Anda di halaman 1dari 48

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN BARANG

DIREKTORAT ANGKUTAN DAN MULTIMODA


Bandung, 2 – 4 Oktober 2016
DASAR HUKUM
 Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan;
 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan;
 Keputusan Menteri Nomor 69 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang
di Jalan;
 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2007 tentang Kendaraan
Pengangkut Peti Kemas di Jalan;
 Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 725 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Di Jalan;
 Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 726 Tahun 2004 tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Alat Berat Di Jalan;
 Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 727 Tahun 2004 tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Barang Umum Di Jalan.
 Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.4428/Aj.003/DRJD/2012 Tahun 2012 tentang Izin Penyelenggaraan Angkutan Alat
Berat Dan Barang Berbahaya.
PENELITIAN THE ASIA FOUNDATION DAN LEMBAGA PENYELIDIKAN EKONOMI DAN
MASYARAKAT (LPEM) UNIVERSITAS INDONESIA (TAHUN 2008)

Biaya angkutan barang di Indonesia mahal dan menjadi salah satu


penghambat daya saing perdagangan di tingkat internasional. Biaya
operasional kendaraan truk angkutan barang di Indonesia mencapai
US$ 34 sen per kilometer. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata Asia US$
22 sen per kilometer. "Lebih tinggi daripada Vietnam, Thailand,
Malaysia, dan China."

Mahalnya biaya logistik di Indonesia juga karena besarnya


komponen biaya di luar operasional.

Buruknya infrastruktur.

Banyaknya retribusi pemerintah daerah, jembatan timbang, serta


pungutan oknum aparat dan preman. Kontribusi pengeluaran itu lebih dari
10 persen total biaya operasional kendaraan.
Logistic Performance Indeks

Logistic performance indeks peringkat Indonesia


masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya,
seperti : Singapore, Malaysia, Thailand, Philippines,
dan Vietnam. Posisi ini mencerminkan masih
lemahnya kinerja sektor logistik Indonesia di dunia
global, bahkan di antara negara-negara ASEAN
tahun 2014 ranking 53 tahun 2016 rangking 63.
BEBERAPA HAL YG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGANGKUTAN BARANG UMUM

a. Keselamatan muatan kendaraan.


b. Melindungi orang-orang yang terlibat dalam pemuatan,
pembongkaran, pengemudi, pemakai jalan lainnya dan pejalan
kaki.
c. Memperhatikan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
d. Pemuatan dan pengangkutan dilakukan oleh orang yg terlatih
dan mengetahui resiko yg dikandungnya.
e. Pengemudi harus mengetahui resiko tambahan dari muatan,
atau sebagian muatan yg bergerak saat kendaraan dikemudikan.
Lanjutan……

f. Bongkar muat dilakukan pada tempat-tempat yang tidak


mengganggu keamanan, kelancaran dan ketertiban lalu lintas.
g. Pemuatan barang umum dalam ruangan kendaraan
pengangkutnya harus ditutup dengan bahan yang tidak mudah
rusak dan diikat dengan kuat.
h. Barang umum yang menonjol melampaui bagian terluar belakang
mobil barang tidak melebihi 2 meter.
i. Bagian yang menonjol lebih dari 1 meter harus diberi tanda yang
dapat memantulkan cahaya dan ditempatkan pada ujung muatan.
j. Apabila barang umum yang menonjol menghalangi lampu-lampu
atau pemantul cahaya, maka pada ujung muatan tersebut
ditambah lampu pemantul cahaya.
Kondisi Eksisting
Penyelenggaraan Angkutan Barang
1. Pembagian ruang jalan untuk angkutan barang belum optimal,
impact nya :
a. Rendahnya tingkat keselamatan akibat mix traffic seperti di
jalan tol sering terjadi kecelakaan yang melibatkan angkutan
barang;
b. Kecepatan rendah, pada saat tertentu seperti libur lebaran
diberlakukan kebijakan pembatasan pengoperasian angkutan
barang;
c. Polusi;
d. Pemborosan energy.
Kondisi Eksisting
Penyelenggaraan Angkutan Barang

2. Masalah kelebihan muatan cenderung meningkat dan


tidak terkontrol, impact nya :

a. Kerusakan dini jalan;


b. Kecepatan rendah;
c. Kemacetan.
Kondisi Eksisting
Penyelenggaraan Angkutan Barang

3. Kendaraan Yang Melanggar Tata Cara Pemuatan,


Masih Bebas Beroperasi ;
4. Kelebihan Dimensi;
5. Perbedaan Dimensi Kendaraan Dengan Data Buku
Uji .
Beberapa masalah-masalah yang terkait
Perizinan Angkutan Barang

1. Kompetensi pengemudi yang belum dilaksanakan,


masih berupa sertifikat pelatihan pengemudi;Sertifikat
pelatihan pengemudi yang belum sesuai dengan
jumlah kendaraan;
2. Keabsahan buku uji dan kesesuaian data buku uji,
seperti jumlah sumbu yang berbeda dengan fisik
kendaraan;
3. Masa berlaku uji dan stnk telah habis;
Lanjutan….
4. Beberapa permasalahan operasional :
 Plakat yang tidak terpasang pada kendaraan;
 Pengemudi tidak menggunakan seragam;
 Bemper depan tidak sesuai aturan.

5. Permasalah perizinan yang diterapkan pada beberapa daerah,


seperti :
 Dinas Perhubungan Kota Batam menerbitkan Kartu
Pengawasan Angkutan Barang;
 Walikota Tangerang menerbitkan Izin Usaha Angkutan
Barang ;
 Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan
menerbitkan Surat Keterangan Mengangkut Barang Khusus;
 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerbitkan Kartu Izin
Usaha untuk setiap angkutan umum penumpang dan
barang.
KLASIFIKASI ANGKUTAN BARANG
UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ

ANGKUTAN JALAN

KENDARAAN KENDARAAN
BERMOTOR TIDAK
BERMOTOR

BARANG

UMUM KHUSUS

1. KENDARAAN DIRANCANG
KHUSUS UNTUK BARANG
CURAH, CAIR DAN GAS
2. PETI KEMAS
3. TUMBUHAN DAN HEWAN
HIDUP
4. BARANG BERBAHAYA
5. ALAT BERAT
ANGKUTAN
BARANG
(Kend Umum)

1. Surat perjanjian
pengangkutan barang
Bukti pembayaran sah antara pengangkut
barang dan pengirim barang.
DOKUMEN ANGKUTAN
BARANG
(pasal 166 UU No. 22 Th 2009 ttg 2. Surat muatan barang
LLAJ)

Surat yang menerangkan jenis dan jumlah


barang serta asal dan tujuan pengiriman.
Pengangkutan barang dengan surat
muatan barang tidak termasuk angkutan
umum barang pribadi.
ANGKUTAN BARANG UMUM

Angkutan Barang Umum adalah angkutan barang pada umumnya


yaitu barang yang tidak berbahaya dan tidak memerlukan saran
khusus

Ciri – Ciri Pelayanan ( Pasal 161 UU No. 22 Tahun 2009 tentang


LLAJ)
Pengangkutan barang umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
160 huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. prasarana Jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas Jalan;
b. tersedia pusat distribusi logistik dan/atau tempat untuk memuat
dan membongkar barang; dan
c. menggunakan mobil barang.
KETENTUAN TATA CARA MUAT ANGKUTAN BARANG UMUM

Dilakukan pada tempat – tempat yang tidak mengganggu keamanan,


1
kelancaran dan ketertiban lalu lintas;

Pemuatan barang umum dalam ruangan kendaraan pengangkutnya harus


2
ditutup dengan bahan yang tidak mudah rusak dan diikat dengan kuat;

Pemuatan barang umum dalam ruangan muatan barang harus disusun


3 dengan baik sehingga beban terdistribusi secara proporsional pada sumbu –
sumbu kendaraan;

Distribusi muatan barang harus memenuhi persyaratan muatan sumbu


4 terberat untuk masing – masing sumbu daya dukung jalan serta jumlah
berat yang diperbolehkan.
PERSYARATAN (pasal 161)
1. PRASARANA
Sesuai kelas jalan
yang di lalui

2. TERSEDIA PUSAT
DISTRIBUSI LOGISTIK
BARANG
(Tempat bongkar muat
UMUM barang)

3. MENGGUNAKAN
MOBIL BARANG

ANGKUTAN BARANG UMUM ADALAH :


ANGKUTAN BARANG PADA UMUMNYA, YAITU BARANG YANG
TIDAK BERBAHAYA DAN TIDAK MEMERLUKAN SARANA
KHUSUS.
ANGKUTAN BARANG KHUSUS

Angkutan yang membutuhkan mobil barang yang dirancang khusus


untuk mengangkut benda yang berbentuk curah, cair, dan gas, peti
kemas, tumbuhan, hewan hidup, dan alat berat serta membawa barang
berbahaya , antara lain :

1. Barang yang mudah meledak;

2. Gas mampat, cair, terlarut pada tekanan / temperatur tertentu;

3. Cairan mudah menyala;

4. Padatan mudah menyala;

5. Bahan penghasil oksidan;

6 Racun dan bahan yang mudah menular;


.
7 Barang yang bersifat radioaktif;
. 17
8 Barang yang bersifat korosif.
.
PERSYARATAN
KENDARAAN ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA

• Persyaratan Teknis dan Laik Jalan serta dilengkapi


Persyaratan •dengan
Persyaratan
Plakat,Teknis
Namadan Laik JalanJatidiri
Perusahaan, serta dilengkapi
Persyaratan dengan Plakat,
pengemudi, kotakNama
obat, Perusahaan,
alat pemadamJatidiri
kebakaran
umum pengemudi, kotak obat, alat pemadam kebakaran
umum dan emergency call.
dan emergency call.

• Memenuhi aspek perancangan kendaraan


• Memenuhi aspek perancangan kendaraan
• Memenuhi aspek konstruksi kendaraan
Persyaratan • Memenuhi aspek konstruksi kendaraan
Persyaratan • Memenuhi aspek perakitan/pembuatan kendaraan
khusus
khusus •
• Memenuhi aspek perakitan/pembuatan kendaraan
Memenuhi aspek modifikasi, reparasi dan
•perawatan
Memenuhi aspek modifikasi, reparasi dan
perawatan

Perlengkapan • alat komunikasi, lampu tanda bahaya, rambu


Perlengkapan •portabel,
alat komunikasi,
pedomanlampu tanda bahaya, rambu jenis
keadaan pengoperasian, dll. (sesuai
keadaan portabel, pedoman
karakteristik pengoperasian, dll. (sesuai jenis
bahan berbahaya)
darurat karakteristik bahan berbahaya)
darurat
PERSYARATAN KENDARAAN
Mobil Barang dengan atau tanpa Kereta Gandengan atau Kereta Tempelan yang memiliki
JBB atau JBKB lebih dari 12.000 (dua belas ribu) kilogram harus dilengkapi dengan tanda
berupa tulisan yang menunjukan Kendaraan Bermotor berat.
(Pasal 89 PP 55 Tahun 2012 ttg Kendaraan)

PERISAI KOLONG
Mobil barang, Kereta Gandengan atau Kereta Tempelan yang tinggi ujung landasannya
dan atau bagian belakang dan/atau bagian samping badannya berjarak lebih dari 700
(tujuh ratus) milimeter yang diukur dari permukaan jalan, dan/atau sumbu paling
belakang berjarak lebih dari 1.000 (seribu) milimeter diukur dari sisi terluar bagian
belakang wajib dilengkapi dengan perisai kolong. (Pasal 90 PP 55 Tahun 2012 ttg
Kendaraan)
Jenis Kendaraan Angkutan Limbah dan Bahan
Barang Berbahaya

TRONTON TRUCK TRONTON


2% 2%
TEMPELAN TRUCK
8% 20% BOX BOX TRONTON
8% 1%

DUMP
TRUCK
3%
TANGKI TRONTON DUMP TRUCK
22% TRONTON
18%

TANGKI PICK UP
TEMPELAN TANGKI
4%
5% 7%
Umur Kendaraan Angkutan Limbah & Bahan
Barang Berbahaya
Kendaraan bermotor pengangkut bahan
berbahaya harus :
a. Memenuhi persyaratan keselamatan
sesuai sifat bahan berbaya yang
PT.
KU
diangkut;
AT

b. Diberi tanda-tanda tertentu sesuai


bahan berbahaya yang diangkut
(PP No. 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan)

Penempatan plakat tanda bahaya


pada keempat sisi kendaraan agar
dapat terlihat oleh pengguna jalan
lainnya dan masyarakat sekitarnya.
SIMBOL PLAKAT/LABEL PADA KENDARAAN
ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA

Penerapan simbol (plakat) tanda bahaya pada kendaraan mengacu


kepada United Nations Recommendations on the Transport of
Dangerous Goods (UN-RTDG) / UN Model Regulations

SESUAI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN


2003 TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL 9 DANGEROUS GOODS
(PROTOKOL 9 BARANG-BARANG BERBAHAYA).

Serta sebagai Persiapan Implementasi Asian Highway Sehingga


Terharmonisasi Dengan Peraturan di Perhubungan Laut dan Udara

23
SIMBOL PLAKAT/LABEL PADA KENDARAAN
ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA

Transportasi melalui jalan darat


• United Nations Recommendations on the Transport of Dangerous
Goods UNRTDG/ UN Model Regulations

Transportasi menggunakan angkutan udara


• Technical Instruction for the Safe Transport of Dangerous Goods
dari International Civil Aviation Organization (ICAO);
• Dangerous Goods Regulations dari International Air Transport
Association (IATA)

Transportasi menggunakan angkutan laut


• International Maritime Dangerous Goods (IMDG) Code dari
International Maritime Organization (IMO).
24
SIMBOL PLAKAT/LABEL PADA KENDARAAN
ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA

1. Mudah Meledak (Explosive)

2. Gas mampat,
gas cair, gas
terlarut pada
tekanan atau
Flammable Gases Non-Flammable , Toxic Gases pendinginan
Non-Toxic Gases tertentu;

3. Cairan mudah
menyala;

Flammable Liquids
SIMBOL PLAKAT/LABEL PADA KENDARAAN
ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA

4. padatan mudah
menyala

Substances wich, in contact


Flammable Solid Substances liable to with water emit flammable
spontaneous combustion gas

5. Oksidator, peroksida organik;

Oxidizing substances Organic Peroxides

6. Bahan beracun dan mudah


menular;

Toxic substances Infectious substances


SIMBOL PLAKAT/LABEL PADA KENDARAAN
ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA

7. bahan radioaktif;

Penempatan plakat
tanda bahaya pada
8. bahan korosif;
keempat sisi kendaraan
agar dapat terlihat oleh
pengguna jalan lainnya
dan masyarakat
sekitarnya.
9. bahan berbahaya lainnya;
PROSEDUR PERIZINAN
BAGAN ALIR PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN BARANG KHUSUS

PENERIMAAN & PENYUSUNAN


Disp 1 hr (0 hr)
Disp VERIFIKASI Disp 0 hr TELAAHAN &
0 hr AWAL PENCETAKAN
PERMOHONAN PARAF KASI
PERMOHONAN DOKUMEN Disp 8 hr (3 hr)
IZIN Disp 9 hr (1 hr)
Disp 2 hr (2 hr)
Disp 3 hr (1 hr)
PERUSAHAAN DISPOSISI
ANGKUTAN PARAF
DIREKTUR AMM
KASUBDIT AB
Disp 2 hr (2 hr) Disp 10 hr (1 hr)
DISETUJUI Disp 4 hr (1 hr)
DISPOSISI
KASUBDIT AB TANDATANGAN
DIREKTUR AMM
Disp 3 hr (1 hr)
PENOLAKAN Disp 13 hr (3 hr)
DISPOSISI Disp 6 hr ( 2 hr)
BERKAS TIDAK KASI TEKNIS AB
PENOMORAN
LENGKAP Disp 4 hr (1 hr) DOKUMEN IZIN

Disp 14 hr (1 hr)
PENELITIAN Disp 7 hr (1 hr)
PERSYARATAN
PENYERAHAN
Disp 5 hr (1 hr) DOKUMEN
IZIN
PENYUSUNAN
TELAAHAN &
PENCETAKAN
DOKUMEN IZIN
PERSYARATAN PENGAJUAN IZIN PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA

A. Mengajukan Surat Permohonan yg Ditandatangani di atas Materai oleh


Pimpinan Perusahaan [tgl surat ≤3 (tiga) hari dari tgl penyerahan surat]
PERSYARATAN PENGAJUAN IZIN PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA

B. Melampirkan Berkas Persyaratan :


1. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Perubahan Terakhir
2. Pengesahaan Badan Hukum Perusahaan dari instansi yang berwenang (Kementerian Hukum dan
HAM)
3. Profil Perusahaan (Company Profile) & SOP (loading/unloading, operasional, tanggap darurat)
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan
5. Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)/SIUP
6. Surat Keterangan Domisili Perusahaan & Pool (tempat penyimpanan kendaraan)
7. Fotocopy STNK
8. Fotocopy Buku Uji
9. Foto Kendaraan Tampak Depan, samping & belakang dilengkapi dg plakat khusus
10.Daftar Pengemudi dan Pembantu Pengemudi yang memiliki kompetensi tertentu sesuai sifat dan
barang khusus yang diangkut
11.Surat Pernyataan Tertulis diatas materai
a. Kesanggupan untuk menjalankan kewajiban pemegang izin penyelenggaraan angkutan
barang khusus
b. Keabsahan dokumen
c. Kesanggupan untuk melaporkan kegiatan pengangkutan barang khusus secara berkala
d. Kesanggupan untuk diinspeksi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Izin Penyelenggaraan Angkutan Barang Khusus
(Pasal. 180 UU No. 22 Tahun 2009)
Rekomendasi KLH Rekomendasi ESDM
Izin penyelenggaraan angkutan
barang khusus diberikan oleh
Menteri yang bertanggung jawab di
bidang Sarana & Parasarana LLAJ
dengan rekomendasi dari instansi
terkait (KLH/ ESDM)

SK Izin Angkutan B3 SK Pelaksanaan Lampiran SK Izin Kartu Pengawasan


Angkutan B3 Angkutan B3 Angkutan B3

33
Masa Berlaku
Masa Berlaku 5 Tahun
1 Tahun
Kewajiban Kendaraan Bermotor yang mengangkut Barang Khusus
(pasal. 162 UU No. 22 Tahun 2009)

memenuhi persyaratan keselamatan sesuai dengan sifat


dan bentuk barang yang diangkut;

diberi tanda tertentu sesuai dengan barang yang diangkut;

memarkir Kendaraan di tempat yang ditetapkan;

membongkar dan memuat barang di tempat yang ditetapkan


dan dengan menggunakan alat sesuai dengan sifat dan bentuk
barang yang diangkut;

beroperasi pada waktu yang tidak mengganggu Kamseltibcar LLAJ


.

mendapat rekomendasi dari instansi terkait. 34


PEMBINAAN & PENGAWASAN ANGKUTAN
BARANG BERBAHAYA

MENINGKATNYA KEBUTUHAN DAN OPERASIONAL KENDARAAN ANGKUTAN BARANG


BERRBAHAYA UNTUK AKTIFITAS PERTAMBANGAN

PERSAINGAN BISNIS DENGAN MENGABAIKAN ASPEK KESELAMATAN & PERSYARATAN


TEKNIS KENDARAAAN BERPOTENSI MENYEBABKAN KECELAKAAN

PEMASANGAN PLAKAT DAN IDENTITAS PERUSAHAAN SERTA NOMOR TANGGAP


DARURAT PERUSAHAAN PADA KENDARAAN BELUM MAKSIMAL

RENDAHNYA KOMPETENSI PENGEMUDI DAN AWAK KENDARAAN ANGKUTAN BARANG


BERBAHAYA

KESERAGAMAN PEMAHAMAN PROSEDUR & PERSYARATAN PERIZINAN UNTUK


PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA
35
PENGAWASAN MUATAN BARANG

JENIS PELANGGARAN ANGKUTAN BARANG

Pelanggaran tata cara muat Pelanggaran Dimensi

Pelanggaran Perijinan
PENGAWASAN MUATAN BARANG

4 (empat) hal dalam pengawasan muatan barang :

Pengawasan Pengawasan
terhadap Pengawasan Pengawasan
terhadap terhadap
Tata Cara Dimensi terhadap
Muat Daya Angkut Kelas Jalan
Kendaraan

ALAT PENIMBANGAN
KENDARAAN BERMOTOR
PENGAWASAN MUATAN BARANG

ALAT
PENIMBANGAN

ALAT PENIMBANGAN YANG


ALAT PENIMBANGAN YANG DIPASANG SECARA TETAP
DAPAT DIPINDAHKAN

 Penetapan lokasi,
pengoperasian, dan
PEMERIKSAAN & PEMERINTAH penutupan;
PENYIDIKAN  Menunjuk unit pelaksana

Unit Pelaksana  PENGOPERASIAN &


PETUGAS PEMERIKSA PEMPROV PERAWATAN
KENDARAAN BERMOTOR
PENGEMUDI ANGKUTAN BRG BERBAHAYA
KEWAJIBAN PENGEMUDI
ANGKUTAN BARANG

1. Pengemudi dan pembantu Pengemudi Kendaraan yang


mengangkut barang khusus wajib memiliki kompetensi tertentu
sesuai dengan sifat dan bentuk barang khusus yang diangkut.
(Pasal 162 (3) UU No. 22 Th 2009)
2. Pengemudi Kendaraan Bermotor angkutan barang wajib
menggunakan jaringan jalan sesuai dengan kelas jalan yang
ditentukan. (Pasal 125 UU No. 22 Th 2009)
3. Pengemudi dan/atau Perusahaan Angkutan Umum barang wajib
mematuhi ketentuan mengenai :
a. tata cara pemuatan,
b. daya angkut,
c. dimensi Kendaraan, dan
d. kelas jalan. 40
WAKTU KERJA PENGEMUDI
(Pasal 90 UU No. 22 Th 2009 ttg LLAJ)

1. Perusahaan wajib mematuhi dan memberlakukan


ketentuan mengenai waktu kerja, waktu istirahat, dan
pergantian Pengemudi;
2. Waktu kerja bagi Pengemudi paling lama 8 (delapan jam)
sehari;
3. Pengemudi setelah mengemudikan Kendaraan selama 4
(empat) jam berturut-turut wajib beristirahat paling
singkat setengah jam;
4. Dalam hal tertentu Pengemudi dapat dipekerjakan paling
lama 12 (dua belas) jam sehari termasuk waktu istirahat
selama 1 (satu) jam. 41
ASURANSI AWAK KENDARAAN
(Pasal 237 & 313 UU No. 22 Th 2009 ttg LLAJ)

(1) Perusahaan Angkutan Umum wajib mengikuti program asuransi


kecelakaan sebagai wujud tanggung jawabnya atas jaminan
asuransi bagi korban kecelakaan.
(2) Perusahaan Angkutan Umum wajib mengasuransikan orang yang
dipekerjakan sebagai awak kendaraan.

Setiap orang (perusahaan angkutan) yang tidak mengasuransikan


awak Kendaraan dan penumpangnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 237 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam)
bulan atau denda paling banyak Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus
ribu rupiah).
KEWAJIBAN TTG ASURANSI
PP Angkutan Jalan No 74

Pasal 89
Perusahaan angkutan umum wajib mengikuti program
asuransi kecelakaan sebagai wujud tanggung jawab atas
kecelakaan yang diderita pihak ketiga.

Pasal 90
1. Perusahaan angkutan umum wajib mengasuransi
orang yang dipekerjakan sebagai awak kendaraan.
2. Awak kendaraan dimaksud adalah pengemudi,
pengemudi cadangan, kondektur dan pembantu
pengemudi.
KETENTUAN PIDANA
Pasal 305
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang mengangkut
barang khusus yang tidak memenuhi ketentuan tentang persyaratan
keselamatan, pemberian tanda barang, Parkir, bongkar dan muat, waktu
operasi dan rekomendasi dari instansi terkait sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 162 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, atau huruf f
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling
banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
Pasal 306
Setiap orang yang mengemudikan kendaraan angkutan barang yang tidak
dilengkapi surat muatan dokumen perjalanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 168 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan
atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Pasal 307
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor Angkutan Umum
Barang yang tidak mematuhi ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya
angkut, dimensi kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 ayat (1)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling
banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
KETENTUAN PIDANA
Pasal 308
Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling
banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor Umum yang:
c. tidak memiliki izin menyelenggarakan angkutan barang khusus dan alat
berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat (1) huruf c; atau
d. menyimpang dari izin yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173.

Pasal 315
(1) Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh Perusahaan Angkutan Umum,
pertanggungjawaban pidana dikenakan terhadap Perusahaan Angkutan Umum
dan/atau pengurusnya.
(2) Dalam hal tindak pidana lalu lintas dilakukan Perusahaan Angkutan Umum,
selain pidana yang dijatuhkan terhadap pengurus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dijatuhkan pula pidana denda paling banyak dikalikan 3 (tiga) dari
pidana denda yang ditentukan dalam setiap pasal dalam Bab ini.
(3) Selain pidana denda, Perusahaan Angkutan Umum dapat dijatuhi pidana
tambahan berupa pembekuan sementara atau pencabutan izin
penyelenggaraan angkutan bagi kendaraan yang digunakan.
BADAN HUKUM PERUSAHAAN ANGKUTAN
(LANDASAN HUKUM PERUSAHAAN BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS)

Pasal 139 Ayat 2 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ :


Penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan oleh :
1. badan usaha milik negara,
2. badan usaha milik daerah, dan/atau
3. badan hukum lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 1 Ayat 2 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ :
Perusahaan Angkutan Umum adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan
orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum.
Yang dimaksud dengan “badan hukum” adalah badan (perkumpulan dan sebagainya)
yang dalam hukum diakui sebagai subjek hukum yang dapat dilekatkan hak dan
kewajiban hukum, seperti perseroan, yayasan, dan lembaga. (Penjelasan UU No. 22
Tahun 2009 tentang LLAJ)
Kewajiban Kendaraan Bermotor yang mengangkut Barang Khusus
(pasal. 162 UU No. 22 Tahun 2009)

memenuhi persyaratan keselamatan sesuai dengan sifat


dan bentuk barang yang diangkut;

diberi tanda tertentu sesuai dengan barang yang diangkut;

memarkir Kendaraan di tempat yang ditetapkan;

membongkar dan memuat barang di tempat yang ditetapkan


dan dengan menggunakan alat sesuai dengan sifat dan bentuk
barang yang diangkut;

beroperasi pada waktu yang tidak mengganggu Kamseltibcar LLAJ


.

mendapat rekomendasi dari instansi terkait. 47


MEWUJUDKAN MIMPI
MERAJUT INDONESIA MENJADI

TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
Website : www.hubdat.web.id
http://angkutanhubdat.dephub.go.id
Email : hubdat@hubdat.web.id

Anda mungkin juga menyukai