c.Viskositas
d. Konduktivitas Thermal
2. Perhitungan pada Tube
a. Spesifikasi Katalis
Bentuk : Bola
Diameter : 2 mm
Porositas : 0,5
b. spesifikasi tube
NPS = 1
Dalam menetukan diameter tube, Colburn (Smith, P.571) menyatakan hubungan pengaruh rasio
(Dp/Dt) atau perbandingan diameter katalis dengan diameter pipa dengan koefisien transfer
panas pipa berisi katalis dibanding koefsien transfer panas konveksi pada dinding kosong.
Susunan pipa yang digunakan adalah triangular pitch (segitiga sama sisi) dengan tujuan agar
memberikan turbulensi yang lebih baik, sehingga akan memperbesar koefisien transfer panas
konveksi (ho). Sehingga transfer panasnya lebih baik daripada square pitch (Kern, 1983).
2. Shell
Bahan yang digunakan adalah Carbon Steel SA 167 grade 11 type 316 Ukuran Shell Diameter
dalam shell IDs)
Tebal Shell
Bahan yang digunakan adalah Stainless steel SA 167 grade 11, maka, - Tekanan bahan yang
diijinkan, f all = 15100 psi - Efisiensi sambungan untuk jenis double welded , E = 0,85 -
Minimum Corrosion allowance, c = 0,125 in ( Brownell & Young, 1979)
Pd = 1,2 x Psistem
Pd = 44.103 psi
Dengan
ε = efisiensi sambungan
ts = 0,313 in = 0,008 m
Sehingga direncanakan tebal shell yang digunakan yaitu tebal shell standar sebesar 5/16 in =
0.008 m Diameter luar shell (ODs)
ODs = IDs + 2 ts
= 1,360 + (2 x 0.008)
= 1,376 m
= 54,177 in
Bentuk head dan bottom yang digunakan adalah Torispherical (flanged & dished head) yang
sesuai dengan kisaran tekanan sistem yaitu 15 – 200 psi Diambil ODs standar menjadi 96 in
(tanle 5.7 brownell & young) Maka berdasarkan table tersebut didapat :
Icr = 3/4 in
rc = 96 in
diambil tebal head standar 0.715 in, sehingga : (Tabel 5.6 brownell & young) th
std = 3/4 in
sf = 2 in
Spesifikasi head :
2. Luas Permukaan Reaktor
1. Densitas Campuran
lAJU ALIR MASSA UMPAN
ρcampuran =
RTVOLUMETRIK FLOWRATE
177845,4
=
7441,753707
= 5,197 kg/m3
2. Spesifikasi Tube
Dari Tabel 11 (Kern), didapatkan spesifikasi Tube yang digunakan:
NPs = 0,5 in
No. Schedule = 40
ODT = 0,84 in
= 0,02134 m
IDT = 0,622 in
= 0,0158 m
Flow Area = 0,304 in2
= 0,0002 m2
4 ( 0,866 ) N T P2T
IDs =
√ π
2
= 4 ( 0,866 ) ( 993,3 ) (0,0267 )
√ 3,14
= 0,77943 m
1 rc
w =
4
3+( √ )
icr
= 1,72
0,885× 533,13× 15,343
th = +(0,125)
(12650)−(0,1× 533,13)
= 0,6878 in
Dari tabel 5.6 didapatkan bahwa:
Th = 0,75 in
sf = 2,5 in
AB = ID/2 – icr
= 13,343 in
BC = rc – icr
= 28 in
AC = √ B C 2− A B2
= 24,62 in
8. Nozzle Umpan
G = 25,44 kg/s
ρ = 30 kg/m3
diopt = 226 (G0,5) (ρ-0,37)
= 226 (49,40150,5) (30-0,37)
= 806,1 mm
= 31,76 in
Dari Tabel 11 (Kern, 1983) diperoleh ukuran Nozzlenya adalah
NPS = 22
No. Schedule = 20
ODT = 22 in
IDT = 21,25 in
9. Nozzle Produk
G = 49,47 kg/s
ρ = 30 kg/m3
diopt = 226 (G0,5) (ρ-0,37)
= 226 (49,470,5) (30-0,37)
= 554,194 mm
= 10,0997 in
Dari Tabel 11 (Kern, 1983) diperoleh ukuran Nozzlenya adalah
NPS = 22
No. Schedule = 20
ODT = 22 in
IDT = 21,25 in
13. Gasket
Data spesifikasi Gasket diambil dari Fig. 12. 11 (Brownell and Young, 1959)
Material = Solid Flat Metal Soft Steel
y = 18000
m = 5,5
di = 30, 69in
y−Pm
do/di =
√ y −( P ( m+1 ))
= 1,018
do = 1,018 x 30,69
= 31,23 in
do−di
Lebar Gasket (N) =
2
= 0,272 in
Diameter Gasket rerata = do + N
= 31,23 + 0,272
= 31,502 in
Perhitungan Beban Gsket
Dari Fig 12.12 kolom 1 type 1
N
bo =
2
0,272
=
2
= 0,136 in
Wm = π bo G y
= 241994,6787 lb
Hp = 2bo π G m P
= 2451,1734 lb
π G2 P
H =
4
= 406742,4225 lb
Beban Gasket (Wm1) = Hp + H
= 409193,6 lb
14. Baut
W m1
Luas Baut minimum (Am1) =
fb
= 24,8 in2
Dari Table 10.4 (Brownell and Young, 1959) diperoleh data sebagai berikut:
Bolt size = 0,625 in
Root Area = 0,551 in2
Minimal Radian Distance = 1,375 in
Edge Distance = 1,0625
Bolt Spacing = 2,25 in
A m1
Jumlah Baut =
Root Area
= 45 buah