Anda di halaman 1dari 41

WATER CONING

Persoalan dalam water coning adalah:


Berapa LAJU ALIR KRITIS, yaitu laju alir

maksimum agar tidak terbentuk kerucut air


Bila kerucut air tidak bisa dihindari, berapa
lama air akan sampai di perforasi, yaitu
perkiraan WAKTU TEMBUS AIR (tBT)
Bagaimana KINERJA RESERVOIR dengan
kerucut air tersebut.

WATER CONING
Laju alir kritis dan waktu tembus air

menyangkut:
daerah penyerapan sumur (drainage area),
sifat fisik fluida,
completion interval,
permeabilitas vertikal dan/atau horizontal.

PENENTUAN LAJU KRITIS


Metode penentuan laju alir kritis telah dilakukan oleh berbagai

kalangan, diantaranya:
Meyer dan Garder
Chierichi et al.
Schols
Muskat dan Wyckoff
Wheatley
Piper dan Gonzalez
Hoyland et al.
Chaney et al.
Kuo dan DesBrisay (sama dengan metode Schols).

PENENTUAN LAJU KRITIS


Pada dasarnya, semua metode menggunakan persamaan yang

sama, yaitu:
dimana:
qc = laju alir kritis minyak, STB/hari
ko = permeabilitas efektif terhadap minyak, md
h
= tebal zone minyak, ft
D
= ketebalan interval perforasi, ft
o = viskositas minyak, cp
Bo = factor volume formasi, bbl/STB
qDC = dimensionless critical rate
= w - o untuk system air-minyak dan = o - g untuk
system minyak-gas.

PENENTUAN LAJU KRITIS


Yang membedakan kesemua metode

tersebut pada umumnya adalah dalam hal


penentuan qDC dalam
Di bawah ini dijelaskan beberapa dari metode
untuk menghitung laju alir kritis tersebut.
0.003073 h2 k o
qc
qDC
oBo

Metode Meyer dan Garder


Dengan cara analitik untuk sistem isotropik,

Meyer dan Garder mendefinisikan:

Sehingga laju alir kritik minyak untuk


2

1sistem
D
air-minyak
adalah:
1 ( )
qDC
2 ln(r e / r w )
h
dimana:
w, o = masing-masing density air dan
2 D 2)
0
.
001535
(

)
(
k
h
w
o
o
minyak,
gm/cc
qc
o B o ln(r e / r w )

Metode Chaney et al.


Asumsi yang digunakan oleh Meyer dan

Garder sangat restriktif


Chaney et al. menawarkan metode
alternative berdasarkan solusi analitik dan
eksperimental.
GOC
Metode Chaney et al. dapat digunakan untuk
kerucut air maupun kerucut gas.
Gas coning

perforasi

WOC
Water
coning

Metode Chaney et al. (lanjutan)


Menurut Chaney et al.:
0.00333 q curve k( w o )
dimana
qc
qcurve (critical rate dari kurva)
oB o

diperoleh secara grafis


qcurve merupakan fungsi dari ketebalan
zona produktif, interval perforasi, dan jarak
top perforasi ke top formasi atau ke GOC (jika
ada gas cap).
qcurve

Kurva gas coning


untuk interval
perforasi yang
berbeda
Kurva water coning
untuk interval
perforasi yang
berbeda

Jarak top perforasi ke top


formasi atau GOC

Metode Bournazel dan Jeanson


dimana:
kh = permeabilitas
efektif terhadap
0.000717k (horizontal
)h.h
qc

minyak, md
oBo
hc = jarak antara perforasi terbawah dengan
WOC awal

Metode Schols
Schols mengembangkan persamaan empirik

yang telah diverifikasi oleh simulator.


Persamaan Schols diperoleh setelah ia
0.14
2


1 mendapatkan:

D
1 ( ) r e
qDC 0.432
2
ln(r e / r w )
h h

sehingga laju alir kritis:

0.003073 h2 k o 1

0.432

qc
oB o
2
ln(r e / r w )

0.14
2

D re

1 ( )

h h

10

Metode Schols (lanjutan)


Atau, untuk sistem air-minyak, biasanya

ditulis sebagai berikut:

dimana
B 0.432

ln(r e / r w )
A

qc A B C

( w o ) k o ( h 2 D 2)
(2049) o B o

r
C e
h

0.14

11

Contoh 1: Menghitung Laju Alir Kritis


Untuk harga-harga variabel suatu reservoir bottom water berikut, hitung laju alir kritis
menggunakan metode Meyer dan Garder, Chaney et al., Sobocinski dan Cornelius (untuk
metode ini lihat penjelasan di bawah), dan Bournazel dan Jeanson. Data: ko = 100 md, h =
50 ft, D = 10 ft, w = 1.05 gr/cc, o = 0.8 gr/cc, o = 1.0 cp, Bo = 1.2 bbl/STB, re = 745 ft,
rw = 0.25 ft.
Penyelesaian:
Metode Meyer dan Garder:

STB/hari
2
2
0.001535(w Metode
D )
et al.:
o ) k o ( h Chaney
qc
o
B o ln(r e / r w )
STB/hari
2
2
0.001535(1.05 0.8)(100)(50 10 )
dari kurva untuk h = 50 ft, rw = 3 in., radius pengurasan
q c Catatan: qcurve = 280 diperoleh
9.6
(1.0)(1.=
2) 1000
ln(745 /ft,
0.25
)
sumur
dengan
interval perforasi = 10 ft (asumsi perforasi di top dari zona minyak
yaitu sejauh
Kurva ini tersedia dalam Ref. Smith, Tracy, dan Farrar
0.00333 (mungkin
280)(100)(1dari
.05 WOC).
0.8)
qc
19.4
halaman
13-8 ((Figure
13-3).
1.0)(1.2)
Metode Sobocinski dan Cornelius:
0.000877( w o )(k h )(h h c )
Dengan
q c Z = 3.5 berdasarkan
formulasi (td)BT dari Kuo dan Des Brisay maka:

qc

o Bo

0.00333 q curve k ( w o )
o Bo

12

STB/hari
Metode Bournazel dan Jeanson:

STB/hari
Catatan:
Terlihat bahwa perbedaan antara harga-harga qc hasil
qc

perhitungan berbagai metode di atas cukup signifikan. Menurut


Tracy, harga qc yang dihasilkan oleh metode Bournazel dan
Jeanson merupakan yang paling dekat dengan kenyataan di
lapangan dibandingkan dengan harga hasil metode lainnya.
Namun demikian, terlepas dari perbedaan harga qc masingmasing metode tersebut, keempat metode kenyataannya
memprediksi qc yang relatif terlalu rendah secara ekonomis.

()(w1.005
.8)(
0.000877
000717(k1100
o100
0)h.8.h
)(c50)(50 10)
h.05
36
29.59
o B(1o.0)(1.2)

13

PENENTUAN WAKTU TEMBUS


AIR
Metode Sobocinski dan Cornelius
Metode Bournazel dan Jeanson
Metode Kuo dan DesBrisay

14

Metode Sobocinski dan Cornelius


Menentukan waktu tembus air ketika laju

produksi lebih besar dari laju produksi kritis.


Metode ini didasarkan pada studi
eksperimental yang memodelkan aliran di
dekat sumur:
Media pasir
water
breakthrough
wate
r
cone

Minyak

Air

Air dan minyak


diinjeksikan
dengan warna
yang berbeda

15

Metode Sobocinski dan Cornelius


(lanjutan)
Berdasarkan eksperimen tersebut, dapat

ditentukan dimensionless cone height (Z) dan


dimensionless time (td):
0.00307
w o )(k h )(h hc )
(Dimensionless
cone height:
Z
oBo qo

Dimensionlees time:

0.00137( w o )(k h )(1 M ) t


td

o h Fk

16

Metode Sobocinski dan Cornelius


(lanjutan)
dimana:
w, o
= masing-masing densitas air dan minyak, gr/cc
kh
=
permeabilitas horizontal, md
h
=
ketebalan zona minyak, ft
hc
=
ketinggian kerucut air pada saat
k
breakthrough yaitu sama dengan jarak dari WOC awal ke
Fk h
t
bagian
kv
td bawah perforasi, ft
o t BT
=
viskositas minyak, cp

=
porositas, fraksi

=
konstanta, dimana untuk M 1 maka =
0.5, dan untuk M 1, = 0.6. M adalah mobility ratio.

,
M ,w
o

17

Metode Sobocinski dan Cornelius


(lanjutan)
Hubungan antara Z dan td ditunjukkan oleh

kurva berikut:Basic buildup


curveBreakthrough curveDeparture curvestdZ
Untuk menghitung time to breakthrough, tBT,
Breakthrough curve
maka digunakan
kurva breakthrough.
Z
Departure
curves

Basic buildup curve


td

18

Metode Sobocinski dan Cornelius


(lanjutan)
Untuk menentukan time to breakthrough

dilakukan prosedur berikut:


Hitung Z dengan persamaan di atas.
o hFk t d
t BT Dengan
hargaZ tersebut, gunakan
0.00137( w o )(k h )(1 M )
breakthrough curve (lihat Ref. Smith, Tracy,
dan Farrar) untuk menentukan td.
Hitung tBT dengan persamaan di atas,
dimana:

19

Metode Bournazel dan Jeanson


Bournazel dan Jeanson menghitung time to

breakthrough yang selalu lebih kecil dari yang


dihitung oleh Sobocinski dan Cornelius.
Oleh karena itu, mereka melakukan modifikasi
terhadap persamaan Sobocinski dan Cornelius.
Perubahan yang mereka lakukan adalah:
Membuat persamaan td sebagai fungsi dari Z untuk
menggantikan kurva breakthrough (td)BT vs. Z dari
Sobocinski dan Cornelius.
Menetapkan = 0.7 untuk semua harga M dalam
interval 0.14 M 7.3.

20

Metode Bournazel dan Jeanson


(lanjutan)
Jadi, menurut Bournazel dan Jeanson, time

to breakthrough adalah:
o hFk ( t d )BT

t BT
dimana:
0.00137( w o )(k h )(1 M 0.7 )
Z
t d BT Z = dimensionless cone height (Sobocinski
3.0 (0.7) Z
dan Cornelius), yaitu:

0.00307( w o )(k h )(h hc )


Z
oB o qo
21

Metode Kuo dan DesBrisay


Kuo dan DesBrisay melakukan review terhadap

hampir seluruh metode yang telah dipublikasikan


sebelumnya.
Selanjutnya, dengan menggunakan model coning
numerik,
mengembangkan korelasi untuk
Z (16
7Z 3 Z 2mereka
)
t d BT prediksi kinerja water coning, yaitu menghitung
4 ( 7 2Z )
water-cut.
Menurut Kuo dan DesBrisay, kurva breakthrough dari
Sobocinski dan Cornelius yang berbentuk hiperbolik
dapat digantikan oleh persamaan:

22

Metode Kuo dan DesBrisay


Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa untuk

harga Z = 3.5 maka harga (td)BT akan berharga


infinite berarti laju alir yang terjadi adalah laju alir
kritis (Tracy).
Oleh karena itu, dengan memasukkan harga Z = 3.5
0.00307
( o )(k h )(h hc )
3.5
ke wdalam
persamaan Sobocinski dan Cornelius
oBo qo
diperoleh:

atau

Namun, akan ditunjukkan bahwa Kuo dan


DesBrisay menggunakan formulasi Schols untuk
menghitung laju alir kritis.
0.000877( w o )(k h )(h hc )
qo qc
oBo

23

PERAMALAN KINERJA
RESERVOIR DENGAN KERUCUT
AIR

Kuo dan DesBrisay telah mengembangkan metode untuk memperkirakan kinerja water-cut
untuk reservoir bertenaga dorong bottom water.
Mereka menggunakan metode Bournazel dan Jeanson untuk menghitung time to
breakthrough.
Berdasarkan model coning numerik yang mereka gunakan, Kuo dan DesBrisay memulai
produksi air pada harga tBT sama dengan setengah harga tBT dari Bournazel dan
Jeanson, yaitu:
Kinerja yang dihitung adalah setelah tembus air karena produksi kumulatif total sampai
1
waktu
air adalah
sama
dengan qo x tBT tanpa ada air yang terproduksi.
t BT, ( Bournazel
t *BT tembus
& Jeanson
)
2
Untuk penentuan kinerja water cut tersebut, Kuo dan DesBrisay mendefinisikan dua
parameter dimensionless, td dan (WC)d sebagai berikut:
, dengan dimana:
td = dimensionless time
t = waktu nyata, hari
t
WC d WC
td
WCdan
lim itJeanson, hari
tBT = time to breakthrough
menurut Bournazel
t BT
(WC)d = dimensionless water cut
Mh w
WC = water cut nyata, fraksi.

WC lim it

Mh w h o

M w
o

24

Untuk menghitung (WC)limit, diperlukan asumsi tambahan.


Asumsi tersebut adalah bahwa hanya terjadi aliran air pada arah vertikal dengan tekanan
konstan dan luas permukaan konstan.
Dengan asumsi ini, maka dengan menggunakan material balance diperoleh:
dimana:
N p thickness
Ho
= original oil zone
1 S wc (antara WOC dengan top dari zone minyak), ft

ho Ho 1

1 S thickness,
Hw
= original water
ft
wc S or
N zone

masing-masing
ketebalan zone minyak dan air pada saat ini, ft
N pho,

1hw
S=
wc
Swc = Saturasi
h w H w H o

air konat, fraksi

N 1 S wc Sor
Sor = Saturasi minyak residual, fraksi
Np = Produksi minyak kumulatif, STB
N = Isi awal minyak di tempat, STB
Selanjutnya, hubungan antara dimensionless water cut (WC)d dengan waktu sebagai
berikut :
(WC)d = 0
untuk td < 0.5
(WC)d = 0.94 log td + 0.29
untuk 0.5 td 5.7
(WC)d = 1.0
untuk td > 5.7

25

Metode peramalan water cut dengan metode Kuo dan DesBrisay ini dilakukan
dengan cara coba-coba dengan prosedur sebagai berikut:
1.
Tentukan laju produksi kritis menggunakan persamaan Bournazel dan
Jeanson:

STB/hari
hc adalah jarak antara WOC dengan lubang perforasi terbawah, ft
Catatan: peramalan dilakukan ketika qT > qc, sehingga terjadi coning. Sebelum
ho )(
hF
0
.
000717
(
k
tembus
)(h )(air
h c ) maka yang terjadi adalah qo = qT
k
Z
1
wk (t d)oBT
h
qFttt*BT
t BT
BT
kcd BT
3.0 (
0.w7)oZBo )(k h )(1 M 0.7 )
k20v.00137

2.
Tentukan tBT dengan prosedur sebagai berikut:

Hitung Z dengan metode Sobocinski dan Cornelius:


0.00307( w o )(k h )(h.h c )
Z Berdasarkan

harga Z tersebut, hitung waktu breakthrough dengan metode


o Bo q o
Bournazel dan Jeanson:
Hitung waktu breakthrough dengan metode Bournazel dan Jeanson, yaitu
menggunakan persamaan Sobocinski dan Cornelius dengan = 0.7, yaitu:
dimana: 3.
Gunakan waktu tembus air tBT sama dengan setengah harga
tBT dari Bournazel dan Jeanson di atas, yaitu:

26

Hitung produksi kumulatif minyak sampai waktu tembus air


berdasarkan batasan di atas, sehingga:
= () qT , STB
5.
Lakukan peramalan mulai dari waktu tembus air dengan
anggapan pertambahan produksi minyak sebesar Np selama tang.
atau
w 1 S1wc
nj + n, dimana 6.
S wc
N
t *BT
p j t Mh

nj+1
=
Tentukan hw dan ho dengan


hntNWC

H
H
1

H
n
n
N
N

p
p
p
dow
oj1 j1
1limow
j jBT
*it
BT
Mh

h
1

S
1

S
owc wc or or
menggunakan
Nt BT

w
metode Kuo dan DesBrisay:

7.
Hitung (WC)lim, dimana:
8.
Tentukan (WC)d. Untuk ini diperlukan td dimana:

Berdasarkan harga td ini pilih persamaan (WC)d berikut:


(WC)d = 0
jika td < 0.5

27

(WC)d = 0.94 log td + 0.29


jika 0.5 td 5.7
(WC)d = 1.0
jika td > 5.7
9.
Tentukan water cut nyata dimana:
(WC) = (WC)d(WC)lim
dan gunakan definisi water cut, yaitu:
(WC) = fw
Hitung laju alir minyak dengan water cut di atas:
t angq
t hit
Np
q oj 10.
1
tohit
oj
fwjqT1)q T
q
q oj
1 q
o(1BT
Ingat bahwa sampai waktu breakthrough, yang terproduksi hanya minyak,
t angq o2

sehingga laju alir minyak sampai waktu breakthrough adalah


Gunakan laju alir minyak rata-rata sebagai berikut:
11.
Hitung waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan tambahan kumulatif
minyak jika laju alir minyak adalah laju alir rata-rata:
12. Bandingkan thit dengan tang
. Bila memenuhi lanjutkan dengan selang produksi selanjutnya. Jika tidak
memenuhi kembali ke Langkah 8.

28

Contoh 2: Peramalan Kinerja


Reservoir Dengan Water Coning 1
Suatu reservoir minyak dengan bottom water drive dan berpotensi

terjadi water coning memiliki data sebagai berikut:


Ho = 42 ft, Hw = 60 ft, qt = 100 STB/hari, kh = 90 md, Fk = kh/kv = 10,
M = w/o = 3.27, N (volume minyak pada daerah pengurasan sumur)
= 4.2 x 106 STB, Swc = 0.288, Sor = 0.331. Tembus air (breakthrough)
terjadi pada tBT = 104.5 hari. Peramalan untuk t1 = 61 hari setelah
tembus air menghasilkan (Np)1 = 5000 STB dengan qo = 60.6
t ang
tthit
ang t hit
*
STB/hari. Jika peramalan selanjutnya yang menghasilkan (Np)2 =
t ang
t ang
2
5000 STB dengan menggunakan anggapan t, (t)ang, = 92 hari,
tentukan apakah anggapan tang = 92 hari tersebut sudah memenuhi
kriteria:
, dimana = 0.05.
Jika tidak, lakukan perhitungan dengan menggunakan:
Penyelesaian:
Secara skematik reservoir bottom water tersebut jika terjadi water
coning terlihat sebagai berikut

29

Dalam melakukan peramalan


untuk timestep yang kedua maka
perforasi

H = 42 ftperamalan timestep pertama:


gunakan data hasil
Dari data pada timestep pertama diketahui:
WOC
Anggap = 104.5 hari, maka produksi kumulatif minyak sampai
H = 60
ft
waktu tembus air
berdasarkan
batasan di atas adalah:
= () qT , STB
Np
N
BT p
= (104.5)(100) = 10,450 STB
sehingga dengan pertambahan produksi minyak Np = 5000
STB selama t = 61 hari dengan qo = 60.6 STB/hari.
10,450 + 5000 = 15,450 STB
atau
o

Np j

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

Anda mungkin juga menyukai