01
JUDUL : PERENCANAAN PERFORASI Halaman : 1 / 31
SUB JUDUL : Penentuan Panjang Selang Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi
1. TUJUAN
Menentukan panjang selang perforasi dan posisinya agar diperoleh laju produksi minyak yang
optimum tanpa terjadi water dan gas coning.
2. 2. PERSYARATAN
Tidak ada persyaratan khusus.
3. LANGKAH KERJA
3. 1 LANGKAH KERJA METODE CHIERICI
1. Siapkan data yang diperlukan :
a. Tebal zone minyak, h (ft)
b. Jari-jari pengurasan sumur, re (ft)
c. Permeabilitas efektif minyak pada arah vertikal dan horizontal, kvo, kho (md)
d. Massa jenis minyak, air dan gas, ρo, ρw, ρg (gr/cc)
e. Faktor volume formasi minyak, Bo (bbl/STB)
f. Viskositas minyak, µo (cp)
2. Misalkan harga selang perforasi b ft.
3. Nyatakan harga selang perforasi sebagai fraksi tebal zone minyak (= h ft):
b
ε=
h
4. Hitung parameter jari-jari pengurasan rDE dengan persamaan:
re k vo
rDE =
h k ho
pada Lampiran C. Apabila tidak tersedia grafik untuk harga rDE hasil perhitungan, maka kedua
besaran tersebut diperoleh dari hasil interpolasi linier dari dua harga tersebut untuk rDE yang paling
mendekati.
7. Hitung δw = 1 - ε - δg.
8. Dengan menggunakan grafik korelasi pada Lampiran , tentukan harga ψ w.
9. Hitung laju produksi maksimum tanpa terjadi water coning dengan persamaan :
∆ρ k
qow = 0.003073 h 2 wo × ho ×ψ w STB/hari
Bo kvo
12. Dari qoptimum yang dipilih (yaitu q dengan selisih antara hasil perhitungan dan kenyataannya paling
kecil), sehingga diperoleh program perencanaan perforasi, dengan:
- jarak dari puncak zone minyak hingga puncak perforasi:
Lg = δg × h (ft)
- jarak dari alas zone minyak ke alas perforasi :
= h - Lg - b (ft)
- Selang perforasi = b (ft).
3. Bandingkan hasil perhitungan dengan laju alir dilapangan. Jika laju alir di lapangan lebih besar
maka coning telah terjadi pada sumur tersebut.
4. DAFTAR FUSTAKA
1. Allen T.O and Roberts A.P.: "Well Completions, Work Over and Stimulation", Oil and Gas
Consultants International Inc., Tulsa, 1978.
2. Buzade, Jr. L.E. et al: "Production Operation Course I Well Completion", SPE of AIME, Texas,
1972.
3. Chierici, G.L. et al: "A Systematic Study of Gas and Water Coning by Potentiometric Models",
Trans AIME, 1964.
4. Frick, T.C.: "Petroleum Production HandBook", Trans., AIME, 1964.
5. Schwartz, D.H.: "Successful Sand Control Design for High Rate Oil and Water Wells", SPE of
AIME, Texas, 1971.
6. "Well Completion Methods", Petroleum Extension Services, Texas, 1971.
7. "Well Completions", Oil and Gas Journal and The Petroleum Publishing Company, Tulsa, 1964.
8. "Well Completion and Workover HandBook", Gulf Publishing Company, Texas, 1969.
9. "Esso Production Research",
10. Lynch: "Formation Evaluation", Harper & Row, 1982.
11. McDowell, J. and Muskat, M.: "The Effect on Well Productivity of Formation Penetration Beyond
Perforated Casing", Trans. AIME (1950) 189, p. 309.
12. Muskat, M.: "Physical Principles of Oil Production", McGraw-Hill Book Co., Inc., NY, (1949), pp.
210-214.
13. Abbas, H.H.: “The Critical Production Rate in Water – Coning System“, SPE 17311, presentation
at the SPE Permian Basin and Gas Recovery Conference held in Midland, Texas, 1988.
5. DAFTAR SIMBOL
b = selang perforasi , ft.
h = tebal zone minyak, ft.
b
ε = selang perforasi dalam fraksi tebal zone minyak (= )
h
Lw = jarak WOC ke dasar selang perforasi, ft.
Lg = jarak GOC ke puncak perforasi, ft
Lw
δw =
h
qow = laju alir kritis, tanpa water coning, STB/hari
qog = laju alir kritis, tanpa gas coning STB/hari
qoptimum = laju alir optimum, STB/hari
re = jari jari pengurasan sumur, ft
kvo = permeabilitas efektif minyak pada arah vertikal, mD
kho = permeabilitas efektif minyak pada arah horisontal, mD
rDE = jari tak berdimensi, didefinisikan sebagai :
re k vo
rDE =
h k ho
∆z = Tebal perforasi, ft
∆N = Jarak antara puncak lapisan pasir dengan puncak perforasi, ft
r1 = Jari-jari cone, ft
6. LAMPIRAN
6.1 LATAR BELAKANG
6.1.1 Metode Chierici
Petunjuk pada pedoman kerja ini juga merupakan penjelasan lebih terinci dalam kaitannya dengan
metode b, d, e, f, g, h dan i pada pedoman kerja mengenai perencanaan penyelesaian didalam
sumur.
Pemilihan selang yang akan diperforasi bukan saja tergantung pada sifat litologis dan kelakuan fisis
formasi produktif, tetapi juga perlu diperhatikan letak sumur pada reservoir, misalnya pada kasus
antiklinal yang diskemakan pada Gambar 1, hendaknya pemilihan selang perforasi pada sumur no.
2 tidak dibuka pada seluruh selang formasi untuk menghindari pengaruh lapisan air, juga pada
sumur no. 3 hendaknya menghindari pengaruh lapisan gas. Pemikiran lebih jauh harus juga
memperhatikan pengaruh mekanisme pendorongan reservoir, shale barriers, kemungkinan stimulasi
dan teknik produksi sekunder.
Penentuan laju produksi kritis dari Chierici memperhitungkan permeabilitas horizontal dan
vertikal. Dalam penurunan persamaan laju produksi kritis, metode Chierici menggunakan suatu
model potensiometrik yang dikembangkan oleh Muskat. Model potensiometrik ini didasarkan
pada observasi bahwa kecepatan suatu ion pada sistem elektrolit adalah sebanding dengan gradien
tekanan. Dengan menyamakan aliran mantap dari fluida incompressible pada media berpori
dengan aliran arus listrik pada konduktor dapat diketahui besarnya laju produksi maksimum
sehubungan dengan ketinggian maksimum kolom air dan gas bebas yang merembes ke dalam
zona minyak di sekitar lubang sumur tanpa memasuki lubang sumur tersebut.
Beberapa anggapan yang digunakan dalam pendekatan ini untuk mendapatkan laju produksi
kritis, adalah :
• Reservoirnya homogen
• Bidang kontak antar fluida horisontal dan statis
• Pengaruh tekanan kapiler diabaikan
• Fluida reservoir incompresible
• Aquifer terbatas
• Pengembangan gas terjadi dengan lambat, sehingga gradien potensial di daerah gas cap dapat
diabaikan
Dengan anggapan diatas, Chierici menurunkan persamaan dan kurva-kurva untuk menentukan
laju produksi kritis minyak tanpa terjadinya coning, sebagai berikut :
δρ k
qow = 3.037 × 10 − 3 h 2 ow h ψ (rDe , f b , δ w ) (1)
µ o Bo
δρog k h
qog = 3.037 × 10 − 3 h 2 (
ψ r , f , δ
µo Bo De b g
) (2)
dimana :
qow = Laju produksi maksimum minyak tanpa terjadi water coning, stb/hari
qog = Laju produksi maksimum minyak tanpa terjadi gas coning, bbl/hari
h = Ketebalan zona minyak, ft
δρow = Perbedaan densitas minyak-air, gr/cc
δρog = Perbedaan densitas minyak-gas, gr/cc
kh = Permeabilitas minyak horisontal, mD
µo = Viskositas minyak, cp
Bo = Faktor volume formasi minyak, bbl/stb
Jika laju produksi minyak lebih besar dari laju produksi yang diberikan oleh persamaan (1) dan
persamaan (2), maka permukaan kontak air-minyak dan gas-minyak tidak stabil, sehingga air dan
gas bebas ikut terproduksi ke permukaan. Maka syarat untuk tidak terproduksinya air dan gas ke
permukaan adalah qo harus kurang dari qow atau qo kurang dari qog. Dimana qo merupakan laju
produksi yang dikenakan terhadap reservoir.
Berdasarkan persamaan diatas, terlihat bahwa Chierici memberikan fungsi tak berdimensi Ψ,
yang merupakan fungsi dari sifat fluidanya, dan digunakan untuk menentukan besarnya bidang
potensiometri dengan menganggap bahwa aliran mantap. Hubungan antara rDe , f b , dan
δw ,
g
dengan fungsi tak berdimensi ψ, ditunjukkan dengan Gambar 3 hingga 11, dengan beberapa
batasan harga, sebagai berikut:
• 5 ≤ rDe ≤ 80
• 0 ≤ f b ≤ 0.75
hc
• 0.07 ≤
h
hc
• ≤ 0.9
h
Dengan batasan tersebut akan ditemui kesulitan jika akan digunakan pada kondisi lapangan
dimana kondisinya yang beragam. Pemakaian persamaan tersebut hanya untuk kasus dimana
tidak tersedia grafik yang mewakili kondisi dari data.
Persamaan yang dikembangkan adalah sebagai berikut :
C = −0.31253676 − 0.32957799 ln(rDE ) (3)
ψ = EXP (C + D ⋅ EXP(− f b ) ) + ( E + F f b ) ln(hc h ) (7)
Kurva-kurva tersebut diperlihatkan pada Gambar (12) sampai (14). Kurva-kurva tersebut
menunjukkan hubungan antara laju produksi kritis dalam reservoir (BPD) terhadap jarak antara
puncak interval perforasi dengan puncak lapisan pasir atau bidang kontak gas-minyak. Kurva-kurva
tersebut akan baik jika digunakan untuk ketebalan lapisan minyak 12½’, 25’, 50’, 75’, 100’, dengan
radius pengurasan 1000 ft. Untuk mendapatkan laju produksi kritis reservoir dengan ketebalan
kolom minyak antara harga-harga tersebut diatas, maka dapat dilakukan dengan interpolasi linear.
Setiap kurva dalam Gambar tersebut akan menunjukkan lima kurva water coning yang dinyatakan
dalam kurva A, B, C, D, dan E, serta lima kurva gas coning yang dinyatakan dalam kurva a, b, c, d ,
dan e. Kurva A dan a digunakan untuk 10% tebal kolom minyak yang diperforasi, kurva B dan b
digunakan untuk 20%, kurva C dan c untuk 30%, kurva D dan d untuk 40%, kurva E dan e untuk
50% tebal kolom minyak yang diperforasi.
Batasan-batasan yang dipakai pada kurva yang dikembangkan oleh Chaney ialah :
• Tebal zona minyak antara 12.5 ft sampai 100 ft.
• Tebal perforasi antara 10% sampai 50% tebal minyak
• Jari-jari pengurasan 1000 ft
• Jari-jari lubang sumur 3 inch
Dalam penggunaan kurva-kurva tersebut harga laju alir yang diperoleh harus dikoreksi terhadap
harga yang sebenarnya dari karakteristik fluida dan formasi pada kondisi permukaan, yaitu :
• Untuk water coning dalam sistem minyak-air
0.00333k o × ∆ρ ow × q kurva
q o max = (8)
µ o Bo
• Untuk water coning dalam sistem gas-air
0.00333k g × ∆ρ gw × q kurva
q g max = (9)
µ g Bg
( Pw − P ' )
Hw = z + (12)
g ρw
dimana :
Integral dari persamaan (15) akan menghasilkan persamaan laju produksi kritis tanpa terjadi
coning, yaitu :
re 0
dr k
qo ∫
rw
r
= −2πg ( ρ o − ρ w ) o
Bo µo
∫ (h − z )dz
h− D
(16)
Model matematik dibangun dari dua dimensi, dua fasa (air-minyak). Persamaan aliran untuk
aliran simultan dua fluida yang immiscible (air-minyak) di media berpori telah dikembangkan
dari persamaan kontinuitas, modifikasi persamaan Darcy dan persamaan keadaan. Persamaan
aliran dikembangkan untuk menggambarkan reservoir radial dan aliran linear.
Untuk harga r1 dijelaskan oleh Abbas bahwa merupakan fungsi dari perbandingan
permeabilitas horizontal dengan permeabilitas vertikal. Jika permeabilitas vertikal dan
horizontal sama maka harganya sama dengan Hwc.
GAMBAR 2
- Tebal zone minyak, h : 100 ft
- Jari-jari pengurasan sumur, re : 1000 ft
- Permeabilitas efektif minyak vertical, kvo : 100 mD
horizontal, kho : 300 mD
- Masa jenis minyak, ρo : 0.745 gr/cc
- Masa jenis air, ρw : 1.095 gr/cc
- Faktor volume formasi minyak, Bo : 1.2 bbl/STB
- Viskositas minyak, µo : 0.85 cp
Penyelesaian :
1. Misalkan interval yang akan diperforasi b = 20 ft
2. Parameter interval perforasi ε = b/h = 20/100 = 0,2
3. Parameter jari-jari pengurasan, rDE
1000 100
untuk rDE = ( ( ) = 5.7
100 300
∆ρ og
4.
∆ρ wo
ψ g = 0.0495
δg = 0.3235
6. Harga δw = 1 - ε - δg = l – 0.2 – 0.325 = 0.475
7. Dengan cara yang sama, untuk ε = 0.2 dan δw = 0.475
diperoleh untuk rDE = 5, diperoleh ψ w = 0.084
untuk rDE = 10 diperoleh ψ w = 0.074
Dengan interpolasi linier, diperoleh : ψ w = 0.0824
8. Laju produksi minyak maksimum tanpa terjadi gas coning adalah :
0.35 300
qow = 0.003073 × 100 2 × × × 0.0824 = 261 STB/hari
1.2 0.85
Dari kedua harga laju produksi diatas ternyata laju produksi yang terkecil adalah qow; dengan
demikian laju produksi optimum = 261 STB/hari
9. Perhitungan yang sama dilakukan untuk beberapa harga ε dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel
1.
10.Dari hasil perhitungan ternyata
∆Q = |Qactual – Qopt| yang terkecil apabila :
- Interval perforasi = 20 ft
- Jarak dari puncak zone ke puncak perforasi, Lg
= δg × h = 0.325 × 100 = 32.5 -20 ft
- Jarak dari Bottom oil zone ke Bottom perforasi
= h - Lg - b = 100 – 32.5 – 20
= 47.5 ft
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI NO : TP 04.01
JUDUL : PERENCANAAN PERFORASI Halaman : 19 / 31
SUB JUDUL : Penentuan Panjang Selang Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi
- Laju produksi minyak maksimum yang diizinkan agar tidak terjadi gas coning dan water
coning adalah = 261 STB/hari.
TABEL 1
HASIL PERHITUNGAN LAJU PRODUKSI MINYAK OPTIMUM UNTUK BERBAGAI HARGA
INTERVAL PERFORASI
ε b (ft) G δg ψ w qog qow qoptimum qactual ∆Q
STB/hari STB/hari STB/hari STB/hari