor) .
5. Menghitung Pressure Drop (∆P) di bagian shell dan tube, yaitu untuk mengetahui
sejauh mana fluida dapat mempertahankan tekanannya selama fluida tersebut
mengalir.
Spesifikasi dan skema alat heat exchanger dari hasil rancangan dan perhitungan
dapat dilihat pada Tabel 4.5
4.4.2 Furnace
Furnace befungsi untuk menaikkan suhu umpan hingga mencapai suhu reaksi sebelum
masuk ke reaktor. Perhitungan rancangan alat furnace mengacu pada handbook (Kern,1983)
4.4.2 Pompa
Pompa adalah alat yang digunakan untuk memindahkan suatu fluida dari suatu tempat ke
tempat lain dengan cara menaikkan tekanan fluida tersebut. Pemilihan pompa perlu
memperhatikan pemilihan jenis pompa yang akan digunakan. Pemilihan jenis pompa
adalah fungsi terhadap instalasi perpipaan, kapasitas, head, dan daya pompa. Pompa yang
digunakan berjenis resiprokating. Pompa resiprokating merupakan pompa kerja dinamis
yang khusus memompakan fluida dengan viskositas tinggi.