PENGERTIAN DAN KEGUNAAN TRANSPORTASI

TRANSPORTASI BERASAL DARI KATA LATIN YAITU TRANSPORTARE

TRANS PORTARE

= SEBERANG = MENGANGKUT

TRANSPORTASI ADALAH USAHA MENANGKUT/MEMBAWA BARANG DAN / PENUMPANG DARI SUATU TEMPAT KE TEMPAT LAINNYA. TRANSPORTASI TSB SELALU DIUSAHAKAN PERBAIKAN DAN KEMAJUANNYA SESUAI GENGAN PERKEMBANGAN PERADAPAN DAN TEKNOLOGI UNSUR-UNSUR TRANSPORTASI JALAN KENDARAAN/ALAT ANGKUTAN TENAGA PENGGERAK TERMINAL

KEGUNAAN TRANSPORTASI / KHUSUSNYA PENGANGKUTAN BARANG: 1. PLACE UTILITY: KENAIKAN NILAI EKONOMI DARI SUATU BARANG YANG DIANGKUT (DIUKUR DENGAN UANG) 2. TIME UTILITY: PENGANGKUTAN BARANG MENIMBULKAN PENGGUNAAN BARANG TSB PADA SAAT DIBUTUHKAN (TEPAT WAKTU) PENGARUH PENYEDIAAN TRANSPORTASI DAN PENGANGKUTAN YANG MURAH: 1. TERSEDIAANYA BARANG-BARANG 2. STABILISASI DAN PENYAMAAN HARGA 3. MENAIKAN NILAI TANAH 4. MEREDUSIR HARGA 5. MENIMBULKAN URBANISASI

KLASIFIKASI TRASPORTASI
TRANSPORTASI DAPAT DIKLASIFIKASIKAN MENURUT MACAM / JENISNYA:
1. DARI SEGI BARANG YANG DIANGKUT ANGKUTAN PENUMPANG ANGKUTAN BARANG ANGKUTAN POS DARI SUDUT GEOGRAFIS ANGKUTAN ANTAR BENUA ANGKUTAN ANTAR KONTINETAL ANGKUTAN ANTAR PULAU ANGKUTAN ANTAR KOTA ANGKUTAN ANTAR DAERAH ANGKUTAN DALAM KOTA DARI SUDUT TEKNIS DAN BARANG YANG DIANGKUT ANGKUTAN JALAN RAYA ANGKUTAN REL ANGKUTAN MELALUI AIR ANGKUTAN SUNGAI, KANAL DAN DANAU ANGKUTAN PIPA ANGKUTAN LAUT ANGKUTAN UDARA

2.

3.

PENGANGKUTAN BARANG BARANG DI SUATU NEGARA PADA UMUMNYA MENGGUNAKN TIGA MACAM ALAT PENGANGKUTAN YAITU: 1. TRUK 2. KERETA API 3. KAPAL

KETERANGAN:
0 X = ANGKUTAN TRUK PALING MURAH X Y = ANGKUTAN KA PALING MURAH Y - = ANGKUTAN KAPAL PALING MURAH, MENGAPA??? FAKTOR PENDUKUNG ANGKUTAN KAPAL PALING MENGUNTUNGKAN UNTUK JARAK JAUH = 1. VOLUME BARANG YANG DIANGKUT RELATIF JAUH LEBIH BESAR 2. TRACTIVE EFFORT (TENAGA UTK MENGERAKKAN) < TRUCK DAN KERETA API 3. TIDAK ADA BIAYA PEMAKAIAN

TINGGI RENDAHNYA BIAYA PENGANGKUTAN TERGANTUNG KEPADA HAL HAL SBB: 1. JUMLAH/BERAT VOLUME BARANG YANG DIANGKUT 2. KEADAAN MACAM AN SIFAT BARANG YANG DIANGKUT 3. TINGKAT PERKEMBANGAN DARI SETIAP MACAM MODA OF TRANSPORT ( PERKEMBANGAN TEKNOLOGI) 4. SISTEM KOORDINASI DARIPADA PENGANGKUTAN DI NEGARA / DAERAH YANG BERSANGKUTAN 5. KEADAAN GEOGRAFIS DARI DAERAH BELANGSUNGNYA TRANSPORTASI YANG BERSANGKUTAN

MACAM TRANSPORTASI SESUAI PERMUKAAN JALAN YANG DIGUNAKAN, ALAT ANGKUTAN DAN TENAGA PENGERAK: 1.

TRANSPORTASI DARAT
TRANSPORTASI JALAN RAYA: a. MENGGUNAKAN ALAT ANGKUTAN BERUPA: MANUSIA, BINATANG, SEPEDA, SEPEDA MOTOR. BUS, TRUCK, DSB b. JALAN YANG DIGUNAKAN: JALAN SETAPAK, JALAN TANAH, JALAN KERIKIL DAN JALAN ASPAL c. TENAGA PENGGERAK: TENAGA MANUSIA, TENAGA BINATANG, TENAGA UAP, BBM, DAN DIESEL.

TRANSPORTASI JALAN REL:

a. ALAT ANGKUTAN: KERETA API, YANG TERDIRI DARI LOKOMOTIF, GERBONG, DAN KERETA PENUMPANG b. JALAN: REL BAYA c. TENAGA PENGGERAK: TENAGA UAP, DIESEL, DAN TENAGA LISTRIK

2. TRANSPORTASI AIR

TRANSPOR AIR PEDALAMAN a. ALAT ANGKUT: SAMPAN, KAPAL, MOTOR BOAT b. JALAN: SUNGAI, KANAL DAN DANAU c. TENAGA PENGGERAK: PENDAYUNG, LAYAR, TENAGA UAP, BBM, DIESEL TRANSPOR LAUT a. ALAT ANGKUT: PERAHU, KAPAL API/ UAP, KAPAL MESIN b. JALAN : LAUT DAN TELUK c. TENAGA PENGGERAK: TENAGA UAP, BBM, DIESEL

TRANSPORTASI UDARA
MERUPAKAN ALAT ANGKUT YANG MUTAKHIR DAN TERCEPAT ALAT ANGKUT : PESAWAT UDARA JALAN : UDARA TENAGA PENGGERAK : BBM

TAHAP PERKEMBANGAN TRANSPORTASI

1. 2. TAHAP IMMOBILITAS DAN MASYARAKAT TRADISIONAL

TAHAP PERBAIKAN ALAT ANGKUTAN DAN PRTUMBUHAN PERDAGANGAN

PEREKONOMIAN TERTUTUP PENGANGKUTAN MELALUI SUNGAI

3.

TAHAP MENUJU STABILITAS DAN TINGKAT HIDUP YANG LEBIH BAIK

MULAI TUMBUHNYA KEGIATAN PERDAGANGAN ALAT ANGKUTAN SEDERHANA KEGIATAN INDUSTRI PELAYAAN DAN KERETA API

4. 5.

TAHAP MOTORISASI

TAHAP PERKEMBANGAN PENERBANGAN

ANGKUTAN MOTOR

MANAJEMEN JASA ANGKUTAN

SASARAN MANAJEMEN ANGKUTAN: 1. MEMBERIKAN JASA ANGKUTAN BARANG DAN PENUMPANG YANG LEBIH EFISIEN KEPADA PELANGGAN 2. MENGHILANGKAN PERSAINGAN YANG BOROS DAN TIDAK EFISIEN 3. MENCAPAI ORGANISASI YANG SEHAT DENGAN STANDAR TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN YANG LEBIH TINGGI

PENGANGKUTAN DAN PETUMBUHAN INDUSTRI

ONGKOS ANGKUTAN MURAH ONGKOS PRODUKSI MURAH MENAMBAH DAYA SAING DAN MEMPERLUAS PASAR MENURUT BERTHIL OHLIN: TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA ONGKOS PRODUKSI DALAM NEGRI, HARGA PENAWARAN DL / LN TERHADAP PENENTUAN IMPOR, EKSPOR, KONSUMSI SENDIRI TRANSPORTASI MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR YANG MEMEGANG PERANAN UTAMA DALAM PENENTUAN LOKASI INDUSTRI

DITINJAU DARI SUDUT ONGKOS PENGANGKUTAN, PADA DASARNYA TERDAPT TIGA KEMUNGKINAN UNTUK MEMILIH LOKASI INDUSTRI: 1. RAW MATERIAL ORIENTED 2. MARKET ORIENTED 3. INTERMEDIATE BETWEEN MARKET AND RESOURCES PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI: 1. DEKAT BAHAN MENTAH Qs (TRs + Ls ) > Qm (TRm + Lm) 2. DEKAT PASAR Qs (TRs + Ls ) < Qm (TRm + Lm)

EFEK EFEK STRUKTUR TARIF ANGKUTAN ATAS LOKASI INDUSTRI

1. EFEK DARIPADA DISTANT RATE SYSTEM TARIF ANGKUTAN MENINGKAT DENGAN SEMAKIN JAUHNYA JARAK BARANG YANG DIANGKUT 2. EFEK DARIPADA SISTEM GROUP RATES TARIF ANGKUTAN DINYATAKAN DAN DIGOLONGKAN MENURUT ASALNYA (ORIGINS) DAN TUJUANNYA (DESTINATIONS) 3. EFEK DARIPADA SISTEM TAPERING RATES PENAMBAHAN TARIF ANGKUTAN DENGAN SEMAKIN JAUHNYA JARAK YANG DITEMPUH, DIMANA PERTAMBAHANNYA TIDAKLAH DALAM PROPORSI YANG LANGSUNG DAN SAMA TRHADAP JARAK

KLASIFIKASI PEMBAGIAN ONGKOS INDUSTRI TRANSPOR

1. PRIME EXPENSES VARISBLE COST:
. LOARDING . UNLOADING

TINGGINYA ONGKOS TERSEBUT DIPENGARUHI OLEH:

a. b. CLAIM ATAS KERUSAKAN SELAMA BARANG TERSEBUT DIANGKUT SIFAT BARANG

2.

OPERAING EXPENSES
PENGELUARAN-PENGELUARAN YANG DIPERLUKAN DALAM MENJALANKAN USAHA PENGANGKUTAN a. PEMELIHARAAN JALAN b. PEMELIHARAAN ALAT-ALAT KENDARAAN c. UPAH BURUH, PEGAWAI STASIUN, BAHAN BAKAR d. GAJI PEGAWAI, PENSIUN DSB

3. OVERHEAD COST a. ONGKOS MANAJEMEN b. MODAL c. DEPRESIASI d. PAJAK 4. JOIN COST - BIAYA STASIUN 5. OPORTUNITY COST KEUNTUNGAN / PENGHASILAN YANG DIKORBANKAN KARENA TIDAK MENGHASILKAN SESUATU BARANG / JASA TERTENTU

TRAFIK: MUATAN DAN ALAT ANGKUTAN

TRAFIK MUATAN: JUMLAH PENUMPANG DAN / BARANG YANG DIANGKUT OLEH KENDARAAN / ALAT ANGKUTAN TRAFIK ALAT ANGKUTAN: JUMLAH KENDARAAN ATAU ALAT ANGKUTAN YANG LALU LINTAS PADA JALANNYA VOLUME TRAFIK: JUMLAH KENDARAAN YANG BERGERAK PADA SESUATU ARAH PADA BAGIAN JALAN YANG MELEWATI TITIK / TEMPAT TERTENTU. MISAL; PER JAM, PER HARI DSB

JENIS ANGKUTAN DAN PERMASALAHANNYA

A. ANGKUTAN RODA DUA BERMESIN DAN TIDAK BERMESIN PENGGOLONGAN JENIS ALAT ANGKUTAN,DILIHAT DARI SIFAT JASA, OPERASI, DAN BIAYA SEBAGAI BERIKUT: 1. ANGKUTAN KERETA API 2. ANGKUTAN MOTOR DAN JALAN RAYA 3. ANGKUTAN LAUT 4. ANGKUTAN AIR 5. ANGKUTAN PIPA TETAPI KENYATAANNYA MASIH TERDAPAT JENIS ANGKUTAN PENUMPANG RODA DUA BAIK BERMESIN YANG BERUPA SEPEDA MOTOR MAUPUN YANG TIDAK BERMESIN BERUPA SEPEDA

B. ANGKUTAN RODA TIGA Angkutan penumpang roda tiga dibedakan dalam dua jenis, yaitu bermesin: Bajaj, Helicak, Bemo, dan tidak bermesin: Becak. permasalahannya adalah : kurang manusia, polusi, dll. C. ANGKUTAN RODA EMPAT DAN LEBIH / ANGKUTAN JALAN RAYA Angkutan roda empat / lebih adalah jenis angkutan darat yang menggunakan kendaran bermotor sebagai fasilitas operasinya yang bergerak di jalan raya. Permasalahannya: kepadatan lalu-lintas, pemeliharaan jalan memerlukan biaya tinggi. D. ANGKUTAN KERETA API Angkutan kerta api terdiri serangkaian kereta penumpang, Gerbong barang yang ditarik lokomotif dan bergerak diatas rel. Permasalahannya: Biaya operasional tinggi, sering mengalami defisit. E. ANGKUTAN KAPAL LAUT Angkutan laut dilaksanakan oleh P N PELNI di samping perusahaan swasta.

Permasalahannya adalah : a. Kondisi peralatan yang sudah tua b. Terlalu banyak perusahaan yang beroperasi c. Komposisi dan penyebaran muatan tidak merata.
E. ANGKUTAN UDARA Manfaat pokok dari angkutan udara adalah kecepatan, ketepatan, kenyamanan. Angkutan udara memerlukan sarana pendukung anatara lain: Panjang dan daya dukung landasan pelabuhan udara, pewralatan navigasi. permasalahannya : Kurang adnya keseimbangan antara
DEMAND AND SUPPLY

ANGKUTAN JALAN RAYA DI INDONESIA

A. PERTUMBUHAN ANGKUTAN JALAN RAYA DI INDONESIA SEJALAN DENGAN JUMLAH PERTAMBAHAN KENDARAAN BERMOTOR YANG CUKUP TINGGI. JENIS-JENIS KENDARAAN : 1. KENDARAAN PRIBADI 2. TRUCK 3. BUS 4. SEPEDA MOTOR PERKEMBANGANNYA SEKARANG?

B.

KENDARAAN JALAN RAYA

DI INDONESIA JARINGAN JALAN RAYA PERTAMA DI BANGUN PADA JAMAN KERAJAAN MATARAM OLEH SULTAN ANGUNG. DALAM TAHUN 1881 DEANDELES MEMBUKA JALAN RAYA DARI BANTEN KE BANYUWANGI YANG MERUPAKAN JALAN TERPANJANG YANG PERNAH DIBANGUN PADA SAAT ITU.

C.

JALAN TOL
DI INDONESIA , SISTEM JALAN TOL PERTAMA KALI DIMULAI PADA TAHUN 1976, YAITU DENGAN DI BUKANYA JALAN JAKARTA BOGOR CIAWI YANG SERING DIKENAL DENGAN SEBUTAN JAGORAWI.

D.

JALAN LAYANG
JALAN LAYANG MERUPAKAN JALAN YANG DIBANGUN DI ATAS PERMUKAAN TANAH, YANG MENYERUPAI JEMBATAN YANG PANJANG DAN PADA UMUMNYA BERADA DIATAS JALAN RAYA YANG SUDAH ADA.

HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKUTAN JALAN RAYA

A. SURAT IJIN MENGEMUDI
BAGI SEMUA PENGENDARA KENDARAAN BERMOTOR YANG MEMEKAI JALAN UMUM, DIWAJIBKAN UNTUK MEMLIKI SURAT IJIN MENGEMUDI (SIM). SIM MERUPAKAN SURAT KETERANGAN YANG SYAH DIKELUARKAN OLEH KOMANDO SATUAN LALU-LINTAS WILAYAH KEPOLISIAN. JENIS-JENIS SIM : A, BI, BII, DAN C.

B.

PAJAK DAN STNK (SURAT TANDA NOMOR KENDARAAN)

1. PAJAK SEMUA KENDARAAN BERMESIN MAUPUN NON MESIN YANG BEROPERSI MENGGUNAKAN FASILITAS JALAN UMUM DIKENAKAN PAJAK 2. STNK SEMUA KENDARAAN BERMOTOR HARUS DILENGKAPI DENGAN STNK, YANG BERLAKU SELAMA SATU TAHUN SEJAK TANGGAL DIKELUARKAN, KEMUDIAN DIPERPANJANG PADA TIAP-TIAP HABIS MASA BERLAKUNYA.

C.

IJIN USAHA DAN IJIN TRAYEK

SEMUA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MAUPUN PENUMPANG HARUS MEMILIKI IJIN USAHA DAN TRAYEK. 1. TRAYEK YANG BERADA DI DAERAH TINGKAT I DIBERIKAN OLEH GUBERNUR. 2. TRAYEK YANG MELEWATI LEBIH DARI DAERAH TINGKAT I DIBERIKAN OLEH PEJABAT YANG DITUNJUK OLEH MENTERI.

D.

UJI KIR
SEMUA KENDARAAN UMUM PENUMPANG DAN SE MUA KENDARAAN ANGKUTAN BARANG BAIK UMUM MAUPUN PERORANGAN HARUS MEMENUHI PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGUJIAN KIR.

E.

BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB)

BBNKB MERUPAKAN SEJUMLAH UANG YANG HARUS DIBAYARKAN KEPADA PEMERINTAH DALAM HAL INI DINAS PENDAPATAN DAERAH PEMILIK BARU KENDARAAN BERMOTOR

F.

POLANTAS (POLISI LALU-LINTAS)

POLANTAS MERUPAKAN BAGIAN DARI ANGKATAN KEPOLISIAN YANG KHUSUS MENANGANI DA N BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEAMANAN DAN KETERTIBAN JALANNYA LALU-LINTAAS DARAT.

PENGUSAHAAN ANGKUTAN DAN PELABUHAN (TERMINAL)

A BADAN USAHA PENGANGKUTAN PENGELOLAAN;
A. ANGKUTAN JALAN RAYA DAN KERETA API
B. C. D. E. ANGKUTAN UDARA ANGKUTAN LAUT RAMBU-RAMBU JALAN (NAVIGASI DAN TELEKOMUNIKASI) TARIF ANGKUTAN

B.

BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

1. BUMN 2. MANAJEMEN DAN ORGANISASI

C.

PENGUSAHAAN PELABUHAN

1. PELABUHAN TEMPAT BERLABUH DAN BERTAMBATNYA KAPAL LAUT SERTA KENDARAAN AIR LAINNYA, MENAIKKAN DAN MENURUNKAN PENUMPANG, BONGKAR MUAT BARANG DAN HEWAN SERTA MERUPAKAN DAERAH LINGKUNGAN KERJA KEGIATAN EKONOMI 2. ASPEK LEGALITAS PENGUSAHAAN : TERSEDIANYA FASILITAS DAN PERALATAN DIATUR DALAM BERBAGAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU 3. JENIS PELAYANAN JASA: . PELAYANAN KAPAL . PELAYANAN BARANG . PELAYANAN RUPA-RUPA USAHA . JENIS JASA PELABUHAN

KEBIJAKSANAAN DAN BANTUAN PEMERINTAH PADA BIDANG TRANSPORTASI

A. PERLU ADANYA CAMPUR TANGAN DAN BANTUAN PEMERINTAH
PEMERINTAH PADA UMUMNYA MEMANDANG BAHWA BIDANG TRANSPORTASI ADALAH SANGAT VITAL UNTUK KEPENTINGAN NEGARA BAIK DARI SUDUT PEREKONOMIAN MAUPUN DARI SUDUT PANDANG SOSIAL, POLITIK, PEMERINTAHAN, PERTAHANAN KEAMANAN DSB. OLEH KARENANYA BIDANG TRANSPORTASI PERLU PERHATIAN DAN BANTUAN DISAMPING ITU BANYAK PULA USAHA BIDANG TRANSPORTASI YANG DIMILIKI, DISELENGGARAKAN DAN DIUSAHAKAN OLEH PIHAK SWASTA, YANG PADA UMUMNYA ADA KEBAIKAN DAN KELEMAHAN, YAITU SUPPLY DARI JASA-JASA ANGKUTAN TERTENTU SECARA RELATIF AKAN LEBIH TERJAMIN (BAIK), PRIVATE PROFIT, KURANG KOORDINASI,DAERAH GEMUK, TIMBUL KONGKURENSI

B.

ALASAN-ALASAN DAN MANFAAT PEMBERIAN SUBSIDI:

1. INFAT INDUSTRI ARGUMENT 2. UNTUK MENSTIMULIR TERCIPTANYA KONKURENSI 3. UNTUK PERTAHANAN DAN KEAMANAN NASIONAL

C.

KEBERATAN DAN KELEMAHAN DALAM PEMBERIAN SUBSIDI

1. MENGAKIBATKAN PERSAINGAN TIDAK FAIR 2. TERJADI PEMBOROSAN 3. MENIMBULKAN KETIDAK ADILAN

D.

KEBIJAKAN SUBSIDI SECARA UMUM

1. PEMBERHENTIAN DANA 2. BANTUAN LEBIH BESAR KEPADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG SECARA KOMPERATIF PERLU DIBANTU 3. MEMPERBOLEHKAN JENIS USAHA ANGKUTAN YANG PATUT DI SUBSIDI 4. MENGHAPUSKAN SUBSIDI PEMERINTAH

KOORDINASI TRANSPORTASI
KOORDINASI:
MELAKSANAKAN INTEGRASI, SINKRONISASI ATAU POLA USAHA GRUP SECARA TERTIB DAN TERATUR DIDALAM SUATU ORGANISASI UNTUK MENGERJAKAN DAN MENCAPAI TUJUAN BERSAMA.

PENDAPAT PARA AHLI : 1. FAIR AND WILLIAMS

KOORDINASI TRANSPORTASI : TINDAKAN KOOPERATIF UNTUK KEPENTINGAN BERSAMA DARI BERBAGAI PERUSAHAAN ANGKUTAN DALAM HAL-HAL OPERATING TERTENTU TANPA ADANYA PELEBURAN ATAS MILIK PERUSAHAAN DIBAWAH SATU MANAJEMEN.

2.

BIGHAM AND ROBERT

KOORDINASI TRANSPORTASI : SUATU PENGATURAN SECARA ORGANISASI DIMANA BERBAGAI PERUSAHAAN ANGKUTAN BAIK SEJENIS MAUPUN BERBAGAI MACAM JENIS MEMBERIKAN JASA TRANSPORTASI SECARA TERPADU. KOORDINASI DAPAT DILAKUKAN MELALUI INTEGRASI ANTARA BERBAGAI PERUSAHAAN ANGKUTAN DIBAWAH SATU MANAJEMEN ATAU HANYA BERUPA PERSETUJUAN BERSAMA DIANTARA MEREKA UNTUK HAL-HAL TERTENTU DIMANA MASING-MASING PERUSAHAAN BEROPERASI SECARA TERPISAH ATAU SENDIRI-SENDIRI

3.

INTERSTATE COMMERCE COMMISSION

* MENGATUR & MENYEDIAKAN SISTEM TRANSPORTASI YANG LENGKAP * ONGKOS SERENDAH MUNGKIN * JOIN SESAMA PERUSAHAAN ANGKUTAN * PERSAINGAN YANG WAJAR

4.

ECONOMIC AND SOCIAL COUNCIL

NEGARA BERKEMBANG : PERENCANAAN DAN PENGATURAN YANG MENYANGKUT PERLUASAN DARI SISTEM TRANSPORTASI SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA DAPAT MEMBERIKAN PRIORITAS PADA KEBUTUHAN KEBUTUHAN YANG PALING URGEN DAN BERSAMAAN DENGAN ITU DALAM LONG RUN DAPAT MENJAMIN PERKEMBANGAN DARI PADA SUATU SISTEM TRANSPORTASI. YANG HARMONIS SERTA MENGHINDARKAN TERJADINYA FASILITAS YANG TUMPANG TINDIH YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA. NEGARA MAJU: PENGATURAN BERSAMA MENGENAI BERBAGI ASPEK UNTUK MENYEIMBANGKAN, MENSERASIKAN DAN MENGINTEGRASIKAN BERBAGAI JENIS TRANSPORTASI. DENGAN MAKSUD UNTUK DAPAT MENGHASILKAN DAN MENYEDIAKAN JASA TRANSPORTASI YANG MURAH DAN EFISIEN.

DARI BEBAGAI DIFINISI DIATAS MENGANDUNG DASAR, UNSUR DAN TUJUAN YANG SAMA YAITU : 1. DIPERLUKAN KERJA SAMA DI ANTARA BERBAGAI JENIS PERUSAHAAN ANGKUTAN. 2. MENGHINDARI PERSAINGAN YANG MERUGIKAN 3. EFISIENSI ONGKOS -TARIP MURAH 4. DIPERLUKAN PENGAWASAN DAN PENGATURAN OLEH PEMERINTAH DI BIDANG USAHA TRANSPORTASI TUJUAN KOORDINASI TRANSPORTASI; 1. MENGATUR PERSAINGAN DARI SIFAT BOROS DAN MEMATIKAN 2. KESEIMBANGAN DALAM PERMINTAAN TOTAL JASA TRANSPOR DAN MEMELIHARA SIFAT DAN VOLUME DARI BERBAGI MACAM TRAFIK 3. PEMERATAAN DISTRIBUSI FASILITAS TRANSPORTASI 4. MEMAKSIMALKAN UTILITAS 5. MEMBATASI KEBEBASAN DAN KEGIATAN YANG BERLEBIHAN DAN TIDAK DIKEHENDAKI

BENTUK KOORDINASI TRNSPORTASI : 1. KERJA SAMA SUKA-RELA KERJA SAMA ATAS KESADARAN SENDIRI 2. KOORDINASI MENURUT UU DICAPAI MELALUI KEPUTUSAN KETENTUAN RESMI -- MENGATUR TARIP ANGKUTAN, ALOKASI TRAFIK, ALOKASI TRAYEK DAN MEMPOOL SUMBER-SUMBER FINANSIAL 3. KOORDINASI MELALUI PEMILIKAN PEMERINTAH NASIONALISASI / DIATUR DI BAWAH PEMILIKAN DAN MANAJEMEN PEMERINTAH 4. KOORDINASI MELALUI KETERGANTUNGAN : TERGANTUNG KEPADA SUATU JENIS TRNSPORTASI YANG TERBESAR DAN SECARA FINANSIAL SANGAT KUAT.
DARI KEEMPAT MACAM KOORDINASI DIATAS, MANAKAH YANG PALING SESUAI DI NEGARA KITA ?

PENGANGKUTAN UDARA
A. SEJARAH
ANGKUTAN UDARA BERKEMBANG MENGIKUTI KEMAJUAN TEKNOLOGI PESAWAT UDARA. PESAWAT UDARA YANG BERHASIL SATU KALI DITERBANGKAN TAHUN 1903, MENJELANH TH 1914 BEBERAPA NEGARA EROPA MENCIPTAKAN PESAWAT UDARA. TH 1919 DI JERMAN, PERANCIS, DAN INGGRIS MULAI DIDIRIKAN PERUSAHAAN. DI INDONESIA SUDAH BERDIRI PERUSAHAAN YANG BER NAMA KNIL (1928). YANG BEROPERASI JAKARTA PALEMBANG SINGAPURA MEDAN & JAKARTA BANDUNG SEMATANG SURABAYA.

B.

PERANAN
1. 2. 3. 4. ALAT ANGKUT MUTAKHIR KECEPATAN TINGGI DAN FLEKSIBEL COCOK UNTUK KEPERLUAN KAUM EKSEKUTIF ALAT MILITER YANG UNIK

C.

ORGANISASI PENGANGKUTAN UDARA

1. INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANISATION (ICAO) ORGANISASI DALAM USAHA PENERBANGAN INTERNASIONAL YANG DI BENTUK TH 1944 DI BAWAH NAUNGAN PBB , MENETAPKAN : STANDART MINIMAL KONSTRUKSI LAYAK TERBANG YAITU: . PENGATURAN TEKANAN HAWA / UDARA . JUMLAH LAMA JAM TERBANG . PENYELIDIKAN TERJADINYA KECELAKAAN 2. INTERNATIONAL AIR TRANSPORT ASSOCIATION (IATA) ORGANISASI ANTAR PERUSAHAAN PENERBANGAN INTERNASIONAL DI BENTUK TH 1914 OLEH BERBAGAI PERUSAHAAN PENERBANGAN DI EROPA, YANG MENGATUR : . HAL YANG BERSIFAT KOMERSIAL . CLEARING PENJUALAN TIKET . TRAYEK DAN RUTE PENERBANGAN

PENGANGKUTAN KAPAL LAUT

A, SEJARAH
PELAYARAN KOMERSIAL DIMULAI SEKITAR 3.000 TAHUN SM BERSAMAAN DENGAN TUMBUHNYA PERDAGANGAN ANTAR BANGSA DILAUT TENGAH. BANGSA MESIR PERTAMA KALI MELAKUKAN PELAYARAN ANTAR BENUA AWAL ABAD 16, SETELAH SPANYOL DAN PORTUGIS BERHASIL MEMBUKA HUBUNGAN PELAYARAN ANTAR EROPA, ASIA DAN AMERIKA, NAMUN TIDAK BERTAHAN LAMA. BARULAH MUNCUL, BELANDA, INGGRIS PERANCIS YANG MENGUASAI JALUR PERDAGANGAN. SISTEM PELAYARAN TERJADWAL LINERS BERKEMBANG SESUDAH TAHUN 1941, UNTUK ANGKUTAN PENUMPANG PERTAMA TAHUN 1816 ANTARA LIVERPOOL DAN NEW YORK. DI INDONESIA PELAYARAN ANTAR PULAU SECARA TERATUR PADA TAHUN 1828 DI RIAU DAN TAHUN 1846 DI UJUNG PANDANG. PERANAN PENGANGKUTAN KAPAL LAUT SANGAT PENTING KARENA : 1, RELATIF MURAH 2. MEMBANTU PERKEMBANGAN INDUSTRI LOKAL 3. MEMBANTU PENENTUAN TARIF ANGKUTAN DARAT 4. MELAMBANGKAN KEJAYAAN DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI SUATU NEGARA

B.

C.

SEWA MENYEWA KAPAL

1. VOYAGE CHARTER, PERJANJIAN SEWA-MENYEWA KAPAL BAIK SEBAGAI / KESELURUHAN UNTUK MENGANGKUT BARANG-BARANG DARI SATU / BEBERAPA PELABUHAN KE PELABUHAN LAIN 2. TIME CHARTER, PERJANJIAN SEWA-MENYEWA KAPAL UNTUK WAKTU TERTENTU 3. BAREBOARD CHARTER, PERJANJIAN SEWA-MENYEWA KAPAL DENGAN KETENTUAN MEREKA MENCARTER BERTANGGUNG JAWAB PENUH ATAS SELURUH ONGKOS YANG TERJADI DARI BARANG DAN KAPAL

D.

PELABUHAN BEBAS
PELABUHAN BEBAS MERUPAKAN PELABUHAN YANG DAPAT DISINGGAHI OLEH SEMUA KAPAL BAIK KAPAL BERKEBANGSAAN NASIONAL MAUPUN KAPAL YANG BERBENDERA ASING

E.

GUDANG,VEEM, DAN BONDED WAREHOUSE

1. GUDANG TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA BARANG-BARANG MULAI DARI PIHAK PENJUAL SAMPAI PIHAK PEMBELI 2. VEEM, PERUSAHAAN YANG MENYEWAKAN GUDANG 3. BONDED WAREHOUSE, PERUSAHAAN YANG MEMBERIKAN JASA DALAM HAL PENYIMPANAN DAN PENIMBUNAN BARANG, MELETAKKAN, MENGEMAS, DAN / MENGOLAH BARANG DARI DALAM / LUAR PABEAN

Cara Penentuan Tarif Angkutan Barang

Penentuan tarif angkutan barang sangat komplek, tergantung: Barang apa yang diangkut Dimana atau ke tempat mana barang diangkut Faktor lain specifik Prosedur yang dipakai: klasifikasi (groups) Skala tarif

Faktor yang mempengaruhi cost of servises: 1. Ruang yang ditempati 2. Risiko yang mungkin terjadi 3. Special service yang diperlukan 4. Volume

Faktor faktor yang mempengaruhi value of services: 1. Harga pasaran barang yang diangkut 2. Persaingan 3. Produk baru

Bentuk dan Macam Tarif Angkutan

Class rute dan commodity rate Local rate dan joint rate Flate rate dan proportional rate Carload rate dan less than carload rate, dan Line hual rate dan accessorial rate

Tarif Angkutan Penumpang

angkutan penumpang lebih sederhana, karena: Mempunyai kelas terbatas Tarif biasanya ditentukan jarak

Tarif Angkutan Bus Antar Kota Tarif Angkutan Kereta Api Tarif Angkutan Dalam Kota Tarif Angkutan Laut Tarif Angkutan Udara

Untuk menstimulir penumpang angkutan udara dengan cara: Family group ticket Travel now, pay later Free stop-over at any palce Special excursion fares Economy class

QCD DALAM SISTRANAS

A. LATAR BELAKANG
DALAM PJPT II TANTANGAN YANG DIHADAPI SEKTOR TRANSPORT MAKIN BERAT DAN LUAS KARENA : . FAKTOR LINGKUNGAN STRATEGIS . LAJU PERKEMBANGAN DAN PERGESERAN STRUKTURAL, BAIK DIMENSI INTERNASIONAL, REGIONAL, DAN NASIONAL . KEMAJUAN IPTEK

B.

MASALAH POKOK
. . KURANGNYA KETERPADUAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA TINGGINYA BIAYA PERAWATAN DAN PERBAIKAN SARANA TRANSPORTASI MENUANYA USIA ARMADA PESAWAT UDARA DAN KAPAL LAUT RENDAHNYA KINERJA KEUANGAN DAN SISTEM TRANSPORTASI KURANG TERPADUAN ANTAR MODA PERTUMBUHAN KOTA

. . . .

. KURANGNYA PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT DAN MURAH . LINGKUNGAN HIDUP . KETERBATASAN KEMAMPUAN DANA PEMERINTAH . KEMAMPUAN LATIHAN KETRAMPILAN DAN PERKEMBANGAN SDM . KETER BATASAN SUMBER ENERGI DALAM NEGERI

C.

QCD SEBAGAI KONSEPSI SISTEM MANAJEMEN

* QUALITY : MASUKAN, PROSES, KELUARAN * COST * DELIVERY