Proses Permesinan
Proses Permesinan
Gambar 3.1
Bidang geser mempunyai lokasi tertentu yang membuat sudut
terhadap vector kecepatan potong dan dinamakan sudut geser
(shear angle, )., lihat gambar 3.2.a
Gambar 3.2
Proses terbentuknya geram
3.1. Komponen Gaya Pembentukan Geram
Suatu analisa mekanisme pembentukan geram yang dikemukakan
oleh Merchant mendasarkan teorinya atas model pemotongan sistem
tegak (orthogonal system). Sistem pemotongan tegak merupakan
penyederhanaan dari sistem pemotongan miring (obligue system)
dimana gaya diuraikan menjadi komponennya pada suatu biang.
Gaya total (F), ditinjau dari proses deformasi material, dapat diuraikan
menjadi dua komponen yaitu,
FS : Gaya geser yang mendeformasikan material pada bidang geser
sehingga melampaui batas elastic, dan
FSn : Gaya normal pada bidang geser yang menyebabkan pahat
tetap menempel pada benda kerja.
Gaya total (F) dapat diketahui arah dan besarnya dengan cara
membuat dynamometer (alat ukur gaya dimana pahat dipasang
padanya dan alat tersebut dipasang pada mesin perkakas) yang
mengukur dua komponen gaya yaitu,
FV : Gaya potong, searah dengan kecepatan potong, dan
Ff : Gaya makan, searah dengan kecepatan makan,
Gaya total (F) yang bereaksi pada bidang geram (A, face bidang pada
pahat dimana geram mengalir) diuraikan menjadi dua komponen untuk
menentukan “ koefisien gesek geram terhadap pahat ” yaitu,
F : Gaya gesek, pada biang geram, dan
Ff : Gaya normal pada bidang geram
Gambar 3.3
Lingkaran gaya pemotongan (Lingkaran Merchant).
Berdasarkan analisis geometrik dari lingkaran gaya (Merchant)
dapat diturunkan rumus dasar gaya potong FV
Maka,
Gaya geser FS dapat digantikan dengan penampang bidang geser
dan tegangan geser yang terjadi padanya yaitu,
FS = Ashi . shi ; N,
Dimana,
shi = tegangan geser pada bidang geser N/m2,
Ashi = penampang bidang geser,
= A / sin ; mm2
A = penampang geram sebelum terpotong,
= b . h ; mm2
Dengan demikian rumus gaya potong adalah,
cos ( o )
FV shi b.h
sin cos ( o )
Koefisien gesek (, coefficient of friction ) dari pahat terhadap geram
dapat dicari berdasarkan informasi yang diperoleh dari dinamometer
dengan cara seperti yang dijelaskan berikut.
Dari gambar 3.3 gaya gesek dan gaya normal pada biang geram (F dan
Fn) dapat diturunkan dari gaya potong dan gaya makan (FV dan F),
yaitu,
F F F tan O
tan
F n FV F tan O
Sudut Geser dan Rasio Pemampatan Tebal Geram
FV
0
O
45 o
2 2
Meskipun demikian, dari rumus (3.3) berdasarkan logika
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Sudut geser ditentukan oleh sudut geram o. Semakin
besar sudut geram maka sudut geser akan membesar dan
menyebabkan penurunan luas bidang geser (lihat gambar
3.3), sehingga menurunkan gaya potong,
Koefisien gesek tidak mungkin sama dengan nol. Dengan
demikian, berdasarkan analisis geometrik gaya (lingkaran
Merchant) maka sudut geser tidak mungkin melibihi suatu
harga yaitu,
O
45
o
2
Tebal geram sebelum terpotong h hanya mungkin sama
besar dengan total geram hc bila,
O
45 o
2
hC
h 1
h
cos O
tan
h sin O