Anda di halaman 1dari 10

PENENTUAN WAKTU TEMBUS

AIR
 Metode Sobocinski dan Cornelius
 Metode Bournazel dan Jeanson
 Metode Kuo dan DesBrisay

1
Metode Sobocinski dan Cornelius
 Menentukan waktu tembus air ketika laju
produksi lebih besar dari laju produksi kritis.
 Metode ini didasarkan pada studi
eksperimental yang memodelkan aliran di
dekat sumur:
Media pasir

water breakthrough
Minyak Air dan minyak
wate diinjeksikan
r dengan warna
cone Air yang berbeda

2
Metode Sobocinski dan Cornelius
(lanjutan)
 Berdasarkan eksperimen tersebut, dapat
ditentukan dimensionless cone height (Z) dan
dimensionless time (td):
 Dimensionless cone height:
 0.00307( w  o )(k h )(h hc )
Z
 oBo qo
 Dimensionlees time:
 0.00137( w  o )(k h )(1  M ) t
td 
 o  hFk

3
Metode Sobocinski dan Cornelius
(lanjutan)
 dimana:
 w, o = masing-masing densitas air dan minyak, gr/cc
 kh = permeabilitas horizontal, md
 h = ketebalan zona minyak, ft
 hc = ketinggian kerucut air pada saat
breakthrough yaitu sama dengan jarak dari WOC awal ke
bagian bawah perforasi, ft
 o = viskositas minyak, cp
  = porositas, fraksi
  = konstanta, dimana untuk M  1 maka  =
0.5, dan untuk M  1,  = 0.6. M adalah mobility ratio.
 , ,
w kh
M Fk  t
kv td 
o t BT

4
Metode Sobocinski dan Cornelius
(lanjutan)
 Hubungan antara Z dan td ditunjukkan oleh
kurva berikut:Basic buildup
curveBreakthrough curveDeparture curvestdZ
 Untuk menghitung time to breakthrough, tBT,
maka digunakan kurva “breakthrough.”

Breakthrough curve
Z Departure
curves

Basic buildup curve

td 5
Metode Sobocinski dan Cornelius
(lanjutan)
 Untuk menentukan time to breakthrough
dilakukan prosedur berikut:
 Hitung Z dengan persamaan di atas.
 Dengan harga Z tersebut, gunakan
“breakthrough curve” (lihat Ref. Smith, Tracy,
dan Farrar) untuk menentukan td.
 Hitung tBT dengan persamaan di atas,
dimana:
 o  hFk t d
t BT 
0.00137( w  o )(k h )(1  M )
6
Metode Bournazel dan Jeanson
 Bournazel dan Jeanson menghitung time to
breakthrough yang selalu lebih kecil dari yang
dihitung oleh Sobocinski dan Cornelius.
 Oleh karena itu, mereka melakukan modifikasi
terhadap persamaan Sobocinski dan Cornelius.
 Perubahan yang mereka lakukan adalah:
 Membuat persamaan td sebagai fungsi dari Z untuk
menggantikan kurva ”breakthrough” (td)BT vs. Z dari
Sobocinski dan Cornelius.
 Menetapkan  = 0.7 untuk semua harga M dalam
interval 0.14  M  7.3.

7
Metode Bournazel dan Jeanson
(lanjutan)
 Jadi, menurut Bournazel dan Jeanson, time to
breakthrough adalah:
 dimana:  o hFk ( t d )BT
t  BT
0.00137( w  o )(k h )(1  M0.7 )
 Z = dimensionless cone height (Sobocinski dan
Cornelius), yaitu:
Z 0.00307( w  o )(k h )(h hc )
t d BT  Z
3.0  (0.7) Z  oBo qo

8
Metode Kuo dan DesBrisay
 Kuo dan DesBrisay melakukan review terhadap
hampir seluruh metode yang telah dipublikasikan
sebelumnya.
 Selanjutnya, dengan menggunakan model coning
numerik, mereka mengembangkan korelasi untuk
prediksi kinerja water coning, yaitu menghitung
water-cut.
 Menurut Kuo dan DesBrisay, kurva breakthrough dari
Sobocinski dan Cornelius yang berbentuk hiperbolik
dapat digantikan oleh persamaan:
 Z (16  7Z  3 Z 2)
t d BT 
4 ( 7  2Z )

9
Metode Kuo dan DesBrisay
 Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa untuk
harga Z = 3.5 maka harga (td)BT akan berharga
infinite  berarti laju alir yang terjadi adalah laju alir
kritis (Tracy).
 Oleh karena itu, dengan memasukkan harga Z = 3.5
ke dalam persamaan Sobocinski dan Cornelius
diperoleh: 0.00307( w  o )(k h )(h hc )
3.5 
 atau  oBo qo
 Namun, akan ditunjukkan bahwa Kuo dan
DesBrisay menggunakan formulasi Schols untuk
menghitung laju alir kritis.
0.000877( w  o )(k h )(h hc )
qo  qc 
 oBo

10

Anda mungkin juga menyukai