Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TAHUN TENTANG PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI ( SEA AND COAST GUARD

RD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 278 ayat (3), Pasal 279 ayat (4) dan Pasal 281 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, diatur mengenai kewenangan, identitas dan pembentukan serta organisasi dan tata kerja Penjagaan Laut dan Pantai; bahwa sehubungan dengan huruf a tersebut di atas, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penjagaan Laut dan Pantai ( Sea and Coast Guard); Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Mengingat : 1.

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI (SEA AND COAST GUARD). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) adalah lembaga yang melaksanakan fungsi penjagaan dan penegakan peraturan perundang-undangan di laut dan pantai, yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada Presiden dan secara teknis operasional dilaksanakan oleh Menteri. 2. Penjaga Laut dan Pantai adalah aparat Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) berstatus Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan fungsi penjagaan dan penegakan peraturan perundang-undangan di laut dan pantai. 3. Pangkalan Armada Penjaga Laut dan Pantai adalah Unit Pelaksana Teknis Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard). 4. Kapal dan Pesawat Udara dan/atau Helicopter Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast

Guard) adalah kapal dan pesawat udara milik negara yang digunakan untuk melaksanakan tugas penjagaan laut dan pantai. 5. Identitas Penjaga Laut dan Pantai adalah tanda pengenal khusus yang dipergunakan oleh Aparat Penjaga Laut dan Pantai berupa logo, nomor lambung, nama kapal dan pesawat udara serta pakaian dinas dan kartu identitas (ID Card). 6. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) yang berdasarkan Undang-Undang ditunjuk selaku Penyidik dan diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan. 7. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan maritim. 8. Menteri adalah menteri yang membidangi urusan pelayaran. Pasal 2 Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai fungsi, tugas dan kewenangan, identitas, organisasi dan tata kerja serta sumber daya manusia Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard). BAB II FUNGSI, TUGAS DAN KEWENANGAN Bagian Kesatu Fungsi dan Tugas Pasal 3 Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) dibentuk untuk menjamin terselenggaranya fungsi keselamatan dan keamanan, penegakan peraturan perundang undangan dilaut dan pantai. Pasal 4 Untuk menjamin terselenggaranya fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) melaksanakan tugas: a. penegakan aturan di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran; dan b. koordinasi di bidang penegakan hukum di luar keselamatan pelayaran. Pasal 5 1) Tugas penegakan aturan di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a meliputi: a. pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran; b. pengawasan, pencegahan dan penanggulangan pencemaran di laut; c. pengawasan dan penertiban kegiatan serta lalu lintas kapal; d. pengawasan dan penertiban kegiatan Salvage, Pekerjaan Bawah Air, serta eksplorasi dan eksploitasi kekayaan laut; e. pengamanan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran; dan f. mendukung pelaksanaan kegiatan pencarian dan pertolongan jiwa di laut.

2) Tugas koordinasi di bidang penegakan hukum di luar keselamatan pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b meliputi : a. merumuskan dan menetapkan kebijakan umum penegakan hukum di laut; b. menyusun kebijakan dan standar prosedur operasi penegakan hukum di laut secara terpadu; c. kegiatan penjagaan, pengawasan, pencegahan dan penindakan pelanggaran hukum serta pengamanan pelayaran dan pengamanan aktivitas masyarakat dan Pemerintah di wilayah perairan Indonesia; dan d. memberikan dukungan teknis administrasi di bidang penegakan hukum di laut secara terpadu. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri. Bagian Kedua Kewenangan Pasal 6 1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Penjaga Laut dan Pantai mempunyai kewenangan : a. melaksanakan patroli laut; b. melakukan pengejaran seketika (hot pursuit); c. memberhentikan dan memeriksa kapal di laut; dan d. melakukan penyidikan. 2) Pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk penegakan hukum diluar keselamatan pelayaran dilaksanakan secara koordinasi sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pasal 7 Pelaksanaan Patroli Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a, di dalam penegakan hukum di luar keselamatan pelayaran dilaksanakan secara koordinasi dengan menggunakan sarana kapal dan/atau pesawat udara yang berstatus sebagai kapal negara atau pesawat udara negara. Pasal 8 1) Pelaksanaan pengejaran seketika (hot pursuit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b, dilaksanakan terhadap kapal asing yang diduga melakukan pelanggaran peraturan perundang undangan diperairan pedalaman, kepulauan, laut teritorial dan zona tambahan. 2) Pengejaran seketika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara terus menerus yang dimulai setelah peringatan tanda visual atau bunyi untuk berhenti tidak dilaksanakan dan pengejaran dihentikan segera setelah kapal yang dikejar memasuki laut teritorial negaranya sendiri atau negara ketiga. 3) Penghentian pengejaran sebagaimana dimaksud ayat (2), dapat ditindaklanjuti melalui nota diplomatik.

Pasal 9 (1) Pelaksanaan memberhentikan dan memeriksa kapal di laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c, terhadap kapal yang diduga melakukan pelanggaran peraturan perundangundangan di wilayah perairan Indonesia. (2) Pemberhentian kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan cara dan tahapan sebagai berikut : a. memberikan perintah berhenti melalui isyarat, tanda visual, bunyi dan komunikasi radio; b. apabila perintah berhenti tidak dilaksanakan, diberikan tembakan peringatan dengan menggunakan amunisi jenis peluru hampa atau tajam ke arah atas; c. apabila tembakan peringatan tidak dipatuhi, diberikan tembakan ke arah laut disekitar kapal yang percikannya dapat dilihat oleh kapal yang dicurigai; dan d. apabila tembakan ke arah laut di sekitar kapal tidak juga dipatuhi dan kapal melakukan manuver yang membahayakan atau melakukan perlawanan tindak kekerasan, dapat diambil tindakan dengan menembak ke arah badan kapal pada tempat yang diperkirakan tidak ada awak kapal dan dilaksanakan pertolongan apabila diperlukan. (3) Kapal yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan pemeriksaan terhadap: a. kegiatan kapal; b. sertifikat dan dokumen kapal; c. muatan dan dokumen; d. awak kapal dan dokumen; dan e. penumpang selain awak kapal. Pasal 10 1) Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf d, dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Komandan Kapal Negara sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang menjadi kewenangannya. 2) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan patroli laut, pengejaran seketika (hot pursuit), memberhentikan, dan memeriksa kapal di laut diatur dengan Peraturan Menteri. BAB III IDENTITAS PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI (Sea and Coast Guard) Bagian Kesatu Umum Pasal 12 Dalam rangka melaksanakan fungsi, tugas dan kewenangan Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) didukung oleh aparat, prasarana dan sarana wajib dilengkapi identitas yang jelas.

Bagian Kedua Aparat Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) Pasal 13 (1) Aparat Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 merupakan Pegawai Negeri Sipil yang wajib memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Kualifikasi dan kompetensi Aparat Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dibuktikan dengan sertifikat keahlian yang terdiri dari: a. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS); b. personil kapal negara; c. personil pesawat udara negara; d. Search and Rescue/rescue team; e. penanggulangan pencemaran di laut; f. penanggulangan kebakaran di laut; g. marine Inspector; h. salvage dan Pekerjaan Bawah Air; dan i. konstabel. Bagian Ketiga Prasarana dan Sarana Pasal 14 1) Prasarana dan sarana Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 terdiri dari: a. Pangkalan Armada; b. Kapal dan Pesawat Udara Negara. 2) Pangkalan Armada Penjaga Laut dan Pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibentuk di seluruh wilayah Indonesia dan dibagi menjadi kawasan barat, kawasan tengah dan kawasan timur yang terdiri dari: a. klas pangkalan utama; b. klas pangkalan kelas I; dan c. klas pangkalan kelas II. 3) Pangkalan armada penjaga laut dan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan: a. kantor; b. dermaga; c. landasan pesawat udara; d. sarana perbaikan kapal dan pesawat udara; e. ruang komando dan komunikasi; f. sarana latihan; g. asrama transit dan rumah operasional; h. gudang senjata dan amunisi; i. gudang perlengkapan; j. ruang tahanan;

k. generator; l. fasilitas air tawar; dan m. bunker bahan bakar. Pasal 15 1) Kapal dan Pesawat udara negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b terdiri dari: a. Kapal Negara Klas IA, IB, II, III dan IV serta V; b. Pesawat udara negara jenis Fixed wings dan rotary. 2) Klasifikasi kapal dan pesawat udara negara sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) didasarkan pada ukuran, kecepatan dan daya jelajah. Bagian Keempat Identitas Pasal 16 1) Aparat , kapal dan pesawat udara negara Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) dalam melaksanakan fungsi, tugas dan kewenangan wajib menggunakan dan menunjukan identitas yang jelas. 2) Identitas Aparat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. pakaian dinas operasional lengkap; b. tanda pangkat dan kartu identitas (Id Card); dan c. logo, lambang, dan atribut. 3) Identitas kapal dan pesawat udara negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. lambang negara; b. logo; c. nama panggilan kapal/pesawat udara (call sign); d. nomor lambung; e. nama kapal dan tipe pesawat udara; f. warna kapal dan pesawat udara; g. tanda strip lambung kapal dan/atau pesawat udara; dan h. klasifikasi kapal/pesawat udara. Pasal 17 Untuk mendukung pelaksanaan fungsi, tugas dan kewenangan aparat, kapal dan pesawat udara negara Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) dilengkapi dengan senjata api sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 18 Ketentuan lebih lanjut mengenai kualifikasi dan kompetensi aparat Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard), penetapan lokasi dan klasifikasi pangkalan armada serta klasifikasi kapal dan pesawat udara negara, penetapan Identitas aparat Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard), kapal dan pesawat udara negara, pengadaan, pendistribusian, perawatan dan penggunaan senjata api diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB IV ORGANISASI DAN TATA KERJA Pasal 19 (1) Untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan keamanan di laut, Penjaga Laut dan Pantai melaksanakan fungsi penjagaan dan penegakan peraturan perundang-undangan di laut dan pantai. (2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk organisasi Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) yang bertanggungjawab kepada Presiden dan secara teknis operasional dilaksanakan oleh Menteri dengan menunjuk seorang komandan. Pasal 20 Susunan organisasi Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) terdiri dari: a. Komandan; b. Wakil Komandan; c. Sekretariat Utama; d. Inspektorat; e. Deputi I Intelijen dan Operasi; f. Deputi II Logistik dan Sumber Daya Manusia; g. Deputi III Hukum dan Kelembagaan; h. Biro Umum dan Kepegawaian, Biro Keuangan, Biro Perencanaan, Biro Hukum, Humas dan Kerjasama; i. Pangkalan Armada Penjaga Laut dan Pantai kawasan Barat, kawasan Tengah dan kawasan Timur; j Akademi dan Rating School Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard). Pasal 21 Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi, tugas, fungsi dan kewenangan serta tata kerja ditetapkan dengan Peraturan Presiden. BAB V SUMBER DAYA MANUSIA Pasal 22 1) Penyelenggaraan dan pengembangan sumber daya manusia Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) dilaksanakan dengan tujuan tersedianya sumber daya manusia yang profesional, kompeten, disiplin, dan bertanggung jawab serta memenuhi standar nasional dan internasional. 2) Penyelenggaraan dan pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup perencanaan, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan serta penempatannya sesuai dengan kualifikasi dan kompentensi. 3) ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan, perencanaan, penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia diatur dengan Peraturan Menteri

BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 23 (1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Departermen Perhubungan melaksanakan fungsi Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) sampai terbentuknya organisasi Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. (2) Organisasi Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dibentuk paling lama 5 (lima) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini berlaku. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : ........ PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd Dr. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta Pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd PATRIALIS AKBAR, SH LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN .. NOMOR .

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN .. TENTANG PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI (SEA AND COAST GUARD) I. UMUM

Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) sebagai institusi untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan keamanan di laut merupakan suatu kebutuhan dan wajib dipenuhi oleh negara pantai, hal ini merupakan satu kesatuan dengan penyelenggaraan pelayaran sebagai salah satu moda transportasi yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) merupakan lembaga sipil yang berada dan bertanggungjawab kepada Presiden dan secara teknis operasional dilaksanakan oleh Menteri Perhubungan yang mempunyai fungsi penjagaan dan penegakan peraturan perundang-undangan di laut dan pantai. Diharapkan dengan pengaturan ini akan terjamin terselenggaranya keselamatan dan keamanan serta penegakan peraturan perundang-undangan di laut dan pantai. Peraturan Pemerintah tentang Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard) ini ditetapkan sebagai peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c

Yang dimaksud dengan pengawasan dan penertiban kegiatan serta lalu lintas kapal adalah semua tindakan yang bertujuan terciptanya keselamatan pelayaran dengan menggunakan kapal, pesawat udara dan sistim data base serta pemantauan kapal secara elektronik. Huruf d Yang dimaksud dengan pengawasan penertiban kegiatan Salvage, Pekerjaan Bawah Air meliputi prosedur kerja, pendirian, perubahan pembongkaran bangunan dan instalasi, penanganan kerangka kapal dan Salvage serta kualifikasi teknis penyelam dan peralatannya. Yang dimaksud dengan Salvage adalah pekerjaan untuk memberikan pertolongan terhadap kapal dan/atau muatannya yang mengalami kecelakaan kapal atau dalam keadaan bahaya di perairan termasuk mengangkat kerangka atau rintangan bawah air atau benda lainnya yang tidak secara permanen dan tidak dimaksudkan dipasang di dasar laut. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Bawah Air adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi, konstruksi atau kapal, yang dilakukan di bawah air atau pekerjaan di bawah air yang bersifat khusus. Huruf e Yang dimaksud dengan pengamanan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran adalah pencegahan terhadap Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran dan sarana penunjangnya dari gangguan fisik yang bersumber dari perbuatan manusia yang menyebabkan tidak berfungsinya Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran Huruf f Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 6 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) yang dimaksud dengan penegakan hukum diluar keselamatan pelayaran adalah semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di luar peraturan perundang-undangan di bidang pelayaran antara lain di bidang Customs, Immigration, dan Quarantine (CIQ) Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 yang dimaksud dengan Pengejaran seketika (hot pursuit)adalah pengejaran terhadap suatu kapal asing, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan UNCLOS 1982. Pasal 9 Cukup jelas.

Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Yang dimaksud dengan senjata api adalah senjata api organik Penjaga Laut dan Pantai, bukan standar yang digunakan Tentara Nasional Indonesia. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR ............

11

Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor........Tahun.............

Anda mungkin juga menyukai