17ags 2.00 PM Lampiran Caprolactam

LAMPIRAN A
NERACA MASSA
DAN
NERACA ENERGI
PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 50.000 TON/TAHUN
LAMPIRAN E. FORM BIMBINGAN|E -2
LAMPIRAN A. NERACA MASSA
LAMPIRAN A. NERACA ENERGI
B.1. Perhitungan Perancangan Alat

B.2.1 Reaktor Rearrangement Beckmann (R-101)
Fungsi : Tempat terjadinya reaksi CHO menjadi kaprolaktam dengan
katalis Oleum
Jenis : Continous Stirred Tank Reactor
Material : Stainless Steel, SA-204 Tipe 316L,
Bentuk : Silinder tegak, tutup dan alas torispherical flanged and dished
head.
Kondisi Operasi
Suhu Umpan (Tin) : 110 ˚C
Suhu Reaksi (Tr) : 110 ˚C
Fasa : Cair
Jenis Reaksi : Eksotermis
Waktu Tinggal (τ) : 1,125 jam = 67,5 menit (Walas, 1990)
Laju alir massa masuk : 15581,12 kg/jam
Viskositas campuran : 1,13 cp = 0,00113 ns/m2
ρ campuran : 1262,3 kg/m3
1) Menentukan Volume Reaktor
 Menentukan laju alir volumetric (Qv)
ρ campuran = 1262,3 kg/m3
Qv = Laju alir massa / ρ campuran
= 15581,12 kg/jam / 1262,3 kg/m3
= 12,34 m3/jam = 0,206 m3/menit
 Menentukan Volume Reaksi
V
τ=
Qv
V =τ .Qv
3
V =67,5 menit . 0,206 m /menit
V =13 ,886 m 3

Faktor Keamanan= 20%

Volume cairan (Vc) = 13,886 m3 x 20%
= 16,663 m3
2) Penentuan Dimensi Reaktor
Viskositas cairan dalam reaktor yaitu 1,131 cP, maka jumlah impeller yang
digunakan yaitu satu (lower impeller) sesuai dengan tabel berikut.
Gambar B. 1 Jumlah Impeller berdasarkan Viskositas

Sumber : (Walas, 1990)
Digunakan rasio 1:1 terhadap tinggi cairan dan diameter tangki, karena
perbandingan sudah optimum jika jumlah impeller yang digunakan satu, dengan
impeller diletakkan pada bagian tengah cairan (Walas, 1990)
Gambar B. 2 Dasar Desain Tangki Berpengaduk

 Diameter Tangki dan Tinggi Cairan

Dt ¿
√
3 4 Vc
π
¿
√
3 4 x 16,663
3,14
Dt = 2,605 m
Rasio 1:1 maka,
H = 2,605 m
Setelah dikoreksi menjadi: (dari hasil perhitungan poin NO.4)
Dt = 2,73 m
H = 2,73 m
 Diameter Impeller (d)
Diameter Impeller antara 0,3-0,6 (Walas, 1990)
d
=0,40
Dt
d
d= x ID koreksi
Dt
d = 0,4 x 2,73 m
d = 1,092 m
 Jarak Cairan ke Lower Radial Impeller
Peletakkan impeller berada ditengah cairan, maka jarak ini sama dengan
jarak impeller ke dasar tangki
H
C =
2
C = 1,365 m
 Tebal Lower Radial Impeller (i)
d
i =
8
i = 0,1365 m
 Baffle Width (W)
Dt
W =
12
W = 0,277 m
 Offset Upper (Ou)
W
Ou =
6

Ou = 0,03792 m
 Offset Lower (OI)
d
OI =
2
OI = 0,5461 m
 Panjang Baffle (LB)
LB = H-Ou-OI
= 2,73 – 0,03792 – 0,5461
LB = 2,146 m
3) Penentuan Ketebalan Dinding Reaktor
 Tekanan desain (Pd)
Tekanan operasi (Pop) = 101,325 kPa
Tekanan hidrostatik (Ph) = ρ .g.H
kg m
Ph=1261,3 x 9,81 x 2,73 m
m3 s2
Ph=32265,4 Pa=32,265 kPa
Tekanan operasi maksimum (Pop x 110%)

Pw = Pop x 110%
Pw = 101,325kPa x 110%
Pw = 111,46 kPa
Tekanan desain [(Pw+Ph) x 133%]
Pd = (Pw+Ph) x 133%
Pd = (111,46+32,265) kPa x 133%
Pd = 145,423 kPa = 1,561 atm = 22,94 psig
 Suhu desain (Td)
Suhu operasi (Top) = 110oC
Suhu desain (Top+25oC) = 135oC
 Tebal dinding
R = D/2 = 51,2912 in
E (ERW) = 0,85
S = 15.820 psi untuk SS Gr. 316L (Walas, 1990)
PR
t=
SE−0,6 P

t=22,94 psi ¿ ¿
ts=0,206∈¿5,22 mm
Tebal dinding vessel standar yang tersedia adalah 0,25 in (6,35 mm)
(Brownell & Young, 1959).
4) Penentuan Diameter Luar Shell dan Diamater Dalam (Standar)
 Menghitung Diameter Luar Shell Standar (OD)
Outside Diameter (OD) = Internal Diameter (ID) + (2 x ts)
= 2,605 m + (2 x 0,00635 m)
= 2,618 m
Outside Diameter (OD) = 103,082 in
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai OD = 103,082 in dan ketebalan shell
standar 0,25 in, sehingga pada Tabel 5.7 Brownell dan Young, 1959, halaman 90
dipilih nilai OD standar = 108 in dengan ketebalan ¼ in (0,25 in = 0,00635 m).
Diperoleh nilai icr (inside corner radius) sebesar 6 1/2 in dan r (radius of dish)
sebesar 102 in.
 Menghitung Diameter Dalam Shell Standar (ID)
Inlet Diameter Standar (ID) = OD standar – (2 x ts)
= 108 in – (2 x 0,25 in)
= 107,5 in
Inlet Diameter Standar (ID) = 2,7305 m
5) Penentuan Ketebalan Head dan Bottom
Head yang dipilih yaitu jenis torispherical dished head (tekanan 15-200
psig). Sedangkan persamaan intensifikasi stress sebagai berikut.
W=
1
4( √ )
3+
rc
icr
Dimana :
icr : Inside corner radius = 6,5 in
Rc : crown radius = 102 in
W=
1
4( √ )
3+
102
6,5
W = 1,74 in

Setelah penentuan faktor intensifikasi stress, kemudian dilakukan

perhitungan tebal head dan bottom menggunakan persamaan sebagai berikut
P. r c .W
th = +C (Brownell & Young, 1959)
2. f . E−0,2 P
Dimana :
P = tekanan desain (psig)
Rc = crown radius (in)
F = maxium allowable stress (psi) = 15.820 psi untuk SS Gr. 316L
(Walas, 1990)
E = Efisiensi sambungan = 0,85
C = corrosion allowance (in) = 0,11 in
22,94 . 102 .1,74
th = +C
2.15820 . 0,85−0,2. 22,94
th = 0,269 in
th = 0,3125 in (sesuai standard)
6) Penentuan Tinggi Head
 Depth of dish (b)
rc = 102 in
irc = 6,5 in
√
b=rc− ( rc−icr ) −( ID
2
2
−icr )
√
b=102− ( 102−6,5 ) −(
107,5
2
2
−6,5 )
b=19∈¿
 Tinggi head (Hhead)
Hhead = th + sf + b
Dimana sf yaitu straight flange didapat dari tabel 5.8 Brownell and Young
hal. 88
Sf = 3,5 in
Hhead = (0,3125+3,5+19) in
Hhead = 22,82 in = 0,579 m
7) Penentuan Volume Head dan Volume Shell
 Volume head (Vh) (Brownell & Young, 1959)

Vh = 0,000049 ID3
Vh = 0,000049 (2,7305 m)3
Vh = 0,000133 m3
 Volume Shell (Vs)
V tangki = V shell + V head + V bottom
V bottom = V head
V shell = V tangki – (V bottom + V head)
= 16,633 m3 – (0,000133 + 0,00033) m3
= 16,663 m3
8) Penentuan Tinggi Shell dan Tinggi Reaktor
 Tinggi Shell ( Hs )
V shell = ¼ x π x Dt2 x Hs
4 x V shell
Hs =
π x Dt 2
4 x 16,663
= 2
π x 2,7305
Hs = 2,847 m
 Tinggi Reaktor (Ht)
Ht = H shell + H head + H bottom
= (2,847 + 0,579 + 0,579) m
Ht =4m
9) Penentuan Jenis Pengaduk, Jumlah Pengaduk dan Kecepatan Putar
 Jenis Pengaduk
Berdasarkan nilai viskositas fluida dan volume tangki dapat diketahui jenis
agitator yang digunakan dengan memplotkan pada Gambar B.5
Viskositas Fluida : 0,00113 ns/m2
Volume Tangki : 16,663 m3

Gambar B. 3 tab Pedoman Pemilihan Jenis Agitator

Sumber : (Coulson & Richardson, 2017)
Dari plot pada gambar B.5, digunakan agitator dengan jenis propeller.
 Jumlah Pengaduk
Jumlah pengaduk dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
WELH Hc x sg
Jumlah pengaduk = =
ID ID
Keterangan :
WELH = Water Equivalent Liquid High
ID = diameter dalam tangki (m)
Sg = specific gravity
Sg = 1262,3 kg/m3 / 997 kg/m3
= 1,266
Hc x sg
Jumlah Pengaduk =
ID
2,605 x 1,266
=
2,7305
= 0,751

Jumlah Pengaduk =1
 Penentuan Kecepatan Pengaduk
Kecepatan pengaduk dapat dihitung dengan persamaan berikut :
N =
600
π x Da
x
√
WELH
2 x Da
Da = Diameter Impeller
N =
600
π x 1,0922 m
x
√2,605 m x 1,266
2 x 1,0922 m
= 215 rpm
N = 3,58 rps
10) Penentuan Daya Motor
 Menghitung Nre
D2 N ❑ ρ
Nre =
μ
1,09222 3,58 1262,3❑
=
0,00113
= 4,7 x 106
Dari nilai nre diplot pada grafik power correlaction jenis pengaduk
propeller dengan perbandingan diameter impeller dan diameter tangki sebesar
0,4. Dari grafik tersebut didapat Np (power number) sebesar 0,3 untuk
menghitung daya motor.
Gambar B. 4 Power Correlaction untuk Pengaduk Jenis Propeller


 Daya Motor
Penentuan daya motor menggunakan persamaan berikut:
P
Np = 5 3 (Coulson & Richardson, Chemical Engineering,
D N ρ
Vol. 6 : Chemical Engineering Design, 2005)
5 3
D N ρ
P =
Np
Dimana: D = diameter impeller (m)
N = kecepatan pengaduk (rps)
Np= power number =0,3
P = daya (watt)
1,09225 3,583 1292,3
P =
0,3
P = 25353,8 watt = 34 HP
Ditentukan efisiensi motor yang akan digunakan yaitu 85 %, maka:
P = 34 HP / 0,8
P = 40 HP
11) Penentuan Spesifikasi Pendingin

Reaksi pada R-101 merupakan reaksi yang sangat eksotermis sehingga
dibutuhkan luas perpindahan panas yang tinggi untuk menjaga temperatur R-101.
Dengan demikian, dipilih koil pendingin karena dapat menyediakan luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan jaket pendingin. Di bawah ini
merupakan beberapa variabel yang dibutuhkan untuk perhitungan rancangan koil
pendingin.
Q = 6866387,25 kJ/jam
Fluida reaksi
Fh = 15581,12 kg/jam
T1 = 110 oC
T2 = 312,3 oC (suhu produk reaktor bila tanpa pendingin)
ρ L=1262,3 kg/m 3

µL = 1,131 cP
kL = 0,089 J/s.m.K
CpL= 0,974 kJ/kg.oC
Air Pendingin
Fc = 96578,08 kg/jam = 26,827 kg/s
t1 = 30 oC
t2 = 50 oC
ρc =992,25 kg/m3 (pada suhu rata-rata)
µc = 6,56 x 10-4 kg/m.s
kc = 0,628 W/m. oC
Cpc = 4,183 kJ/kg.oC
 Menentukan diameter koil
- Trial diameter dalam koil
IDcoil = ID reaktor/30 (Coulson & Richardson, Chemical Engineering,
IDcoil = 2,7305 /30
IDcoil = 0,091 m = 3,583 in
A = 0,0065 m2
- Menghitung kecepatan linear air pendingin
Fc
v=
( ρc . Acoil )
26,827 kg/ s
v=
( 992,25 kg/m 3 .0,0065m2 )
v=4,159 m/s=13,645 ft /s
Nilai kecepatan linear ini telah memenuhi ASME B31.1 yaitu, 3-15 ft/s.
- Menentukan tebal dinding koil (ASME B31.3)
Pdesain = 1,33 atm = 19,55 psi
S = 16.700 psi (untuk material SS 316L)
E = 0,85 (untuk sambungan ERW)
Y = 0,4
Mechanical allowance = 0,02 in
PD
t=
2 ( SE+ PY )

t=14,7 ¿ ¿
t=0,0055∈¿
tm = t + c
tm = 0,0055 + 0,02
tm = 0,0255 in = 0,65 mm
- Pemilihan schedule number koil
Berdasarkan tebal dinding dan diameter koil maka dipilih NPS 4 in
schedule number 40 dengan diameter dalam 4,026 in dan tebal 6,02 in.
- Validasi kecepatan linear air pendingin
Berikut di bawah ini adalah hasil perhitungan kecepatan linear dengan
diameter terpilih.
ID coil = 4,026 in = 0,1 m
OD coil = 4,5 in = 0,1143 m
Ac = 0,0082 m2
v = 3,29 m/s = 10,80 ft/s
Laju alir linear memenuhi persyaratan berdasarkan ASME B31.1.
 Menghitung ∆T LMTD
( T 1−t 2 )−( T 2−t 1 )
LMTD=
ln ( T 1−t 2 ) / ( T 2−t 1 )
( 110−50 )− (312,3−30 )
LMTD=
ln ( 110−50 ) / ( 312,3−30 )
LMTD=143,546 ℃
 Menetapkan Uo trial
Nilai Uo untuk perpindahan panas vessel melalui koil untuk aqueous
solution dengan media pendingin air adalah 400-700 W/m2.oC (Coulson &
Richardson, Chemical Engineering, Vol. 6 : Chemical Engineering Design,
2005). Uo trial terpilih adalah 470 W/m2.oC
 Menghitung luas perpindahan panas trial
Q=U o . A . ∆ T LMTD
J W
1.907 .329,79 =470 ℃ ( A ) (143,546 ℃)
s m2
A trial=27,973 m 2

 Menentukan tinggi koil

- Menentukan jarak antar koil
Jsp = 2 x OD coil
Jsp = 2 (0,1143 m)
Jsp = 0,2286 m
- Menentukan diameter helix (diameter lilitan)
DH = 0,8 ID reaktor
DH = 0,8 (2,7305 m)
DH = 2,184 m
- Menentukan panjang koil

A trial
L=
keliling penampang koil
2
27,973 m
L=
π (0,10226+0,1143)/2
L = 82,273 m
- Menghitung panjang tiap lengkungan
1 2 1
Lhe= π (DH ¿ ¿ 2+ Jsp )+ πDH ¿
2 2
1 2 1
Lhe= π (2,184 ¿ ¿ 2+0,228 )+ π ( 2,184)¿
2 2
Lhe=11 m
- Menghitung jumlah lilitan
L
Nc=
Lhe
82,273 m
Nc=
11 m
Nc=7,47 buah
Dipilih, 8 buah lilitan.
- Menghitung tumpukan koil (termasuk jarak antar koil)
H coil = (Nc-1) Jsp + Nc.ODcoil
H coil = (8-1) 0,228 m + 8(0,1143 m)
H coil = 2,3 m

Tinggi cairan adalah 2,6 m sehingga dengan H koil 2,3 m, seluruh

tumpukan koil dapat terendam.
- Menghitung volume total (volume reaksi dan koil)
V reaksi = 16,663 m3
V koil = Ac x L
V koil = 0,0082 m2 x 82,273 m
V koil = 0,843 m3
V total = 17,507 m3
- Menghitung tinggi total (tinggi akhir setelah penambahan koil)

Htotal = V total/A reaktor
Htotal = 17,507m3 / 5,85 m2
Htotal = 2,99 m
H total tidak melebihi tinggi reaktor (4 m), sehingga H total dapat
diterima.
12) Validasi nilai Uo trial
 Menghitung koefisien perpindahan panas dalam koil
hi pipa lurus
( )( )
0,8 0,33
hi. ID coil ID coil . v . ρc Cpc . µ c
=0,023
k µc k
( )
0,8
hi ( 0,10226 ) 0,10226 ( 3,29 )( 992,5 )
=0,023
0,628 6,56 ×10−4
( )
−4 0,33
( 4183)(6,56 ×10 )
0,628
hi=8452,762W/m2.oC
hi coil
hi coil=hi pipalurus 1+ 3,5 ( ID

DH )
(
hi coil=8452,762 1+3,5
0,10226
2,1844 )
hi coil=9837,737 W/m2.oC
 Menghitung koefisien perpindahan panas luar koil (bagian reaktor)

( )( )
0,62
( )
0,14 1 /3 2
ho . ID reaktor μair Cp μ D impeller . N ρ
=0,087
k μ k μ
( ) ( )
0,14 1
ho . ( 2,7305 ) 6,56 ×10−4 0,9742 ( 0,00113 ) 3
=0,087
0,0891 0,00113 0,0891
( )
0,62
1,09222 .(3,58)(1262,29)
0,00113
ho = 971,893 W/m2.oC
 Menghitung Uo
1 1 x w ODkoil ODkoil Ri ODkoil
= + + + Ro+
U o ho k w Dw hi IDkoil IDkoil
Kw = Konduktivitas termal Stainless Steel = 16 W/m C
Ro = 0,0002 m2.oC/W (Factor resistance dari tabel 12.2 Coulson Hal.
640)
Ri = 0,0003 m2.oC/W (Factor resistance dari tabel 12.2 Coulson Hal.
640)
1 1 0,00602 ( 0,1143 ) 0,1143
= + + +0,0002
U o 971,893 16 ( 0,10828 ) 9837,737 ( 0,10226 )
+ 0,0003(0,1143)
0,10226
1 −3
=2,075 ×10
Uo
U o =481,925 W/m2.oC
- Simpulan Uo
Uo hitung lebih dari Uo trial, maka desain spesifikasi koil pendingin dapat
diterima.
 Pressure drop koil
- Bilangan Reynold
NRe=
(
ID coil . v . ρ c
µc )
NRe=
( 0,10226 (3,29 )( 992,25 )
6,656 ×10−4 )
NRe=509.442,4
- Nilai faktor friksi (jH)
Faktor friksi diperoleh dari hasil plot pada kurva tube-side friction factor
(Fig. 12.24, hal. 668) (Coulson & Richardson, Chemical Engineering, Vol. 6 :
Chemical Engineering Design, 2005). Berdasarkan hasil plot nilai NRe
diperoleh jH senilai 2 x 10-3.
- Pressure drop air pendingin dalam koil (∆ P )
( )( )
2
L ρ.v
∆ P=8 j f
ID 2
∆ P=8 ( 1,9 ×10 ) (

0,10226 )
−3 82,2736
¿
∆ P=69279,5 kg/m . s 2=21.468,58 Pa=0,68 atm=9,54 psi

Batas maksimum pressure drop fluida dalam tube adalah 10 psi. Dengan
demikian, desain koil pendingin pada R-101 dapat diterima.
B.2.2 Mixer (MX-101)

Fungsi : homogenisasi antara fluida cair keluaran reaktor R-101 dan air
Jenis : Continous Stirred Tank
Material : Stainless Steel, SA-204 Tipe 316L,
Bentuk : Silinder tegak, tutup dan alas torispherical flanged and dished
head.
Kondisi Pencampuran
Suhu : 110 ˚C
Fasa : Cair
Waktu Tinggal : 30 menit (didapat dari trial n error sampai
mendapat kecepatan putar ideal menurut (Walas, 1990) yaitu 50-200 rpm.
Laju alir massa masuk : 37035,24 kg/jam
Viskositas campuran : 1,080 cp = 0,00108 ns/m2
ρ campuran : 1143,88 kg/m3
1) Menentukan Volume Reaktor
 Menentukan laju alir volumetric (Qv)
ρ campuran = 1143,88 kg/m3

Qv = Laju alir massa / ρ campuran

= 37035,24 kg/jam / 1143,88 kg/m3
= 32,37 m3/jam = 0,539 m3/menit
 Menentukan Volume Reaksi
3
V =30 menit . 0,539 m /menit
V =16,188m3
Faktor Keamanan = 20%
Volume cairan (Vc) = 16,188 m3 x 20%
= 19,426 m3
2) Penentuan Dimensi Reaktor
Viskositas cairan dalam reaktor yaitu 1,080 cP, maka jumlah impeller yang
digunakan yaitu satu (lower impeller) sesuai dengan tabel berikut.
Tabel B. 1 Jumlah Impeller berdasarkan Viskositas

Digunakan rasio 1:1 terhadap tinggi cairan dan diameter tangki, karena
perbandingan sudah optimum jika jumlah impeller yang digunakan satu, dengan
impeller diletakkan pada bagian tengah cairan (Walas, 1990)

Gambar B. 5 Dasar Desain Tangki Berpengaduk

 Diameter Tangki dan Tinggi Cairan

Dt ¿
π√
3 4 Vc
¿
√
3 4 x 19,9426
3,14
Dt = 2,7422 m
Rasio 1:1 maka,
H = 2,7422 m
Setelah dikoreksi menjadi: (dari hasil perhitungan poin NO.4)
Dt = 2,88 m
H = 2,88 m
 Diameter Impeller (d)
Diameter Impeller antara 0,3-0,6 (Walas, 1990)
d
=0,40
Dt
d
d= x ID koreksi
Dt

d = 0,4 x 2,88 m
d = 1,153 m
 Jarak Cairan ke Lower Radial Impeller
Peletakkan impeller berada ditengah cairan, maka jarak ini sama dengan
jarak impeller ke dasar tangki
H
C =
2
C = 1,4414 m
 Tebal Lower Radial Impeller (i)
d
i =
8
i = 0,14415 m
 Baffle Width (W)
Dt
W =
12
W = 0,24024 m
 Offset Upper (Ou)
W
Ou =
6
Ou = 0,04 m
 Offset Lower (OI)
d
OI =
2
OI = 0,576 m
 Panjang Baffle (LB)
LB = H-Ou-OI
= 2,73 – 0,03792 – 0,5461
LB = 2,266 m
3) Penentuan Ketebalan Dinding Reaktor
kg m
Ph=1143,88 x 9,81 x 2,742 m
m3 s2
Ph=30772,4 Pa=30,772 kPa


Pw = Pop x 110%
Pw = 101,325kPa x 110%
Pw = 111,46 kPa
Pd = (Pw+Ph) x 133%
Pd = (111,46+32,265) kPa x 133%
Pd = 145,423 kPa = 1,561 atm = 22,94 psig
Suhu operasi (Top) = 110oC
Suhu desain (Top+25oC) = 135oC
 Tebal dinding
R = D/2 = 53,9819 in
E (ERW) = 0,85
S = 15.820 psi untuk SS Gr. 316L (Walas, 1990)
PR
t=
SE−0,6 P
t=22,94 psi ¿ ¿
ts=0,209∈¿
(Brownell & Young, 1959).
4) Penentuan Diameter Luar Shell dan Diamater Dalam (Standar)
 Menghitung Diameter Luar Shell Standar (OD)
Outside Diameter (OD) = Internal Diameter (ID) + (2 x ts)
= 2,744 m + (2 x 0,00635 m)
= 2,8956 m
Outside Diameter (OD) = 109 in
pada Tabel 5.7 Brownell dan Young, 1959, halaman 90 dipilih nilai OD
standar = 114 in
 Menghitung Diameter Dalam Shell Standar (ID)
Inlet Diameter Standar (ID) = OD standar – (2 x ts)
= 114 in – (2 x 0,25 in)
= 113,5 in

Inlet Diameter Standar (ID) = 2,8829 m

5) Penentuan Ketebalan Head dan Bottom
Head yang dipilih yaitu jenis torispherical dished head (tekanan 15-200
psig). Persamaan intensifikasi stress sebagai berikut.
W=
1
4 ( √ )
3+
rc
icr
(Brownell & Young, 1959)
Dimana : icr : Inside corner radius = 6,875 in

Rc : crown radius = 108 in
W=
1
4 ( √ )
3+
108
6,5
W = 1,74 in
Setelah penentuan faktor intensifikasi stress, kemudian dilakukan
perhitungan tebal head dan bottom menggunakan persamaan sebagai berikut
P. r c .W
th = +C (Brownell & Young, 1959)
2. f . E−0,2 P
Dimana : P = tekanan desain (psig)
Rc = crown radius (in)
F = maxium allowable stress (psi) =15.820 psi untuk SS Gr. 316L
(Walas, 1990)
E = Efisiensi sambungan =0,85
C = corrosion allowance (in) =0,11 in
22,94 . 102 .1,74
th = +C
2.15820 . 0,85−0,2. 22,94
th = 0,276 in
th = 0,3125 in (sesuai standard)
6) Penentuan Tinggi Head
 Depth of dish (b)
rc = 108 in
irc = 6,875 in
√
b=rc− ( rc−icr ) −
2
( ID2 −icr ) (Brownell & Young, 1959)
√
b=102− ( 108−6,875 ) −
2
( 113,5
2
−6,875 )

b=20,02∈¿
 Tinggi head (Hhead)
Hhead = th + sf + b
Dimana sf yaitu straight flange didapat dari tabel 5.8 Brownell and Young
hal. 88
Sf = 3,5 in
Hhead = (0,3125+3,5+20,02) in
Hhead = 23,84 in = 0,6056m
7) Penentuan Volume Head dan Volume Shell
 Volume head (Vh) (Brownell & Young, 1959)
Vh = 0,000049 ID3
Vh = 0,000049 (2,8829 m)3
Vh = 0,000141 m3
 Volume Shell (Vs)
V tangki = V shell + V head + V bottom
V bottom = V head
V shell = V tangki – (V bottom + V head)
= 19,426 m3 – (0,000141 + 0,000141) m3
= 19,425 m3
8) Penentuan Tinggi Shell dan Tinggi Reaktor
 Tinggi Shell ( Hs )
V shell = ¼ x π x Dt2 x Hs
4 x V shell
Hs = 2
π x Dt
4 x 19,426
= 2
π x 2,8829
Hs = 2,9774 m
 Tinggi Reaktor (Ht)
Ht = H shell + H head + H bottom
= (2,9774 + 0,6056 + 0,6056) m
Ht = 4,18 m
9) Penentuan Jenis Pengaduk, Jumlah Pengaduk dan Kecepatan Putar
 Jenis Pengaduk

Berdasarkan nilai viskositas fluida dan volume tangki dapat diketahui jenis
agitator yang digunakan dengan memplotkan pada Gambar
Viskositas Fluida : 0,00108 ns/m2
Volume Tangki : 19,426 m3
Gambar B. 6 Pedoman Pemilihan Jenis Agitator

Dari plot pada gambar B.8, digunakan agitator dengan jenis propeller
 Jumlah Pengaduk
Jumlah pengaduk dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
WELH Hc x sg
Jumlah pengaduk = =
ID ID
Keterangan :
WELH = Water Equivalent Liquid High
ID = diameter dalam tangki (m)
Sg = specific gravity
Sg = 1143,88 kg/m3 / 997 kg/m3
= 1,147

Hc x sg
Jumlah Pengaduk =
ID
2,74 x 1,147
= =1
2,88
Jumlah Pengaduk =1
 Penentuan Kecepatan Pengaduk
Kecepatan pengaduk dapat dihitung dengan persamaan berikut :
N =
600
π x Da
x
√
WELH
2 x Da
Da = Diameter Impeller
N =
600
π x 1,15316 m
x
√
2,74 m x 1,147
2 x 1,15316 m
= 193 rpm
N = 3,22 rps
10) Penentuan Daya Motor
 Menghitung Nre
D2 N ❑ ρ
Nre =
μ
2 ❑
1,15316 3,22 1143,88
=
0,00108
= 4,54 x 106
Dari nilai nre diplot pada grafik power correlaction jenis pengaduk
propeller dengan perbandingan diameter impeller dan diameter tangki sebesar 0,4.
Dari grafik tersebut didapat Np (power number) sebesar 0,3 untuk menghitung
daya motor.

Gambar B. 7 Power Correlaction untuk Pengaduk Jenis Propeller

 Daya Motor
Penentuan daya motor menggunakan persamaan berikut:
P
Np = 5 3 (Coulson & Richardson, Chemical Engineering,
D N ρ
5 3
D N ρ
P =
Np
Dimana: D = diameter impeller (m)
N = kecepatan pengaduk (rps)
Np= power number =0,3
P = daya (watt)
1,153165 3,223 1143,88
P =
0,3
P = 23458,9 watt = 31 HP
Ditentukan efisiensi motor yang akan digunakan yaitu 85 %, maka:
P = 31 HP / 0,8
P = 37 HP
P = 40 HP

B.2.3 Reaktor Netralisasi (R-102)

Reaktor 2 (R-102) merupakan unit untuk menetralkan asam sulfat oleh gas
amoniak. Oleh karena itu, jenis reaktor yang digunakan merupakan reaktor 2 fasa
(gas-cair). Umpan cair memasuki reaktor melalui atas kolom sementara umpan
gas melalui bagian bawah kolom melalui sparger sebagai distributor gas.
Penentuan jenis reaktor yang sesuai dapat ditentukan melalui bilangan hatta yang
menyatakan tempat terjadinya reaksi berlangsung. Reaksi berlangsung secara
eksotermis sehingga reaktor dilengkapi dengan pendingin. Pada bagian ini akan
dipaparkan langkah perhitungan perancangan R-102 meliputi :
 Pemilihan material reaktor
 Pemilihan jenis reaktor
 Perhitungan parameter operasi reaktor (kecepatan superfisial gas,
kecepatan terminal gas (bubble rise velocity), luas permukaan interface,
gas holdup)
 Penentuan dimensi reaktor dan sparger (tinggi, diameter, dan tebal)
 Penentuan pressure drop
 Penentuan spesifikasi pendingin
Pada R-102 ini terjadi reaksi sebagaimana yang tersaji pada persamaan
1.3. Untuk mempermudah dalam penulisan langkah perhitungan senyawa H2SO4
selanjutnya akan dilambangkan dengan A, NH3 sebagai B, dan (NH4)2SO4 sebagai
C.
A B  C
1. Pemilihan material reaktor
Karena reaktan merupakan asam sulfat pekat dan gas amoniak, maka
digunakan material konstruksi stainless steel grade 316L. Stainless steel Gr. 316L
memiliki ketahanan yang baik terhadap sifat korosif asam sulfat.
2. Pemilihan jenis reaktor
Terdapat beberapa variabel yang perlu dicari untuk dapat menghitung
bilangan hatta, yaitu difusivitas gas di dalam pelarut dan koefisien transfer massa
gas dalam pelarut.
∅ = 2,26 (Coulson & Richardson, Chemical Engineering, Vol. 6 :
Chemical Engineering Design, 2005)
T = 90 oC = 363 K

ρL = 1096,745 kg/m3
Mr campuran = 27,97 kg/kmol
μL = 0.526 cP = 0,000526 kg/m.s
Vm = 0,0258 m3/kmol (Coulson & Richardson, 2005)
k = 7,6 x 104 cm3/mol.s = 76 m3/kmol.s
CAL = 2,4 x 10-3 kmol/m3
a. Menghitung difusivitas NH3 (Coulson & Richardson, 2005)
1,173× 10−13 (∅ . Mr)0.5 T
DBL = 0,6
μVm
−13 0.5
1,173× 10 (2,26 ×27,97 kg/kmol) 363 K
DBL = 3 0,6
( 0,526 cp)(0,0258 m )
−9 2
DBL =5,775 x 10 m /s
b. Menghitung koefisien transfer massa NH3 di fase cair (Froment &
Bischoff, 1979)
( ) ( )
1 /3 1 /2
g. μ D BL . ρ
k BL=0,42
ρ μ
( )( )
1 /3 1/ 2
(9,8 m/s )( 0,526 cp) (5,775 x 10−9 m2 / s)(1096,745 kg/m3)
k BL=0,42
1096,745 kg/m
3
0,526 cp
−4
k BL=2,44 x 10 m/s
c. Menghitung bilangan Hatta (Coulson & Richardson, 2017)
β=
√ k .C AL. D BL
k BL
β= √
3 −3 3 −9 2
(76 m /kmol . s )(2,4 ×10 kmol /m )(5,78 ×10 m / s)
−4
2,44 x 10 m/s
β=0,133
d. Penentuan jenis reaktor
Nilai bilangan hatta terletak pada region II (Gambar.4.3, Coulson, Vol.3,
hal. 279), yaitu 0,02 < β < 2). Artinya, reaksi berlangsung relatif cepat pada fasa
cair (bukan pada film). Pada kondisi ini, dibutuhkan liquid holdup yang relatif
tinggi. Dengan demikian, dipilih jenis bubble reactor untuk proses netralisasi
asam sulfat oleh gas amoniak (Coulson & Richardson, 2017).
e. Penentuan jenis aliran

Jenis aliran pada reaktor bubble ini adalah counter-current. Hal ini
dikarenakan efisiensi transfer massa pada pada aliran counter-current lebih tinggi
daripada co-current (Singh & Majumder, 2011).
3. Penentuan Volume Reaksi dan Diameter Reaktor
Dalam penentuan volume reaksi digunakan persamaan waktu tinggal rata-
rata sebagai berikut. Dengan Qv merupakan laju alir volumetrik produk.
V
τ=
Qv
F6 = 40251,32 kg/jam
ρ 6 campuran = 1,15 kg/L
Qv = 34885,04 L/jam = 0,581 m3/menit
τ = 110 menit (United State Paten No. 4,804,754, 1989)
a. Penentuan volume reaksi
V
τ=
Qv
V =τ .Qv
3
V =110menit . 0,581m /menit
3
V =63,69 m
b. Penentuan diameter reaktor
Pada penerapan bubble reactor skala industri, rasio tinggi dan diameter
pada umumnya adalah 1,5 – 20. Untuk meminimalisir pressure drop akibat
tekanan hydraulic maka dipilih rasio 3 : 1. Di akhir perhitungan, diameter reaktor
perlu dikoreksi dengan diameter vessel standar. Penentuan diameter vessel standar
terdapat pada poin 7.
2 2
π .D ( ) π . D ( π .3
V= H = 3 D )=
4 4 4
√ √
3
4 V 3 4 (63,69 m )
D= 3 = =3,01 m
3π 3π
2 2
π . D π . 0,289
Ar= = =7,09 m2
4 4
4. Penentuan Desain Sparger
Sparger digunakan sebagai distributor gas. Pada unit R-102 ini digunakan
jenis sparger berupa perforated plate dengan material stainless steel 316L.
Diameter orifice perforated plate yang digunakan umumnya 3-12 mm (Perry &

Green, 2008). Untuk kebutuhan R-102 dipilih diameter orifice (do) 6,4 mm
dengan open area 40% dan tebal plate 1,5 mm. Gambar B.10 berikut merupakan
ilustrasi penampang sparger (Arrow metal, 2021).
Gambar B. 8 Ilustrasi Penampang Sparger

Sumber : (Arrow metal, 2021)
5. Penentuan Parameter Operasi
Densitas gas ( ρ gas) = 0,6988 kg/m3
Laju alir massa gas (Fg) = 3213,51 kg/jam
Laju alir volumetrik gas (Qg) = 1,277 m3/s
a. Kecepatan superfisial gas (vsg) (Treybal, 1981)
Qg
v sg=
Ar
1,277 m3 / s
v sg = 2
=0,18 m/ s
7,09 m
b. Diameter gelembung berdasarkan diameter orifice (Perry & Green, 2008)
do = 6,4 mm
σ = 53,39 dyne/cm = 0,05339 N/m (Yaws, 1999)
( )
db 6σ
1
= 2 3
d o d o ( ρ L −ρg )
( )
1
db 6(0,05339)
= 3
d o 0,0064 ( 1096,745−0,6989 )
2
db
=1,925
do
d b =0,012 m=12,3 mm
c. Kecepatan terminal gas (vt) (Treybal, 1981)

[( )]
1
)(
2σ g . Db 2
v t= +
d b ρL 2
[( )]
1
)(
2
2(0,05339 N /m) 9,8 m/s ( 0,012m ) 2
v t= 3
+
0,012 m(1096,745 kg /m ) 2
v t=0,26 m/ s
d. Gas holdup (Froment & Bischoff, 1979)
ε G=1,2
σL ( )( )
μ L 1/ 4 σ L . g −(1 /8 ) 3/ 4
ρL
v sg
( )( )
2 1/ 4 −(1/ 8)
−3
0,526 ×10 N . s /m 0,0533 N /m(9,8 m/s 2)
ε G=1,2 (0,18 m/ s )3 / 4
0,0533 N /m 1096,745 kg/m3
ε G=0,27
e. Luas permukaan interface (Treybal, 1981)
6 ε G 6( 0,27)
a= = =132,39 /m
d b 0,012 m
6. Penentuan Dimensi Shell
Karena reaktor merupakan reaktor untuk 2 fasa (gas-cair), maka
diperlukan ruangan untuk menampung reaktan gas untuk proses reaksi. Tambahan
ruang untuk menampung reaktan gas adalah sebanyak gas holdup dari hasil
perhitungan pada poin 5d. Untuk keamanan, volume reaktor ditambah 20% dari
volume reaksi sebagai faktor kelonggaran (fk)
a. Diameter reaktor (Dr) = 3,01 m
Luas penampang (Ar) = 7,09 m2
b. Volume campuran (liquid dan gas) [V’ reaksi]
V reaksi = 63,96 m3
V’ reaksi = V reaksi x (1 + ε G)
V’ reaksi = 63,96 m3 (1+0,27)
V’ reaksi = 81,34 m3
c. Tinggi reaksi (H reaksi)
V’ reaksi = Ar x H reaksi
H reaksi = V’ reaksi / Ar
H reaksi = 81,34 m3 / 7,09 m2
H reaksi = 11,47 m

d. Volume shell
V shell = V’ reaksi x (1+fk)
V shell = 81,34 m3 x 1,2
V shell = 97,61 m3
e. Tinggi shell (Hshell)
V shell = Ar x Hshell
Hshell = V shell/Ar
Hshell = 97,61 m3/7,09 m2
Hshell = 13,76 m
Rentang rasio tinggi/diameter (H/D) kolom umumnya adalah 1,5 – 20.
Berdasarkan hasil rancangan, nilai H/D adalah 4,58 sehingga secara umum
rancangan dapat diterima.
f. Tebal dinding reaktor (H)
Ph=Hreaksi ( ε G . ρ G + ε L ρ L ) g
m
Ph=11,47 m ( 0,27 . 8,68+ 0,73 .1153,83 ) 9,8 2
s
Ph=90160,82 Pa=90,16 kPa
Pw = Pop x 110%
Pw = 101,325kPa x 110%
Pw = 111,46 kPa
Pd = (Pw+Ph) x 133%
Pd = (111,46+90,16) kPa x 133%
Pd = 268,15 kPa = 2,68 atm = 38,89 psig

Suhu operasi (Top) = 90oC =194 oF
Suhu desain (Top+25oC) = 115oC = 239 oF
 Tebal dinding

R = Dr/2 = 59,17 in
E (ERW) = 0,85
S = 13.300 psi (untuk SS Gr. 316L)
PR
t=
SE−0,6 P
t=38,89 psi¿ ¿
ts=0,20∈¿ 5,18 mm
untuk diameter luar 120 in (3,048 m) (Brownell & Young, 1959).
 Inside Diameter Standar Terpilih
ID = OD – 2 tstandar
ID = 3,048 – 2(9,525)
ID = 3,029 m =119,25 in
Diameter dalam reaktor berdasarkan perhitungan adalah 118,34 in
(3,006 m). Dengan demikian, diameter standar reaktor dapat diterima.
g. Tebal head (H)
Jenis head : torisphreical dished head (untuk tekanan 15-200 psig)
th = 1,767 ts
th = 1,767 (0,38 in)
th = 0,66 in = 16,83 mm
Tebal head standar yang tersedia adalah 0,75 in (19,05 mm) dengan
panjang straight flange (sf) adalah 8 in (203,2 mm) (Brownell & Young, 1959).
h. Depth of dish (b)
rc = 114 in
irc = 7.25 in
√ (2ID
b=r− ( r −icr ) −
2
−icr )
√
b=114− ( 114−7,25 ) −(
119,25
2
2
−7,25 )
b=20,98∈¿
i. Tinggi head (Hhead)
Hhead = th + sf + b
Hhead = (0,66+8+20,98) in

Hhead = 29,73 in = 0,755 m

j. Volume head (Vh) (Brownell & Young, 1959)
Vh = 0,000049 ID3
Vh = 0,000049 (3,029m)3
Vh = 0,0013 m3
k. Volume straight flange (Vsf) (Brownell & Young, 1959)
1 2
Vsf = π I D . sf
4
1 2
Vsf = π (3,29) .0,2032
4
Vsf = 0,878 m3
7. Koreksi Diameter Reaktor
a. Diameter reaktor
OD = 3,048 m
ID = 3,029 m
Ar = 7,2 m2
b. Volume reaksi
V’ reaksi = 81,15 m3
c. Volume reaktor
V shell = 97,37 m3
V reaktor = V shell + 2 (V head + V sf)
V reaktor = 97,37 + 2 (0,0013 + 0,878)
V reaktor = 99,13 m3
d. Tinggi reaktor
H shell = 13,52 m
H reaktor = Hshell + 2H head
H reaktor = 13,52 m + 2(0,755 m)
H reaktor = 15,03 m
e. Tinggi reaksi pada shell (dispersi gas)
V reaksi pada shell = V reaksi – V head – Vsf
V reaksi pada shell = 80,27 m3
H reaksi pada shell = V / Ar
H reaksi pada shell = 80,27 / 7,20
H reaksi pada shell = 11,14 m

f. Kecepatan superfisial gas

vgs = 0,18 m/s
g. Gas Holdup
εG = 0,27
h. Luas permukaan interface
a = 130,88 /m
8. Penentuan Pressure Drop
a. Dry pressure drop (∆Pd)
Untuk menentukan ∆Pd dapat diselesaikan melalui persamaan sebagai
berikut (Treybal, 1981).
[ ( ) ( )]
2
V .ρ A 4. L. f A
h D = o g Co 0,4 1,25− o + + 1− o
2. g . ρL An do An
( )
0,25
do
C o=109
L
0,079 0,25
f=
ℜ
d o . V o . ρg
ℜ=
μg
Diameter hole (do) = 6,4 mm = 0,0064 m
Tebal sparger (L) = 1,5 mm = 0,0015 m
Koefisien hole (Co) = 156,66
Laju alir gas tiap hole (Vo) = 0,5 m3/s
Densitas gas ( ρ g) = 0,699 kg/m3
Densitas cairan ( ρ L) = 1096,7445 kg/m3
Percepatan gravitasi bumi (g) = 9,8 m/s2
Luas penampang hole (Ao) = 32,15 mm2 = 3,215 x 10-5 m2
Luas plate (An) = 4,56 m2
Viskositas gas (µg) = 124,76 mP = 1,248 x 10-5 kg/m.s
Bilangan Reynold hole (Re) = 251,16
Faktor friksi (f) = 0,0198
[ ( ) ( )]
2
V .ρ A 4. L. f A
h D = o g Co 0,4 1,25− o + + 1− o
2. g . ρL An do An

[ ( ) (
−5
0,5 ( 0,699 ) 3,22 ×10 4(0,0015)(0,0198)(0,0216) 3,215 ×
hD= (156,657) 0,4 1,25− + + 1−
2 ( 9,8 ) ( 1096,745 ) 7.13 0,0064 7.13
h D =0,00386 m
∆ Pd=ρ . g .h D
∆ Pd=0,699( 9,8)(0,00386)=0,0264 Pa
b. Hydraulic head
H reaksi pada shell = 11,14 m
εG = 0,27
εL = 0,73
∆ P L =hl ( ε G . ρG +ε L ρ L ) g
∆ P L =11,14 ( 0,27 . 0,699+0,73 .1096,744 ) 9,8
∆ P L =87.612,31 Pa
c. Residual gas pressure drop
σL = 0,0534 N/m
6. σ L
h R=
ρ L . do . g
6(0,0534)
h R=
1096,745(0,0064)( 9,8)
h R=0,00467 m
∆ P R= ρ. g . hD
∆ P R=0,699 ( 9,8 )( 0,00467 )=0,0318 Pa
d. Total pressure drop
∆ Ptot =∆ PD + ∆ P L +∆ P R
∆ Ptot =0,0264+87.612,31+0,0318
∆ Ptot =87.612,37 Pa=0,86 atm
9. Penentuan Spesifikasi Pendingin
Reaksi pada R-102 merupakan reaksi yang sangat eksotermis sehingga
dibutuhkan luas perpindahan panas yang tinggi untuk menjaga temperatur R-102.
Dengan demikian, dipilih koil pendingin karena dapat menyediakan luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan jaket pendingin. Di bawah ini
merupakan beberapa variabel yang dibutuhkan untuk perhitungan rancangan koil
pendingin.

Q = 30.901.157,06 kJ/jam
Fluida reaksi
Fh = 40.251,32 kg/jam
T1 = 90 oC
T2 = 286,6 oC (suhu produk reaktor bila tanpa pendingin)
ρ L=1120,82kg /m3
µL = 0,77 cP
kL = 0,4 J/s.m.K
CpL = 2,98 x 103 J/kg.oC
vsg = 0,18 m/s
db = 0,012 m
Air Pendingin
Fc = 369.440,02 kg/jam = 102,62 kg/s
t1 = 30 oC
t2 = 50 oC
3
ρc =1010 kg /m
µc = 0,67 cP = 6,65 x 10-4 kg/m.s
kc = 0,668 W/m. oC
Cpc = 4,18 kJ/kg.oC
a. Menentukan diameter koil
- Trial diameter dalam koil
IDcoil = ID reaktor/30 (Coulson & Richardson, Chemical
Engineering, Vol. 6 : Chemical Engineering Design, 2005)
IDcoil = 3,029 m /30
IDcoil = 0,10 m = 3,98 in
A = 0,01 m2
- Menghitung kecepatan linear air pendingin
Fc
v=
( ρc . IDcoil )
102,62 kg /s
v=
( 1010 kg/m3 .0,01 m2 )

v=12,65 m/s=41,5 ft /s
Nilai kecepatan linear ini telah melebihi batas erosional velocity
berdasarkan ASME B31.1 yaitu, 15 ft/s. Sebagai persyaratan safety,
digunakan batas erosional velocity 10 ft/s.
- Trial ke-2 diameter coil
NPS = 6 in
v = 18,22 ft/s
NPS = 8 in
v = 10,30 ft/s
NPS = 10 in
v = 6,53 ft/s
Dengan demikian, dipilih diameter NPS 10 in.
- Menentukan tebal dinding koil (ASME B31.3)
Pdesain = 1,33 atm = 19,55 psi
S = 16.700 psi (untuk material SS 316L)
E = 0,85 (untuk sambungan ERW)
Y = 0,4
Mechanical allowance = 0,02 in
PD
t=
2 ( SE+ PY )
t=14,7 ¿ ¿
t=0,0055∈¿
tm = t + c
tm = 0,0055 + 0,02
tm = 0,0255 in = 0,65 mm
- Pemilihan schedule number koil
Berdasarkan tebal dinding, maka dipilih NPS 10 in schedule number
40 dengan diameter dalam 10,02 in dan tebal 0,72 in.
- Validasi kecepatan linear air pendingin
Berikut di bawah ini adalah hasil perhitungan kecepatan linear dengan
diameter terpilih.

ID coil = 10,02 in = 0,25 m

OD coil = 10,75 in = 0,27 m
Ac = 0,05 m2
v = 1,99 m/s = 6,53 ft/s
Laju alir linear memenuhi persyaratan berdasarkan ASME B31.1.
b. Menghitung ∆T LMTD
( T 1−t 2 )−( T 2−t 1 )

LMTD=
ln ( T 1−t 2 ) / ( T 2−t 1 )
( 90−50 ) −( 286,6−30 )
LMTD=
ln ( 90−50 ) / ( 286,6−30 )
LMTD=116,54 ℃
c. Menetapkan Uo trial
Komponen dominan pada R-102 adalah air, sehingga dipilih Uo trial
untuk aqueous solution. Nilai Uo untuk perpindahan panas vessel melalui koil
untuk aqueous solution dengan media pendingin air adalah 250-500 W/m2.oC
(Coulson & Richardson, 2005). Uo trial terpilih adalah 500 W/m 2.oC atau 1800
kJ/jam.m2.oC.
d. Menghitung luas perpindahan panas trial
Q=U o . A . ∆ T LMTD
30.901 .157,06 kJ / jam=1800 kJ / jam . m2 . ℃ ( A ) (116,54 ℃)

A trial=147,31 m 2
e. Menentukan tinggi koil
- Menentukan jarak antar koil
Jsp = 2 x OD coil
Jsp = 2 (0,27 m)
Jsp = 0,55 m
- Menentukan diameter helix
DH = 0,8 ID reaktor
DH = 0,8 (3,029 m)
DH = 2,42 m
- Menentukan panjang koil

A trial
L=
keliling penampang koil
147,31 m2
L=
π (0,25+0,27)/2
L = 177,86 m
- Menghitung panjang tiap lengkungan

1 2 1
Lhe= π (DH ¿ ¿ 2+ Jsp )+ πDH ¿
2 2
1 2 1
Lhe= π (2,42 ¿ ¿ 2+ 0,55 )+ π (2,42)¿
2 2
Lhe=13,49 m
- Menghitung jumlah lilitan
L
Nc=
Lhe
177,86 m
Nc=
13,49 m
Nc=13,18 buah
Dipilih, 14 buah lilitan.
L = 188,88 m
- Menghitung tumpukan koil (termasuk jarak antar koil)
H coil = (Nc-1) Jsp + Nc.ODcoil
H coil = (14-1) 0,55m + 14(0,27 m)
H coil = 10,92 m
Tinggi reaksi pada shell adalah 11,14 m sehingga dengan H koil 10,92
m, seluruh tumpukan koil dapat terendam dalam campuran reaksi (cairan
dan bubble gas) atau dalam kata lain luas perpindahan panas untuk koil
tersedia pada R-102.
- Menghitung volume total (volume reaksi dan koil)
V reaksi = 81,15 m3
V koil = Ac x L
V koil = 0,05 m2 x 188,88 m
V koil = 10,41 m3
V total = 91,55 m3

- Menghitung tinggi total (tinggi akhir setelah penambahan koil)

Htotal = V total/A reaktor
Htotal = 91,55m3 / 7,2 m2
Htotal = 12,71 m
Tinggi shell adalah 13,52 m sehingga H total dapat diterima.
f. Validasi nilai Uo trial
- Menghitung koefisien perpindahan panas luar koil (bagian reaktor)
ho
=0,1(ℜ . F r ' G . Pr 2)−1 / 4
ρ L Cp v sg
Menghitung bilangan Reynold
v sg . d b . ρ L
ℜ=
μL
3
(0,18 m /s)( 0,012m)(1120,82kg / m )
ℜ= −4
7,68 ×10 kg /m . s
ℜ=3192,33
Menghitung bilangan Froude
2
' v sg
F r G=
g . db
' (0,18 m/s)2

F r G= 2
m
(9,8 )( 0,012m)
s
'
F r G =0,26
Menghitung bilangan Prandtl
CpL . μ L
Pr=
kL
3 −4
2,98× 10 J /kg . ℃(7,68 ×10 kg /m . s)
Pr=
0,4 J /m . s . ℃
Pr=5,67
Menghitung koefisien perpindahan panas luar koil
ho 2 −1 / 4
3
3
=0,1(3192,33 . 0,26 .5,67 )
1120,82kg /m (2,98× 10 J /kg . ℃)( 0,18 m / s)
ho=4.640,3 W/m2.oC
- Menghitung koefisien perpindahan panas dalam koil

hi pipa lurus
( )( )
0,8 0,33
hi. ID coil ID coil . v . ρc Cpc . µ c
=0,023
k µc k
( )( )
0,8 −4 0,33
hi(0,15) 0,25(1,99)(1010) ( 4181,62)(6,65 ×10 )
=0,023 −4
0,67 6,65 ×10 0,67
hi=4.982,23W/m2.oC
hi coil
(
hi coil=hi pipalurus 1+ 3,5
ID
DH )
(
hi coil=4.982,23 1+3,5
0,20
2,42 )
hi coil=6.813,74 W/m2.oC
Koreksi hi coil
ID
hio=hicoil
OD
0,20
hio=6.813,74
0,22
hio=6.351,04 W/m2.oC
- Menghitung Uo
hod = 3.000 W/m2.oC
hid = 2.000 W/m2.oC
1 1 1
= + +
OD ln ( OD
ID ) OD 1 OD 1
+ × + ×
U o ho h od 2 kw ID h id ID hio
1
=
1
+
1
+
0,22 ln ( 0,22
0,20 ) 0,22
+ ×
1
+
0,22
×
1
U o 4.640,3 3000 2(13) 0,20 2000 0,20 6.351,04
1 −3
=2 ×10
Uo
U o =500,77 W/m2.oC
- Simpulan Uo

Penyimpangan Uo hitung dari Uo trial adalah 0,15% sedangkan,

penyimpangan maksimum yang diijinkan adalah 30% (Coulson &
Richardson, Chemical Engineering, Vol. 6 : Chemical Engineering
Design, 2005). Oleh karena itu, desain spesifikasi koil pendingin dapat
diterima.
g. Pressure drop koil
- Bilangan Reynold
NRe=
(
ID coil . v . ρ c
µc )
NRe= ( 0,25 ( 1,99 )( 1010 )
6,65 ×10−4 )
NRe=777.950,99
- Nilai faktor friksi (jH)
Faktor friksi diperoleh dari hasil plot pada kurva tube-side friction
factor (Fig. 12.24, hal. 668) (Coulson & Richardson, Chemical
Engineering, Vol. 6 : Chemical Engineering Design, 2005). Berdasarkan
hasil plot nilai NRe diperoleh jH senilai 1,8 x 10-3.
- Pressure drop air pendingin dalam koil (∆ P )
∆ P=8 j f ( )( )
L ρ . v2
ID 2
∆ P=8 ( 1,8 ×10 ) (

0,25 )
188,88
−3
¿
2
∆ P=21.468,58 kg/m . s =21.468,58 Pa=0,21 atm=3,11 psi
Batas maksimum pressure drop fluida dalam tube adalah 10 psi.
Dengan demikian, desain koil pendingin pada R-102 dapat diterima.
B.2.4 Dekanter (DC-101)

Fungsi : Memisahkan larutan kaprolaktam-air dengan amonium sulfat-air
dari keluaran R-102.
Bahan : Stainless Steel SA-240 Grade M Tipe 316
Bentuk : Silinder dengan head berjenis torispherical dished heads
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :

Temperatur (Toperasi) = 90 °C
Tekanan (Poperasi) = 1,01 atm
Kondisi Pada DC-201 :
QL = 9,486 m3/jam
QH = 28,924 m3/jam
L = 996,669 kg/m3
ρH = 1.064,749 kg/m3
L = 9,29 x 10-4 Ns/m3
H = 4,47 x 10-4 Ns/m3
1. Dimensi bejana
Komponen yang akan dipisahkan adalah kaprolaktam mentah dan
amonium sulfat yang keduanya larut dalam air. Maka dari itu, laju alir air masuk
ke dekanter ditetapkan agar komponen kaprolaktam-air-amonium sulfat jatuh
pada daerah kesetimbangan cair-cair. Asumsi yang digunakan sebagai
penyederhanaan adalah komponen lain yang ada berupa CHO, asam sulfat, dan
amonium hidroksida terlarut dalam air.
a. Fase terdispersi
Penentuan fase terdispersi dilakukan mengetahui pola pemisahan yang
terjadi di dalam dekanter.
( )
0,3
Q L ρ L μH
Ψ=
Q H ρH μL
( )
0,3
9,49 m3 / jam 996,67 kg/m3 5,06 . 10−4 Ns/m3
Ψ= 3 3 −4 3
28,92 m / jam 1064,75 kg /m 9,3 . 10 Ns/m
Ψ = 0,27
Ketika Ψ < 0,3 maka fase terdispersi di dalam dekanter adalah light phase
(Couper, Penney, Fair, & Walas, 2012).
b. Settling velocity dari droplets
Diameter droplets diasumsikan sebesar 150 μm (Coulson & Richardson,
Chemical Engineering, Vol. 6 : Chemical Engineering Design, 2005) sehingga
settling velocity dari droplets dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.

2
d d g ( ρd - ρc )
ud =
18 μc
150. 10−6 m . 9,81 m/ s 2 (996,67-1064,75) kg/m3
ud = −4
18 . 4,47 .10 kg m/s
ud = -0,002 m/s (negatif menunjukkan droplets terdispersi ke atas/rising)
c. Laju alir volumetrik fasa kontinyu
1 jam
Lc = Q C
3600 s
1 jam
Lc = 28,924 m3/jam
3600 s
Lc = 0,008 m3/s
d. Area interface
Berdasarkan prinsip perancangan dekanter, velocity fasa kontinyu harus
lebih kecil dari velocity fasa terdispersi
LC LC
Uc= < U d , maka A i =
Ai Ud
0,008 m3 /s
Ai = =4,515 m2
0,002 m/s
e. Diameter bejana
D =
√ 4 Ai
π
D =
√ 4 ( 4,515 m 2 )
π
=2,397 m
f. Tinggi bejana
Untuk bejana silinder, tinggi bejana dapat digunakan sebesar dua kali
diameter bejana.
H = 2D
H = 2(2,397)m = 4,795 m
g. Waktu tinggal
Asumsikan dispersion band (HD) sebesar 10% dari tinggi bejana. Waktu
tinggal yang dianjurkan dalam dekanter adalah selama 2 – 5 menit.

HD
τ=
ud
10 % . 0,479 m
τ= =269 s=4,5 menit
0,002 m/s
Berdasarkan hasil perhitungan, waktu tinggal cairan memenuhi anjuran.
Lakukan pengecekan diameter droplets dari fasa kontinyu (amonium sulfat-air)
h. Cek diameter fasa kontinyu
LD
U D=
Ai
9,49 m3 / jam
U D= =0,00058 m/s
4,514 m2 3600 s
dd =
√ ud 18 μd
g ( ρd - ρc )
dd =
√ 0,00058 m/s 18 ( 9,3. 10 kg m/ s ¿
−4
¿=121 μm
2 3
9,81 m/ s (996,67-1064,75) kg /m
Droplets fasa kontinyu < 150 μm maka rancangan dapat diterima.
i. Piping arrangement
Untuk meminimalkan entrainment dari cairan yang memasuki bejana,
inlet velocity untuk decanter dijaga di bawah 1 m/s.
1 jam
Flow rate = [ Q L+Q H ¿
3600 s
m3 1 jam 3
Flow rate = [ 9,486+28,924 ¿ . =0,011 m /s
jam 3600 s
flow rate
Luas penampang pipa =
inlet velocity
0,011 m3 / s 3
Luas penampang pipa = =0,011m
1 m/s
Diameter pipa =
√ 4 luas penampang pipa
π
Diameter pipa =
√ 4 ( 0,011 m 2)
π
=0,117 m
z1 = 0,9 H
z1 = 0,9 (4,795 m) = 4,315 m
z3 = 0,5 H

z3 = 0,5 (4,795 m) = 2,397

(z1 - z3 )ρ d
z 2=
ρc
3
(4,315 m- 2,397 m) 996,67 kg/m
z 2= 3
=4,192 m
1064,75 kg /m
j. Tebal bejana
 Variabel Dalam Perhitungan Tebal Bejana
ID = 2,4 m = 94,4 in
ri = ID/2 = 47,2 in
Pop = 1,013 bar a
Pi (tekanan absolut) = 1,013 bar a – 1,013 bar a
= 0 bar g
Pw = Pi + 1,7 bar g
= 0 bar g + 1,7 bar g = 1,7 bar g
Pdesain = Pw + 1,7 bar g
= 1,7 bar g + 1,7 bar g = 3,4 bar g =
43,313 psi
Tdesain = Toperasi + 25°C
= 90 °C + 25°C = 115 oC = 239
o
F
Untuk temperatur desain sebesar 239 °F dengan bahan konstruksi berjenis
Stainless dan jenis sambungan berupa double-welded butt joints maka diketahui:
Allowable stress (f) = 18.750 psi (Brownell dan Edwin, p.342, 1959)
Efisiensi sambungan (ε) = 80% (Brownell dan Edwin, p.254, 1959)
Faktor korosi (c) = 0 mm = 0 in (karena material konstruksi Stainless
Steel)
 Perhitungan Tebal Shell Bejana Standar (ts,standar)
ts = ( pfEr - 0,6p ) + c
i
ts = (((143,8 .313
75 0 psi) (80%) - 0,6 ( 43, 3 13 psig) )
psi g ) ( 47,2 in )
+ 0 in
= 0,16 in

Berdasarkan hasil perhitungan ts di atas, ts,standar yang dapat dipilih sesuai tabel 5.6
dalam Brownell dan Edwin (1959) 0,25 in tetapi pada tabel 5.7 untuk diameter
>90 in minium tebal bejana adalah 5/16 in sehingga dipilih ts standar:
ts,standar = 5/16 in
= 0,313 in
 Perhitungan Outside Diameter Standar dan Koreksi Inside Diameter
Bejana (ODstandar dan IDkoreksi)
Penentuan ODVstandar
OD = ID + (2ts,standar)
= 94,4 in + (2 (5/16 in))
= 95 in
Tabel 5.7 dalam Brownell dan Edwin (1959) digunakan pada penentuan
ODstandar, maka dipilih :
ODstandar = 96 in
dengan,
r = 96 in
icr = 5,875 in
Perhitungan IDkoreksi
IDkoreksi = ODstandar - (2ts,standar)
= 96 in - (2(5/16 in))
= 95,375 in
2. Dimensi head bejana
a. Head bejana
Jenis head yang dipilih adalah torispherical dished head.
b. Tebal head
icr/r = 11/170 = 6% sehingga persamaan yang digunakan adalah :
0,885p r c l
th = +c
fE - 0,1p
0,885 ( 43,3 13 psig) ( 96 in)
th = + 0 in
(1 8,75 0 psi) (80%) - 0,1 ( 43,3 13 psig)
th = 0,279 in

Berdasarkan hasil perhitungan th di atas, dipilih th,standar sesuai tabel 5.6

dalam Brownell dan Edwin (1959) :
th,standar = 5/16 in
= 0,313 in
c. Penentuan outside diameter standar dan koreksi inside diameter head
(ODstandar dan IDkoreksi)
Berdasarkan perhitungan tebal head, ths yang dipilih sama dengan tsstandar
sehingga ODstandar dan IDkoresi pada head sama dengan ODstandar dan IDkoresi pada
bejana.
d. Penentuan standard straight flange (sf)
Berdasarkan Tabel 5.6 dalam Brownell dan Edwin (1959), untuk th,standar
1
sebesar 3/16 in, nilai standard straight flange (sf) berada di antara 1 – 3 in.
2
Dipilih sf sebesar 2,5 in.
3. Tinggi head dan tinggi total dekanter
a. Tinggi head
Perhitungan mengacu pada dimensi head yang ditampilkan pada Gambar
4.1, maka:
BC = r - (icr)
= 96 in – 5,875 in = 90,125 in
ID
AB = - (icr)
2
95,375 in
= - 5,875 in = 41,813 in
2
AC = √ (BC)2 - (AB)2
= √ ( 13,125 )2 - (5,938 )2 = 79,839 in
b = r −√(BC) 2 - (AB)2
= 96 in - 79,839 in = 16,161 in
OAL = t + b + sf
= 5/16 in + 16,161 in + 2,5 in
= 19,974 in = 482 mm
b. Tinggi DC-201 total
Tnggi DC-201 total = Tinggi bejana + 2OA

= 4.795 mm + 2(482) mm
= 5.758 mm
B.2.5 Evaporator (EV-201 dan EV-202)

Evaporator (EV-201)
Fungsi : Memekatkan kaprolaktam hingga kadar air dari 30,3%
mencapai 3,73%
Bahan : Carbon steel dan Stainless Steel
Jumlah : 1 unit
Jenis : Vertical-Tube Evaporator
Kondisi Operasi
Tabel B. 2 Kondisi Operasi Evaporator (EV-201)
Shell Tube
Parameter Satuan
Umpan Steam
Laju Alir Fluida kg/jam 9.454,33 4.244,32
lb/h 20843,23 9357,12
ft /menit
3
5,74 600,3
Temperatur masuk o
C 90 170,4
(Tin) o
F 194 338,7
Temperatur keluar o
C 152,9 170,4
(Tout) o
F 307,2 338,7
Temperatur rata- o
C 121,4 170,4
rata o
F 250,6 338,7
Kapasitas panas kJ/kg.K 2,877 1,918
(Cp) BTU/lb. F o
0,687 0,458
Viskositas (μ) cP 0,62 0,01
kg/m.s 0,00062 0,000015
lb/ft.h 1,509 0,036
Konduktivitas W/m.K 0,314 0,023
Thermal (K) BTU/ft. F.ho
0,1617 0,0133
Densitas (ρ) kg/m 3
969,6 4,16
lb/ft3 60,53 0,26
Kebutuhan panas kJ/jam 1.711.059
(Q) BTU /h 1.621.771
1. Menentukan Diameter Optimum dan Jumlah Tube yang Dibutuhkan

- Menentukan Diameter Optimum

Diameter optimum pada pipa didapatkan dengan melakukan plotting

densitas steam sebesar 0,26 lb/ft3 dan laju alir sebesar 600,3 ft3/menit pada
Gambar B.11.
Gambar B. 9 Kurva Penentuan Diameter Optimum Tube

Sumber : (Kern, 1983)
Dengan mengansumsikan aliran pada tube merupakan aliran turbulen,

maka didapatkan nilai diameter optimum sebesar 10 in. Selanjutnya dilakukan
pengecekan Bilangan Reynold untuk aliran umpan dengan data pendukung
viskositas umpan sebesar 0,036 lb/ft.h.
3
lb ft
380. 0,26 . 600,3 .
D v ρ 380 ρ. q fm ft
3
mnt N =¿394532,5 (Aliran
N ℜ= = N ℜ= ℜ
μ Di μ c lb
10∈. 0,036
ft . h
Turbulen)
- Menentukan Jumlah Tube
π 3,14
A= . D i 2= .¿¿
4 4
Dengan menggunakan OD tube 1,5-in, 12 BWG
' 2
a t=flow area per −tube=1,286 i n

2
Flow area 78,5 in
Nt= = =61,03
Flow area per tube 1,286 in 2
Dengan pipa dengan panjang 12 ft, 1,875-in Square pitch dan jenis
Shell and Tube yang digunakan Shell and Tube 1-1 Exchanger, jumlah
tube yang digunakan sebanyak 78 buah dengan ID Shell = 23,25 in.
2. Menentukan Nilai ΔTLMTD
( T 1−t 2 )−(T 2−t 1 )
∆ T LMTD =
(T −t )
ln 1 2
(T 2−t 1 )
( 338,7o F−307,2o F )−( 338,7o F−194o F )
∆ T LMTD=
( 338,7 o F−307,2o F ) ∆ T LMTD=74,2o F
ln
( 338,7 o F−194 o F )
3. Menentukan Faktor Koreksi
( T 1 - T 2)
- R =
(t 2 - t 1 )
R=0
( t2 - t1 )
- S=
(T1 - t1)
S = 0,78
Setelah penentuan R dan S maka dilakukan penentuan nilai Ft dengan
mem-plotting nilai R dan S pada Gambar B.12.
Gambar B. 10 Kurva Penentuan Nilai Ft

4. Menentukan Nilai ΔTm
∆Tm = ∆TLMTD . Ft

∆Tm = 74,2o F. 1
∆Tm = 74,2oF
5. Menentukan Caloric Temperature (Tc dan tc)
Menurut Kern (1950), jika viskositas dari fluida < 1cP atau memiliki beda
temperature < 50oF maka temperature kalorik merupakan temperatur rata-rata.
T 1 +T 2
T C=
2
o o
338,7 F +338,7 F o
¿ =338,7 F
2
t 1 +t 2
t c=
2
o o
194 F+312,6 F o
¿ =250,6 F
2
6. Menghitung Flow Area
- Flow area pada tube (at)
i
N t at 78 .1,28 2
a t= a t= ft a t=0,696 f t 2
144 n 144. 1
- Flow area pada shell (as)
ID C 'B ID . ( OD−PT ) . Baffle 23,25∈ ¿
a s= = 5
144 PT 144. PT a s=23,25∈. 0,375∈ ¿
144. 1,875∈¿ ¿
a s=0,153 f t 2
7. Menghitung Mass Velocity
- Mass velocity tube
W 9357,12lb /h
Gt = Gt = 2
2 G t =113.431,4 lb/ f t . h
at 0,696 f t
- Mass velocity shell
W 20843,23lb/h
GS = GS = GS =135.872,5lb / f t 2 . h
as 0,153 f t
2
8. Menghitung Bilangan Reynold

- Bilangan Reynold Tube (Ret)
D .Gt 0,1067 ft . 113.431,4 lb /f t 2 . h R e =39421 (Aliran
R e t= R e t= t
μ 0,036 lb/ft .h
Turbulen)

- Bilangan Reynold Shell (Res)

Dengan tube yang digunakan berdiameter OD 1,5 in,1,875-in
square pitch maka didapatkan nilai De sebesar 1,48 in
1 ft
De .G s
12∈¿ .135.872,5 lb/f t . h R e s=¿ 11.106
2
R e s=
μ R e s=1,48∈ ¿
1,509 lb /ft . h
(Aliran Turbulen)
9. Menghitung heat transfer coefficient (h)
- Menghitung heat transfer coefficient shell (ho)
Besaran nilai friction factor (JH) pada shell didapatkan dengan melakukan
plotting nilai Reynold number (Res) pada Gambar B.__ berikut :
Gambar B. 11 Kurva Shell-side heat transfer


BTU
0,1617
ho f to F .h
=70
( )
ϕt 1
( )ϕ
1
k cμ BTU lb
ho=J H 3
t 0,687 .1,509 3
De k 1 ft o
lb. F ft .h
1,48∈. ¿
12∈¿ BTU
0,1617 o
f t F .h
ho BTU
=184,17 2o
ϕt f t F.h
( )
0,14
μ
Menurut kern, jika viskositas fluida < 1cP maka nilai ϕ t = =1 . Maka:
μW
ho BTU
h o= =184,17 2o
ϕt f t F.h

Karena tidak ada perubahan suhu pada aliran fluida steam di tubel, maka
nilai hio = 1500 BTU/ft2.oF.h (Kern, 1950)
10. Menghitung clean overall coefficient (Uc)
BTU BTU
1500 2o .184,17 2o
hio . ho f t F.h f t F . h Uc=164,08 BTU
Uc= Uc= 2o
hio +ho BTU BTU f t F .h
1500 2o +184,17 2o
f t F.h f t F.h
11. Menghitung design overall coefficient (UD)
- Menghitung total luas untuk perpindahan panas (A)
f t2
A=a L Nt A=0,3925 . 12 ft .78 A=367,28 f t 2
ft
- Menghitung design overall coefficient (UD)
Q U = 1.621 .771 BTU /h 2o
U D= D 2 o U D=59,45 BTU /f t F . h
A x ∆T 367,28 f t x 74,2 F
12. Menghitung dirt factor (Rd)
U C −U D 164,08 BTU / f t 2o F . h−59,45 BTU / f t 2o F . h
Rd= Rd=
U ❑C x U D 164,08 BTU /f t 2o F . h . h x 59,45 BTU / f t 2o F . h
2 o
Rd=0,01 f t . F . h/ BTU
Nilai Rd perhitungan 0,01  Rd ketentuan 0,0002 (Coulson,2005) maka
design diterima.
13. Menghitung pressure drop (ΔP)
- Menentukan nilai f

Besaran nilai f didapatkan dengan melakukan plotting nilai Reynold

number (Ret) pada Gambar B.14 untuk tube dan Gambar B.15 untuk shell yang
ditunjukkan sebagai berikut :
Gambar B. 12 Kurva Tube-side friction factors

Gambar B. 13 Kurva Shell-side friction factors


Nilai f yang didapatkan untuk tube dan shell dari hasil plotting berturut-
turut adalah 0,00018 ft2/in2 dan 0,002 ft2/in2.
- Menghitung nilai pressure drop pada tube (ΔPT)
Dengan ρreferensi sebesar 62,4 lb/ft3 maka didapatkan sg pada fluida di tube
sebesar 0,97.
∆ Pt =
f . G t2 . L . n
Δ Pt =
(
0,00018 . 113.431,4 2
lb 2
f t .h ) .12 ft .1
5,22.1010 . D . sg . ϕ t 10 1 ft
5,22. 10 .1,28∈. ¿
12∈¿ . 0,97.1
Δ Pt =0,0000106 psi
Dengan melakukan plotting Gt sebesar 113.431,4 lb/f t 2 . h pada Gambar
( ( ))
2
V 62,5
B.16 didapatkan nilai velocity head . sebesar 0,0018 psi.
2 g 144
'
Gambar B. 14 Kurva Tube-Side return pressure loss

∆ Pr = . ( )
4 n V 2 62,5
sg 2 g 144
∆ Pr =
4.1
0,97
. 0,0018 psi∆ Pr =0,0074 psi
∆ PT =∆ Pt +∆ Pr ∆ PT =0,0000106 psi+0,0074 psi∆ PT =0,0075 psi

- Menghitung pressure drop pada shell (ΔPS)

Dengan ρreferensi sebesar 1,29 kg/m3 maka didapatkan sg pada fluida di shell
sebesar 3,226.
2
12 L 12.12 ft f .G s . Ds . ( N +1 )
N +1= N +1= ∆ P S=
B 4,7∈¿=31 ¿ 5,22.1010 . De . sg . ϕ t
1 ft
( )
2 2
ft lb 12∈¿ .31
∆ P S=0,002 2 . 135.872,5 2 .23,25∈. ¿
¿ f t .h 1 ft
5,22. 1010 .1,48∈. ¿
12∈¿ . 3,226 .1
∆ P S=0,000106 psi
14. Menghitung Head Evaporator
Tinggi Head = 1/6.Dis
= 1/6 . 23,25 in.1ft/12 in
= 0,3229 ft = 0,098 m
15. Menghitung tinggi Evaporator
Tinggi Evaporator = L + (2 x tinggi head)
= 12 ft + (2 x 0,3229 ft)
= 12 ft + 0,6458 ft
= 12,6458 ft = 3,85 m
16. Menghitung ketebalan shell
Fluida bersifat korosif karena kandungan asam sulfat, maka dipilih
material stainless steel 316L.
S = 16,700 psi
E = 0,85
R = 11,625
CA = 0,125 in
Poperasi = 1 atm
Pmaksimum = 25 psig
Pdesain = 50 psig
P.R
ts = + CA
SE−0,6 P
= 0,166 in
Dos = Dis + 2 ts
=23,58 in


Evaporator (EV-202)
Fungsi : Memekatkan recovery kaprolaktam dari mother liquor dan produk
atas EV-201
Jumlah : 1 unit
Jenis : Vertical-Tube Evaporator
Kondisi Operasi
Tabel B. 3 Kondisi Operasi Evaporator (EV-202)
Shell Tube
Parameter Satuan
Umpan Steam
Laju Alir Fluida kg/jam 1.737,2 655
lb/h 20843,23 9357,12
ft3/menit 5,74 600,3
Temperatur masuk o
C 90 170,4
(Tin) o
F 194 338,7
Temperatur keluar o
C 155,9 170,4
(Tout) o
F 312,6 338,7
Temperatur rata- o
C 122,9 170,4
rata o
F 253,3 338,7
Kapasitas panas kJ/kg.K 2,558 1,918
(Cp) BTU/lb. o
F 0,61 0,458
Viskositas (μ) cP 0,98 0,01
kg/m.s 0,00098 0,000015
lb/ft.h 2,37 0,036
Konduktivitas (K) W/m.K 0,23 0,023
BTU/ft. F.h o
0,1335 0,0133
Densitas (ρ) kg/m 3
999,3 4,16
lb/ft 3
62,4 0,26
Kebutuhan panas kJ/jam 1.711.059
(Q) BTU /h 1.621.771
Hasil Perhitungan
Tabel B. 4 Hasil Perhitungan Perancangan Evaporator 2 (EV-202)
Hasil Perhitungan
Parameter Hasil
Diameter dalam tube 0,532 in
Diameter luar tube 0,75 in
DWG tube 12
Panjang 6 ft
Diameter shell 12 in
Jumlah tube 78

Jarak Baffle 2,4 in

Pitch 1 in
Luas permukaan perpindahan panas 95 ft2
Ketentuan dirt factor 0,0002
t 2 .o F . h /BTU
Dirt factor 2 o
0,022 t . F . h/ BTU
Pressure drop tube 0,004 psi
Pressure drop shell 0,055 psi
Tinggi head 0,05 m
Tinggi evaporator 1,93 m
Ketebalan dinding shell 0,166 in
Diameter luar shell 12,33 in
B.2.6 Flash Drum (FD-201)

Fungsi : Memisahkan kandungan fasa uap dari aliran keluaran Evaporator
(EV-201) atau aliran 10.
Bahan : Stainless Steel SA-240 Grade M Tipe 316
Bentuk : Silinder dengan head berjenis torispherical dished heads
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
Temperatur (Toperasi) = 117,85 °C
Tekanan (Poperasi) = 0,888 atm
1. Penentuan Densitas Cairan dan Uap
a. Perhitungan Densitas Cairan
Perhitungan densitas fasa cair menggunakan koefisien regresi pada tabel
B.1 (Yaws, 1999).
Tabel B. 5 Hasil Perhitungan Densitas pada Unit FD-201
Densitas Densitas Campuran
Komponen %w
(g/ml) (g/ml)
CHO 0,821 0,001 0,00742
H2O 0,937 0,977 0,13922
CPL 0,988 0,018 0,87312
NH3 0,400 0,003 0,00000
H2SO4 1,716 0,000 0,00028
0,98036 (g/ml)
1
Total 980,357 (kg/m3)
a. Perhitungan Densitas Uap

Mrcamp ditentukan pada kondisi uap sehingga hasil perhitungan dapat

disajikan pada tabel B.12.
Tabel B. 6 Hasil Perhitungan Densitas pada Unit FD-201
Komponen %n Mr (g/mol) Mr Campuran (g/mol)
CHO 0,000 113 0,022
H2O 0,993 18 17,880
CPL 0,003 113 0,330
NH3 0,004 17 0,060
H2SO4 0,000 98 0,000
Total 1 468,729 18,292
Perhitungan densitas uap dilakukan dengan persamaan gas ideal, yaitu :
P x Mrcamp 0,888 atm x 18,292 g/mol
ρ= =
RxT 0,082 L atm/mol K x 391 K
g 3
¿ 0,506 =0,506 kg /m
L
Kondisi Pada FD-201 :
L = 0,093 kg/s
ρL = 980,357 kg/m3
V = 0,736 kg/s
ρV = 0,506 kg/m3
2. Dimensi Bejana
a. Faktor Kapasitas Pemisahan/Separation Factor (Kv)
Kv = exp (B + DX + EX2 + FX3 + GX4)
dengan X = ln S dan S =
L
V √ ρV
ρL
maka,
 Perhitungan S :
S =
√
0,093 kg/ s 0,506 kg / m3
0,736 kg/s 980,357 kg /m
= 2,887 x 10-3
 Perhitungan X :
X = ln S
= ln (2,887 x 10-3)

X = -5,848
 Perhitungan Kv
Kv = exp (B + DX + EX2 + FX3 + GX4)
Kv = exp [-1,877478097 + (-0,8145804597(-5,848)) + (-0,1870744085
(-5,8482)) + (-0,0145228667 (-5,8483)) + (-0,0010148518 (-
5,8484))]
Kv = 0,166ki
b. Kecepatan Uap Maksimum (Vmax)
vmax = 0,3048 K v
√ ρL - ρV
ρV
vmax = (0,3048) ( 0,166 )

√ 980,357 kg /m 3 - 0,506 kg/m 3
0,506 kg /m 3
= 2,230 m/s
c. Laju Alir Volumetrik Uap (QV)
V
Qv =
ρV
0,736 kg/s
Qv =
0,506 kg /m 3
= 1,453 m3/
d. Luas Penampang Ruang Uap (AV)
Qv
AV =
V max
3
1 ,453 m / s
AV =
2,2 30 m/ s
= 0,651 m2
e. Diameter Ruang Uap (DV)
DV =
√ 4 AV
π
DV =
√ 4 ( 0,651 m 2)
π
= 0,910 m = 910,470 mm
Nilai DV disesuaikan dengan yang tersedia di pasaran sebesar 1.000 mm = 1 m.
f. Tinggi Bejana

Perbandingan tinggi bejana (H) terhadap diameter (D) biasa diambil antara
2 dan 5. Dipilih H:D = 2:1 untuk memenuhi rentang waktu tinggal sesuai
ketentuan.
H = 2 Dv
= 2 x 1.000 mm
= 2.000 mm
g. Tinggi Cairan
H = HV + 3D/8 + hL
hL = H – (HV + 3D/8)
= 2.000 – (1.000 + 3(1000/8)) mm
hL = 625 mm
* Keterangan : 3D/8 merupakan jarak antara permukaan cairan dan aliran umpan
masuk serta asumsi Hv = Dv
h. Laju Alir Volumetrik Cairan (QL)
L
QL =
ρL
0,093 kg/s
QL =
980,357 kg /m 3
= 9,531 x 10-5 m3/s
i. Diameter Ruang Cair (DL)
Diameter ruang cair ditentukan dengan mengasumsikan waktu tinggal
cairan dalam FD-201 selama 7 menit. Ketentuan waktu tinggal atau residence
time yang harus dipenuhi sebesar 5 sampai 10 menit (Hall, 2012).
τ QL
A L=
hL
7 ( 60 s ) 9,531 x 10-5 m 3 / s
A L=
0,625 m
= 0,064 m2
DL =
√ 4 AL
π
DL =
√ 4 ( 0,064 m 2 )
π
= 0,286 m = 286 mm
Nilai DL disesuaikan dengan yang tersedia di pasaran sebesar 300 mm = 0,3 m.

j. Tebal Bejana
 Variabel Dalam Perhitungan Tebal Bejana
IDV =1m = 39,370 in
rv = IDV/2 = 19,685 in
IDL = 0,3 m = 11,811 in
rL = IDL/2 = 5,906 in
Pop = 0,9 bar a
Pi (tekanan absolut) = 0,9 bar a – 1,013 bar a
= - 0,113 bar g
Pdesain = 1- Pi
= 1 – (-0,113) bar g
= 1,113 bar g = 16,146 psi g
Tdesain = Toperasi + 25°C
= 117,85 °C + 25°C
= 142,85 °C = 289,13 oF
Untuk temperatur desain sebesar 289,13 °F dengan bahan konstruksi
berjenis Stainless dan jenis sambungan berupa double-welded butt joints maka
diketahui:
Allowable stress (f) = 18.000 psi (Brownell dan Edwin, p.342, 1959)
Efisiensi sambungan (ε) = 80% (Brownell dan Edwin, p.254, 1959)
Faktor korosi (c) = 0 mm = 0 in (karena material konstruksi Stainless
Steel)
 Perhitungan Tebal Shell Bejana Standar (ts,standar)
tsv = (
p ri V
fE - 0,6p
+c )
tsv = ((16,146
(1 8 . 00 0 psi) (80%) - 0,6 ( 16,146 psig) )
psi g ) ( 19 ,6 85 in )
+ 0 in
= 0,022 in
tSL = ( pfEr - 0,6p ) + c

iL
tSL = ((16,146
(1 8 . 0 00 psi) (80%) - 0,6 ( 16,146 psig) )
psi g ) ( 5 , 906 in )
+ 0 in
= 0,007 in

Berdasarkan hasil perhitungan ts di atas, dipilih ts,standar sesuai tabel 5.6

ts,standar = 3/16 in
= 0,188 in
 Perhitungan Outside Diameter Standar dan Koreksi Inside Diameter
Bejana (ODstandar dan IDkoreksi)
Penentuan ODVstandar
ODV = IDV + (2ts,standar)
= 39,370 in + (2 (3/16 in))
= 39,745 in
ODVstandar, maka dipilih :
ODVstandar = 40 in
dengan,
rV = 40 in
icrV = 2,5 in
IDVkoreksi = ODVstandar - (2ts,standar)
= 40 in - (2(3/16 in))
= 39,625 in
Penentuan ODLstandar
ODL = IDL + (2ts,standar)
= 11,811 in + (2 (3/16 in))
= 12,186 in
ODLstandar, maka dipilih :
ODLstandar = 14 in
dengan,
rL = 14 in
icrL = 0,875 in
IDLkoreksi = ODLstandar - (2ts,standar)

= 14 in - (2(3/16 in))
= 13,625 in
3. Dimensi head bejana
a. Head bejana
Jenis head yang dipilih adalah torispherical dished head.
b. Tebal head
icr/r = 11/170 = 6% sehingga persamaan yang digunakan adalah :
0,885p r c v
thV = +c
fE - 0,1p
0,885 ( 16,146 psig) ( 4 0 in)
thV = + 0 in
(1 8 . 0 00 psi) (80%) - 0,1 ( 16,146 psig)
thV = 0,040 in
0,885p r c l
thL = +c
fE - 0,1p
0,885 ( 16,146 psig) ( 1 4 in)
thL = + 0 in
(1 8,0 00 psi) (80%) - 0,1 ( 16,146 psig)
thL = 0,014 in
Berdasarkan hasil perhitungan th di atas, dipilih th,standar sesuai tabel 5.6
th,standar = 3/16 in
= 0,188 in
c. Penentuan outside diameter standar dan koreksi inside diameter
head (ODstandar dan IDkoreksi)
Berdasarkan perhitungan tebal head, ths yang dipilih sama dengan tsstandar
sehingga ODstandar dan IDkoresi pada head sama dengan ODstandar dan IDkoresi pada
bejana.
d. Penentuan standard straight flange (sf)
Berdasarkan Tabel 5.6 dalam Brownell dan Edwin (1959), untuk th,standar
1
sebesar 3/16 in, nilai standard straight flange (sf) berada di antara 1 – 2 in.
2
Dipilih sf sebesar 2 in.
4. Tinggi head dan tinggi total FD-20
a. Tinggi head ruang uap

Gambar B. 15 Dimensi Flanged head

Sumber : (Brownell & Young, 1959)

B.17 maka:
BC = r - (icr)
= 40 in – 2,5 in = 37,5 in
ID
AB = - (icr)
2
39,625 in
= - 2,5 in = 17,313 in
2
AC = √ (BC)2 - (AB)2
= √ ( 37,5 ) 2 - ( 17,3 13 ) 2 = 33,265 in
b = r −√(BC) 2 - (AB)2
= 40 in - 33,265 in = 6,735 in
OAV = t + b + sf
= 3/16 in + 6,735 in + 2 in
= 8,923 in = 226,644 mm
b. Tinggi head ruang cair
B.17 maka:
BC = r - (icr)

= 14 in – 0,875 in = 13,125 in
ID
AB = - (icr)
2
13,625 in
= - 0,875 in = 5,938 in
2
AC = √ (BC)2 - (AB)2
= √ ( 13,125 )2 - (5,938 )2 = 11,705 in
b = r −√(BC) 2 - (AB)2
= 14 in - 1,705 in = 2,295 in
OAL = t + b + sf
= 3/16 in + 2,295 in + 2 in
= 4,482 in = 113,850 mm
c. Tinggi FD-201 total
Tinggi FD-201 total = Tinggi bejana + OAV + OAL
= 2.000 mm + 226,644 mm + 113,850 mm
= 2.340,494 mm
B.2.7 Kondensor (COND-201, COND-202, dan COND-203)

Kondensor (COND-201)
Fungsi : Mengondensasi produk atas EV-201
Jenis : Shell and Tube Heat Exchanger 1-1
Jenis Material : Stainless steel pada tube dan shell
Kondisi operasi yang digunakan untuk perhitungan perancangan alat
COND-201 ditunjukkan pada Tabel B.13.
Tabel B. 7 Kondisi Operasi Aliran COND-201
Parameter Aliran 9 (Shell) Air Pendingin (Tube)
Laju Alir 2.984,640 Kg/jam 0,8291 kg/s 6.305,51 Kg/jam 1,7515 kg/s
Tin 152,5 C
o
425,5 K 30 C
o
303 K
Tout 120,20 oC 393,20 K 50 oC 323 K
Trata-rata 136,35 C o
409,35 K 40 C
o
313 K
Cp 1,87 kJ/kg oC - 4,18 kJ/kg oC -
μ 0,0131 cP 0,0000131 kg/m.s 0,6654 cP 0,000665 kg/m.s
k 0,03125 W/m oC - 0,6251 W/m oC -
ρ 0,571 kg/m3 - 1.013,78 kg/m3 -

Q 527.413,2 kJ/jam 146.503,68 J/s 527.413,2 kJ/jam 146.503,68 J/s
Dimensi Tube :
Diameter luar (Do) = 0,025 m (1 inci)
BWG = 12
Dimeter dalam (Di) = 0,0199 m (0,782 inci)
Panjang (L) = 2,44 m (96,06 inci)
Jumlah Pass (Np) =1
1) Menentukan Nilai ∆TLMTD
Profil suhu pada kondensor 1 dapat dilihat pada Gambar ___
Gambar B. 16 Profil Suhu COND-201

( T 1 - t 2 ) - (T 2 - t 1 )
∆T LMTD =
T1 - t2
ln
T2 - t1
(152,5 - 50 ) - (119,96 - 30)
∆T LMTD =
(152,5 - 50)
ln
(119,96 - 30)
∆T LMTD = 96,09oC
2) Menentukan Nilai ∆Tm
Shell and tube heat exchanger (STHE) jenis 1-1 hanya memiliki jenis aliran
counter-current oleh karena itu tidak membutuhkan faktor koreksi suhu (Ft) untuk
menghitung nilai ∆Tm (true temperature difference).
∆Tm = ∆TLMTD
∆Tm = 96,09oC
3) Menentukan Luas Area Perpindahan Panas Total (A)
Penentuan luas area perpindahan total (A) pada kondensor menggunakan
persamaan :
Q
A=
U trial . ∆T m

Kondensor 1 adalah kondensor vakum dengan pendingin air, maka dari

Tabel 12.1 pada (Coulson & Richardson, 2005), nilai U yang dapat digunakan ada
pada rentang 200-500 W/m2 oC, berdasarkan hal tersebut maka :
Utrial = 200 W/m2 oC.
A yang dibutuhkan berdasarkan Utrial yang digunakan adalah :
146.503,68 J /s
A=
W
200 2 x 96,09 C
m C
A = 7,62 m2
4) Menentukan Jumlah Tube (Nt)

Penentuan jumlah tube (Nt) menggunakan persamaan berikut
A
Nt =
π L Do
6,62 m 2
Nt =
3,14 x 2,44 m x 0,025 m
Nt = 39,172
Nt ≈ 40
5) Menghitung Diameter Bundle Tube (Db) dan Shell Inside Diamaeter
(IDs)
Susunan tube = Square Pitch
Tube pitch (pt) = 1,25 Do
= 1,25 (0,025 m)
= 0,318 m
Diameter Tube Bundle
( )
1
Nt n1
Db = Do
K1
Untuk STHE dengan shell 1 pass dan tube 1 pass berjenis square pitch
maka berdasarkan (Coulson & Richardson, 2005):
K1 = 0,215
n1 = 2,207
( )
1
34 2,207
Db = 0,025
0,215
Db = 0,2711 m

Shell Inside Diameter (IDs)

Diameter bagian dalam shell didapatkan dari Gambar B.19. COND-201
menggunakan bundle tube dengan jenis fixed tube karena jenisnya yang
merupakan STHE 1-1, maka :
IDs- Db = 12 mm
= 0,012 m
IDs = 0,012 m + 0,2711 m
= 0,283 m
Gambar B. 17 Shell Bundle Clearance C-201

6) Menentukan Tube Side Coefficient

Jumlah tube per pass (Nt+1)
Penentuan jumlah tube per pass (Nt+1) menggunakan persamaan berikut:
Nt
Nt+1 =
Np
40
Nt+1 =
1
Nt+1 = 40
Tube cross sectional area (Ato)

Penentuan jumlah tube cross sectional area (Ato) menggunakan persamaan

berikut:
π 2
Ato = Di
4
π 2
Ato = (0,0199 m)
4
Ato = 0,00031 m2
Luas penampang total Tube (Atotal)

Luas penampang total tube dihitung menggunakan persamaan berikut :
Atotal = Nt+1 Ato
Atotal = 40 x 0,00031 m2
Atotal = 0,0124 m2
Kecepatan massa fluida pada tube (Gt)

Kecepatan massa per luas pada tube (Gt) dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut :
mt
Gt =
A Total
1,7515 kg/s
Gt =
0,124 m2
Gt = 141,39 kg/m2.s
Kecepatan aliran pada tube (Ut)

Kecepatan aliran pada tube (Ut) dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Gt
ut =
ρtube
141,39 kg/m2 . s
ut =
1.013,78 kg/m 3
ut = 0,1395 m/s
Koefisien perpindahan massa pada tube (hi)
0,8
4.200 ( 1,35+0,02. tav ) U t
hi = 0,2
di
4.200 ( 1,35+0,02 x 30 C ) ( 0,1395m/ s)0,8
hi = 0,2
(0,0199)

hi = 1.027,19 W/m2 oC
7) Menghitung Shell Side Coefficient
Asumsi Condensing Coefficient (hctrial)
Mengasumsikan nilai koefisien kondensasi (hctrial) dilakukan untuk
menghitung suhu dinding tube (Tw), dan menghitung nilai koefisien kondensasi
yang sebenarnya (hc). Nilai hctrial dapat diterima apabila nilai hctrial tidak berbeda
jauh dari nilai hc. Apabila nilai hc trial berbeda jauh dari nilai hc, maka nilai hc trial
diubah sehingga nilainya mendekati nilai hc hasil perhitungan. Pada COND-201
nilai hctrial yang digunakan adalah :
hctrial = 3300 W/m2. oC
Menentukan Mean Temperature Condensate (Tcav)

Tw+ Tav
Tcav =
2
−( Tav−tav ) U trial
Tw = Tav
hc trial
Menggunakan profil suhu pada COND-201, maka hasil perhitungannya
adalah :
Tav = 136,23 oC
tav = 40 oC
−( 136 , 23−40 ) 200
Tw = 136, 23
3300
= 130,39 oC
130,39+ 136,23
Tcav =
2
= 133,31 oC
Sifat Fisik Fluida

Sifat fisik kondensat pada suhu Tcav
µL = 0,000921 kg/m.s
ρL = 967,68 kg/m3
kL = 0,216 W/m.oC
Sifat fisik uap pada suhu Tav
µV = 0,0000125 kg/m.s

ρV = 0,615 kg/m3
Menghitung Condensing Coefficient (hc)
[ ]
1/3
ρ L ( ρ L−ρ v ) g
hc = 0,95 . kL Nr -1/6
µ L. Γ h
Wc
Γh =
L. Nt
2 Db
Nr = ( )
3 Pt
Berdasarkan kondisi operasi dan sifat fluida pada COND-201, maka hasil
perhitungannya adalah :
Wc = 337,9 kg/h = 0,0939 kg/s
2 0,2711 m
Nr = ( )
3 0,0318
= 5,693 tube
0,0939 kg/ s
Γh =
2,44 m. 40
= 0,00096 kg/m.s
[ ]
1/3
9667,68 ( 967,68−0,615 ) 9,81
hc = 0,95 x 0,216 (5,59) -1/6
0,000921 x . 0,00096
= 3.350,724 W/m2.oC
Nilai hc tidak berbeda jauh dengan nilai hc trial oleh karena itu nilai hctrial
dapat diterima.
8) Menghitung Koefisien Perpindahan Panas Total (Uo)
d o ln
Do
( )
D i Do 1 1
1 1 1
= + +
U o hc h s d 2kw
+ +
Di hid hi( )
Nilai Uo > Utrial, maka Uo dapat diterima
Pada COND-201, fluida yang ada di dalam tube adalah air pendingin di
cooling tower, dan fluida di dalam shell adalah uap organic, sedangkan material
dinding tube adalah stainless steel, maka berdasarkan (Coulson & Richardson,
2005):
hsd = 5000 W/m2.oC
hid = 3000 W/m2.oC

kw = 16 W/m.oC
Hasil perhitungan pada COND-201 adalah :
0 , 0254 ln ( 00,,0199
025
) + 0 , 025
1
=
1
+
1
U o 3.350,72 5 000
+
2 x 16 (
1
+
1
0 , 0199 3 000 1 027,19 )
1
=0,00236
Uo
Uo = 422,87 W/m2.oC
9) Mengitungan Tube-side Pressure Drop (∆Pt)
Menghitung Bilangan Reynold Pada Tube
ρ .U t . D i
Retube =
μ tube
1.013,78. 0,1395 . 0,0199
Retube =
0,0007
Retube = 4.220,53
Menentukan Friction Factor Tube (jf)

Nilai jf diperoleh dari Gambar B.20, jf pada tube diperoleh sebesar 0,006.
Gambar B. 18. Tube Side Friction Factor

Menghitung Tube-side Pressure Drop (∆Pt)

[ ]
2
( )( )
−m
L μ ρtube U t
∆ Pt = N p 8 j f +2,5
Di μw 2
( )
μ
μw
= rasio viskositas = diabaikan karena nilainya yang mendekati 1
[ ( ) ]
2
2,44 1.013,78 x 0,1395
∆ Pt = 1 8 x 0,006 +2,5
0,0199 2
∆ Pt = 82,78 Pa = 0,012 psi
∆Pt < 10 psi, maka ∆Pt dapat diterima
10) Menghitung Shell-side Pressure Drop (∆Ps)
Jarak Buffle (lb)
Berdasarkan (Coulson & Richardson, 2005), jarak buffle (lb) sama dengan
inside shell diameter (IDs).
lb = 0,283 m
Cross Flow Area (As)

lb
As = (pt – Do) IDs x
pt
0,283
As = (0,0318 – 0,0254) 0,283 x
0,0318
As = 0,0160 m2
Kecepatan Massa Fluida di Shell (Gs)

ms
Gs =
As
0,8291 kg/s
Gs =
0,0160 m2
Gs = 51,705 kg/m2.s
Kecepatan Aliran Fluida (Us)

Gs
us =
ρv
51,705
us =
0,615
us = 52,288 kg/s

Diameter Ekivalen (De)

COND-201 menggunakan jenis susunan tube square pitch, maka persamaan
diameter ekivalen (De) yang digunakan adalah :
1,27
De = x (pt2– 0,785 Do2)
Do
1,27
De = x ((0,0318)2– 0,785 (0,025)2)
0,025
De = 0,0251 m
Menghitung Bilangan Reynold pada Shell (Res)

GsDe
Res =
μv
kg
32,137 . s 0,0251 m
ms
Res =
kg
0,00001308
m. s
Res = 99085,72
Menentukan Friction Factor Shell (jf)

Nilai jf diperoleh dari Gambar B.21, Shell pada COND-201 menggunakan
25% baffle cut, jf yang diperoleh sebesar 0,0021.
Gambar B. 19 Tube Side Heat Transfer Factor

Menghitung Shell-side Pressure Drop (∆Ps)

ρ v U 2s
( )( )( )
−0,14
IDs L μ
∆ Ps = 8 j f x
De lb μw 2
2
kg kg
0,615 .(52,288 )
( 0,0251m )( 0,283 m)
3
0,283 m 2,44 m m s
∆ Ps = 8 x 0,0025 x
2
∆ Ps = 3554,51 Pa
= 0,516 psi
∆Ps < 2 psi, maka ∆Ps dapat diterima.
Kondensor 2 (COND-202)
Fungsi : Mengondensasi produk atas dari FD-201
COND-202 ditunjukkan pada Tabel B.14.
Parameter Aliran 11 (Shell) Air Pendingin (Tube)
Laju Alir 2.648,24 Kg/jam 0,7356 kg/s 89.408,2 Kg/jam 24,836 kg/s
Tin 117,85 oC 390,85 K 30 oC 303 K
Tout 90,00 oC 363,00 K 50 oC 323 K
Trata-rata 103,93 oC 376,93 K 40 oC 313 K
Cp 1,892 kJ/kg C
o
- 4,182 kJ/kg C
o
-
μ 0,0127 cP 0,0000127 kg/m.s 0,6654 cP 0,000665 kg/m.s
k 0,03114 W/m oC - 0,6251 W/m oC -
ρ 0,507 kg/m3 - 1.013,78 kg/m3 -
Q 8.803.069 kJ/jam 2.445.297 J/s 8.803.069 kJ/jam 2.445.297 J/s
Tahapan perancangan alat COND-202 dilakukan sama dengan perancangan

alat COND-201, oleh karena itu pada Tabel B.15 ditunjukan hasil perhitungan
pada masing masing tahap perancangan. Berdasarkan Tabel B.15, perancangan

COND-202 dapat diterima karena nilai Uo > Utrial, ∆Pt memiliki nilai < 10 psi, dan
∆Ps memiliki nilai < 2 psi.
Tabel B. 9 Hasil Perhitungan COND-202
PERANCANGAN COND-202
Dimensi Tube
Do 0,0381 m (1,5 inci)
BWG 12
Di 0,0325 m (0,107 inci)
L 4,8768 m (1,280 inci)
Np 1
1. ∆TLMTD 63,84
2. ∆TM 63,84
3. Luas Area Perpindahan Panas Total (A)
Utrial 500 W/m2 C
A 76,60 m2
4. Nt 131,295 ≈ 132
5. Db dan IDs
Susunan Tube Square Pitch
pt 0,0476 m
Db 0,6986 m
IDs 0,7146 m
Jenis Head Fixed Head
6. Tube Side Coefficient
Nt+1 132
Ato 0,0008 m2
Atotal 0,1095 m2
Gt 226,75 kg/m2.s
Ut 0,2237 m2
Hi 1358,188 W/m2.C
7. Shell Side Coefficient
hctrial 10.300 W/m2.C
Tw 100,82 C
Tcav 102,37 C
µL 0,2792 cP
ρL 960,51 kg/m3
kL 0,5299 W/m.C
µV 0,0000121 kh/m.s
ρV 0,592 kg/m3
Γh 0,00114 kg/m.s
Nr 9,7794
Wc 2.648,22 kg/s
hc 10496,66 W/m2.C
8. Koefisien Perpindahan Panas Total (Uo)
hsd 5000 W/m2.C
hid 3000 W/m2.C
kw 16 W/m.C

Uo 575,52 W/m2.C
9. Tube-side Pressure Drop (∆Pt)
Retube 11.079,16
jf 0,0046
∆ Pt 203,37 Pa = 0,029 psi
10. Shell-side Pressure Drop (∆Ps)
lb 0,7146 m
As 0,1021 m2
Gs 7,2024 kg/m2.s
us 12,170 m/s
De 0,0376 m
Res 22.421,10
jf 0,0039
∆Ps 177,25 Pa = 0,026 psi
Kondensor 3 (COND-203)
Fungsi : Mengondensasi produk atas EV-202
COND-203 ditunjukkan pada Tabel ____. Perancangan COND-203 berbeda
dengan perancangan COND-201, karena uap yang akan dikondensasikan berada
tube sedangkan air pendingin berada pada bagian shell.
Parameter Aliran 18 (Tube) Air Pendingin (Shell)
Laju Alir 260,210 Kg/jam 0,0723 kg/s 7.059,59 Kg/jam 1,7515 kg/s
Tin 155,9 C
o
428,9 K 8 C
o
303 K
Tout 90,0 oC 363,0 K 30 oC 323 K
Trata-rata 122,95 C o
395,95 K 19 C
o
313 K
Cp 1,781 kJ/kgoC - 4,205 kJ/kg oC -
μ 0,0099 cP 0,0000127 kg/m.s 1,0546 cP 0,001055 kg/m.s
k 0,02284W/m oC - 0,6251 W/m oC -
ρ 0,700 kg/m3 - 1.013,78 kg/m3 -
Q 653.261,3 kJ/jam 2.445.297 J/s 653.261,3 kJ/jam 2.445.297 J/s
Dimensi Tube :
Diameter luar (Do) = 0,0254 m (1 inci)
BWG = 12
Dimeter dalam (Di) = 0,0199 m (0,782 inci)
Panjang (L) = 2,44 m (96 inci)

Jumlah Pass (Np) =1

1) Menentukan Nilai ∆TLMTD
Profil suhu pada kondensor 3 dapat dilihat pada Gambar ___
(155,9 - 30 ) - (90 - 8)
∆T LMTD =
(155,9 - 30)
ln
(90 - 8)
∆T LMTD = 101,36oC
Gambar B. 20 Profil Suhu COND-201

2) Menentukan Nilai ∆Tm
Shell and tube heat exchanger (STHE) jenis 1-1 hanya memiliki jenis aliran
counter-current oleh karena itu tidak membutuhkan faktor koreksi suhu (Ft) untuk
menghitung nilai ∆Tm (true temperature difference).
∆Tm = ∆TLMTD
∆Tm = 101,36 oC
3) Menentukan Luas Area Perpindahan Panas Total (A)
Penentuan luas area perpindahan total (A) pada kondensor 3 adalah :
Nilai U yang dapat digunakan ada pada rentang 200-500 W/m 2 oC, karena
kondensor 3 adalah kondensor vakum, berdasarkan hal tersebut maka :
Utrial = 300 W/m2 oC.
A yang dibutuhkan berdasarkan Utrial yang digunakan adalah :
181461,48 J /s
A=
W
300 2 x 101,36 C
m C
A = 5,97 m2
4) Menentukan Jumlah Tube (Nt)
Penentuan jumlah tube (Nt) pada kondensor 3 adalah :
5,97 m 2
Nt =
3,14 x 2,44 m x 0,0199 m

Nt = 30,684
Nt ≈ 31
5) Menghitung Diameter Bundle Tube (Db) dan Shell Inside Diamaeter
(IDs)
Susunan tube = Square Pitch
Tube pitch (pt) = 1,25 Do
= 1,25 (0,0254 m)
= 0,03175 m
Diameter Tube Bundle
Untuk STHE dengan shell 1 pass dan tube 1 pass berjenis square pitch
maka berdasarkan (Coulson & Richardson, 2005):
K1 = 0,215
n1 = 2,207
( )
1
31 2,207
Db = 0,03175
0,215
Db = 0,2416 m
Shell Inside Diameter (IDs)
Diameter bagian dalam shell didapatkan dari Gambar B.23. COND-203
menggunakan bundle tube dengan jenis fixed head, maka :
IDs- Db = 12 mm
= 0,012 m
IDs = 0,012 m + 0,242 m
= 0,254 m

Gambar B. 21 Shell Bundle Clearance C-203

6) Menentukan Tube Side Coefficient

Jumlah tube per pass (Nt+1)
Penentuan jumlah tube per pass (Nt+1) pada COND-203 adalah sebagai
berikut:
31
Nt+1 =
1
Nt+1 = 31
Tube cross sectional area (Ato)

Penentuan jumlah tube cross sectional area (Ato) pada COND-203 adalah
sebagai berikut:
π 2
Ato = (0,0254 m)
4
Ato = 0,00031 m2
Luas penampang total Tube (Atotal)

Perhitungan Luas penampang total tube pada COND-203 adalah sebagai
berikut:
Atotal = 31 x 0,00031 m2
Atotal = 0,0096 m2

Kecepatan massa fluida pada tube (Gt)

Kecepatan massa per luas pada tube (Gt) pada COND-203 adalah sebagai
berikut:
0,0723 kg/ s
Gt =
0,0096 m2
Gt = 7,5 kg/m2.s
Kecepatan aliran pada tube (Ut)
Kecepatan aliran pada tube (Ut) dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Gt
Ut =
ρtube
7,5 kg/m 2. s
Ut = 0,700 kg
3
m
Ut = 10,7482 m/s
Koefisien perpindahan massa pada tube (hc)
Mengasumsikan nilai koefisien kondensasi (hctrial) dilakukan untuk
menghitung suhu dinding tube (Tw), dan menghitung nilai koefisien
kondensasi yang sebenarnya (hc). Nilai hctrial dapat diterima apabila nilai hctrial
tidak berbeda jauh dari nilai hc. Apabila nilai hctrial berbeda jauh dari nilai hc,
maka nilai hctrial diubah sehingga nilainya mendekati nilai hc hasil perhitungan.
Pada COND-203 nilai hctrial yang digunakan adalah :
hctrial = 11.700 W/m2. oC
Menentukan Mean Temperature Condensate (Tcav)
Tav = 122,95 oC
tav = 19 oC
−( 122,95−19 ) 300
Tw = 122,95
11700
= 120,28 oC
121,62+122,95
Tcav =
2
= 121,62oC
Sifat Fisik Fluida

µL = 0,0002568kg/m.s
ρL = 939,87kg/m3
kL = 0,4807 W/m.oC
µV = 0,001055 kg/m.s
ρV = 0,634 kg/m3
Menghitung Condensing Coefficient (hc)
[ ]
1/3
ρ L ( ρ L−ρ v ) g
hcs = 0,76. kL
µ L. Γ h
Wc = 260,21kg/h = 0,0723 kg/s
0,0723 kg/ s
Γh =
2,44 m .31
= 0,00096 kg/m.s
[ ]
1/3
9667,68 ( 967,68−0,615 ) 9,81
hc = 0,76 x 0,4807
0,000921 x . 0,00096
= 11.979,94W/m2.oC
Nilai hc tida berbeda jauh dengan nilai hctrial oleh karena itu nilai hctrial dapat
diterima.
7) Menghitung Shell Side Coefficient

Jarak Buffle (lb)
Berdasarkan (Coulson & Richardson, 2005), jarak buffle (lb) sama dengan
inside shell diameter (IDs).
lb = 0,2536 m
Cross Flow Area (As)
lb
As = (pt – Do) IDs x
pt
0,2536
As = (0,0318 – 0,0254) 0,254 x
0,0318
As = 0,0129 m2
Kecepatan Massa Fluida di Shell (Gs)
ms
Gs =
As

Keterangan :
ms = massa fluida pada shell (kg/s)
1,9610 kg/ s
Gs =
0,0129 m2
Gs = 152,489 kg/m2.s
Kecepatan Aliran Fluida (Us)
Gs
us =
ρv
152,489
us =
1033,05
us = 0,148 kg/s
Diameter Ekivalen (De)
COND-203 menggunakan jenis susunan tube square pitch, maka persamaan
diameter ekivalen (De) yang digunakan adalah :
1,27
De = x (pt2– 0,785 Do2)
Do
1,27
De = x ((0,0318)2– 0,785 (0,0254)2)
0,0254
De = 0,0251 m
Koefisien perpindahan massa pada tube (hi)
4.200 ( 1,35+0,02 x 19o C ) (0,148 m/s)0,8
hi = 0,2
(0,0251)
hi = 825,51 W/m2 oC
8) Menghitung Koefisien Perpindahan Panas Total (Uo)

D
d o ln o
( )
D i Do 1 1
1 1 1
= + +
U o hc h s d 2kw
+ +
Di hid hi ( )
Pada COND-203, fluida yang ada di dalam tube adalah air pendingin di
cooling tower, dan fluida di dalam shell adalah uap organic, sedangkan material
dinding tube adalah stainless steel, maka berdasarkan (Coulson & Richardson,
2005) :
hsd = 5000 W/m2.oC

hid = 3000 W/m2.oC

kw = 16 W/m.oC
Hasil perhitungan pada COND-203 adalah :
0 , 0254 ln ( 00 ,0254
, 0199 ) 0 , 0254
0 ,0199 3 000 825,510 )
(
1 1 1 1 1
= + + + +
U o 11.979,95 5 000 2 x 16
1
=0,00245
Uo
Uo = 407,50 W/m2.oC
9) Mengitungan Tube-side Pressure Drop (∆Pt)
Menghitung Bilangan Reynold Pada Tube
ρ .U t . D i
Retube =
μ tube
kg
0,700 3
. 10,75 m/s . 0,0199
Retube = m
0,0000099
Retube = 15.043,76
Menentukan Friction Factor Tube (jf)
Nilai jf diperoleh dari Gambar B.24. jf pada tube diperoleh sebesar 0,0042.
Gambar B. 22 Tube Side Friction Factor


Menghitung Tube-side Pressure Drop (∆Pt)
[ ( )( ) ]ρtube U 2t
−m
L μ
∆ Pt = N p 8 j f +2,5
Di μw 2
( )
μ
μw
= rasio viskositas = diabaikan karena nilainya yang mendekati 1
[ ( ) ]
2
2,44 0,700 x 10,7482
∆ Pt = 1 8 x 0,0042 +2,5
0,0199 2
∆ Pt = 268 Pa = 0,039 psi
∆Pt < 2 psi, maka ∆Pt dapat diterima
10) Menghitung Shell-side Pressure Drop (∆Ps)

Menghitung Bilangan Reynold pada Shell (Res)
GsDe
Res =
μv
kg
152,489 0,0251m
( m2 ) . s
Res =
kg
0,001055
m.s
Res =3.626,49
Menentukan Friction Factor Shell (jf)

Nilai jf diperoleh dari Gambar B.25. Shell pada COND-203 menggunakan
25% baffle cut, jf yang diperoleh sebesar 0,0097.

Gambar B. 23 Shell-side Heat Transfer Factor

Menghitung Shell-side Pressure Drop (∆Ps)

2
( )( )( )
−0,14
IDs L μ ρv U s
∆ Ps = 8 j f x
De lb μw 2
kg kg 2
1.033,047 .(0,148 )
∆ Ps = 8 x 0,0097 ( 0,0251m )( 0,318 m ) x
0,254 m 2,44 m m3
2
s
∆ Ps = 84,91Pa
= 0,0123 psi
∆Ps < 10 psi, maka ∆Pt dapat diterima
B.2.8 Crystallizer (CR-201)

Perancangan unit CR-201 didekati dengan perancangan untuk double pipe
heat exchanger seperti yang telah dijelaskan pada BAB IV. Untuk menghitung
desain unit CR-201 diperlukan beberapa data sifat fisik fluida seperti viskositas
dan densitas fluida serta data operasi. Di bawah ini merupakan perhitungan untuk
mencari densitas dan viskositas fluida.

1. Chilled water (anulus)

Suhu masuk (t1) = 8oC = 46,4oF
Suhu keluar (t2) = 30oC = 86oF
a. Menghitung densitas rata-rata
 Densitas pada suhu 8oC (281K)
n
T
−(1− )
TC
ρ=A . B
0,28571
281
−(1− )
647
ρ=0,3471. 0,274
ρ=1,043 kg/ L
ρ=1,023 kg/ L
 Densitas rata-rata
ρ chw=1,033 kg /L
b. Menghitung viskositas rata-rata
 Viskositas pada suhu 8oC (281K)
2
log ηliq = A+ B/ T +CT + D T
1792,5 −5 2
log ηliq =−10,216+ + 0,01773 .281+(−1.26 .10 )281
281
ηliq =1,406 cp
ηliq =0,818 cp
 Viskositas rata-rata
ηliq =1,112 cp
2. Larutan CPL pekat (pipa dalam)
Suhu masuk (T1) = 60oC = 140oF
Suhu keluar (T1) = 20oC = 68oF

a. Menghitung densitas rata-rata

Untuk mencari densitas masing-masing komponen digunakan persamaan
rackett seperti pada perhitungan densitas untuk chilled water. Tabel B.17
menyajikan hasil perhitungan densitas aliran masuk CR-201.
Tabel B. 11 Perhitungan Densitas Aliran Masuk CR-201
Komponen kg/j %w/w ρi (kg/L (w/w)/ ρi
CHO (aq) 17,78 0,224 1,100 0,002
CHO (s) 0,00 0,00 1,100 0
H 2O 291,6 3,67 0,995 0,036
CPL (aq) 7511,98 94,53 1,015 0,932
CPL (s) 0,00 0,00 1,015 0
NH4OH 0,13 0,002 0,832 1,97E-05
H2SO4 125,23 1,58 1,789 8,8E-03
Total 7946,73 100,00 - 0,979
1 ( w/w)
=∑
ρmix ρi
1
ρmix = =1,021 kg/ L
0,979
Tabel B. 12 Perhitungan Densitas Aliran Keluar CR-201
Komponen kg/j %w/w ρi (kg/L) (w/w)/ ρi
CHO (aq) 4,37 0,06 1,100 0,001
CHO (s) 13,41 0,17 1,100 0,002
H 2O 291,6 3,67 1,032 0,036
CPL (aq) 1328,4 16,72 1,053 0,159
CPL (s) 6183,58 77,81 1,053 0,739
NH4OH 0,13 0,00 0,832 1,97E-05
H2SO4 125,23 1,58 1,839 0,009
Total 7946,73 100,00 - 0,944
1 ( w/w)
=∑
ρmix ρi
1
ρ mix = =1,037 kg / L
0,944
ρ CPL+CHO out =1,037 kg / L
 Densitas rata-rata

ρ cpl=1,029 kg/ L
b. Menghitung viskositas rata-rata
Pada suhu 60oC, campuran umpan masuk merupakan larutan CPL pekat
(jenuh). Maka digunakan perumusan sebagai berikut.
μaq =μ L (1+2,5 φ) .................(4.3)
Tabel B. 13 Perhitungan Perhitungan Viskositas Larutan Aliran Masuk CR-201
Komponen kg/j %w/w μi (cp) (w/w)/ μi
Liquid 5,247
H 2O 291,6 69,935 0,468 1,493
NH4OH 0,13 0,031 0,455 0,001
H2SO4 125,23 30,034 8,378 0,036
Total 416,96 100,000 - 1,530
Solut 94,753
CHO (aq) 17,78 0,236
CPL (aq) 7511,98 99,764
Total 7529,76 100,000
- Viskositas liquid
1 w/ w
=∑
μ mix .liq μi
1
μmix .liq = =0,654 cp
1,531
- Konsentrasi padatan terlarut (%v/v)
ρ CPL+CHO∈¿=ρ ¿
solut ∈¿=1,015kg / L ¿
ρ mix
% (v /v)=(%w /w)
ρ solut
% (v / v)=¿94,753 x (1,021/1,015)
% (v / v)=¿95,332%
- Fraksi volume
(%v/ v)
φ= =0,953
100
- Viskositas larutan (aq)
μaq =μ L (1+2,5 φ)
μaq =0,654 x ( 1+2,5 ( 0,953 ) )
μaq =2,212cp

a. Viskositas pada suhu 20oC (293K)

Pada suhu 20oC, campuran merupakan slurry yaitu campuran mother
liquor dan kristal CPL. Untuk vikositas mother liquor digunakan
persamaan 4.3, sedangkan untuk mencari viskositas slurry digunakan
persamaan 4.6.
μmix =μ L (1+2,5 φ+10,05 φ 2+ 0,00273exp (16,6 φ)) .............. (4.6)
Tabel B. 14 Perhitungan Viskositas Slurry Aliran Keluar CR-201
Komponen kg/j %w/w μi (cp) (w/w)/ μi
Liquid
H2O 291,6 69,93 1,029 0,680
NH4OH 0,13 0,03 0,810 3,85E-04
H2SO4 125,23 30,03 28,80 0,011
Total 416,96 100,00 - 0,690
Solut
CHO (aq) 4,38 0,33
CPL (aq) 1328,40 99,67
Total 1332,78 100,00
Kristal
CHO (s) 13,41 0,216
CPL (s) 6183,58 99,784
Total 7946,73 100,00
- Viskositas liquid
1
μmix .liq = =1,449 cp
0,69
- Konsentrasi volume padatan terlarut (%v/v)
% ( v /v)=¿
% ( v /v)=¿75,01%
- Fraksi volume solut
(%v/ v)
φ= =0,75
100
- Viskositas larutan (aq)
μaq =μ L (1+2,5 φ)
μaq =4,165 cp

- Konsentrasi kristal (%v/v)

% ( v /v)=¿
% ( v /v)=¿76,792%
- Fraksi volume kristal
(%v/ v)
φ= =0,768
100
- Viskositas slurry (mix)
μmix =μaq (1+2,5 φ+10,05 φ 2+ 0,00273 exp(16,6 φ))
2
μmix =4,165(1+ 2,5(0,768)+10,05(0,768) + 0,00273 exp(16,6( 0,768)))
μmix =3944,506
b. Viskositas rata-rata
μcpl =1973,36 cp
Berikut di bawah ini merupakan parameter operasi yang digunakan pada

unit CR-201.
1. CPL pekat (pipa dalam)
Laju alir massa (W) = 7946,73 kg/jam = 17.519,53 lb/jam
Suhu masuk (T1) = 60oC = 140oF
Suhu keluar (T2) = 20oC = 68oF
μcpl ¿ 1973,36 cp
ρ cpl ¿ 1,029 kg /L = 64,241 lb/ft3
2. Chilled water (anulus)
Laju alir massa (w) = 6473,25 kg/jam = 14271,07 lb/jam
Suhu masuk (t1) = 8oC = 46,4oF
Suhu keluar (t2) = 30oC = 86oF
μchw ¿ 1,112 cp
ρ chw ¿ 1,033 kg /L = 64,487 lb/ft3
3. Fouling factor CPL = 0,003 (Kern, 1983)
Fouling factor chw = 0,001 (Kern, 1983)
4. Pressure drop max = 30 psi (Kern, 1983)
5. Q (kalor) = 509.166 kJ/jam = 482.596,5 BTU/jam
6. Kecepatan putar scraper = 200 rpm
Dalam perancangan scraped surface HE, dilakukan beberapa tahap
sebagai berikut.

1. Penentuan diameter optimum dan schedule number pipa

Dalam penentuan diameter optimum melalui kurva nomograf (gambar
B.1) diperlukan asumsi jenis aliran. Karena larutan CPL pekat ini memiliki nilai
viskositas yang tinggi, maka diasumsikan bahwa aliran merupakan aliran viskos.
Data laju alir volumetrik (Qfm) dan viskositas dibutuhkan.
c. Plot Qfm dan μcpl pada kurva
Qfm = m / ρ cpl
Qfm = 17.519,53 lb/jam / 64,241 lb/ft3
Qfm = 272,717 ft3/jam = 4,545 ft3/menit
μcpl ¿ 1973,36 cp
Berdasarkan hasil plot, diperoleh diameter optimum 5 in.
d. Cek nilai NRe
380 . ρcpl . Qfm
NRe=
Di . μ cpl
380 .64,487 lb/ ft 3 . 4,545 ft 3 /min
NRe=
5∈. 1973,36 cp
NRe=11,25 ( < 2100, asumsi aliran viskos dapat diterima)
e. Pemilihan diameter HE berdasarkan vendor
Hal-hal yang diperhatikan pada pemilihan HE ini adalah bahwa terdapat
scraper pada dalam pipa dalam. Perbandingan diameter rotor dengan diameter
pipa dalam adalah 0,364 : 1 (Yataghene & Legrand, 2013). Dengan demikian,
diameter pipa optimum menjadi 6,82 in. Diameter pipa dalam terpilih adalah 8 in
dan diameter pipa luar (anulus) adalah 10 in.
f. Pemilihan schedule number
Berdasarkan perhitungan pada sistem perpipaan, diperlukan tebal pipa
sebesar 3,699 mm untuk aliran 13a. Dengan demikian, dipilih schedule number 40
dengan tebal pipa 16,358 mm. Sementara itu, untuk pipa luar dipilih schedule
number 40 dengan tebal pipa 13,97 mm.
Pipa dalam :
ID = 7,981 in ; OD = 8,625 in ; 40 sch
Pipa luar :
ID = 10,2 in ; OD = 10,75 in ; 40 sch
Panjang pipa (L) = 50 ft

Luas permukaan = 2,258 ft2/ft lenght (untuk permukaan luar pipa dalam)
2. Penentuan jumlah pipa

Dalam penentuan jumlah hairpin ini, digunakan metode Kern yang di
ambil dari buku Kern (1983) dan Sinnot (2005). Aliran pada scraped surface HE
ini adalah counter current.
a. Menghitung LMTD
( T 1−t 2 )−( T 2−t 1 )
LMTD=
ln ( T 1−t 2 ) / ( T 2−t 1 )
( 140−86 ) ℉−( 68−46,4 ) ℉
LMTD=
ln (140−86 ) / ( 68−46,4 )
LMTD=35,36℉
b. Menghitung temperatur kalorik (Tc dan tc)
Karena larutan CPL pekat memiliki viskositas di atas 1 cp, maka
digunakan persamaan 4.9 untuk mencari temperatur kalorik. Nilai Fc adalah hasil
plot pada kurva temperatur kalorik faktor (Fig.17) melalui nilai ∆tc/∆th dan Kc
(Kern, 1983).
- Mencari nilai faktor Fc
tc/∆th = (140-68)/(86-46,4) = 0,55
(T ¿ ¿2−t 1) (140−86 )−(68−46,4 )
Kc=( T 1−t 2 ) − = =1,5 ¿
(T 2−t 1) (68−46,4)
Fc = 0,4
- Temperatur kalorik pipa dalam
Tc=T 2 + Fc ( T 1−T 2)
Tc=68+0,4 ( 140−68 )
Tc=96,8 ℉
- Temperatur kalorik anulus
tc=t 1 + Fc ( t 2−t 1 )
tc=46,4+ 0,4 ( 86−46,4 )
tc=62,24 ℉
c. Menghitung flow area (ap dan aa)

Perhitungan luas penampang laju alir untuk bagian pipa dalam didekati
dengan perhitungan seperti pada bagian anulus sebagai koreksi akibat adanya
scraper.
Inside diameter pipa dalam (ID) = 0,665 ft
Dr/ID = 0,364 (Yataghene & Legrand, 2013)
Diameter rotor scraper (Dr) = 0,242 ft
Outside diameter pipa dalam (D1) = 0,719 ft
Inside diameter pipa luar (D2) = 0,85 ft
- Luas penampang pipa dalam
π ( ID 2−D2r )
a p=
4
2 2
π ( 0,665 −0,242 )
a p=
4
a p=0,301ft2
- Diameter ekuivalen pipa dalam
ID2−D2r
D e p=
ID
2 2
0,665 −0,242
D e p=
0,665
De p=0,577 ft
- Luas penampang pipa luar
π ( D22−D21)
a a=
4
2 2
π (0,85 −0,719 )
a a=
4
a a=0,162ft2
- Diameter ekuivalen pipa luar
2 2
D −D 1
D e a= 2
D1
0,852−0,719 2
D e a=
0,719
De a=0,287 ft
d. Menghitung mass velocity (G)
- Pipa dalam

w
Gp=
a
17519,53lb/ jam
Gp= 2
0,301 ft
Gp=58141,14 lb / jam . ft 2

- Pipa luar (anulus)

w
Ga=
a
14271,07lb/ jam
Ga=
0,162 ft 2
Ga=88294,52 lb / jam . ft 2
e. Menghitung bilangan reynold (NRe)
Karena pada pipa bagian dalam terdapat pengadukan oleh scraper, maka
perhitungan bilangan reynold digunakan untuk aturan mixing. Densitas dan
viskositas pada perhitungan NRe ini dihitung pada suhu Tc dan tc.
n = 100 rpm = 6000 rph
ρ cpl = 64,241 lb/ft3
μ cpl = 982,816 lb/ft.jam
μ chw = 2,649 lb/ft.jam
- NRe aliran pipa dalam
NRe p=n . ρ cpl. ¿ ¿
3 2
6000rph . 64,241 lb /ft .(0,577 ft )
NRe p=
982,816 lb / ft . jam
NRe p=130,64
- NRe aliran anulus
Dea. Ga
NRe a=
μ chw
0,286 ft . 88294,52 lb / jam . ft 2
NRe a=
2,649 lb/ft . jam
NRe a=9549,177
f. Menentukan nilai koefisien perpindahan panas (jH)
Nilai koefisiensi perpindahan panas (jH) diperoleh melalui plot antara NRe
dan L/D. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai L/D yang digunakan adalah 75,18.
Setelah dilakukan plotting pada kurva tube-side heat-transfer curve (fig.24)
diperoleh hasil sebagai berikut (Kern, 1983).
jH pipa = 2,25
jH anulus = 34

g. Menghitung bilangan Prandlt (Pr) pada temperatur kalorik

- Pipa dalam
Tc = 96,8 oF
Cp = 0,379 BTU/lb.oF
kp = 0,078 BTU/lb2.jam.(oF/ft)
( )
1/ 3
c .μ
Pr p=
k
( )
1 /3
BTU lb
0,379 ℉ .982,816
lb ft . jam
Pr p=
BTU
0,078 2
lb . jam. (℉ /ft )
Pr p=16,84
tc = 62,24 oF
Cp = 1,005 BTU/lb.oF
kp = 0,035 BTU/lb2.jam.(oF/ft)
( )
1/ 3
c .μ
Pr p=
k
( )
1/ 3
BTU lb
1,005 ℉ .2,649
lb ft . jam
Pr p=
BTU
0,035 2
lb . jam .(℉ /ft )
Pr p=1,98
h. Menghitung koefisiensi perpindahan panas (h)
- Menghitung hi/θ (pipa dalam)
k
hi= j H . . Pr . θ
D
BTU
0,078 2
lb . jam .(℉ /ft)
hi=1,25. .16,84 . θ
0,577 ft
hi
=5,12BTU/jam.ft2.oF
θp
- Koreksi hi untuk pipa dalam
ID
hio=hi .
OD

hio ¿
=5,12. 7,981∈ ¿
θp 8,625∈¿ ¿
hio
=4,736 BTU/jam.ft2.oF
θ
- Menghitung ho/θ (pipa luar)
k
ho= j H . . Pr . θ
De
BTU
0,3447 2
lb . jam.(℉ /ft )
ho=34 . .1,977 . θ
0,286 ft
ho
θa
- Menghitung nilai temperatur dinding pipa dalam (Tw)
hio /θp
Tw=Tc+ (Tc−tc)
hio /θp+ho /θa
3,578
Tw=96,8+ (98,6−63,23)
3,578+ 78,49
Tw=98,71℉
- Menghitung nilai temperatur dinding pipa luar (tw)
ho/θa
tw=tc+ (Tc−tc)
hio /θp+ho /θa
78,49
tw=62,24 + ( 98,6−63,23)
3,578+ 78,49
tw=94,89℉
- Mencari viskositas pada Tw dan tw
μTw =1185,8 lb/ft . jam
μtw =1,71 lb /ft . jam
- Mencari nilai hi
( )
0,14
μ
θ p=
μw
( )
0,14
982,82
θ p=
1185,8
θ p=0,974
hio
θp
hio = 4,613 BTU/jam.ft2.oF

- Mencari nilai ho
( )
0,14
2,649
θ a=
1,71
θ a=1,063
ho
=80,865BTU/jam.ft2.oF
θa
ho = 85,973 BTU/jam.ft2.oF
i. Menghitung koefisien perpindahan panas bersih (Uc)

hio . ho
Uc=
hio +ho
4,613. 85,97
Uc= BTU/jam.ft2.oF
4,613+85,97
Uc=4,38 BTU/jam.ft2.oF
j. Menghitung koefisien perpindahan panas desain (UD)
RD = 0,001
1 1
= +RD
UD UC
1 1
= +0,001
U D 4,38
U D=4,36 BTU/jam.ft2.oF
k. Menghitung luas perpindahan panas (A)
Q=U D . A . ∆ t
A total = 3131 ft2
l. Penentuan panjang total (A) dan banyak hairpin
A = 2,258 ft2/ft lenght
A total
L total=
A
3131
L total=
2,253
L total=1386,624 ft
L per pipa = 50 ft
Banyak pipa = 1386,624/50 = 27,7 buah ≈ 28 buah
m. Menghitung koefisien perpindahan panas aktual desain
A aktual = 28 pipa x 2,258 ft2/ft lenght x 50 ft

A aktual = 3161,2 ft2

Q=U D . A . ∆ t
BTU
482596,54
jam
U D aktual = 2
3161,2 ft .35,36 ℉
U D aktual =4,32BTU/jam.ft2.oF

n. Cek dirt factor aktual

U C −U D
R D=
U C .U D
4,38−4,32
R D=
4,38 . 4,32
R D akt =0,00321 > 0,001 (RD yang ditentukan)
Karena Rd aktual (hitung) lebih besar daripada Rd yang ditentukan, maka
desain dapat diterima.
3. Penentuan pressure drop
Pressure drop ditentukan dari friksi yang terjadi di sepanjang pipa dan
anulus. Friksi meliputi pipa lurus, elbow 180o, dan koreksi akibat adanya scraper.
a. Bilangan reynold (NRe)
NRe pipa = 26,87
NRe anulus = 4375,12
b. Mencari besar friksi (f)
- Pipa dalam
Karena nilai Nre adalah 130,64 maka digunakan persamaan friksi untuk
aliran laminar.
16
f=
Nre
f =0,60
- Anulus
0,264
f =0,0035+ 0,42
4375,12
f =0,0113
c. Mencari ∆Fa
- Pipa dalam
Untuk elbow 180o (return bend) :
Jumlah elbow = 27
Le/D = 50
Le = 28,857 ft
Le tot = 779,16 ft
Lpipa = 1400 ft
4 f G2 L
∆ Fp= 2
2gρ D

2
4( 0,60) ( 58141,14 ) (1400+779,16)
∆ Fp=
2¿ ¿
∆ Fp=8,86 ft
4(0,0113) ( 88294,52 )2(1400)

∆ Fa=
2¿ ¿
∆ Fa=1,09 ft
d. Menghitung pressure drop
- Pipa dalam
Koreksi akibat adanya scraper adalah 10% dari perhitungan pressure drop
(Frank, Premathilaka, Chen, & Free, 2007).
∆ Fp . ρ
∆ Pp=1.1
144
8,86 . 64,24
∆ Pp=1.1
144
∆ Pp=4,35 psi
Pressure drop yang diijinkan adalah 30 psi. Maka, desain dapat diterima.
2 2
V (Ga/3600. ρ)
∆ Fl= =
2g 2g
∆ Fl=¿ ¿
∆ Fl=0,00225 ft /hairpin
∆ Fl=0,0314 ft
(∆ Fa+ ∆ Fl) . ρ
∆ Pa=
144
(1,09+0,0314) .64,48
∆ Pa=
144
∆ Pa=0,5 psi
Pressure drop yang diijinkan adalah 10 psi. Maka, desain dapat diterima.
4. Penentuan tekanan desain
P op = 1 atm
Pd = 1,33 atm


5. Penentuan suhu desain

T op = 20-60 oC
Td = 85oC
6. Penentuan material alat
Larutan pekat CPL mengandung pengotor asam sulfat sehingga bersifat
larutan korosif dan suhu operasi pada rentang 20-60 oC. Maka dipilih material
stainless steel 316.
7. Penentuan dimensi kristal
Penentuan diameter kristal kaprolaktam didekati dengan rumus growth
rate crystal (G) sebagai berikut.
dL
G=
dt
G = 10-7 m/s (Jansens, Langen, van den Berg, & Geertman, 1995)
t = 1,55 jam = 92,8 menit = 5568,73 s
dL = G x dt
dL = 10-7 m/s x 5568,73 s
dL = 0,56 mm
L = 0,56 mm
Dimensi :
L/w = 1,6 (length/width)
L/t = 12 (length/thickness)
8. Penentuan HP motor
Perhitungan kebutuhan power motor pada unit CR-201 ini menggunakan
rumus sebagai berikut (Frank, Premathilaka, Chen, & Free, 2007).
2 πn
P=ωbFR ;ω= ; F=W ' R ω 2
60
n = 100 rpm =1,667 rps
b =2
R blade = 0,102 m
t = 1,55 jam = 92,8 menit
t’ = 3,315 menit/lenght
W = 7946,73 kg/jam = 12,445 kg/menit
W’ = 438,02 kg/lenght


- Menghitung kecepatan angular (w)

2 πn 2 π (1,667 rps )
ω= = =10,47/s
60 60
- Menghitung gaya sentrifugal (F)
F=W ' R ω2
2
F=438,02 kg /length. 0,102 m.(10,47 /s)
F=4875,856 kg.m/s2
- Menghitung daya motor (P)
P=ωbFR
2
P=10,47 / s (2)( 4875,856 kg . m/ s )( 0,102m)
2 3
P=10343,35 kg .m /s =10,34 kW
- Menghitung daya motor riil (P)
P loss = 10%
𝜂 motor = 80%
P .(1+ Ploss) 10,34 kW .(1,1)
P riil= = =14,221kW
η 0.8
Spesifikasi motor pengaduk untuk scraped surface heat exchanger yang
tersedia berdasarkan vendor adalah 15 kW. Sehingga dipilih motor dengan daya
15 kW.
B.2.9 Heater (E-101, E-102, E-103, E-104, E-105, dan E-201)
Pada pabrik pembuatan kaprolaktam, terdapat enam unit heater dengan
jenis double pipe heat exchanger dan shell tube heat exchanger. Heater dengan
jenis double pipe heat exchanger diantaranya E-101, E-102, E-104, dan E-201.
Sedangkan untuk jenis shell and tube heat exchanger diantaranya E-103 dan E-
105. Pada lampiran ini akan ditampikan perhitungan secara rinci Heater 1 (E-
101) dan Heater 3 (E-103) sebagai contoh perhitungan. Sementara untuk
perancangan heater lainnya akan langsung disajikan hasil perhitungannya
Heater 1 (E-101)
Fungsi : Memanaskan larutan umpan CHO sebelum masuk ke Reaktor
1 (R-101)

Jumlah : 1 unit
Jenis : Double Pipe Heat Exchanger
Kondisi Operasi
Tabel B. 15 Kondisi Operasi Heater E-101
Pipa Annulus
Parameter
Umpan Steam
Laju Alir Fluida 6.774,4 kg/jam 222,7 kg/jam
14935 lb/h 491 lb/jam
4,76 ft3/menit 31,5 ft3/menit
Temperatur masuk 83,7 oC 170,4 oC
(Tin) 182,6 oF 338,7 oF
Temperatur keluar 110 C
o
170,4 oC
(Tout) 230oF 338,7 oF
Temperatur rata- 96,8oC 170,4 oC
rata 206,3oF 338,7 oF
Kapasitas panas 2,27 kJ/kg. C o
1,92 kJ/kg. oC
(Cp) 0,54 BTU/lb. oF 0,46 BTU/lb. oF
Viskositas (μ) 4,22 cP 0,015 cP
0,004 kg/m.s 0,000015 kg/m.s
10,22 lb/ft.h 0,0363 lb/ft.h
Konduktivitas 0,163 W/m.oC 0,023 W/m.oC
Thermal (K) 0,095 BTU/ft. oF.h 0,013BTU/ft. oF.h
Densitas (ρ) 971 kg/m3 4,16 kg/m3
60,62 lb/ft 3
0,26 lb/ft3
Kebutuhan panas 455.805 kJ/jam
(Q) 432.020 BTU/h
Diameter Pipa dan Annulus yang digunakan :

Pipa dalam, IPS : 2
Schedule Number : 40
Diameter luar (OD) : 2,38 in
: 0,198 ft
Diameter dalam (ID) : 2,067 in
0,17 ft
Pipa luar, IPS : 3

Schedule Number 40
Diameter luar (OD) 3,5 in

0,29 ft
Diameter dalam (ID) 3,068 in
0,256 ft

( T 1−t 2 )−(T 2−t 1 )
∆ T LMTD =
(T 1−t 2 )
ln
(T 2−t 1 )
( 338,7o F−230o F ) −( 338,7o F−182,6o F )

∆ T LMTD =
( 338,7 o F−230 o F ) ∆ T LMTD=131 F
ln
( 338,7 o F−182,6 o F )

temperature < 50oF maka temperature kalorik merupakan temperatur rata-rata.
T 1 +T 2
T C=
2
o o
338,7 F +338,7 F
¿ =338,7o F
2
t 1 +t 2
t c=
2
o o
182,6 F +230 F
¿ =206,3o F
2

- Flow area pipa (ap)
2
π D2 3,14 . ( 0,17 ft )
a P= a P= a P=0,023 f t 2
4 4
- Flow area annulus (aa)

3,14 . ( 0,256 f t 2−0,198 f t 2 )
2 2
( D¿¿ 2 −D1) 2
a a=π ¿a a= a a=0,02 f t
4 4
4. Menghitung Mass Velocity (G)

- Mass velocity pipa (GP)

W 14935 lb/h
G p= G p= 2
2 G P =641.234 lb/f t . h
ap 0,023 f t
- Mass velocity annulus (Ga)
W 491lb /h
G a= G a= 2
2 G a=24030,4 lb /f t . h
aa 0,02 f t
5. Menghitung Bilangan Reynold (Re)

- Bilangan Reynold pada pipa (Rep)
DG p 0,17 ft .641.234 lb/ f t 2 . h R e =10.807( Aliran turbulen)
R e p= R e p= p
μ 10,22 lb/ft . h
- Bilangan Reynold pada annulus (Rea)
2 2
DeG a D 2−D 1 G a
R e a= R e a= .
μ D1 μ
0,256 f t 2−0,198 f t 2 24030,4 lb/ f t 2 . h

R e a= .
0,198 ft 0,0363 lb/ft . h
R e a=86.778( Aliran turbulen)
- Menghitung heat transfer coefficient tube (hio)
Besaran nilai friction factor pada tube didapatkan dengan melakukan plotting
nilai Reynold number (Ret) pada Gambar B.__ berikut :
Gambar B. 24 Tube-side heat transfer


Berdasarkan hasil plotting pada Gambar B.27, didapatkan nilai JH sebesar 36.
BTU
0,095
hi f to F .h
=36
( )
ϕ 1
( )
hi k cμ
1
BTU lb
=J H 3 0,54 . 10,22 3
ϕ D k 1 ft o
lb . F ft .h
2,067 ∈. ¿
12∈¿ BTU
0,095 o
f t F .h
hi BTU
=76,78 2o
ϕ f t F.h
- Koreksi heat transfer coefficient tube terhadap OD

hio hi ID hio BTU ¿ h BTU
= x =76,78 2o x 2,067 ∈ ¿ io =66,68 2o
ϕ ϕ OD ϕ f t F .h 2,38∈¿ ¿ ϕ f t F .h

Karena tidak ada perubahan suhu pada aliran fluida steam di shell
BTU
sehingga nilai heat transfer coefficient shell (ho) bernilai 1500 2o
f t F.h
(Kern, 1950)
- Mengetahui factor koreksi heat transfer coefficient (ϕ) pada pipa
Untuk mengetahui nilai koreksi pada heat transfer coefficient maka
diperlukan temperature tube wall (tw)
ho
ϕ
t w =t c + ( Tc−tc )
hio ho
+
ϕ ϕ
BTU
1500 2o
o f t F .h ( 170 o C−96,8 o C )t w =167,3o C
t w =96,8 C +
BTU BTU
66,68 2o +1500 2o
f t F .h f t F.h
Dengan temperature tube wall (tw) yang telah diketahui, maka dapat
diketahui nilai µw sebesar 0,4 cP maka nilai hio dapat dihitung sebagai
berikut :

( ) ( )
0,14 0,14
µ 4,22 cP
ϕ= ϕ= ϕ =1,39Maka nilai heat transfer coefficient
µw 0,4 cP
pada pipa (hio) sebagai berikut :

hio BTU BTU
hio = x ϕ hio =66,68 2o x 1,39hio =92,54 2o
ϕ f t F .h f t F.h
7. Menghitung Clean Overall Coefficient (Uc)

BTU BTU
92,54 2o x 1500 2o
h io x h o f t F.h f t F . h Uc=87,16 BTU
Uc= Uc=
hio +ho
92,54 2o
BTU
+1500 2o
BTU f t 2o F . h
f t F.h f t F.h
8. Menghitung Koefisien Design

- Menentukan Dirt Factor Design (Rddesign)
Rdi = 0,0002 m2 oC/W (Coulson, 2005)
Rdo = 0,0002 m2 oC/W (Coulson, 2005)
Rddesign = Rdi + Rdo = 0,0004 m2 oC/W = 0,00227 ft2. oF.h / BTU
- Menghitung Design Overall Heat Transfer Coefficient (Ud)
1 1 ft 2 o F . h
1 1 = +0,00227 1 ft 2 o F . h
= + Rd Ud BTU BTU =0,014
Ud Uc 87,16 2o Ud BTU
f t F.h
BTU
Ud=72,76 2o
f t F.h
9. Menghitung luas permukaan perpindahan panas yang dibutuhkan (A)
BTU
432020
Q h
A= A= A=45,33 f t
2
U D . ΔT LMTD BTU o
72,76 2o .131 F
f t F .h
10. Penentuan Jumlah Hair Pin

- Luas permukaan luar (A luar) = 0,622 ft2/ft panjang pipa.
A 45,33 f t 2
- Panjang pipa yang dibutuhkan (L) = = =72,87 ft
A luar 0,622 ft 2 /ft
1 HP
- Jumlah hair pin (HP) = 72,87 ft . =1,82dibulatkan
2 x 20 ft
menjadi 2HP
2 x 20 ft
- Panjang pipa aktual = 2 HP. =80 ft
1 HP

11. Menghitung luas permukaan actual (Ak)

2
Aaktual =luas permukaan luar x panjang pipa aktual Aaktual =0,622 f t . x 80 ft
ft
2
Aaktual =49,76 f t
12. Menghitung koefisien aktual design

- Menghitung nilai aktual design Overall Heat Transfer Coefficient (UD
aktual)
BTU
Q 432020
U D aktual= h
A . ΔT LMTD U D aktual=
49,76 f t . 131o F
2
BTU
U D aktual=66,28 2o
f t F.h
- Menghtiung nilai aktual Dirt Factor Design (RD aktual )
BTU BTU
87,16 2o −66,28 2o
U C −U D f t F .h f t F.h
R D aktual= R D aktual=
UC x U D BTU BTU
87,16 2o x 66,28 2o
f t F .h f t F.h
R D aktual=0,0036
Nilai RD aktual 0,0036 > nilai RD design 0,00227 maka design diterima.
13. Menghitung Pressure Drop (ΔP)

- Menghitung nilai pressure drop pada tube
 Menghitung nilai f
0,264 0,264
f =0,0035+ 0,42 f =0,0035+ 0,42 f =0,0088
Re 10.806,96
 Menghitung ΔFp
( )
2
lb
2
4.0,0088 . 641.234 2
.80 ft
4 f Gp L f t .h
∆ FP= ∆ FP= ∆ F P =2,2 ft
( )
2 2
2g ρ D ft lb
2. 32,147 2 . 52,25 3 .0,17 ft
s ft
 Menghitung ΔPp
lb
∆ F P. ρ 2,2 ft . 60,62 3
∆ Pp= f t ∆ P p =0,927 psi
144 ∆ P p =
144
ΔPp diijinkan karena tidak melebihi 10 psi

- Menghitung nilai pressure drop pada annulus

0,264 0,264
f =0,0035+ 0,42 f =0,0035+ 0,42 f =0,0066516
Re 37909,666
 Menghitung ΔFp
∆ F a=
4 f Ga L
2
∆ F a=
(
4.0,0066516 . 24030,39 ) lb 2
f t2. h
.80 ft
s ( ft )
2 2
2 g ρ De ' ft lb
2.32,147 . 0,2598
2
.0,05733 ft
3
∆ F a=380,89 ft
 Menghitung ΔPa
G 24030,39 lb/f t 2 . h
V= V= V =25,694 ft / s
3600. ρ 3600 . 0,2598lb/ f t 3
v2 ( 25,694 ft / s )2
∆ F l= . HP ∆ F l= .2
2g 2.32,147 ft /s 2
∆ F l=20,52 ft
( ∆ Fa+ ∆ Fl ) ρ (380,89 ft+ 20,52 ft ) .0,2598 lb /f t 3

∆ P a= ∆ P a=
144 144
∆ P a=0,7242 psi
ΔPa diijinkan karena tidak melebihi 10 psi
Heater 2 (E-102)
Fungsi : Memanaskan umpan oleum sebelum memasuki R-101
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi
Tabel B. 16 Kondisi Operasi Heater (E-102)
Pipa Annulus
Parameter
Umpan Steam

19415 lb/jam 1.512,7 lb/jam

2,9 ft /menit
3
97,04 ft3/menit
Temperatur masuk 25 Co
170,4 oC
(Tin) 77 oF 338,7 oF
Temperatur keluar 90 oC 170,4 oC
(Tout) 194 F o
338,7 oF
Temperatur rata- 57,5 C o
170,4 oC
rata 135,5 oF 338,7 oF
Kapasitas panas 1,9 kJ/kg. oC 1,92 kJ/kg. oC
(Cp) 0,454 BTU/lb. F o
0,46 BTU/lb. oF
0,00276 kg/m.s 0,000015 kg/m.s
6,68 lb/ft.h 0,0363 lb/ft.h
Konduktivitas 0,32 W/m. C o
0,023 W/m.oC
Thermal (K) 0,186 BTU/ft. F.ho
0,013BTU/ft. oF.h
Densitas (ρ) 1782,6 kg/m3 4,16 kg/m3
111,3 lb/ft3 0,26 lb/ft3
Kebutuhan panas 1.404.189 kJ/jam
(Q) 1.330.914 BTU/h

Pipa dalam, IPS : 3 In
: 0,292 ft
0,2556 ft
Pipa luar, IPS : 4

Schedule Number 40
0,375 ft
0,335 ft
Tabel B. 17 Hasil Perhitungan Perancangan E-102
Variabel Hasil Satuan
ΔTLMTD 197,5 F
o
ap 0,05 ft2

aa 0,022 ft2
Gp 378.382 lb/ ft2.h
Ga 70.095,5 lb/ ft2.h
Rep 14.474,7 Aliran
Turbulen
Rea 181.791 Aliran
Turbulen
hio 105,50 BTU/ ft2. oF.h
ho 1500 BTU/ ft2. oF.h
Uc 98,57 BTU/ ft2. oF.h
Ud 80,54 BTU/ ft2. oF.h
Rd ketentuan 0,0022 ft2. oF.h /BTU
Rd 0,006 ft2. oF.h /BTU
HP 3 buah
L 20 Ft
A 83,68 ft2
L aktual 120 ft
A aktual 110,04 ft2
∆ Pp 0,165 psi
∆ Pa 9,322 psi
Heater 3 (E-103)
Fungsi : Menguapkan NH3 dan memanfaatkan kalornya untuk
memproduksi chilled water
Jumlah : 1 unit
Jenis : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger
Kondisi Operasi
Tube Shell
Parameter
Chilled Water NH3
Laju Alir Fluida 36.195 kg/jam 3.216 kg/jam
79.797 lb/jam 7.090 lb/h
21 ft3/menit 358 ft3/menit
Temperatur
30 oC -33 oC
masuk
(Tin) 86oF -27,4 oF
Temperatur
8 oC -33 oC
keluar
(Tout) 46,4 oF -27,4 oF
Temperatur rata- 19 oC -33 oC

rata 66,2 oF -27,4 oF

(Cp) 1,005 BTU/lb. oF 0,957 BTU/lb. oF
1,055 . 10 -3
0,19 . 10-3 kg/m.s
kg/m.s
2,552 lb/ft.h 0,460 lb/ft.h
0,597 W/m. C o
0,491 W/m.oC
Konduktivitas 0,345 BTU/ft.
0,284 BTU/ft. oF.h
Thermal (K) o
F.h
Densitas (ρ) 1.033,047 kg/m3 5,292 kg/m3
64,491 lb/ft3 0,330 lb/ft3
(Q) 3.174.778 BTU/h
1. Dimensi pipa optimum

Dengan mengansumsikan aliran pada tube merupakan aliran turbulen,
diameter optimum yang didapatkan dari plotting nilai qfm dan ρ sebesar 20,6
ft3/menit dan 64,5 lb/ft3 adalah 7,61 in. Selanjutnya dilakukan pengecekan
Bilangan Reynold untuk aliran umpan dengan data pendukung viskositas umpan
sebesar 0,46 lb/ft.h.
( )
3
lb ft
380. 64,5 . 20,6 .
D v ρ 380 ρ. q fm ft
3
mnt
N ℜ=¿26.016 (Aliran
N ℜ= = N ℜ=
μ Di μ c lb
7,61∈. 2,55
ft . h
Turbulen)
2. Jumlah Tube
π 3,14
A= . D i 2= .¿¿
4 4
Dengan menggunakan OD tube 1,5-in, 12 BWG
' 2
a t=flow area pertube=1,28 in
2
Flow area 45,55 i n
Nt= = =35,3
Flow area per tube 1,28 in 2
3. Dimensi shell
Panjang pipa yang dipilih sebesar 20 ft dan jenis susunan tube adalah
square pitch. Spesifikasi untuk shell and tube 1-2 Exchanger yang dipilih untuk

kondisi hasil perhitungan adalah jumlah tube yang digunakan sebanyak 74 buah,
ID Shell sebesar 24,25 in, dan PT sebesar 1,875 in (Kern, 1983).
( T 1−t 2 )−(T 2−t 1 )
∆ T LMTD =
(T 1−t 2 )
ln
(T 2−t 1 )
( 86o F−(−27,4)o F ) −( 46,4 o F −(−27,4)o F )

∆ T LMTD =
( 86o F−(−27,4 )o F ) ∆ T LMTD =92,2o F
ln
( 46,4o F−(−27,4)o F )
5. Menentukan Faktor Koreksi
Berdasarkan plotting nilai S dan R, maka nilai Ft yang dapat digunakan
adalah 1,
6. Menentukan Nilai ΔTm
∆Tm = 92,2 oF. 1
∆Tm = 92,2 oF
temperature < 50o F maka temperature kalorik merupakan temperatur rata-rata.
T 1 +T 2
T C=
2
o o
86 F+ 46,4 F o
¿ =66,2 F
2
t 1 +t 2
t c=
2
o o
−27,4 F+−27,4 F o
¿ =−27,4 F
2
- Flow area pada tube (at)
N t ait 74 . 1,28 2
a t= a t= ft a t=0,331 f t 2
144 n 144. 2
- Flow area pada shell (as)

ID C B ID . ( PT −OD ) . Baffle
'
a s= =
144 PT 144. PT
24,25∈ ¿
5 2
a s=24,25∈. ( 1,875−1,5 ) ∈. ¿a s=0,163 f t
144. 1,875∈¿ ¿
9. Menghitung Mass Velocity
- Mass velocity tube
W 79.797 lb/h
Gt = Gt = 2
2 G t =241.247 lb/f t . h
at 0,331 f t
- Mass velocity shell
W 7.090 lb/h
GS = GS = 2
G S =43.305 lb / f t . h
as 0,163 f t 2
10. Menghitung Bilangan Reynold
- Bilangan Reynold Tube (Ret)
D .Gt 2
0,107 ft . 241.247 lb /f t . h R e =10.083 (Aliran Turbulen)
R e t= R e t= t
μ 0,46 lb /ft .h
- Bilangan Reynold Shell (Res)
Dengan tube yang digunakan berdiameter OD 1,5 in,1,25-in square pitch
maka didapatkan nilai De sebesar 1,48 in
1 ft
De .G s
R e s= 12∈¿ . 43.305 lb /f t 2 . h R e t=¿11.640 (Aliran
μ R e t=1,48∈ ¿
2,552lb/ ft . h
Turbulen)
- Menghitung heat transfer coefficient tube (hio)
( )ϕ
1
k cμ
hi=J H 3
t
D k

BTU
0,345
hi f t o F .h
=36
( )
ϕt BTU lb 1
J H =36( hasil plotting) 0,1,004 .2,552 3
1 ft o
lb. F ft .h
1,28∈. ¿
12∈¿ BTU
0,345 o
f t F.h
hi BTU hio hi ID hio BTU

=227,24 2o = x =227,24 2o x 1,28∈ ¿ ¿
ϕt f t F . h ϕ t ϕ t OD ϕ t f t F.h 1,5∈¿ ¿
hio BTU
=193,88 2o
ϕt f t F .h
( )
0,14
μ
Menurut kern, jika viskositas fluida < 1cP maka nilai ϕ t = =1 .
μW
Maka:
hio BTU
hio = ϕ =193,88 2o
ϕt t f t F.h
( )ϕ
1
k cμ
ho=J H 3
s
De k
BTU
0,284 o
ho f t F.h
=62
( )
ϕs BTU lb
1
J H =89( hasil plotting) 0,0,57 .0,46 3
1 ft o
lb. F ft . h
1,48∈. ¿
12∈¿ BTU
0,284 o
f t F .h
ho BTU
=165,05 2o
ϕs f t F.h
( )
0,14
μ
Menurut kern, jika viskositas fluida < 1cP maka nilai ϕ t = =1 .
μW
Maka:
ho BTU
h o= ϕ =165,05 2o
ϕs s f t F.h
12. Menghitung clean overall coefficient (Uc)

BTU BTU
193,88
2o
. 165,05 2o
hio . ho f t F.h f t F . h Uc=89,15 BTU
Uc= Uc= 2o
hio +ho BTU BTU f t F.h
193,88 2o +165,05 2o
f t F.h f t F.h
13. Menghitung design overall coefficient (UD)
- Menghitung total luas untuk perpindahan panas (A)
2
ft
A=a L Nt A=0,3925 . 20 ft . 73 A=580,9 f t 2
ft
- Menghitung design overall coefficient (UD)
Q U = 3.174 .778 BTU /h 2o
U D= D U D=59,28 BTU /f t F . h
A x ∆T 580,9 f t 2 x 92,2o F
14. Menghitung dirt factor (Rd)
U C −U D 89,15 BTU /f t 2o F .h−59,28 BTU / f t 2o F . h
Rd= Rd=
U ❑C x U D 89,15 BTU /f t 2o F .h . h x 59,28 BTU / f t 2o F . h
2 o
Rd=0,006 f t . F .h /BTU
Nilai Rd perhitungan 0,013 > Rd ketentuan 0,001 (Kern,1950) maka
design dapat diterima.
15. Menghitung pressure drop (ΔP)
- Menentukan nilai f
ft = 0,00028 ft/in2 (hasil plotting)
fs = 0,0021 ft/in2 (hasil plotting)
- Menghitung nilai pressure drop pada tube (ΔPT)
Dengan ρreferensi sebesar 1.000 kg/m maka didapatkan sg pada fluida di tube
sebesar 1,003.
∆ Pt =
2
f .Gt .L.n
5,22.1010 . D . sg . ϕ t Δ Pt =
(
0,00028 . 241.247
lb 2
)
f t2 . h
.20 ft .2
10
5,22 .10 . 1,07 ft (1,003) .1
Δ Pt =0,11 psi
( ( ))
2
V 62,5
Velocity head '
. yang didapatkan sebesar 0,007 ft2/in2
2g 144

( )
2
4 n V 62,5 4.2
∆ Pr = . ∆ Pr = . 0,007 psi ∆ Pr =0,06 psi
sg 2 g 144 1,003
∆ PT =∆ Pt +∆ Pr ∆ PT =0,11 psi+ 0,06 psi∆ PT =0,17 psi (<10 psi untuk
fluida cair maka design diterima)

- Menghitung pressure drop pada shell (ΔPS)
Dengan ρreferensi sebesar 1.000 kg/m3 maka didapatkan sg pada fluida di
shell sebesar 0,005.
12 L 12(20) ft
N +1= N +1=
B 4,850∈¿=49,5 ¿
2
f .G s . Ds . ( N +1 )
∆ P S=
5,22.1010 . De . sg . ϕ t
1 ft
( )
2 2
ft lb 12∈¿ .49,5
∆ P S=0,0019 2 . 43.405 2 .24,25∈. ¿
¿ f t .h 10 1 ft
5,22. 10 . 1,48∈. ¿
12∈¿ .1,033 . 1
∆ P S=9,9 psi (<10 psi untuk fluida cair maka design diterima)
16. Kenaikan laju alir volumetrik
- Kondisi masuk
W
V ¿=
ρ¿
3.216 kg / j
V ¿= 3
=¿607,7 m3/jam
5,292 kg /m
- Kondisi keluar
W
V ¿=
ρout
3.216 kg / j
V out = 3
=¿ 3.696,6 m3/jam
0,87 kg/m
- Kenaikan volume : Vout/Vin = 6,1 kali dari kondisi umpan
Heater 4 (E-104)
Fungsi : Memanaskan larutan umpan R-102


Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi
Pipa Annulus
Parameter
Umpan Steam
Laju Alir Fluida 37.035,2 kg/jam 1.859,6kg/jam
81.648,7 lb/jam 4.099,6 lb/jam
1.174,5 ft3/menit 15.789,5 ft3/menit
(Tin) 165,7 oF 338,7 oF
(Tout) 194 Fo
338,7 oF
Temperatur rata- 82,1 oC 170,4 oC
rata 179,8 oF 338,7 oF
(Cp) 0,999 BTU/lb. F o
0,46 BTU/lb. oF
0,656 . 10 kg/m.s
-3
0,000015 kg/m.s
4,408 . 10 lb/ft.h
-4
0,0363 lb/ft.h
Konduktivitas 0,427 W/m. o
C 0,023 W/m.oC
Densitas (ρ) 1.113,6 kg/m3 4,16 kg/m3
68,52 lb/ft3 0,26 lb/ft3
(Q) 3.607.005 BTU/h

Pipa dalam, IPS : 6 In
: 0,552 ft
0,48 ft
Pipa luar, IPS : 10

Schedule Number 40
0,896 ft
0,835 ft

ΔTLMTD 158,5 F o
ap 0,18 ft2
aa 0,308 ft2
Gp 450.870 lb/ ft2.h
Ga 13.296 lb/ ft2.h
Rep 136.406 Aliran Turbulen
Rea 259.997 Aliran Turbulen
ho 1.500 BTU/ ft2. oF.h
Rd 1,363 . 10-4 ft2. oF.h /BTU
HP 2 buah
L 15 Ft
A 101 ft2
L aktual 60 ft
A aktual 104,04 ft2
∆ Pp 0,065 psi
∆ Pa 2,526 . 10-4 psi
Heater 5 (E-201)
Fungsi : Memanaskan larutan umpan EV-202
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi
Pipa Annulus
Parameter
Umpan Steam


3823 lb/jam 96,7 lb/jam
(Tin) 162,1 oF 338,7 oF
(Tout) 194 Fo
338,7 oF
Temperatur rata- 81,15 oC 170,4 oC
rata 178,061 oF 338,7 oF
(Cp) 0,6 BTU/lb. Fo
0,46 BTU/lb. oF
0,0018 kg/m.s 0,000015 kg/m.s
4,35 lb/ft.h 0,0363 lb/ft.h
Konduktivitas 0,24 W/m.oC 0,023 W/m.oC
Densitas (ρ) 1033,6 kg/m3 4,16 kg/m3
64,53 lb/ft3 0,26 lb/ft3
Kebutuhan panas 89.811kJ/jam
(Q) 85.124,5BTU/h

Pipa dalam, IPS : 1,25 In
: 0,138 ft
0,115 ft
Pipa luar, IPS : 2

Schedule Number 40
0,198 ft
Diameter dalam (ID) 2 in
0,172 ft


ΔTLMTD 160,13 F o
ap 0,01 ft2
aa 0,0083 ft2
Gp 368.919,2 lb/ ft2.h
Ga 11700,1 lb/ ft2.h
Rep 9752,4 Aliran Turbulen
Rea 24515,2 Aliran Turbulen
ho 1500 BTU/ ft2. oF.h
Rd 0,022 ft2. oF.h /BTU
HP 1 buah
L 20 Ft
A 7,13 ft2
L aktual 40 ft
A aktual 17,4 ft2
∆ Pp 0,00089 psi
∆ Pa 0,187 psi
Heater 6 (E-105)
Fungsi : Memanaskan NH3 sebelum diumpankan pada R-102
Jumlah : 1 unit
Jenis : 1-1 Shell and Tube Heat Exchanger
Kondisi Operasi
Tube Shell
Parameter
Umpan Steam
Laju Alir 3.216 kg/jam 482,73 kg/jam
Tin -33 oC 170,4 oC
240,15 K 443,55 K
Tout 90 oC 170,4 oC
363,15 K 443,55 K
Trata-rata 28,5 oC 170,4 oC
301,65 K 443,55 K
Cp 2,12 kJ/kg.K 1,918 kJ/kg.K
μ 0,0085 cP 0,015 cP

0,0085 . 10-3 kg/m.s 0,015 . 10-3 kg/m.s

K 0,027 W/mK 0,023 W/mK
ρ 0,87 kg/m 3
4,16 kg/m3
Q 987.912,8 kJ/jam
1. Dimensi tube
Dimensi tube yang dipilih adalah dengan spesifikasi sebagai berikut.
BWG = 12
Do = 1,5 in = 0,038 m
Di = 1,28 in = 0,033 m
L = 20 ft = 6,096 m
Utrial = 50 W/m2K (berdasarkan tabel 12.1 dalam Coulson & Richardson (2005))
2. Long Mean Temperature Diferent (ΔTLMTD)
( T 1−t 2 )−(T 2−t 1 )
∆ T LMTD =
(T −t )
ln 1 2
(T 2−t 1 )
( 443,55 K −363,15 K )−( 443,55 K −240,15 K )
∆ T LMTD =
( 443,55 K −363,15 K )
ln
( 443,55 K −240,15 K )
∆ T LMTD =132,5 K
3. Faktor koreksi (Ft)
Berdasarkan plotting nilai S dan R, maka nilai Ft yang dapat digunakan
adalah 1.
4. ΔTM
∆Tm = 132,5 K . 1
∆Tm = 132,5 K = 132,5
5. Luas area luar pipa
Q
A=
U trial . ∆T m
274420 J/s
A= 2o
=41,416 m2
50 W/ m K . 132,5 K
6. Jumlah tube (Nt)
A
Nt =
π . L . Do

2
41,416 m
Nt = =56,8 buah
3,14 . 6,096 m . 0,038 m
7. Dimensi shell
a. Tube pitch (Pt)
Jenis pitch yang biasa dipilih adalah square atau tringular pitch dengan
besar :
Pt = 1,25 . Do
Pt = 1,25 . 0,038 m = 0,048 m
b. Diameter bundle (Db)
Koefisien K1 dan n1 yang untuk 1-1 STHE dengan jenis tringular pitch
digunakan adalah 0,319 dam 2,142.
( )
1
Nt n1
Db = Do
K1
( )
1
56,8
Db = 0,038 m 2, 1 42
=0,428 m
0,319
c. Diameter shell (Ids)
Berdasarkan hasil plotting pada fig. 12.10 dalam Coulson & Richardson
(2005), Dbo dari Db 0,428 m dengan jenis head fiixed & U tube adalah 0,0118 m.
IDs = Db + Dbo
IDs = 0,428 m + 0,0118 m = 0,440 m
8. Koefisiensi perpindahan panas tube (hi)
a. Jumlah tube per pass (Nt+1)
Nt
Nt+1 =
No. Pass
56,8
Nt+1 = =56,8
1
b. Tube cross sectional area (Ato)
π 2
Ato = D i
4
π
Ato = 0,0332=8,3 .10-4 m 2
4
c. Luas total area (Atotal)
Atotal = Nt+1 . Ato
Atotal = (56,8 ¿. 8,3 . 10-4 m 2
= 0,047 m2

d. Kecepatan massa fluida (Gt)

m
Gt =
A Total
0,893 kg/ s 2
Gt = 2
=18,96 kg /m s
0,047 m
e. Kecepatan aliran fluida (Ut)
Gt
Ut =
ρ tube
18,96 kg/ m 2 s
Ut = =21,68 m/s
0,87 kg /m 3
f. Bilangan Reynold (Re) dan Bilangan Prandtl
ρ . U t . Di
Re =
μ tube
0,87 kg /m 3 . 21,68 m/s . 0,033 m
Re = =72.858(turbulen)
0,00000846 kg/ms
μ tube . Cp
Pr =
kf
0,00000846 kg/ms . 2,12 kJ/kg K . 1000 J/kJ
Pr = =0,665
0,027 W / mK
g. Faktor perpindahan panas (jh)
jh yang didapatkan melalui plotting nilai Re pada fig. 12.23 dalam Coulson
& Richardson (2005) adalah 0,003.
h. Koefisiensi perpindahan panas tube (hi
k
hi = jh. ℜ. Pr 0,33 .
Di
0,33 0,027 W /mK
hi =0,003 .72.858 . 0,665 .
0,033 m
hi =158 ,52 W /m 2 K
9. Koefisiensi perpindahan panas shell (ho)
a. Jarak baffle (Ib)
Ds
lb =
5
0,44 m
lb = = 0,088 m
5
b. Cross flow area (As)
Lb
As = (Pt – Do) . Ds .
Pt

0,088 m
As = (0,048 – 0,038)m . 0,440 m .
0,048 m
As = 7,74 . 10-3 m 2
c. Kecepatan massa fluida (Gs)
m
Gt =
As
0,134 kg/s
Gt = −3 2 = 17,32 kg/m s
2
7,74 .10 m
d. Diameter ekivalen (De)
1,1
De = x (Pt2– 0,917.Do2)
Do
1,1
De = x (0,0482 – 0,917.(0,0382))
0,038 m
De = 0,027 m
e. Kecepatan aliran fluida (Us)
Gt
Us =
ρ shell
2
17,32kg /m s
Us = 3
=4,16 m/ s
4,16 kg /m
f. Bilangan Reynold (Re) dan Bilangan Prandtl
ρ . Us . De
Re =
μshell
4,16 kg /m 3 . 4,16 m/s . 0,027 m
Re = =31.197 (turbulen)
1,5 . 10 -5 kg/ms
μshell . Cp
Pr =
k
-5
1,5 . 10 kg/ms . 1,818 kJ/kg K . 1000J/kJ
Pr = =1,25
0,023 W/mK
g. Faktor perpindahan panas (jh)
jh didapatkan yang melalui plotting nilai Re pada fig. 12.23 dalam
Coulson & Richardson (2005) adalah 0,0034
h. Koefisiensi perpindahan panas tube (hi
0,33 k
h s= jh. ℜ . Pr .
De
0,33 0,023 W/mK
h s=0,0034 . 31.197 . 1,25 .
0,027 m

2
h s=97,37 W /m K
10. Koefisien perpindahan panas overall (Uo)
Berdasarkan jenis fluida dan materian pipa yang digunakan, variabel yang
digunakan untuk perhitungan Uo adalah :
hid = 7.500 W/m2K (gas 5.000 – 10.000 tabel 12.2 dalam Coulson &
Richardson (2005))
hod = 3.500 W/m2K (steam terkondensasi 1.500 – 5.000 tabel 12.2 dalam
Coulson & Richardson (2005))
kw = 16 W/m2K (stainless steel tabel 12.6 dalam Coulson & Richardson
(2005)))
Do ln
( )
Do
Di
( )
1 1 1 Do 1 1
= + + + +
U o hs h s d 2 k w Di h id h i
0,038 ln (0,038
0,033 ) 0,038 1
0,033 7.500 158 , 52 )
(
1 1 1 1
= + + + +
U o 97,37 3.500 2( 16 )
1
= 0,0183 m2K/W
Uo
Uo = 54,66 W/m2K
11. Pressure drop
a. Pressure drop pada tube
jf didapatkan yang melalui plotting nilai Re pada fig. 12.24 dalam Coulson
& Richardson (2005) adalah 0,004.
[ ]
2
( )( ) ρ tube . u t
m
L μ
∆ PT =Np 8 jf . +2,5
di μw 2
[
∆ PT =1 8(0,004) (
6,096
0,033
. 1+2,5)0,87 . 21,68 2
2 ]
∆ PT =1.734 Pa=0,25 psi (<2 psi maka rancangan dapat diterima)
b. Pressure drop pada shell
jf didapatkan yang melalui plotting nilai Re pada fig. 12.30 dalam Coulson
& Richardson (2005) adalah 0,041

( )( )( )
- 0,14
Ds L μ ρ shell . u 2s
∆ Ps = 8 . jf . . .
De lB μw 2
∆ P = 8 . ( 0,041 ) . (
0,027 ) (0,088 )
2
0,440 6,069 4,16 . 4,16
s . . 1
2
∆ Ps = 13.322 Pa = 1,9 psi (<2 psi maka rancangan dapat diterima)
B.2.10 Cooler (C-201)

Fungsi : Mendinginkan larutan umpan CR-201
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi
Tabel B. 24 Kondisi Operasi Cooler E-201
Pipa Annulus
Parameter
Umpan Chilled Water
Laju Alir 7.946,726 kg/jam 21.795,135 kg/jam
17.519,532 lb/h 48.050,049lb/jam
Tin 153,120 oC 8 oC
307,616 oF 46,4 oF
Tout 60 C
o
30 oC
140 oF 86 oF
Trata-rata 106,560 oC 19 oC
223,808 oF 66,2 oF
Cp 2,318 kJ/kg. C o
4,206 kJ/kg. oC
0,554 BTU/lb. oF 1,005 BTU/lb. oF
μ 1,631 cP 1,055 cP
1,631 . 10 kg/m.s
-3
1,055 . 10-3 kg/m.s
3,946 lb/ft.h 2,552 lb/ft.h
K 0,179 W/m.oC 0,597 W/m.oC
0,104 BTU/ft. oF.h 0,345 BTU/ft. oF.h
ρ 992,739 kg/m3 1.033,047 kg/m3
61,975 lb/ft 3
64,491 lb/ft3
Q 2.016.962,315 kJ/jam
1.911.711,414 BTU/h

Pipa dalam, IPS : 2

: 0,1983 ft
0,1723 ft
Pipa luar, IPS : 4

Schedule Number 40
0,375 ft
0,336 ft

( T 1−t 2 )−(T 2−t 1 )
∆ T LMTD = ( Coulson ,2005 Eq .12.4 )
(T 1−t 2 )
ln
(T 2−t 1 )
( 307,616o F−86o F ) −( 140o F−46,4 o F )
∆ T LMTD =
( 307,616 o F−86o F ) ∆ T LMTD =148,525o F
ln
( 140 o F−46,4o F )

Menurut Kern (1950), jika viskositas dari fluida > 1 cP maka perhitungan
temperatur kalorik dapat dilakukan seperti langkah berikut dengan menentukan Fc
dari gambar B.__. Perhitungan Kc dilakukan dari penurunan perhitungan Kc
menurut Kern. Berikut merupakan tahapan perhitungan variabel untuk plotting.
∆ Tc 307,616 o F−140 o F
= = 0,236
∆ Th 86o F−46,4 o
(T ¿ ¿2−t 1 )
K C =(T ¿ ¿ 1−t 2)− ¿¿
(T ¿ ¿ 2−t 1) ¿
(221,616)−(93,6) o
K C= ❑ F
(93,6)
¿ 1,368

Gambar B. 25 The Caloric Temperature Factors

Berdasarkan hasil plotting pada Gambar B.28 didapatkan nilai Fc sebesar
0,33
Tc = T2 + Fc(T1-T2)
Tc = 140 oF + 0,33(307,616 – 140) oF
Tc = 195,313 oF
tc = t1 + Fc(t2-t1)
tc = 8 + 0,33(30 – 8) oF
tc = 59,468
- Flow area pipa (ap)
2
π D2 3,14 . ( 0,17225 ft )
a P= a P= a P=0,023291 f t 2
4 4
- Flow area annulus (aa)
3,14 . ( 0,3355 f t 2 −0,1983 f t 2)
2 2
( D¿¿ 2 −D1) 2
a a=π ¿a a= a a=0,0575 f t
4 4
4. Menghitung Mass Velocity (G)
- Mass velocity pipa (GP)
W 17519,532lb/h
G p = G p= 2
2 G P=751518,017 lb / f t . h
ap 0,023291 f t

- Mass velocity annulus (Ga)

W 48050,049lb /h
G a= G a= 2
Ga=835170,053lb/ f t . h
aa 0,0575 f t
2
5. Menghitung Bilangan Reynold (Re)

- Bilangan Reynold pada pipa (Rep)
DG p 2
0,17225 ft .751518,017 lb /f t . h
R e p= R e p=
μ 3,946 lb/ft . h
R e p=32,806,606(turbulen)
- Bilangan Reynold pada annulus (Rea)
2 2
DeG a D2−D1 G a
R e a= R e a= .
μ D1 μ
0,3355 f t 2−0,1983 f t 2 835170,053 lb/f t 2 . h

R e a= .
0,1983 ft 2,255lb / ft . h
R e a=120.817,283(turbulen)
- Menghitung hi/θ (pipa dalam)
Berdasarkan gambar B._ didapatkan nilai JH sebesar 115.
BTU
0,106
f t o F .h
hi =115
( )( )
( )
1 1
k cμ μ BTU lb
hi =J H 3
0,5463 . 3,946 3
D k μw 1 ft o
lb. F ft . h
2,067∈. θ¿
12∈¿ BTU
0,106 o
f t F.h
hi
θp
- Koreksi hi untuk pipa dalam
hio hi ID
= .
θ p θ p OD
hio ¿
=193,2287. 2,067∈ ¿
θp 2,380∈¿¿
hio
- =¿167,816 BTU/jam.ft2.oF
θp
- Menghitung ho /θ (pipa luar)
Berdasarkan gambar B._ didapatkan nilai JH sebesar 460.
( ) ( μμ )
1
k cμ
h o=J H 3
De k w

( )
1
BTU BTU lb
0,347 1,006 . 2,552 3
o
f t F.h
o
lb. F ft .h
h o=460 θ
0,369 ft BTU
0,347 o
f t F.h
ho
θa
- Menghitung nilai temperatur dinding pipa dalam (Tw)
hio /θp
Tw=Tc+ (Tc−tc)
hio /θp+ho /θa
167,816
Tw=195,313+ (195,313−59,468)
167,816+842,339
Tw=308,590 ℉
- Menghitung nilai temperatur dinding pipa luar (tw)
ho/θa
tw=tc+ (Tc−tc)
hio / θp+ho /θa
842,339
tw=59,468+ (195,313−59,468)
167,816+842,339
tw=172,745 ℉
- Mencari viskositas pada Tw dan tw
μTw =2,628 lb / ft . jam
μtw =0,903 lb /ft . jam
- Mencari nilai hi
( )
0,14
μ
θ p=
μw
( )
0,14
3,946
θ p=
2,628
θ p=1,059
hio
θp
hio = 177,646 BTU/jam.ft2.oF
- Mencari nilai ho
( )
0,14
2,552
θ a=
0,903
θ a=1,156
ho
θa
ho = 974,203 BTU/jam.ft2.oF
7. Menghitung Clean Overall Coefficient (Uc)

BTU BTU
177,646 x 974,203 2o
h io x h o 2o
f t F.h f t F . h Uc=150,248 BTU
Uc= Uc= 2o
hio +ho BTU BTU f t F .h
177,646 2o + 974,203 2o
f t F.h f t F .h
8. Menghitung Koefisien Design

- Menentukan Dirt Factor Design (Rddesign)
Rd treated make up cooling water = 0,001 ft2 oF h/BTU (Kern, 1950)
- Menghitung Design Overall Heat Transfer Coefficient (Ud)
2o
1 1 ft F .h
1 1 = +0,001
= + Rd Ud BTU BTU
Ud Uc 150,248 2o
f t F .h
ft F . h Ud=139,623 BTU
2o
1
=0,0077
Ud BTU f t 2o F . h
9. Menghitung luas permukaan perpindahan panas yang dibutuhkan
(A)
BTU
1911711,414
Q h
A= A= A=98,538 f t 2
U D . ΔT LMTD BTU
139,623 2o .148,525 o F
f t F.h
10. Penentuan Jumlah Hair Pin
- Luas permukaan luar (A luar) = 0,622 ft2/ft panjang pipa.
A 98,538 f t 2
- Panjang pipa yang dibutuhkan (L) = = =158,422 ft
A luar 0,622 ft 2 /ft
1 HP
- Jumlah hair pin (HP) = 158,422 . =3,96 dibulatkan
2 x 20 ft
menjadi 4 HP
2 x 20 ft
- Panjang pipa aktual = 4 HP. =160 ft
1 HP
11. Menghitung luas permukaan actual (Ak)
Aaktual =luas permukaan luar x panjang pipa aktual
f t2 2
Aaktual =0,622 . x 160 ft Aaktual =99,52 f t
ft
12. Menghitung koefisien aktual design
- Menghitung nilai aktual design Overall Heat Transfer Coefficient (UD
aktual)

BTU
Q 1911711,414
U D aktual= h
A . ΔT LMTD U D aktual=
99,52 f t .148,525o F
2
BTU
U D aktual=129,334 2o
f t F.h
- Menghtiung nilai aktual Dirt Factor Design (RD aktual )
BTU BTU
150,248 2o −129,334 2o
U C −U D f t F.h f t F .h
R D aktual= R D aktual=
UC x U D BTU BTU
150,248 2o x 129,334 2o
f t F.h f t F.h
R D aktual=0,00108
Nilai RD aktual 0,0011> nilai RD design 0,001 maka design diterima.
13. Menghitung Pressure Drop (ΔP)
- Menghitung nilai pressure drop pada tube
0,264 0,264
f =0,0035+ 0,42 f =0,0035+ f =0,006803
Re 32,806,6060,42
 Menghitung ΔFp
∆ FP=
4 f G2p L
∆ FP=
(
4.0,006803 . 751518,017 2
lb 2
f t .h )
.160 ft
( )
2
2 g ρ2 D 2. 32,147
ft lb
. 61,975 3 .0,17225 ft
2
s ft
∆ F P =4,457 ft
 Menghitung ΔPp
lb
∆ F P. ρ 4,457 ft . 61,975 3
∆ Pp= f t ∆ P p =1,918 psi
144 ∆ P p =
144
ΔPp diijinkan karena tidak melebihi 10 psi
- Menghitung nilai pressure drop pada annulus
0,264 0,264
f =0,0035+ 0,42 f =0,0035+ 0,42 f =0,006436
Re 44886,846
 Menghitung ΔFp

( )
2
lb
2
4 . 0,006436. 835170,053 2
.160 ft
4 f Ga L f t .h
∆ F a= ∆ F a=
( )
2 2
2 g ρ De ' ft lb
2. 32,147 2
. 64,491 3 .0,1372 ft
s ft
∆ F a=6,039 ft
 Menghitung ΔPa
G 835170,053 lb/f t 2 . h
V= V= V =3,597 ft / s
3600. ρ 3600 . 64,491lb/ f t 3
v2 ( 3,597 ft / s )2
∆ F l= . HP ∆ F l = 2
.2
2g 2.32,147 ft /s
∆ F l=0,804 ft
( ∆ Fa+ ∆ Fl ) ρ (6,039 ft +0,804 ft ) .64,491 lb/f t 3

∆ P a= ∆ P a=
144 144
∆ P a=3,064 psi ΔPa diijinkan karena tidak melebihi 10 psi
B.2.11 Storage (S-101, T-101, T-102, T-103, dan S-202)

Pada pabrik pembuatan kaprolaktam, terdapat tiga unit tangki
penyimpanan untuk menyimpan bahan baku fluida cair, dan 2 jenis silo dengan
masing-masing dua unit untuk menyimpan bahan baku dan produk berupa
padatan. Pada lampiran ini akan ditampikan perhitungan secara rinci untuk tangki
penyimpanan 3 (T-103) dan silo 1 (S-101) sebagai contoh perhitungan. Sementara
untuk storage lainnya akan langsung disajikan hasil perhitungannya.
1. Tangki Penyimpanan (T-103)
Tangki Penyimpanan (T-103) berfungsi untuk menyimpan bahan baku
oleum selama 7 hari dengan kondisi operasi sebagai berikut :
- Temperatur penyimpan = 25 oC
- Tekanan penyimpanan = 1 atm
- Laju alir massa bahan = 21454,12 kg/jam
- Massa jenis bahan = 1000 kg/m3
a. Menghitung Tekanan dan Temperatur Desain
Tekanan Operasi (Pop) = 1 atm abs = 0 psig
Tekanan Maksimum (Pw) = Pop + 25 psi
= 25 psi
Tekanan Desain (PD) = Pw + 25 psi

= 50 psi
Temperatur Operasi (Top) = 25oC
Temperatur Desain (TD) = Top + 25 oC
= 50 oC
a. Menghitung Volume Tangki

laju alir massa bahan
Volume bahan= x waktu penyimpanan
massa jenis bahhan
21454,12kg / jam 24 jam
¿ x 1 hari x ¿ 514,90 m
3
1000 kg /m
3
1
Volume bahan x 1,5 514,90m3 x 1,5

Volume tangki= ¿ =858,16 m3
90 % 90 %
b. Menghitung Diameter Tangki
1 2 1 3
V tangki= . π . D . H , karena D=H maka :V tangki= . π . D
4 4
√ √
3
3 4. Vtangki 3 4. 858,16 m
D=H =10,27 m
D= D=11
π 3,14
c. Penentuan Level Tangki
- High High Liquid Level = 90% x H
= 0,9 x 10,27 m
= 9,24 m
- High Liquid Level = 80% x H
= 0,8 x 10,27 m
= 8,214 m
- Low Liquid Level = 20% x H
= 0,2 x 10,27 m
= 2,053 m
- Low Low Liquid Level = 10% x H
= 0,1 x 10,27 m
= 1,027 m
d. Penentuan Ketebalan Tangki
- Tekanan hidrostatik (Ph) = ρ.g. HHLL

kg m
= 1000 3
. 9,8 2 . 9,24 m
m s
= 90555,326 N/m2
= 13,13 psi
- Ketebalan Dinding Shell
P xr
ts= +CA
f . E−0,6. P
39,37∈ ¿
10,27 m 1m
ts= (13,13 psi+50 psi ) x . + 0,0625∈¿ ¿
2 10.350 psi . 0,8−0,6. ( 13,13 psi+ 50 psi )
ts=0,099∈¿ , dengan standar ketebalan 3/16 in
- Ketebalan head
Gambar B. 26 Conical Roof

- Tebal Head = 0,25 in (asumsi)
33,68 ft
- min sin θ =
430 x 0,25∈¿ ¿
= 0,313
- θ = 18,24o
¿ ¿
- r = 6 x 404,21∈ 0,313
= 7740 in
¿
- f allowable = 1,5 . 106 . 0,25∈ 7740∈¿ ¿ ¿
= 48,45 psia

f allowable < nilai 1/3 yield point (f), maka asumsi tebal head benar
e. Menghitung Tinggi Tangki
- Tinggi Head (HHead) = tan 18,24o (10,27 m/ 2¿
= 1,69 m
- Tinggi Tangki Penyimpanan = Hsilinder + Hhead
= 10,27 m + 1,69 m
= 11,96 m
2. Tangki Penyimpanan 1 (T-101)

Tangki penyimpanan 1 digunakan untuk menyimpan bahan baku oleum.
Hasil perhitungan pada perancangan tangki penyimpanan ditunjukkan pada Tabel.
Tabel B. 25 Hasil Perhitungan Tangki Penyimpanan 1 (T-101)
Kondisi Operasi
Temperatur penyimpanan (Top) 250C
Tekanan penyimpan (Pop) 1 atm
Waktu penyimpanan 7 hari
Laju alir massa bahan 8806,72 kg/jam
Massa jenis bahan 1857,38 kg/m3
Hasil Perhitungan
Parameter Hasil
Temperatur Desain (TD) 500C
Tekanan Desain (PD) 3,4 bar
Volume tangki 1137,95 m3
Diameter tangki 11,317 m
Tinggi silinder 11,317 m
High High Liquid Level 10,186 m
High Liquid Level 9,054 m
Low Liquid Level 2,263 m
Low Low Liquid Level 1,131 m
Tebal dinding shell (ts) 3/16 in
Tebal dinding head (th) 3/8 in
Tinggi head 0,599 m
Tinggi tangki 11,917 m
3. Tangki Penyimpanan 2 (T-102)

Tangki penyimpanan 2 digunakan untuk menyimpan bahan baku NH3.
Tabel B. 26 Hasil Perhitungan Tangki Penyimpanan 2 (T-102)
Kondisi Operasi
Tekanan penyimpan (Pop) 10,8 bar


Hasil Perhitungan
Parameter Hasil
Temperatur Desain (TD) 52 C
0

High High Liquid Level 9,966 m
High Liquid Level 8,859 m
Low Liquid Level 2,215 m
Low Low Liquid Level 1,107 m
Tebal dinding shell (ts) 3 in
Tebal dinding head (th) 3 in
Tinggi head 0,599 m
4. Silo Penyimpanan 1 (S-101)

Silo Penyimpanan (T-103) berfungsi untuk menyimpan bahan baku
cyclohexanone oxime (CHO) selama 30 hari dengan kondisi operasi sebagai
berikut :
- Temperatur penyimpan = 25 oC
- Tekanan penyimpanan = 1 atm
- Laju alir massa bahan = 6774,4 kg/jam
- Massa jenis bahan = 1100 kg/m3
a. Menghitung Tekanan dan Temperatur Desain
Tekanan Operasi (Pop) = 1 atm abs = 0 psig
Tekanan Maksimum (Pw) = Pop + 25 psi
= 25 psi
Tekanan Desain (PD) = Pw + 25 psi
= 50 psi
Temperatur Operasi (Top) = 25oC
Temperatur Desain (TD) = Top + 25 oC
= 50 oC
b. Menghitung Volume Silo

laju alir massa bahan

Volume bahan= x waktu penyimpanan
massa jenis bahan
6774,4 kg / jam 24 jam
¿ x 7 hari x 3
1100 kg/m
3
1 ¿ 4434,153 m
Penyimpanan bahan baku CHO, menggunakan 2 unit silo dengan masing-
masing silo menampung 2217,076 m3 bahan.
Volume bahan 2217,076 m3 3
Volume tangki= ¿ =2463,42 m
90 % 90 %
c. Menghitung Diameter Silo
Vsilo = Vsilinder + Vcone terpancung
 Volume Silinder
1 2
V tangki= . π . D . H
4
 Volume cone terpancung
Volume cone terpancung terdiri dari volume cone besar dan volume
cone kecil. Skema cone terpancung ditunjukkan pada Gambar B.
Gambar B. 27 Skema cone terpancung

H Hc
=tan θ =tan θ
R Rc
0 1
θ=6 0 Dc= D
3
1 2 1 1 2
Vcone = . π . R . H V cone= . . π . D . H
3 3 4
- Volume cone besar
1 1 2 1 2 0
V cone besar = . . π . D . HV cone besar = . π . D . R tan 6 0
3 4 12
1 2 D 0 1 3 0
V cone besar =
. π . D . tan 6 0 V cone besar = . π . D . tan 6 0
12 2 24
- Volume cone kecil

1 1 2 1 2 0
V cone kecil= . . π . Dc . H V cone kecil= . π . Dc . Rc tan 6 0
3 4 12
1 2 1 0
V cone kecil= . π . Dc . Dc tan 6 0
12 2
V cone kecil=
1
12 ( )
1 2 1 1
. π . D . . D tan 6 0
3 2 3
0
1 1 1
V cone kecil= . π . D2 . D tan 6 00
12 9 6
1 3 0
V cone kecil= . π . D . tan 6 0
648
- Volume cone terpacung
V cone terpancung = V cone besar – V cone kecil
1 3 0 1 3 0
V cone terpancung= . π . D . tan 6 0 − . π . D . tan 6 0
24 648
3 0
V cone terpancung=0,040123 . π . D . tan 6 0
o Volume Silo
Vsilo=Vsilinder+Vcone terpancung
1 2 3 0
Vsilo= . π . D . H+ 0,040123 . π . D . tan 6 0 Hsilnder=D , maka:
4
1
Vsilo= . π . D3 +0,040123 . π . D3 . tan 6 00
4
1 3 3
Vsilo= . π . D +0,040123 . π . D .1,732051Vsilo=1,003217 x D3
4
o Diameter Silo
√ √
3
Vsilo
3 3 2463,42 m
D=H =13,491 m=531,15∈¿
D= D=
1,003217 1,003217
Diameter Cone :
1 13,491m
Dc= D= =4,497 m
3 3
Tinggi Cone :
Hc 0 Dc 0 4,497 0
=tan 60 Hc= tan 60 Hc= tan 60 Hc =3,894 m
Rc 2 2
d. Ketebalan Silo
- Ketebalan Dinding Shell

P xr
ts= +CA
f . E−0,6. P
39,37 ∈ ¿
13,491 m 1m
ts=50 psi x . + 0,0625∈¿¿ ts=1,51∈¿,
2 10.350 psi. 0,8−0,6. 50 psi
dengan standar ketebalan 1 5/8 in
Dc
Px
- Ketebalan cone terpancung 2
ts= +CA
f . E−0,6. P
39,37∈ ¿
4,497 m 1m
ts=50 psi x . + 0,0625∈¿ ¿ts=0,5∈¿ ,
2 10.350 psi. 0,8−0,6.50 psi
dengan standar ketebalan 1/2 in
- Ketebalan head
Gambar B. 28 Conical Roof

- Tebal Head = 0,25 in (asumsi)
44,26 ft
- min sin θ =
430 x 0,25∈¿ ¿
= 0,41174
- θ = 24,314o
¿ ¿
- r = 6 x 531,146∈ 0,313
= 7740 in
¿
- f allowable = 1,5 . 106 . 0,25∈ 7740∈¿ ¿ ¿
= 48,45 psia
f allowable < nilai 1/3 yield point (f), maka asumsi tebal head benar

e. Menghitung Tinggi Tangki

- Tinggi Head (HHead) = tan 24,314o (13,491 m/2 ¿
= 3,048 m
- Tinggi cone = H – Hc
= 13,491 m−3,894 m
= 9,597 m
- Tinggi Tangki Penyimpanan = Hsilinder + Hhead + Hcone
= 13,491 m + 3,048 m +9,597 m
= 26,135 m
5. Silo Penyimpanan 2 (S-102)

Silo penyimpanan 2 digunakan untuk menyimpan produk kaprolaktam.
Tabel B. 27 Hasil Perhitungan Silo Penyimpanan 2 (S-102)
Kondisi Operasi
Tekanan penyimpan (Pop) 1 bar
Hasil Perhitungan
Parameter Hasil
Temperatur Desain (TD) 500C
Diameter cone terpancung 4,386 m
Tinggi cone terpancung 3,798m
Tebal dinding shell (ts) 1 in
Tebal dinding cone (tc) 7/16 in
Tebal dinding head (th) 1/4 in
Tinggi head 2,885 m
Tinggi cone terpancung 9,360 m
B.2.12 Expansion Valve (V-101, V-102, dan V-103)

Pada proses pembuatan kaprolaktam ini, terdapat 4 unit expansion valve
untuk menurunkan tekanan fluida. Pada bagian lampiran ini akan ditampilkan
lampiran perhitungan secara rinci untuk expansion valve 1 dan 4 (V-101 dan V-

201) sebagai contoh perhitungan. Sementara untuk expansion valve lainnya akan
langsung disajikan hasil perhitungan dan jenis valve terpilih.
1. Expansion valve 1 (V-101)
V-101 berfungsi untuk menurunkan tekanan amoniak cair dari 10,8 bar
menjadi 5 bar. Berikut di bawah ini merupakan kondisi operasi V-101.
F = 3.216,08 kg/jam
ρ = 599 kg/m3
T1 (oC) = 27
T2 (oC) =4
P1 (bar) = 10,8
P2 (bar) =5
Fasa fluida = cair
 Menghitung laju alir volumetrik (Q
F
Q=
ρ
3.216,08 kg / jam
Q=
599 kg /m3
Q=5,37 m3/jam
 Menghitung nilai Kv
Kv=Q
√ ρ
1000 ×∆ P
√
3
3 599 kg /m
Kv=5,37 m / jam
1000 ×(10,8−5)
Kv=1,714 m3/jam
 Menghitung nilai Kvs
Kvs = 1,3 Kv
Kvs = 1,3 (1,714 m3/jam)
Kvs = 2,23 m3/jam
Penentuan ukuran dan jenis valve didasarkan pada fasa fluida, temperatur,
tekanan masuk dan keluar, serta nilai Kvs. Berdasarkan kondisi operasi pada
aliran fluida, dipilih pressure reducing valve dari Mankenberg dengan kode DM
555. Spesifikasi dan dimensi valve tersaji pada Tabel B.34 sedangkan skema alat

tersaji pada Gambar B.32 Pessure reducing valve ini berpatok pada standar EN
1092 dan ANSI 150, 300.
Tabel B. 28 Spesifikasi dan Dimensi V-101
Spesifikasi Valve
Kode DM-555
Fasa fluida Cair, gas, steam
Kvs 2,4 m3/jam
Nominal Diameter 15
P1 < 40 bar
Setting ranges (P2) 5-20 bar
Nominal Pressure 40/20
P operasi maksimal 40 bar
T operasi maksimal -10 – 50 oC
Material SS 316L
Berat 10,6 kg
Dimensi (mm)
A 230
B 68
C1 205
C2 275
∅D 110
∅E 95
F 19
Sumber : (Mankenberg, 2021)
Gambar B. 29 Skema V-101


V-102 berfungsi untuk menurunkan tekanan amoniak dari 5 bar menjadi

2,5 bar. Langkah perhitungan untuk V-102 sama seperti V-101. Berikut di bawah
ini merupakan kondisi operasi dan hasil perhitungan pada V-102. Spesifikasi dan
dimensi V-102 tersaji pada tabel B.35, sedangkan skema V-102 pada gambarB.33.
Pessure reducing valve ini berpatok pada standar DIN EN 558.
F = 3.216,08 kg/jam
ρ = 577 kg/m3
Q = 5,57 m3/jam
T1 (oC) = 4
T2 (oC) = -15
P1 (bar) =5
P2 (bar) = 2.5
Fasa fluida = dominan cair
Kv = 2,61 m3/jam
Kvs = 3,39 m3/jam
Spesifikasi Valve
Kode DM-152
Kvs 4 m3/jam
Nominal Diameter 25
P1 < 8 bar
Setting ranges (P2) 1-5 bar
Material CrNiMo-steel
Berat 2 kg
Dimensi (mm)
AE1 90
AE2 90
C 200
D 138


V-103 berfungsi untuk menurunkan tekanan amoniak dari 2,5 bar menjadi
1,2 bar. Langkah perhitungan untuk V-103 sama seperti V-101. Berikut di bawah
ini merupakan kondisi operasi dan hasil perhitungan pada V-103. Spesifikasi dan
dimensi V-103 tersaji pada tabel B.36, sedangkan skema V-103 pada gambar
B.34. Pessure reducing valve ini berpatok pada standar DIN EN 558.
F = 3.216,08 kg/jam
ρ = 562 kg/m3
Q = 5,72 m3/jam
T1 (oC) = -15
T2 (oC) = -33
P1 (bar) = 2,5
P2 (bar) = 1,2
Fasa fluida = dominan cair
Kv = 3,89 m3/jam
Kvs = 5,06 m3/jam
Spesifikasi Valve
Kode DM-152


Kvs 6 m3/jam
Nominal Diameter 40
P1 < 8 bar
Setting ranges (P2) 0,8 – 2,5 bar
Material CrNiMo-steel
Berat 2,5 kg
Dimensi (mm)
AE1 120
AE2 120
C 200
D 138

V-201 berfungsi untuk menurunkan tekanan umpan FD-201 dari 0,993 bar
menjadi 0,912 bar. Persamaan yang digunakan pada perhitungan V-201 ini sedikit
berbeda dengan valve lainnya karena fluida merupakan dominan gas. Berikut di
bawah ini merupakan kondisi operasi V-201.
F = 1.984,64 kg/jam
ρ = 111,3 kg/m3
Q = 26,82 m3/jam

T1 (oC) = 120
P1 (bar) = 0,993
P2 (bar) = 0,912
∆P = 0,081 bar
Fasa fluida = dominan gas
 Menghitung laju alir volumetrik pada kondisi normal (25oC)
ρN = 1.033,63 kg/m3
QN = 2,89 m3/jam
 Menghitung nilai Kv
Karena ∆P < P1/2 , maka digunakan perumusan Kv sebagai berikut.
Kv=
QN
514 √ ρN (T 1 +273,15)
∆ P × P2
√
3
2,89 1.033,63 kg / m (120+ 273,15)
Kv=
514 0,081× 0,912
Kv=13,18 m3/jam
Kvs = 1,3 Kv
Kvs = 1,3 (13,184 m3/jam)
Kvs = 17,13 m3/jam
Berdasarkan kondisi operasi pada aliran fluida, dipilih pressure reducing
valve dari Mankenberg dengan kode DM 462. Spesifikasi dan dimensi valve
tersaji pada tabel B.37, sedangkan skema alat tersaji pada gambar B.35 Pessure
reducing valve ini berpatok pada standar DIN EN 558.
Spesifikasi Valve
Kode DM-462
Kvs 22 m3/jam
Nominal Diameter 40
P1 < 8 bar
Setting ranges (P2) 0,3-1,1 bar
Nominal Pressure 10/2,5
Material SS 316L
Berat 6,5 kg

Dimensi (mm)
AE 115
C 230
D 200
B.2.13 Sistem Perpipaan

Rangkaian perpipaan berfungsi sebagai jalur transportasi fluida dari satu
alat menuju alat yang lain. Jumlah jalur pipa di pabrik kaprolaktam ini
direncanakan sebanyak 43 jalur. Jenis material yang digunakan telah dijelaskan
pada tabel 4.1. Pada bab ini akan ditampilkan contoh perhitungan sistem pipa
untuk aliran 8 (dari DC-201 menuju EV-201).
1. Menetapkan tekanan dan temperatur desain
P op = 1 atm
Pd = 1 x (1+0,33)
Pd = 1,33 atm = 19,55 psi

Top = 90oC
Td = Top + 25oC
Td = (90+25)oC
Td = 115 oC
2. Menghitung laju alir volumetrik fluida (Q)
F = 9454,33 kg/jam
ρ = 0,983 kg/L
F
Q=
ρ
9454,33 kg / jam
Q=
0,983 kg/ L
Q=9620,12 L/ jam=0,094 ft3/s
3. Luas penampang pipa (A)
v = 10 ft/s
Q 0,094 2
A= = =0,0094 ft
v 10
4. Diameter pipa (D)
D=
4A
π√ √
=
4(0,0094)
π
=0,11 ft=1,316∈¿
Dipilih NPS = 1½ in
5. Tebal pipa (tm)
Fluida bersifat korosif karena kandungan asam sulfat, maka dipilih
material stainless steel 316L.
S = 16700 psi
E = 0,85
Y = 0,4
cm = 0,02 in
t=¿
tm = t + c = 0,001 + 0,02 = 0,021 in = 0,530 mm
Untuk pipa NPS 1½ in, tersedia tebal pipa 3,68 mm dengan schedule number 40.
OD = 48,3 mm
ID = 43,22 mm

B.2.14 Sistem Perpompaan (P-101, P-102, P-103, P-104, P-105, P-106, P-201,
P-202, P-203, P-204, dan P-205)
Pada proses produksi utama kaprolaktam terdapat 10 pompa, dan
semuanya berjenis pompa sentrifugal. Pemilihan pompa dilakukan seperti
perancangan pompa P-103. Perancangan pompa sentrifugal harus
mempertimbangkan viskositas dari cairan yang dipompa, apabila cairan memiliki
viskositas kinematic > 20.10-6m2/s maka hasil head dan kapasitas harus dikoreksi
menjadi head dan kapasitas air karena berpengaruh signifikan terhadap jenis
pompa yang dipilih (___). Untuk cairan dengan viskositas ≤ 1 cP dan viskositas
kinematic < 20.10-6m2/s, maka tidak perlu ada koreksi.
Viskositas dinamik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut (engineering toolbox. 2003):
μ
vk =
ρ
Keterangan :
vk = viskositas dinamik (m2/s)
Tabel B.38 menunjukkan viskositas dinamik dinamik dan viskositas
kinematic dari cairan yang dipompa. Berdasarkan Tabel B.38, maka pada
pemilihan seluruh pompa tidak perlu dilakukan koreksi viskositas, sehingga
perancangannya dapat dilakukan seperti pada Tabel B.38.
Tabel B. 32. Data Viskositas Dinamik dan Kinematik pada Pompa
P-101 P-102 P-103 P-104 P-105
μ Dinamik (kg/m.s) 5,99.10-3 5,69.10-3 9,1.10-4 1,2.10-4 1,72.10-3
Massa Jenis (m3/s) 980,35 1.847,67 1028 1028 1.291,45
μ Kinematik (m2/s) 6,12.10-6 3,08.10-6 8,85.10-7 1,14.10-7 1,33.10-6
P-106 P-107 P-201 P-203 P-204
μ Dinamik (kg/m.s) 5,85.10-4 4,56.10-4 9,29.10-4 2,74.10-3 6,59.10-4
Massa Jenis (m3/s) 1.109,90 1.153,83 982,77 1068,01 964,35
μ Kinematik (m2/s) 5,27.10-7 3,95.10-7 9,45.10-7 2,56.10-6 6,84.10-7
Perancangan Pompa P-103

Fungsi : memindahkan air dari T-103 menuju MX-101.
Jenis : Pompa sentrifugal

Tabel B. 33. Kondisi Operasi, Perpipaan, Valve dan Fitting pada P-103
Kondisi Operasi Perpipaan, Valve dan Fitting
Parameter Nilai Perpipaan Nilai
Laju alir (F) 21.454,12 kg/jam Diameter dalam pipa (ID) 0,0614 m
Densitas ( ρ ) 1.028 kg/m3 Panjang pipa lurus 46,7 m
Viskositas ( μ) 0,91 cP
Suhu awal (T1) 25 oC Valve dan Fitting Jumlah
Suhu akhir (T2) 25 oC Gate valve 1
Tekanan Masuk (P1) 1 atm Elbow 90o 6
Tekanan Keluar (P2) 1 atm Union 5
Perancangan pompa dilakukan dengan memilih pompa yang tersedia di

pasaran yang memenuhi kebutuhan operasi. Proses pemilihan pompa dilakukan
dengan tahapan berikut :
1) Laju Alir Volumetrik Fluida (Q)
Laju alir volumetrik fluida dapat ditentukan menggunakan persamaan
berikut ;
F 21.454,12kg / jam
Q= =
ρ 1.028 kg /m3
Q = 20,878 m3/jam
2) Laju Alir Linear Fluida (v)
Luas penampang pipa (A) ditentukan menggunakan persamaan berikut :
A = ¼. π .ID2
A = ¼. π .(0,0614 m)2
A = 0,00296 m2
Laju alir linear fluida dihitung menggunakan persamaan berikut :
Q 20,878 m3/ jam
v= =
3600. A 3600. 0,00296 m 2
v = 1,96 m/s
3) Total Head Pompa (H)
Total head terdiri dari pressure head, static head, velocity heade, dan
friction heard.
a) Pressure head (Hp)
Perhitungan pressure head menggunakan persamaan berikut :
P 2−P1
HP =
g. ρ

1 atm−1 atm
HP = m
9,8 . 1.028 kg /m 3
s2
Hp = 0
Keterangan : g = percepatan gravitas (9,8 m/s2)
b) Static Head (Hz)
Perhitungan static head menggunakan persamaan berikut :
Hz = z2-z1
Hz = 5 m-0 m
Hz = 5 m
c) Velocity Head (Hv)
Perhitungan velocity head menggunakan persamaan berikut :
2 2
v −v
Hv = 2 1
2, g
(1,96 m/s )2 −(0 m/ s)2
Hv =
2. 9,8 m/s 2
Hv = 0,196 m
Keterangan :
v2 = v = laju alir fluida di pipa
v1 = laju alir fluida di T-103 = 0 m/s
d) Friction Head (Hf)
Friction head adalah tekanan yang dihasilkan dari gesekan fluida dengan
sistem perpipaan. Tahapan perhitungannya adalah
Menghitung Panjang Pipa Total (∆ L)
Le total dihitung berdasarkan Le fitting dan valve yang ada di dalam
sistem perpipaan. Hasil perhitungan Le pada P-103 ditunjukkan pada
Tabel__, dan menggunakan rumus berikut :
Le = jumlah x Le/ID x ID
Tabel B. 34. Friction loss untuk Aliran Turbulen yang Melewati Fitting atau Valve
Tipe Fitiing dan Jumlah Le/ID Le
Valve
Gate valve 2 9 1,052 m
Elbow 90o 10 35 21,490 m
Union 7 2 0,856 m
Total 23,455 m

Panjang pipa total dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

∆L = Panjang pipa lurus +Le total
= 73,2 m + 23,455 m
= 96,655 m
Menghitung Nre
Bilangan Reynold (Nre) digunakan untuk menentukan jenis aliran.
Perhitungan nilai Nre dapat dihitung menggunakan persamaan :
ID . v . ρ
Nre =
μ
m
0,0614 m. 1,956 .1.028 kg /m3
Nre = s
−4
9. 10 kg /m. s
= 135.925,86
Nre aliran > 4000, maka aliran fluida turbulen.
Menghitung Relative Roughness
Relative roughness dapat dihitung menggunakan persamaan :
ε
Relative Roughness ¿
ID
−6
5.10 m
=
0,0614 m
= 0,00008
Keterangan : ε = roughness untuk pipa plastic = 5 10-6 m
Menentukan fanning friction factor ( f )
Nilai friction factor ( f ) yang dihitung berdasarkan jenis aliran fluida,
untuk aliran fluida turbulen, nilai f ditunjukan menggunakan moody chart,
yang ditunjukkan pada Gambar B.36 dengan memplot Nre dan relative
roughness.
Berdasarkan hasil plotting, maka f yang didapatkan adalah 0,0052

Gambar B. 33. Fanning Friction Factor untuk Fluida pada Pipa (Moody Chart)
Sumber : (Geankoplis, 1993)
Menghitung Friction Loss (Ff)
Friction loss pada pipa dihitung sesuai dengan jenis aliran, untuk aliran
turbulen nilai friction loss dapat dihitung menggunakan persamaan
persamaan berikut (Geankoplis, 1993):
2
m
(1,96
)
96,655 m s
Ff = 4 x 0,0052
0,0614 m m
2(9,81 2 )
s
= 6,42 m
Head loss of Expansion and Contraction
Head loss yang disebabkan oleh ekspansi (hex) atau pembesaran tiba-tiba
aliran dapat dihitung menggunakan persamaan berikut (Geankoplis Christie,
Hersel, & Lepek, 2018) :
2
A1
Kex = (1− ) = (1−0)2
A2
=1
( )
2
m
2 1,96
v1 s
hex = Kex =1
2g m
2(9,81 2 )
s

= 0,1959 m
Keterangan : Diameter tangki MX-101 (A2) nilainya yang sangat besar
dibandingkan maka nilai ID (A1), maka A1/A2 = 0.
Head loss untuk kontraksi (hc) atau pengecilan tiba-tiba pada aliran dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut (Geankoplis Christie, Hersel, &
Lepek, 2018):
2
A2
Kc = 0,55 (1− ) = 0,55 (1−0)2
A1
= 0,55
( )
2
m
2 1,96
v s
hc = Kc 2 = 0,55 x
2g m
2(9,81 2 )
s
hc = 0,1078 m
Menghitung Friction Head (Hf)
Friction head dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
(Geankoplis Christie, Hersel, & Lepek, 2018):
2 2
2
v v
Hf = 4 f ∆ L v + K ex 1 + K c 2
IDp 2 g 2g 2g
Hf = 6,42 m + 0,1959 m + 0,1078 m
Hf = 6,72 m
e) Menghitung Total Head (H)
Perhitungan total head (H) untuk pompa menggunakan persamaan berikut :
H = Hp + Hz + Hv + Hf
H = 0 + 5 m + 0,196 m + 6,72 m
H = 11,92 m
4) Pemilihan Pompa
Pompa dipilih dengan memlotkan kebutuhan proses yaitu laju alir
volumetrik dan total head pada kurva katalog pompa, yang disediakan oleh
vendor.
Vendor = MILANO
Q = 20,878 m3/jam
H = 11,92 m

Berdasarkan plotting pada Gambar B.40. maka jenis pompa yang digunakan
adalah 65-50-160, yaitu pipa dengan karakteristik
Diameter inlet = 65 mm
Diameter outlet= 50 mm
Diameter imppeler = 160 mm
Gambar B. 34. Kurva Pemilihan Pompa
5) Penentuan Efisiensi, Daya dan Kecepatan Rotasi Pompa

Pompa yang dipilih memiliki kurva karaktertik pompa. Karakteristik pompa
P-103 ditunjukkan pada Gambar B.38.

Gambar B. 35. Kurva Karakteristik Pompa
Gambar B. 36 Kurva Karakteristik Pompa

Berdasarkan kebutuhan proses (pada duty point)maka:
Efisiensi = 59%
Daya = 1,1 kW
NPSHr = 1,3 m
N = 206 rps = 12.360 rpm

Pada kondisi best efficiency point (BEP) :

QBEP = 19,5 m3/jam
= 85,56 GPM
HBEP = 13,4 m
= 43,96 ft
6) Pemilihan Jenis Impeller
Jenis impeller ditentukan dengan mencari nilai kecepatan spesifik (Ns) pada
kondisi best efficiency point (BEP). Ns dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut :
N √ Q BEP
Ns = (3/ 4 )
H BEP
= 6,706,89
Nilai Ns diplotkan pada Gambar B.40 sehingga didapatkan jenis impeller
yang sesuai yaitu mixed-flow.
Gambar B. 37 Pemilihan Jenis Impeller

Sumber : (Lobanoff dan Ross, 1992)
Perancangan Pompa lain
Perancangan pompa dilakukan mengikuti perancangan P-103, dan
hasilnya ditampilkan pada Tabel B.41.
Tabel B. 35. Hasil Perancangan Pompa (P-101, P-102, P-104, P-105)

P-101 P-102 P-104 P-105

Kondisi Operasi
Laju alir (F) (kg/jam) 6.774,399 8.806,719 3.216,08 15.581,12
Densitas ( ρ ) (kg/m3) 962 1.847,675 599,065 1.291,45
Viskositas ( μ) (kg/m.s) 0,005998 0,005693 0,000117 0,001716
Suhu awal (T1) 83,66 oC 25 C
o
27 oC 110 oC
Suhu akhir (T2) 90,00 oC 110 oC 27 oC 110 oC
Tekanan Masuk (P1) 1 atm 1 atm 10,8 atm 1 atm
Tekanan Keluar (P2) 1 atm 1 atm 10,8 atm 1 atm
Perancangan Pompa
Laju Volumetrik (Q) 7,042 m3/jam 4,766 m3/jam 5,369 m3/jam 12,065 m3/jam
Lajur Alir Linear (v) 1,253 m/s 1,849 m/s 2,549 m/s 2,144 m/s
Pressure Head (Hp) 0m 0m 0m 0m
Static Head (Hz) 5m 6,500 m 5m 6m
Velocity Head (Hv) 0,079 m 0,393 m 0,331 m 0,235 m
Friction Head (Hf) 3,050 m 6,487 m 10,76 m 3,917 m
Panjang Le Total 13,386 m 15,407 m 5,187 m 7,139 m
Panjang Pipa Lurus 39,000 m 83,500 m 37,000 m 21,500 m
∆L 52,386 m 98,907 m 42,187 m 28,639 m
Head Total (H) 8,130 m 13,451 m 16,090 m 10,15 m
Karakteristik Pompa
Vendor MILANO MILANO MILANO MILANO
Jenis 50-32-160 50-32-200 50-32-200 50-32-200
Diameter Impeller 160 mm 200 mm 200 mm 200 mm
Kecepatan Rotasi (rps) 160 rps 195 rps 217 rps 195 rps
(rpm) 9.600 rpm 9.900 rpm 13.020 rpm 11.700 rpm
Efisiensi 54% 50% 39% 50,5%
Daya 0,39 kW 0,27 kW 0,57 kW 0,675 kW
NPSHr 2,0 m 3,5 m 3,5 m 2,0 m
QBEP 10,50 m3/jam 11,5 m /jam
3
13,7 m3/jam 11,8 m3/jam
46,23 GPM 50,63 GPM 60,32 GPM 51,95 GPM
HBEP 8,25 m 11,50 m 14,50 m 11,50 m
27,07 ft 37,73 m 47,57 ft 37,73 ft
Ns 5500,53 5468,78 5582,44 5539,65
Jenis Impeller Mixed Flow Mixed Flow Mixed Flow Mixed Flow
Tabel B. 36. Hasil Perancangan Pompa (P-106, P-107, P-201, P-202, P-203)
P-106 P-107 P-201 P-202 P-203
Kondisi Operasi
Laju alir (F) (kg/jam) 37.035,24 40251,32 9454,33 1737,249 7946,73
Densitas ( ρ ) (kg/m3) 1117,85 1153,83 982,766 1068,010 964,35
Viskositas ( μ) (kg/m.s) 0,000645 0,000456 0,000929 0,002740 0,000660
Suhu awal (T1) 74,26 C
o
90 C
o
90 C
o
38,7 oC 153,1 oC
Suhu akhir (T2) 90,00 oC 90 oC 90 oC 90 oC 60 oC
Tekanan Masuk (P1) 1 atm 1 atm 1 atm 1 atm 1 atm

Tekanan Keluar (P2) 1 atm 1 atm 1 atm 1 atm 1 atm

Perancangan Pompa
Laju Volumetrik (Q) 33,13 34,89 m3/jam 9,62 m3/jam 1,63 m3/jam 8,24 m3/jam
m3/jam
Lajur Alir Linear (v) 2,547 m/s 1,774 m/s 1,710 m/s 1,700 m/s 1,465 m/s
Pressure Head (Hp) 0 0 0 0 0
Static Head (Hz) 9,720 m 1,840 m 5,058 m 11,270 m 10,94 m
Velocity Head (Hv) 0,341 m 0,161 m 0,149 m 0,147 m 0,049 m
Friction Head (Hf) 6,449 m 1,374 m 3,218 m 7,222 m 1,838 m
Panjang Le Total 20,691m 12,595 m 8,701 m 7,520 m 15,929 m
Panjang Pipa Lurus 30,720 m 17,840 m 30,482 m 31,772 m 21,756 m
∆L 51,411 m 30,435 m 39,183 m 27,164 m 37,685 m
Head Total (H) 16,510 m 3,37 m 8,425 m 18,640 m 12,827 m
Karakteristik Pompa
Vendor MILANO PEDROLLO MILANO CALPEDA MILANO
Jenis 80-50-250 F4 50/125 50-32-160 NM-1 50-32-200
Diameter Impeller 250 mm 250 mm 160 mm 144 m 200 mm
Kecepatan Impeller 234 rps 24,17 rps 173 rps 48,33 rps 183 rps
14040 rpm 1450 rpm 10380 rpm 2900 rpm 10980 rpm
Efisiensi 66,2% 59% 56% 32,5% 47,5%
Daya 2,5 kW 0,59 kW 0,43 kW 0,31 kW 0,575 kW
NPSHr 1,4 m 4,7 m 1,6 m 1,1 m 2,25
QBEP 35,5 27 m3/jam 10,5 m3/jam 2,6 m3/jam 11,4 m3/jam
m /jam
3
156,30 118,88 GPM 46,23 GPM 11,45 GPM 50,19 GPM

GPM
HBEP 19,80 m 4,75 m 8,30 m 20 m 11,50 m
58,40 ft 15,58 ft 27,23 ft 65,62 ft 37,73 ft
Ns 8308,93 2015,62 5920,56 425,59 5109,88
Jenis Impeller Axial Flow Francis vane Mixed Flow Radiah-vane Mixed Flow


17ags 2.00 PM Lampiran Caprolactam

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

17ags 2.00 PM Lampiran Caprolactam

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAMPIRAN A

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

LAMPIRAN A. NERACA MASSA

LAMPIRAN A. NERACA ENERGI

B.1. Perhitungan Perancangan Alat

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Faktor Keamanan= 20%

Gambar B. 1 Jumlah Impeller berdasarkan Viskositas

Gambar B. 2 Dasar Desain Tangki Berpengaduk

 Diameter Tangki dan Tinggi Cairan

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Tekanan hidrostatik (Ph) = ρ .g.H

Tekanan operasi maksimum (Pop x 110%)

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Setelah penentuan faktor intensifikasi stress, kemudian dilakukan

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Gambar B. 3 tab Pedoman Pemilihan Jenis Agitator

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Gambar B. 4 Power Correlaction untuk Pengaduk Jenis Propeller

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Sumber : (Coulson & Richardson, 2005)

11) Penentuan Spesifikasi Pendingin

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

 Menentukan tinggi koil

- Menentukan panjang koil

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Tinggi cairan adalah 2,6 m sehingga dengan H koil 2,3 m, seluruh

- Menghitung tinggi total (tinggi akhir setelah penambahan koil)

hi coil=hi pipalurus 1+ 3,5 ( ID

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

∆ P=8 ( 1,9 ×10 ) (

∆ P=69279,5 kg/m . s 2=21.468,58 Pa=0,68 atm=9,54 psi

B.2.2 Mixer (MX-101)

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Qv = Laju alir massa / ρ campuran

Sumber : (Walas, 1990)

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Gambar B. 5 Dasar Desain Tangki Berpengaduk

 Diameter Tangki dan Tinggi Cairan

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Tekanan hidrostatik (Ph) = ρ .g.H

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Tekanan operasi maksimum (Pop x 110%)

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Inlet Diameter Standar (ID) = 2,8829 m

Dimana : icr : Inside corner radius = 6,875 in

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Gambar B. 6 Pedoman Pemilihan Jenis Agitator

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Gambar B. 7 Power Correlaction untuk Pengaduk Jenis Propeller

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

B.2.3 Reaktor Netralisasi (R-102)

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

PRA RANCANGAN PABRIK KAPROLAKTAM DARI CYCLOHEXANONE OXIME

Gambar B. 8 Ilustrasi Penampang Sparger