Anda di halaman 1dari 5

“Desain CO2 Flooding Untuk Perbaikan Produksi Sumur Depleted”

Enhance oil recovery adalah setiap usaha yang ditujukan untuk


mendapatkan minyak yang tersisa dari suatu reservoir, kadang usaha ini
diterapkan pada lapangan dengan minyak berkharakteristik berat, serta
lapangan dengan masalah tersendiri dimana metode pengangkatan umum
tidak lagi dianggap ekonomis misalnya minyak berparafin tinggi, atau
reservoir dengan natural lift berupa gas cap, segregate.

Umumnya metode pengangkatan tersier ini menggunakan fluida injeksi


yang untuk mendorong sisa minyak yang berada pada titik terluar dari
jari jari alir sumur menuju sumur produksi, fluida yang diinjeksikan
sendiri terbagi atas.
 Gas
 Thermal steam
 Microbacteria
 Surface active agent
 Insitu combustion

Sebelum proses EOR dilakukan biasanya dilakukan uji pada beberapa


sumur injeksi terhadap sumur produksi (pilot project) yang kemudian
menjadi acuan apakah suatu reservoir layak atau tidak untuk proses in,i
serta pemilihan fluida injeksi.
Pilot project sendiri akan mengambil data mengenai:
 Jumlah minyak yang ada dalam reservoir (biasanya menggunakan
Perhitungan material balance, decline curve)
 Jumlah minyak yang telah terproduksikan (menggunakan IPR, PBU
test)

Prepared by capunk as a title for final assignment


Please do not copy
 Porositas efektif batuan secara horizontal maupun vertical (Isostasi
geologi dianggap tidak ada karena tiap reservoir memiliki karakter
berbeda)
 Saturasi fluida reservoir (dari sampel Coring maupun Logging)
 Permeabilitas batuan (dari sampel Coring maupun Logging)
 Heterogenity reservoir

Kemudian data tersebut akan dipakai untuk menentuan


1. Pola sumur injeksi terhadap sumur produksi
2. Jenis fluida yang dipakai (berkaitan dengan efficiensi alir fluida dalam
batuan)
3. Tekanan yang dilakukan pada sumur injeksi

Desain CO2 Flooding

Desain yang dilakukan dalam injeksi CO 2 ke reservoir minyak terbagi atas


beberapa langkah:
1. Dengan menentukan jumlah air yang digunakan untuk menaikkan
tekanan reservoir sehingga proses pencampuran CO 2 dengan
minyak dapat berlangsung.
2. Menentukan kebutuhan CO2 yang akan diinjeksikan ke reservoir
yang didorong oleh gas N2
3. Menentukan tekanan injeksi (di permukaan) CO 2 ke reservoir yang
tidak melebihi tekanan formasi.
Desain ini hanya digunakan untuk EOR:
 Stimulant Injection CO2 and water system.
 Intermittent injection CO2 and water slug.
 CO2 injection with N2 gas booster.

Prepared by capunk as a title for final assignment


Please do not copy
A. Perhitungan Jumlah Air Untuk Menaikkan Tekanan Reservoir
Tentukan harga MMP (Minimum Miscibility Pressure) dari percobaan.
Data pendukung:
 Faktor volume formasi minyak awal (Boi)
 Faktor volume formasi minyak pada saat injeksi dimulai (Bo)
 Faktor volume formasi gas awal (Bgi)
 Faktor volume formasi gas pada saat injeksi dimulai (Bg)
 Perbandingan kelarutan gas dalam minyak awal (Rsi)
 Perbandingan kelarutan gas dalam minyak pada saat (Rs)
 Produksi kumulatif minyak (Np)
 Recovery Factor primer (RF)
 Produksi kumulatif air (Wp)
 Laju alir produksi minyak saat injeksi dimulai (qo)
 Laju alir produksi air saat injeksi dimulai (qw)
 Perbandingan gas dan minyak (GOR)

1. Hitung jumlah fluida yang telah diproduksi (Fp) :


F p=V g−V gs +W p
Dengan:
V g=NB oi −( N−N p ) Bo
Vg 1
V gs= .
B g ( R si −Rs ) / ( BOi −B o )
2. Hitung jumlah fluida terproduksi selama proses menaikkan tekanan
reservoir (qf) :
q f =qo Bo +q o ( GOR−R s ) B g +q w
3. Hitung waktu untuk menaikkan tekanan reservoir :
Fp
t pressurization =
q i−q f

Prepared by capunk as a title for final assignment


Please do not copy
4. Jumlah air untuk menaikkan tekanan reservoir sehingga
pendesakan CO2 adalah:
W =F p + ( qf . t pressurization )

B. Perhitungan Jumlah CO2 Untuk Injeksi


Asumsi breakthrough time CO2 pada CO2 sweep di mixing zone.
Siapkan data pendukung :
 Area (A)
 Tebal zona minyak (h)
 Porositas (φ )
 Efisiensi penyapuan (Ea)
 Efisiensi penyapuan secara vertikal (Ev)
 Saturasi minyak residual di zona sweep CO2 (Sor)
 Laju injeksi (qi)
1. Hitung waktu untuk front CO2 bergerak pada reservoir (tCO2) :
A hΦ Ea Ev (1−S ¿ )
t CO =(6.7 . 108 )
2
q1
2. Hitung panjang daerah difusi CO2 (X)
X =3.625 √ ( D c−0 + D n −c ) . t CO 2

Dc-o = Koefisien difusi CO2 dengan minyak ≈ 3.5 × 10-5 cm2/s


Dn-c = Koefisien difusi N2 dengan CO2 ≈ 65 × 10-5 cm2/s
3. Hitung volume CO2 di zona difusi (Vd):
AΦX (7758)
V d=
2
4. Jumlah CO2 yang dibutuhkan untuk pendesakan minyak adalah:
V CO =V d +V s
2

dengan:
Vs = Volume CO2 dibelakang front, umumnya 5 – 10% dari PV
(Pore Volume)

Prepared by capunk as a title for final assignment


Please do not copy
C. Perhitungan Tekanan Injeksi CO2
Data pendukung:
 Temperatur reservoir (Tr)
 Temperatur permukaan (Ts)
 SG CO2
 Faktor deviasi CO2
 Kedalaman reservoir (D)
 Inside diameter tubing (d)
 Measured depth (MD)
 Kekasaran tubing (n)
 Viskositas CO2 (μCO2)
1. Perhitungan tekanan statik untuk injeksikan CO2 (Pts):
0.01875 SG ( D )
Pws =Pts exp [ TZ ]
2. Perhitungan tekanan injeksi tubing CO2 (Ptf) adalah :
25 ( SG ) q 2 TZf ( MD ) [exp ( S )−1]
Pwf 2=Ptf 2 exp ( S )+
Sd 5
Dengan:
0.0375 ( SG ) (TVD)
S=
TZ
1 n 21.25
√f
=1.14−2 log + 0.9
d Ne ( )
20011 ( SG ) q
N e=
µCO d2

Hasil akhir dari perencanaan EOR CO2 ini adalah, didapatkannya


perencanaan sumur injeksi yang sesuai untuk lapangan tertentu.

Prepared by capunk as a title for final assignment


Please do not copy

Anda mungkin juga menyukai