KEMENTERIAN
DIREKTORAT JENDERALPERHUBUNGAN
PERHUBUNGAN DARAT
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN BARANG
Disampaikan Oleh :
KASUBDIT ANGKUTAN BARANG
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
ANGKUTAN JALAN
KENDARAAN KENDARAAN
BERMOTOR TIDAK
BERMOTOR
BARANG
UMUM KHUSUS
1. KENDARAAN DIRANCANG
KHUSUS UNTUK BARANG
CURAH, CAIR DAN GAS
2. PETI KEMAS
3. TUMBUHAN DAN HEWAN
HIDUP
4. BARANG BERBAHAYA
5. ALAT BERAT
ANGKUTAN
BARANG
(Kend Umum)
1. Surat perjanjian
pengangkutan barang
Bukti pembayaran sah antara pengangkut
barang dan pengirim barang.
DOKUMEN ANGKUTAN
BARANG
(pasal 166 UU No. 22 Th 2009 ttg 2. Surat muatan barang
LLAJ)
Ciri – Ciri Pelayanan ( Pasal 161 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ)
Pengangkutan barang umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160
huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. prasarana Jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas Jalan;
b. tersedia pusat distribusi logistik dan/atau tempat untuk memuat dan
membongkar barang; dan
c. menggunakan mobil barang.
5
KETENTUAN
KETENTUANTATA
TATACARA
CARAMUAT
MUATANGKUTAN
ANGKUTANBARANG
BARANGUMUM
UMUM
1
Dilakukan pada tempat – tempat yang tidak mengganggu keamanan,
kelancaran dan ketertiban lalu lintas;
2
Pemuatan barang umum dalam ruangan kendaraan pengangkutnya harus
ditutup dengan bahan yang tidak mudah rusak dan diikat dengan kuat;
6
PERSYARATAN PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN BARANG UMUM
PERSYARATAN (pasal 161)
1. PRASARANA
Sesuai kelas jalan
yang di lalui
2. TERSEDIA PUSAT
DISTRIBUSI LOGISTIK
BARANG
(Tempat bongkar muat
UMUM barang)
3. MENGGUNAKAN
MOBIL BARANG
Perlengkapa
Perlengkapa • alat komunikasi, lampu tanda bahaya, rambu
• alat komunikasi, lampu tanda bahaya, rambu
nnkeadaan
keadaan
portabel, pedoman pengoperasian, dll. (sesuai jenis
portabel, pedoman pengoperasian, dll. (sesuai jenis
darurat karakteristik bahan berbahaya)
darurat karakteristik bahan berbahaya)
PERSYARATAN KENDARAAN
Mobil Barang dengan atau tanpa Kereta Gandengan atau Kereta Tempelan yang memiliki JBB
atau JBKB lebih dari 12.000 (dua belas ribu) kilogram harus dilengkapi dengan tanda berupa
tulisan yang menunjukan Kendaraan Bermotor berat.
(Pasal 89 PP 55 Tahun 2012 ttg Kendaraan)
PERISAI KOLONG
Mobil barang, Kereta Gandengan atau Kereta Tempelan yang tinggi ujung landasannya dan
atau bagian belakang dan/atau bagian samping badannya berjarak lebih dari 700 (tujuh ratus)
milimeter yang diukur dari permukaan jalan, dan/atau sumbu paling belakang berjarak lebih dari
1.000 (seribu) milimeter diukur dari sisi terluar bagian belakang wajib dilengkapi dengan perisai
kolong. (Pasal 90 PP 55 Tahun 2012 ttg Kendaraan)
Jenis Kendaraan Angkutan Limbah dan Bahan Barang Berbahaya
TRUCK TRONTON
2%
TRONTON TRUCK
20% BOX
2% 8%
TEMPELAN
8%
BOX TRONTON
1%
DUMP TRUCK
3%
TANGKI
7%
PICK UP
TANGKI 4%
TEMPELAN
5%
Umur Kendaraan Angkutan Limbah & Bahan Barang Berbahaya
SIMBOL TANDA BAHAYA (PLACARD)
14
SIMBOL PLAKAT/LABEL PADA KENDARAAN
ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA
2. Gas mampat,
gas cair, gas
terlarut pada
tekanan atau
Flammable Gases Non-Flammable , Toxic Gases pendinginan
Non-Toxic Gases tertentu;
3. Cairan mudah
menyala;
Flammable Liquids
SIMBOL PLAKAT/LABEL PADA KENDARAAN
ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA
4. padatan mudah
menyala
7. bahan radioaktif;
Penempatan plakat
tanda bahaya pada
8. bahan korosif;
keempat sisi kendaraan
agar dapat terlihat oleh
pengguna jalan lainnya
dan masyarakat
sekitarnya.
9. bahan berbahaya lainnya;
PROSEDUR PERIZINAN
BAGAN ALIR PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN BARANG KHUSUS
Disp 14 hr (1 hr)
PENELITIAN
PENELITIAN Disp 7 hr (1 hr)
PERSYARATAN
PERSYARATAN
PENYERAHAN
Disp 5 hr (1 hr) DOKUMEN
IZIN
PENYUSUNAN
TELAAHAN &
PENCETAKAN
DOKUMEN IZIN
PERSYARATAN PENGAJUAN IZIN PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN BARANG BERBAHAYA
24
Masa Berlaku
Masa Berlaku 5 Tahun
1 Tahun
Kewajiban Kendaraan Bermotor yang mengangkut Barang Khusus
(pasal. 162 UU No. 22 Tahun 2009)
25
PEMBINAAN & PENGAWASAN ANGKUTAN
BARANG BERBAHAYA
26
PENGAWASAN MUATAN BARANG
JENIS PELANGGARAN ANGKUTAN BARANG
Pelanggaran Perijinan
PENGAWASAN MUATAN BARANG
Pengawasan Pengawasan
terhadap Pengawasan Pengawasan
terhadap terhadap
Tata Cara Dimensi terhadap
Muat Daya Angkut Kelas Jalan
Kendaraan
ALAT PENIMBANGAN
KENDARAAN BERMOTOR
PENGAWASAN MUATAN BARANG
ALAT
ALAT
PENIMBANGAN
PENIMBANGAN
Penetapan lokasi,
pengoperasian, dan
PEMERIKSAAN & PEMERINTAH penutupan;
PENYIDIKAN Menunjuk unit pelaksana
PETUGAS
PETUGAS PETUGAS
PETUGAS
DISHUB
DISHUB DISHUB
DISHUB
PENGEMUDI ANGKUTAN BRG BERBAHAYA
KEWAJIBAN PENGEMUDI
ANGKUTAN BARANG
Pasal 90
1. Perusahaan angkutan umum wajib mengasuransi orang
yang dipekerjakan sebagai awak kendaraan.
2. Awak kendaraan dimaksud adalah pengemudi, pengemudi
cadangan, kondektur dan pembantu pengemudi.
KETENTUAN PIDANA
Pasal 305
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang mengangkut
barang khusus yang tidak memenuhi ketentuan tentang persyaratan
keselamatan, pemberian tanda barang, Parkir, bongkar dan muat, waktu
operasi dan rekomendasi dari instansi terkait sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 162 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, atau huruf f
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling
banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
Pasal 306
Setiap orang yang mengemudikan kendaraan angkutan barang yang tidak
dilengkapi surat muatan dokumen perjalanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 168 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan
atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Pasal 307
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor Angkutan Umum
Barang yang tidak mematuhi ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya
angkut, dimensi kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 ayat (1)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling
banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
KETENTUAN PIDANA
Pasal 308
Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling
banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor Umum yang:
c. tidak memiliki izin menyelenggarakan angkutan barang khusus dan alat
berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat (1) huruf c; atau
d. menyimpang dari izin yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173.
Pasal 315
(1) Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh Perusahaan Angkutan Umum,
pertanggungjawaban pidana dikenakan terhadap Perusahaan Angkutan Umum
dan/atau pengurusnya.
(2) Dalam hal tindak pidana lalu lintas dilakukan Perusahaan Angkutan Umum,
selain pidana yang dijatuhkan terhadap pengurus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dijatuhkan pula pidana denda paling banyak dikalikan 3 (tiga) dari
pidana denda yang ditentukan dalam setiap pasal dalam Bab ini.
(3) Selain pidana denda, Perusahaan Angkutan Umum dapat dijatuhi pidana
tambahan berupa pembekuan sementara atau pencabutan izin penyelenggaraan
angkutan bagi kendaraan yang digunakan.
BADAN HUKUM PERUSAHAAN ANGKUTAN
(LANDASAN HUKUM PERUSAHAAN BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS)
37
MEWUJUDKAN MIMPI
MERAJUT INDONESIA MENJADI
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
Website : www.hubdat.web.id
http://angkutanhubdat.dephub.go.id
Email : hubdat@hubdat.web.id