Anda di halaman 1dari 39

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR KP-DRJD 3291 TAHUN 2021

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS BUKTI LULUS UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 71


Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun
2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor,
perlu ditetapkan pedoman teknis bukti lulus uji berkala
kendaraan bermotor; dan
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Pedoman
Teknis Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu


lintas dan Angkutan jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2015, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5317);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang
Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
102, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5884);
5. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
6. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:
07/PER/M.KOMINFO/03/2012 tentang Persyaratan
Teknis Kartu Cerdas Nirkontak (Contactless Smart Card)
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
334).
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun
2021 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
531);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun
2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 873);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN


DARAT TENTANG PEDOMAN TEKNIS BUKTI LULUS UJI
BERKALA KENDARAAN BERMOTOR.

PERTAMA : Menetapkan pedoman teknis Bukti Lulus Uji Berkala


Kendaraan Bermotor sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Direktur Jenderal ini.

KEDUA : Bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor sebagaimana


dimaksud dalam Diktum PERTAMA berupa:
a. Kartu uji; dan
b. Tanda uji.

KETIGA : Penetapan badan usaha pencetak kartu uji dan tanda uji
berkala kendaraan bermotor sebelum Keputusan Direktur
Jenderal ini ditetapkan, dinyatakan tetap berlaku sampai
dengan 31 Desember 2021.

KEEMPAT : Bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor yang masih


tersedia sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor: SK.2874/AJ.402/DRJD/2017
tentang pedoman teknis bukti lulus uji berkala kendaraan
bermotor sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor KP-
DRJD 1527 tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
SK.2874/AJ.402/DRJD/2017 tentang pedoman teknis bukti
lulus uji berkala kendaraan bermotor, masih tetap berlaku
sampai dengan stok bukti lulus uji berkala kendaraan
bermotor yang ada pada Dinas Perhubungan Kabupaten/
Kota dinyatakan habis.

KELIMA : Perubahan penggunaan kartu uji, tanda uji, dan sertifikat uji
berkala kendaraan bermotor menjadi kartu uji, e-sertifikat
dan tanda uji yang dilengkapi dengan Radio Frequency
Identification (RFID) dilaksanakan secara bertahap sampai
dengan masa berlaku kartu uji, tanda uji, dan sertifikat uji
berkala kendaraan bermotor habis atau 2 (dua) kali
pengujian.

KEENAM : Direktur yang bertanggungjawab di bidang sarana


transportasi jalan melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan Keputusan Direktur Jenderal ini.

KETUJUH : Pada saat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat


ini mulai berlaku, maka Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor SK.2874/AJ.402/DRJD/2017
tentang Pedoman Teknis Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan
Bermotor sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor KP-
DRJD 1527 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Nomor: SK.2874/AJ.402/DRJD/2017 tentang Pedoman
Teknis Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
KEDELAPAN : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 3 November 2021
DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN DARAT

ttd.

Drs. BUDI SETIYADI, S.H., M.Si.

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Bagian Hukum dan
Hubungan Masyarakat,

ENDY IRAWAN, S.H., M.H.


Pembina (IV/a)
NIP.19820414 200502 1 001
Lampiran
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Nomor : KP-DRJD 3291 TAHUN 2021
Tentang : Pedoman Teknis Bukti Lulus Uji
Berkala Kendaraan Bermotor.

PEDOMAN TEKNIS BUKTI LULUS UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR


A. Definisi
1. Uji Berkala adalah pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara
berkala terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta
tempelan yang dioperasikan di jalan.
2. Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor adalah unit tempat
dilaksanakannya kegiatan uji berkala kendaraan bermotor.
3. Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor adalah tanda bukti lulus uji
berkala yang diberikan dalam bentuk Kartu Uji dan Tanda Uji yang
menyatakan kendaraan bermotor wajib uji berkala telah lulus pemeriksaan
teknis dan pengujian laik jalan kendaraan bermotor dan mendapat
pengesahan dari Penguji kendaraan bermotor yang memiliki wewenang untuk
mengesahkan bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor.
4. Penguji Kendaraan Bermotor adalah petugas yang diberi tugas,
tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor.
5. Badan Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
atau badan hukum Indonesia.
6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
7. Direktur adalah Direktur yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang sarana transportasi jalan
8. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi adalah pemimpin Dinas yang membidangi
sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan wilayah provinsi.
9. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota adalah pemimpin Dinas yang
membidangi sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan wilayah
kabupaten/kota.
B. Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor
1. Kendaraan wajib uji berkala yang telah dinyatakan lulus pemeriksaan dan
pengujian fisik diberikan Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor.
dalam bentuk kartu uji dan tanda uji. Kartu uji dan tanda uji berlaku di
seluruh wilayah Indonesia.
2. Kartu Uji
a. Kartu uji berkala kendaraan bermotor berupa kartu uji elektronik
(kartu pintar/smart card) dan kartu uji non elektronik. Kartu uji
elektronik berupa kartu pintar (smart card) merupakan kartu uji yang
terbuat dari bahan tertentu yang di dalamnya terdapat mikroprosesor.
Mikroprosesor tersebut digunakan untuk menyimpan dan memproses
data yang dapat dibaca dengan peralatan teknologi yang
menggunakan sistem Radio Frequency Identification (RFID). Kartu uji
berupa kartu pintar (smart card) dapat digunakan untuk 6 (enam) kali
masa pengujian sedangkan Kartu Uji non elektronik wajib diprint
setelah dinyatakan lulus pengujian. Kartu uji elektronik berupa kartu
pintar (smart card) dan Kartu uji non elektronik harus mendapat
pengesahan dari Penguji Kendaraan Bermotor yang telah memiliki
wewenang mengesahkan hasil uji berkala kendaraan bermotor.
b. Kartu uji elektronik berupa kartu pintar (smart card) harus memenuhi
spesifikasi teknis sebagai berikut:
1) material kartu terbuat dari Poly Vinyl Chloride (PVC);
2) bentuk dan ukuran sesuai dengan standar ISO 7810 ID-1 (CR
80), yaitu:
a) panjang : 85,60 milimeter (3,370 inci); dengan toleransi ±
0,12mm;
b) lebar : 53,98 milimeter (2,125 inci); dengan toleransi ±
0,05mm;
c) tebal : 0,8 milimeter (0,030 inci) dengan toleransi ± 5 %.
3) kapasitas penyimpanan data paling sedikit 72 kb (tujuh puluh
dua) kilobyte;
4) teknologi menggunakan sistem Radio Frequency Identification
(RFID); dan
5) memenuhi persyaratan teknis kartu cerdas nirkontak (contactless
smart card).
6) sistem operasi menggunakan platform Java; dan
7) operasional chip kartu cerdas beroperasi pada frekuensi 13.56
Mhz, dengan standar nirkontak 14443 Type A.
c. Kartu uji berupa kartu pintar (smart card) wajib memiliki
kemampuan teknis integrasi terhadap pihak eksternal, sistem
aplikasi pada kartu pintar wajib memiliki kemampuan
mengakomodir kepentingan data pihak eksternal dalam bentuk
partner area di dalam chip kartu sehingga mitra atau pihak eksternal
yang memiliki Kerjasama dengan Kemenhub dapat menggunakan
area yang dimaksud dalam implementasi integrasi sistem terhadap
sistem Bukti Lulus Uji Elektronik.
d. Kartu uji elektronik berupa kartu pintar (smart card) dan kartu uji
non elektronik memuat data sebagai berikut:
1) identitas pemiliki kendaraan, meliputi:
a) nama pemilik kendaraan;
b) alamat pemilik kendaraan; dan
c) nomor identitas pemilik kendaraan.
2) identitas kendaraan bermotor, meliputi:
a) nomor dan tanggal sertifikat registrasi uji tipe;
b) tanda nomor kendaraan bermotor;
c) nomor rangka kendaraan; dan
d) nomor mesin kendaraan.
3) pedoman teknis kendaraan, meliputi:
a) jenis kendaraan;
b) merek dan tipe;
c) tahun pembuatan atau perakitan;
d) bahan bakar;
e) isi silinder;
f) daya motor penggerak;
g) Jumlah Berat Yang Diperbolehkan (JBB) dan/atau Jumlah
Berat Kombinasi Yang Diperbolehkan (JBKB) khusus untuk
mobil barang dan mobil bus;
h) Jumlah Berat Yang Diizinkan (JBI) dan/atau Jumlah Berat
Kombinasi Yang Diizinkan (JBKI) khusus untuk mobil barang
dan mobil bus;
i) berat kosong kendaraan;
j) konfigurasi sumbu roda;
k) dimensi utama kendaraan, meliputi:
1. panjang;
2. lebar;
3. tinggi;
4. julur depan;
5. julur belakang;
6. jarak sumbu; dan
7. dimensi bak muatan atau tangki, untuk mobil barang.
l) daya angkut; dan
m) foto berwarna tampak samping kiri dan kanan, tampak
depan, dan tampak belakang kendaraan bermotor.
4) nomor uji kendaraan;
5) hasil uji yang memuat keterangan yang meliputi:
a) item uji, yang terdiri dari:

1. uji rem utama;

2. uji lampu utama; dan

3. uji emisi.

b) ambang batas uji dari setiap item uji;

c) hasil uji dari setiap item uji; dan

d) nama dan tanda tangan Penguji Kendaraan Bermotor yang


berwenang mengesahkan hasil uji

6) kelas jalan terendah yang boleh dilalui;


7) masa berlaku uji berkala; dan
8) nama unit pelaksana uji berkala kendaraan bermotor.
e. Data yang termuat dalam kartu uji tersimpan secara elektronik pada
kartu uji elektronik berupa kartu pintar (smart card). Data berupa
tanda nomor kendaraan bermotor, jenis kendaraan, merek dan tipe,
serta nomor uji kendaraan tercetak pada kartu uji berupa kartu pintar
(smart card).
f. Kartu Uji non elektronik tersimpan pada Data center Kementerian
Perhubungan yang dapat diprint pada kertas tidak berpengaman oleh
Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor. Kertas tidak
berpengaman disediakan oleh Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan
Bermotor.
g. Kartu uji elektronik berupa kartu pintar (smart card) dilengkapi
dengan nomor seri pengaman yang dicetak dengan sistem laser.
Nomor seri pengaman kartu uji berupa kartu pintar (smart card) terdiri
dari 1 (satu) huruf dan 7 (tujuh) angka.
h. Kartu uji elektronik berupa kartu pintar (smart card) wajib memiliki
unsur-unsur pengaman. Unsur-unsur pengaman pada kartu uji
berupa kartu pintar (smart card), meliputi:
1) pengaman kasat mata berupa hologram Optically Variable Device
(OVD) dengan logo Kementerian Perhubungan;
a) Dynamic Matte
Pada kondisi pengamatan normal, motif guilloche yang
tersusun dari garis tipis akan nampak gradasi abu. Ketika
di gerakan dari kiri ke kanan, refleksi cahaya pada garis
seolah berubah.
b) Dynamic Color
Pada kondisi pengamatan normal, motif guilloche yang
tersusun dari garis tipis akan nampak berwarna. Ketika di
gerakan dari kiri ke kanan, refleksi cahaya pada garis seolah
berubah.
c) Diffractive Watermark Achromatic
Kontur pada area bawah logo akan nampak terang
(achromatic) jika diamati pada angle pengamatan normal,
sedangkan elemen logo lainnya akan terlihat lebih gelap. Bila
hologram diputar 180 derajat, kontras yang dihasilkan akan
nampak sebaliknya.
d) Surface Relief Effect
Area pada logo akan tampak timbul saat diamati, namun
terasa datar saat diraba. Efek 3D (tiga dimensi) ini dapat
diamati dari berbagai sudut pandang.
e) Static Matte
Garis tipis yang akan terlihat terang namun tidak berwarna
(achromatic) dan tidak mengkilat ketika diamati dari
berbagai sudut pandang pengamatan.
f) Guilloche Colorful
Pola guilloche yang terbentuk dari garis halus, akan terlihat
bergerak ketika hologram digerakkan ke arah kiri dan
kanan. Arah putaran akan terlihat berlawanan ketika
diamati dari arah kiri dan kanan. Pola guilloche terlihat
terang dan berwarna.
g) Pump Effect
Menggerakkan hologram secara vertikal (arah berlawanan),
garis outline pada area gerigi nampak seakan membesar
(menebal).
h) Colorful Minitext
Teks “KEMENHUB” nampak terang dan berwarna.
Ketinggian teks adalah (0.5mm)
i) Nanotext
Pada sudut pengamatan normal, area yang mengandung
nanotext akan tidak terlihat. Bila diamati dengan
menggunakan mikroskop, teks berulang “KEMENHUB
REPUBLIK INDONESIA” akan terbaca. Teks memiliki
ketinggian ~ 40 (empat puluh) mikron.
j) Precision Metallization
Teknologi metalisasi parsial dengan tingkat kepresisian
tinggi, sehingga mampu membentuk ornament dengan garis
yang sangat halus;
2) pengaman berupa desain anti pemalsuan yang terdiri dari:
a) guilloche;
b) rosette;
c) filter image;
d) tinta pengaman berupa ultraviolet invisible ink (tinta
pengaman tidak kasat mata yang berpendar di bawah sinar
ultraviolet); dan
e) chip yang digunakan memiliki standar pengamanan minimal
common criteria EAL 5+.
3) Salah satu layer pembentuk kartu merupakan warna merah
sehingga akan tampak secara kasat mata apabila kartu dilihat
secara vertikal.

3. Tanda Uji
a. Tanda uji berkala kendaraan bermotor berupa stiker tanda uji. Stiker
tanda uji merupakan gabungan antara stiker hologram HRI dan
stiker Radio Frequency Identification (RFID) yang memiliki unsur-
unsur pengaman. Stiker tanda uji mempunyai masa berlaku selama
3 (tiga) tahun. Stiker tanda uji terdiri atas:
1) stiker Radio Frequency Identification (RFID) memiliki kriteria
sebagai berikut:
a) antena dan chip Radio Frequency Identification (RFID)
terintegrasi dengan bahan PET multilayer berukuran 97
mm x 55 mm ± 0.5 mm yang memuat area bidang cetak
personalisasi berukuran 97 mm x 28 mm ± 0.5 mm;
b) area personalisasi akan rusak ketika dilakukan percobaan
pengelupasan untuk menghindari penggunaan kembali;
c) antena maupun chip Radio Frequency Identification (RFID)
akan rusak ketika dilakukan percobaan pengelupasan
untuk menghindari penggunaan kembali.
2) stiker hologram HRI yang tersusun dari komponen:
a) Release paper berupa kertas yang mengandung lapisan
silikon, ukuran 105 mm x 65 mm ± 0.5 mm dengan garis
bantu kupas;
b) HRI hologram berukuran 105 mm x 65 mm ± 0.5 mm,
memiliki fitur anti penggunaan ulang yang akan
meninggalkan jejak teks “VOID” jika dikelupas;
c) Adhesive khusus yang bersifat sekali pakai;
d) Carrier berupa kertas coated (art paper) yang sebagian area
dilapisi plastik, di mana stiker HRI hologram dengan
perekat khusus yang bersifat sekali pakai akan menempel
di atas plastik tersebut; dan
e) Setelah proses personalisasi dilakukan dan proses
pengaplikasian ke kaca windshield bagian dalam tanpa
kaca film, stiker hologram HRI akan lepas dari plastik yang
melekat pada art paper dan tidak akan bisa ditempel
kembali ke plastik.
b. Stiker tanda uji harus memenuhi spesifikasi teknis sebagai berikut:
1) stiker tanda uji merupakan gabungan antara stiker hologram
HRI dan Stiker Radio Frequency Identification (RFID) yang
memiliki unsur-unsur pengaman;
2) bahan carrier merupakan kertas coated (art paper), dengan
gramatur 150 + 4 gsm, dengan ukuran panjang 165 x lebar 110
+ 0.5 mm stiker hologram HRI memiliki fitur pengaman tamper
evidence, berukuran 105 mm x 65 mm ± 0.5 mm dengan fitur
pengaman anti penggunaan ulang yang akan terbentuk jejak
berupa teks “VOID” dan rusak ketika dikupas;
3) stiker Radio Frequency Identification (RFID) yang tersusun oleh
lapisan antena dan chip Radio Frequency Identification (RFID)
dengan bahan PET multilayer berukuran 97 mm x 55 mm ± 0.5
mm yang memuat area bidang cetak personalisasi berukuran 97
mm x 28 mm ± 0.5 mm dengan fitur pengaman anti penggunaan
ulang yang akan rusak saat dikupas pada area
personalisasinya;
4) chip yang digunakan pada sticker tanda uji merupakan jenis
UHF pasif (ISO 18 000-6C); dan
5) chip pada sticker tanda uji memiliki memori sebesar 448-bit EPC
dan 2048-bit user memori dengan fitur keamanan
menggunakan password yang menyimpan data paling sedikit
berupa:
a) no rangka
b) merek/tipe
c) bahan bakar
d) isi silinder
e) daya angkut (orang/kg)
f) tahun pembuatan
g) Jumlah Berat Yang Diperbolehkan (JBB) dan/atau Jumlah
Berat Kombinasi Yang Diperbolehkan (JBKB) khusus
untuk mobil barang dan mobil bus; dan
h) Jumlah Berat Yang Diizinkan (JBI) dan/atau Jumlah Berat
Kombinasi Yang Diizinkan (JBKI) khusus untuk mobil
barang dan mobil bus.
c. Tanda uji berkala kendaraan bermotor berupa stiker tanda uji
memuat keterangan paling sedikit mengenai berupa:
1) nomor rangka;
2) Jumlah Berat Yang Diizinkan (JBI) dan/atau Jumlah Berat
Kombinasi Yang Diizinkan (JBKI);
3) daya angkut orang dan barang; dan
4) kode respons cepat (QR Code) yang bermuatan data hasil uji
kendaraan yang terintegrasi pada link website
https://ujiberkala.dephub.go.id/
5) Nomor seri pengaman tanda uji berupa Radio Frequency
Identification (RFID) terdiri dari 1 (satu) huruf dan 7 (tujuh)
angka; dan
6) Logo Kemenhub pada kode respons cepat berada di tengah
dengan ukuran 6mm x 6mm dan berwarna monokrom.
d. Tanda uji berkala kendaraan bermotor berupa stiker tanda uji harus
memiliki kualitas tahan panas dan tahan air yang dapat bertahan
paling sedikit selama 3 (tiga) tahun. Tanda uji ditempelkan pada kaca
mobil depan bagian dalam (tanpa kaca film). Tanda uji berkala
kendaraan bermotor berupa stiker tanda uji wajib memiliki unsur-
unsur pengaman. Unsur-unsur pengaman pada tanda uji paling
sedikit meliputi:
1) pada stiker HRI hologram tanda uji, terdapat pengaman kasat
mata berupa desain hologram integral yang terdiri dari:
a) Dynamic Multicolor
Logo-logo KEMENHUB yang terbentuk dari beberapa
elemen warna. Warna akan tampak bergantian secara
dinamis saat diamati dari sudut pandang yang berbeda.
b) Switch Microtext
Teks “KEMENHUB” berukuran kecil yang hanya bisa
diamati dengan menggunakan lensa pembesaran 10x. Jika
diamati dari sudut pandang yang berbeda, teks akan
tampak berubah menjadi “INDONESIA”
c) Intentional Error Nanotext
Nanotext (teks berukuran sangat kecil) bertuliskan
“INDONESIA” pada posisi tersebar di area hologram,
dimana beberapa diantaranya mengandung kesalahan
yang disengaja berupa huruf “E” terbalik menjadi “Ǝ”
d) Nanotext
Teks “INDONESIA” berukuran sangat kecil, yang hanya bisa
diamati dengan menggunakan bantuan mikroskop
berkekuatan optik perbesaran 100x.
e) Coating warna putih yang dicetak pada salah satu sisi
hologram HRI, berfungsi sebagai latar belakang area
personalisasi sehingga informasi yang tercetak dapat
terbaca dengan mudah.
2) pada bagian stiker Radio Frequency Identification (RFID) terdiri
dari dua area yaitu antenna dan chip yang terintegrasi dengan
PET multilayer sebagai Area melakukan personalisasi dimana
pada area personalisasi memiliki fitur pengaman anti
penggunaan ulang yang akan rusak saat di kupas.

C. MEKANISME PENGHAPUSAN ATAU PEMUSNAHAN BUKTI LULUS UJI


1. Kartu Uji dan Tanda Uji yang sudah memenuhi batas masa pengujian yang
sudah ditentukan 3 (tiga) tahun, tidak dapat digunakan kembali.
2. Kartu uji dan tanda uji yang sudah memenuhi batas masa pengujian yang
sudah ditentukan 3 (tiga) tahun, harus melalui mekanisme penghapusan
dan pemusnahan berupa pemotongan kartu uji dan tanda uji secara
vertikal.

D. PEMBUATAN BUKTI LULUS UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR


1. Pembuatan kartu uji elektronik berupa kartu pintar (smart card) dan tanda
uji dilakukan oleh Badan usaha yang memiliki izin operasional dari Badan
Intelijen Negara (BIN). Badan usaha harus mendapat penetapan dari
Direktur atas nama Direktur Jenderal serta wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a) mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang lalu lintas dan
angkutan jalan;
b) tidak melakukan perbuatan tindak pidana kejahatan berkaitan dengan
pembuatan bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor;
c) memberikan laporan setiap 6 (enam) bulan sekali mengenai kegiatan
pencetakan Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor kepada
Direktur Jenderal;
d) memberikan jaminan atas mutu cetakan Bukti Lulus Uji Berkala
Kendaraan Bermotor; dan
e) tidak mensubkontrakkan pekerjaan atau memindahkan tanggung
jawab pekerjaan kepada pihak lain.
2. Sebelum dilakukan penetapan badan usaha sebagai badan usaha pembuat
bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor, badan usaha harus
mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal. Pengajuan
permohonan dilakukan dengan melengkapi persyaratan administrasi yang
berupa:
a) surat permohonan;
b) izin operasional dari Badan Intelijen Negara (BIN);
c) akte pendirian perusahaan;
d) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
e) surat keterangan domisili perusahaan dan pimpinan perusahaan;
f) daftar kantor cabang yang dimilikinya;
g) memiliki surat referensi bank;
h) memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar untuk bidang
usaha percetakan;
i) memiliki pengalaman kerja di bidang percetakan dokumen sekuriti
(security printing) yang dibuktikan dengan Surat Perintah
Kerja/Kontrak Kerja;
j) neraca keuangan perusahaan 3 (tiga) bulan terakhir yang telah
disahkan oleh auditor akuntan publik; dan
k) data peralatan dan personel yang dimiliki.
Selain persyaratan sebagaimana dimakusud di atas, pengajuan permohonan
juga harus dilengkapi surat kesanggupan yang meliputi kesanggupan
untuk:
a) membuat unsur-unsur pengaman dalam kartu uji dan tanda uji sesuai
yang dipersyaratkan;
b) menjamin hasil uji dapat diakses secara publik melalui kode respons
cepat (QR Code) yang terdapat pada Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan
Bermotor menggunakan koneksi berpengaman;
c) tidak mensubkontrakkan pekerjaan atau memindahkan tanggung
jawab pekerjaan kepada pihak lain; dan
d) menjamin ketepatan waktu pencetakan Bukti Lulus Uji Berkala
Kendaraan Bermotor.
3. Berdasarkan permohonan yang diajukan oleh badan usaha, Direktur
Jenderal melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi teknis. Verifikasi
administrasi dilakukan dengan melakukan pengecekan kesesuaian
persyaratan administrasi saat pengajuan permohonan, sedangkan verifikasi
teknis dilakukan dengan melakukan survei lapangan untuk melakukan
pembuktian terhadap kemampuan badan usaha dalam pelaksanaan
kegiatan sesuai persyaratan teknis bukti lulus uji berkala kendaraan
bermotor. Dalam hal verifikasi administrasi dan verifikasi teknis telah
memenuhi persyaratan, Direktur Jenderal menetapkan badan usaha
pembuat bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor dengan mengeluarkan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat yang
ditandatangani oleh Direktur yang bertanggungjawab di bidang sarana
tranportasi jalan atas nama Direktur Jenderal Perhubungan Darat. Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang penetapan badan
usaha pembuat bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor mempunyai
masa berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat dilakukan perpanjangan
berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan paling sedikit setiap 1 (satu)
tahun sekali.

E. PENGADAAN BUKTI LULUS UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR


1. Pengadaan bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor dilakukan oleh
direktorat yang membidangi sarana transportasi jalan. Pengadaan bukti
lulus uji berkala kendaraan bermotor dilakukan berdasarkan perhitungan
kebutuhan bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor yang ditetapkan
berdasarkan jumlah kendaraan wajib uji di setiap provinsi. Pengadaan bukti
lulus uji berkala kendaraan bermotor dilakukan melalui prosedur dan tata
cara pengadaan barang dan jasa sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Untuk mendapatkan bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor, Kepala
Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dan/atau Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten/Kota harus melakukan tahapan sebagai berikut:
a) Mengajukan permohonan kebutuhan bukti lulus uji berkala kendaraan
bermotor kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat c.q. Direktur
Sarana Perhubungan Darat.
b) Berdasarkan permohonan kebutuhan bukti lulus uji berkala
kendaraan bermotor yang diajukan, Direktur Jenderal Perhubungan
Darat c.q. Direktur Sarana Perhubungan Darat melakukan verifikasi
permohonan.
c) Dalam hal verifikasi permohonan telah memenuhi persyaratan, maka
diterbitkan kode billing sebagai tagihan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) kepada pemohon.
d) Setelah kode billing diterima pemohon, pemohon wajib membayar biaya
bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor yang disetorkan ke kas
negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
e) Pembayaran biaya bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor
dilakukan pada bank persepsi yang telah ditunjuk oleh Direktorat
Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. Besaran biaya yang wajib
dibayar oleh pemohon sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
f) Setelah pemohon melakukan pembayaran maka Direktur Sarana
Perhubungan Darat atas nama Direktur Jenderal Perhubungan Darat
menerbitkan Delivery Order (DO) yang ditujukan kepada badan usaha
pembuat bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor.
F. CONTOH BENTUK DAN UKURAN KARTU UJI ELEKTRONIK BERUPA KARTU
PINTAR (SMART CARD).
SPESIFIKASI DESAIN CETAK BELAKANG SETELAH PROSES PERSONALISASI
FITUR HOLOGRAM KARTU UJI ELEKTRONIK

1. Dynamic Matte
Pada kondisi pengamatan normal, motif guilloche yang tersusun dari garis
tipis akan nampak gradasi abu. Ketika di gerakan dari kiri ke kanan, refleksi
cahaya pada garis seolah berubah.
2. Dynamic Color
Pada kondisi pengamatan normal, motif guilloche yang tersusun dari garis
tipis akan nampak berwarna. Ketika di gerakan dari kiri ke kanan, refleksi
cahaya pada garis seolah berubah.
3. Diffractive Watermark Achromatic
Kontur pada area bawah logo akan nampak terang (achromatic) jika diamati
pada angle pengamatan normal, sedangkan elemen logo lainnya akan
terlihat lebih gelap. Bila hologram diputar 180 derajat, kontras yang
dihasilkan akan nampak sebaliknya.
4. Surface Relief Effect
Area pada logo akan tampak timbul saat diamati, namun terasa datar saat
diraba. Efek 3D (tiga dimensi) ini dapat diamati dari berbagai sudut
pandang.
5. Static Matte
Garis tipis yang akan terlihat terang namun tidak berwarna (achromatic) dan
tidak mengkilat ketika diamati dari berbagai sudut pandang pengamatan.
6. Guilloche Colorful
Pola guilloche yang terbentuk dari garis halus, akan terlihat bergerak ketika
hologram digerakkan ke arah kiri dan kanan. Arah putaran akan terlihat
berlawanan ketika diamati dari arah kiri dan kanan. Pola guilloche terlihat
terang dan berwarna.
7. Pump Effect
Menggerakkan hologram secara vertikal (arah berlawanan), garis outline
pada area gerigi nampak seakan membesar (menebal).
8. Colorful Minitext
Teks “KEMENHUB” nampak terang dan berwarna. Ketinggian teks adalah
(0.5mm).
9. Nanotext
Pada sudut pengamatan normal, area yang mengandung nanotext akan
tidak terlihat. Bila diamati dengan menggunakan mikroskop, teks berulang
“KEMENHUB REPUBLIK INDONESIA” akan terbaca. Teks memiliki
ketinggian ~ 40 (empat puluh) mikron.
10. Precision Metallization
Teknologi metalisasi parsial dengan tingkat kepresisian tinggi, sehingga
mampu membentuk ornament dengan garis yang sangat halus;

10
G. CONTOH GAMBAR LAYER PEMBENTUK KARTU
H. CONTOH TAMPILAN KARTU UJI NON ELEKTRONIK
I. CONTOH BENTUK DAN UKURAN TANDA UJI SEBELUM PROSES
PERSONALISASI
1. Tampak Depan

Keterangan: Gambar diatas hanya sebagai ilustrasi


2. Tampak Belakang
Petunjuk pengaplikasian pada kaca windshield bagian dalam kendaraan.
3. Tampilan setelah aplikasi dan personalisasi dilihat dari sisi luar kendaraan

4. Tampilan setelah aplikasi dan personalisasi dilihat dari sisi dalam


kendaraan
5. Fitur Hologram HRI Tanda Uji

Keterangan: Posisi fitur acak dan


tersebar di seluruh area hologram.
Penomoran diatas hanya sebagai
ilustrasi mewakili posisi untuk masing-
masing fitur

Keterangan/Penjelasan:
1. Dynamic Multicolor
Logo-logo KEMENHUB yang terbentuk dari beberapa elemen warna.
Warna akan tampak bergantian secara dinamis saat diamati dari
sudut pandang yang berbeda.
2. Switch Microtext
Teks “KEMENHUB” berukuran kecil yang hanya bisa diamati dengan
menggunakan lensa pembesaran 10x. Jika diamati dari sudut
pandang yang berbeda, teks akan tampak berubah menjadi
“INDONESIA”
3. Intentional Error Nanotext
Nanotext (teks berukuran sangat kecil) bertuliskan “INDONESIA” pada
posisi tersebar di area hologram, dimana beberapa diantaranya
mengandung kesalahan yang disengaja berupa huruf “E” terbalik
menjadi “Ǝ”
4. Nanotext
Teks “INDONESIA” berukuran sangat kecil, yang hanya bisa diamati
dengan menggunakan bantuan mikroskop berkekuatan optik
perbesaran 100x.
J. CONTOH POSISI PENEMPATAN STICKER RADIO FREQUENCY
IDENTIFICATION (RFID)
K. CONTOH GAMBAR MEKANISME PENGHAPUSAN ATAU PEMUSNAHAN
BUKTI LULUS UJI
L. BENTUK DAN FORMAT SURAT PERMOHONAN PENETAPAN BADAN USAHA
SEBAGAI PEMBUAT BUKTI LULUS UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR

KOP UNIT KERJA

Nomor : ............. ......., ...........20 .....


Klasifikasi : .............
Lampiran : 1 (satu) set berkas
Perihal : Permohonan Penetapan Badan Kepada :
Usaha Sebagai Pembuat Bukti
Lulus Uji Berkala Kendaraan
Bermotor
(Baru/Perpanjangan*) Yth. Direktur Sarana
Perhubungan Darat

Di

TEMPAT

1. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat


Nomor …. tanggal …. tentang Pedoman Teknis Bukti Lulus Uji
Berkala Kendaraan Bermotor, bersama ini disampaikan
Permohonan Penetapan Badan Usaha Sebagai Pembuat Bukti
Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor, sebagai berikut:
Nama Badan Usaha (Perusahaan) : .................
Alamat Badan Usaha (Perusahaan) : .................
Nama Penanggung Jawab : .................

2. Sebagai bahan pertimbangan, terlampir kami sampaikan


persyaratan unsur administrasi dan teknis.

3. Demikian surat permohonan ini dibuat untuk dapat diproses


lebih lanjut.

PIMPINAN BADAN USAHA

(Nama)
.................................................
Jabatan
*) Coret yang tidak perlu
M. BENTUK DAN FORMAT PENETAPAN BADAN USAHA PEMBUAT BUKTI
LULUS UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR

KOP KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT


NOMOR :

TENTANG

PENETAPAN SEBAGAI PEMBUAT BUKTI LULUS UJI BERKALA


KENDARAAN BERMOTOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,


Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor ….. tentang Pedoman Teknis
Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor, pembuat
Bukti Lulus Uji berkala Kendaraan Bermotor harus
mendapatkan penetapan dari Direktur Jenderal
Perhubungan Darat;
b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi persyaratan administrasi
dan teknis, ….. dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai
pembuat Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor;
c. berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Darat tentang Penetapan Pembuat Bukti Lulus Uji Berkala
Kendaraan Bermotor;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas
dan Angkutan jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5025);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2015,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5317);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis
Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang
Berlaku Pada Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 102, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5884);
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerinta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
5);
6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 8);
7. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 133 Tahun
2015 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1296);
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1844) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun 2016 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012);
10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:
07/PER/M.KOMINFO/03/2012 tentang Persyaratan Teknis
Kartu Cerdas Nirkontak (Contactless Smart Card) (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 334)
Memperhatikan : a. Surat permohonan ….. Nomor ….. tanggal …. Perihal
Permohonan Penetapan Badan Usaha Sebagai Pembuat
Kartu Uji Dan Tanda Uji …… ;
b. Hasil evaluasi persyaratan administrasi … tanggal …… ;
c. Hasil evaluasi persyaratan teknis … tanggal ……
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PENETAPAN


SEBAGAI PEMBUAT BUKTI LULUS UJI BERKALA
KENDARAAN BERMOTOR.
PERTAMA : Berdasarkan hasil evaluasi administrasi dan teknis dinyatakan
bahwa:
Nama Badan Usaha :
Alamat Badan Usaha :
Nomor Telepon / Faksimile :
Nama Penanggung Jawab :
ditetapkan sebagai Badan Usaha pembuat Bukti Lulus Uji
Berkala Kendaraan Bermotor.
KEDUA : Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor yang dibuat
sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM PERTAMA harus sesuai
dengan spesifikasi teknis yang diatur dalam Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Darat Nomor ……………. tentang
Pedoman Teknis Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor.
KETIGA : Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam DIKTUM KEDUA, maka penetapan sebagai
Badan Usaha pembuat Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan
Bermotor sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM PERTAMA
dapat dicabut.
KEEMPAT : Keputusan Direktur Jenderal ini berlaku selama 3 (tiga) tahun
dan dapat diperpanjang.
KELIMA : Pengajuan permohonan perpanjangan masa berlaku Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Penetapan
Sebagai Pembuat Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor
sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEEMPAT, diajukan
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku berakhir dan
dilengkapi dengan persyaratan administrasi dan teknis.
KEENAM : Dalam hal pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud
dalam DIKTUM KELIMA diajukan setelah habis masa berlaku
sebagai Pembuat Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor,
maka permohonan diberlakukan sebagai pemohon baru.
KETUJUH : Direktorat Sarana Perhubungan Darat Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat melakukan pengawasan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan Keputusan Direktur Jenderal ini.
KEDELAPAN : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan
dalam penetapannya, akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di J A K A R T A
Pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN DARAT,

ttd

Nama
..........................
(Pangkat)
(NIP)

SALINAN keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada:


1. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
2. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;
4. Direktur Sarana Perhubungan Darat;
5. Bupati/Walikota …….. ;
6. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi ……;
7. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota ..... ;
8. Asosiasi ……. ;
9. Pimpinan (Badan Usaha) ......... .
N. FORMAT PERMOHONAN KEBUTUHAN BUKTI LULUS UJI BERKALA
KENDARAAN BERMOTOR.

KOP UNIT KERJA

Nomor : ................. Jakarta, ................20 ..


Klasifikasi : .................
Lampiran : .................
Perihal : Kebutuhan Bukti Kepada :
Lulus Uji Berkala Yth. Direktur Jenderal Perhubungan Darat
c.q.
Direktur Sarana Perhubungan Darat

Di
TEMPAT

1. Sehubungan pelaksanaan Kegiatan Pengujian Kendaraan Bermotor


pada Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor di wilayah
kami, bersama ini disampaikan kebutuhan Bukti Lulus Uji Berkala
Kendaraan Bermotor sebanyak …….. (……………) unit.

2. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami laporkan bahwa


jumlah kendaraan wajib uji di wilayah kami sebanyak …….. (……….)
unit, meliputi:
a. Mobil Penumpang Umum ….. unit;
b. Mobil Barang ….. unit;
c. Mobil Bus ….. unit;
d. Kereta Gandengan ….. unit; dan
e. Kereta Tempelan ….. unit.

3. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya


diucapkan terima kasih.

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN


………………..
Tembusan: (Nama)
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi ............................................
.........................
(Pangkat)
(NIP)
O. FORMAT PERMOHONAN PENAGIHAN BUKTI LULUS UJI BERKALA
KENDARAAN BERMOTOR

KOP KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Nomor : .................. Jakarta, ................20 ..


Klasifikasi : ..................
Lampiran : ..................
Perihal : Permohonan Kepada :
Penagihan
Yth. Kepala Dinas Perhubungan
Provinsi DKI Jakarta/
Kota/ Kabupaten …………

Di

TEMPAT

1. Menunjuk surat permohonan Saudara Nomor ….. tanggal….,


perihal Permohonan Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor
bersama ini disampaikan hal – hal sebagai berikut:
a. berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016
tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan,
dikenakan tarif dengan rincian tagihan sebagaimana
terlampir;
b. selanjutnya pembayaran dapat dilakukan pada bank yang
ditunjuk oleh Kementerian Keuangan di wilayah kerja
Saudara dengan menunjukkan kode billing dan
memperhatikan batas waktu pembayaran; dan
c. setelah melakukan pembayaran dimohon segera melakukan
konfirmasi ke Direktorat Sarana Perhubungan Darat untuk
penerimaan Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor.
2. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.

a.n. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT


Direktur Sarana Perhubungan Darat,

(Nama)
Tembusan: .................................................
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi (Pangkat)
................... (NIP)

DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN DARAT

ttd.

Drs. BUDI SETIYADI, S.H., M.Si.

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Bagian Hukum dan
Hubungan Masyarakat,

ENDY IRAWAN, S.H., M.H.


Pembina (IV/a)
NIP.19820414 200502 1 001

Anda mungkin juga menyukai