u Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
u Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 33 Tahun 2018 tentang
Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor;
u Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 133 Tahun 2015 tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor;
u Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan;
u Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 156 Tahun 2016 tentang Kompetensi Penguji
Berkala Kendaraan Bermotor;
TUPOKSI LEGALITAS PM
156
3
Tah
(Diklat PKB Lanjutan I) u n 20
16
ARIS BUDI , MT
Tingkatan Kompetensi PKB 4
(BAB III Pasal 7)
a. Pembantu Penguji;
b. Penguji Pemula;
c. Penguji Tingkat Satu;
d. Penguji Tingkat Dua;
e. Penguji Tingkat Tiga;
f. Penguji Tingkat Empat;
g. Penguji Tingkat Lima; dan
h. Master Penguji.
WEWENANG PKB TINGKAT 1
PM
156
Ta h
un
201
6
WEWENANG PKB TINGKAT 1
PM
156
Ta h
un
201
6
WEWENANG PKB TINGKAT 1
PM
156
Ta h
un
201
6
WEWENANG PKB TINGKAT 1
PM
156
Ta h
un
201
6
WEWENANG PKB TINGKAT 1
PM
156
Ta h
un
201
6
(Pasal 10 b)
>>>
mobil penumpang umum ????
Pengertian Mobil Penumpang >>
(PP 55 th, 2012 pasal 1)
Penjelasan
Pasal >>
Penjelasan pasal 3 ayat 2 PP 11
55 th. 2012
u Yang dimaksud dengan “Kendaraan Bermotor
umum” adalah setiap Kendaraan Bermotor yang
digunakan untuk angkutan barang dan/atau
orang dengan dipungut bayaran.
Sasaran objek
sesuai
kewenangan
pengesahan .... !!!
Contohnya ????
Contoh mobil penumpang umum 12
yg sesuai di Indonesia
TEKNIK PENGUKURAN KENDARAAN
BERMOTOR
0,475 x WB 0,625 x WB
Panjang Total (OVER ALL LENGHT)
WB
80
FOH ROH
Max 12 m
Lebar Total (OVER ALL WIDE)
1,7 x LB / 4,2 m
Jarak Sumbu Roda (WHEEL BASE)
u Ukur massa berat masing-masing roda dan jumlah sejumlah massa roda
adalah berat kendaraan. Selanjutnya dalam hal ini kendaraan
bermotor yang dilengkapi dengan sumbu depan atau dua sumbu
belakang, setidaknya berat dari empat roda dari kedua sumbu depan
atau belakang di ukur secara serentak. Dan roda-roda ganda
dianggap sebagai roda tunggal.
u Ukur masing-masing berat sumbu depan dan sumbu belakang secara
tersendiri. Jumlah seluruh berat sumbu adalah berat kendaraan kosong.
Dalam hal kendaraan bermotor dilengkapi dengan dua sumbu depan
atau dua sumbu belakang setidak-tidaknya berat sumbu dari dua
sumbu depan atau dua sumbu belakang diatur secara serentak.
KELAS JALAN
u Dasar Hukum :
• UU No. 22 tahun 2009
Pasal 19 ayat 2
UU No. 22 tahun 2009
Pasal 19 ayat 2
u JBB = BK + DA u KETERANGAN :
u JBB : Jumlah Berat Yang Diperbolehkan (kg)
u BK = S1 + S2
u DA : Daya Angkut (kg)
u DA = L + G u BK : Berat Kosong Kendaraan (kg)
𝐵𝐾 = 𝑆1 + 𝑆2
u KETERANGAN : 𝐷𝐴 = 𝐿 + 𝐺
u JBI : Jumlah Berat Yang Di-ijinkan (kg)
u DA : Daya Angkut (kg)
u BK : Berat Kosong Kendaraan (kg)
u G : Berat Orang (Yang Diizinkan) (@60 kg)
u L : Berat Muatan (Yang Diizinkan) (kg)
PENURUNAN RUMUS GAYA REAKSI MOBIL
ANGKUTAN BARANG 2 SUMBU
MOBIL PICK UP
L
S1 G S2
R1 a R2
PENURUNAN RUMUS GAYA REAKSI UNTUK MOBIL ANGKUTAN
BARANG BAK TERBUKA 2 SUMBU DENGAN POSISI G BERADA
TEPAT DI SUMBU I
PENURUNAN RUMUS GAYA REAKSI UNTUK MOBIL ANGKUTAN
BARANG BAK TERTUTUP 2 SUMBU DENGAN POSISI G TEPAT DI
SUMBU I
MOMEN GAYA
Arah gaya
searah jarum
jam ( + )
Arah gaya
tidak searah
jarum jam ( - )
Arah gaya
searah jarum
S1 G L S2 jam ( + )
Arah gaya
tidak searah
q jarum jam ( - )
R1 R2
a
∑M thd R2 = 0
-S1 .a - G .a - L .(a-q) + S2 .0 + R1.a + R2 .0 = 0
-S1 .a - G .a - L .(a-q) + R1 .a = 0
R1 .a = S1 .a + G .a + L .(a-q)
R1 = S1 .a + G .a + L .(a-q)
a a a
R1 = S1 + G + L .(a-q)
a
Latihan
q
R1 R2
a
∑M thd R1 = 0
S1 .0 + G .0 + L .q + S2 .a + R1 .0 - R2 .a = 0
R2 .a = S2 .a + L .q
R2 = S2 .a + L .q
a a
R2 = S2 + L .q
a
CONTOH SOAL :
PENYELESAIAN :
L = JBB - ( BK + G ) 4.370 (250)
R2 =1.250 +
L = JBB - ( S1 + S 2 + G ) 350
L = 7.000 - (1.200 + 1.250 + 180) R2 = 4.371 Kg ( MST )
L = 4.370 Kg Cek Kemampuan Ban :
Daya Angkut : 7.50 – 16 – 12PR = 1.355 Kg/ban
DA= 𝐿 + 𝐺 S1 = 2 x 1.355 Kg = 2.710 Kg (OK)
DA = 4370 kg + 180 kg S2 = 4 x 1.355 Kg = 5.420 Kg (OK)
= 4.550 kg
PEMBUKTIAN HUKUM NEWTON 3
AKSI = REAKSI
S1 G L S2
q
R1 R2
a
S1 + G + L + S2 = R1 + R2
7000 = 7000
Terbukti
C. BUKU UJI :
JBB 7.000 Kg
S1 1.200 Kg
S2 1.250 Kg
+
BK 2.450 Kg
G 180 Kg
L 4.370 Kg
+
JBI 7.000 Kg
BAN S1 7.50–16–12PR
S2 7.50–16–12PR
MST 4.370 Kg
TURUNKAN RUMUS R1 DAN R2
LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN DAYA ANGKUT
MOBIL BARANG
• TURUNKAN RUMUS R1 DAN R2
• TENTUKAN BERAT KENDARAAN
• TENTUKAN L (MUATAN)
1. Tread
4. Inner Liner
5. Bead Wire
Ada 2 Macam
A. Radial
B. Bias
KODE SPESIFIKASI BAN
H : Tinggi Ban
W : Lebar Ban
X2001 artinya ban tersebut dibuat pada MINGGU ke-20, TAHUN 2001
CJJ5101 artinya ban tersebut dibuat pada MINGGU ke-51, TAHUN 2001
Dimensi ban biasanya dinyatakan dalam bentuk : " 205 / 55 / ZR16 ".
Keterangan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
205 : Lebar telapak ban ( mm )
55 : Aspek ratio untuk ketebalan ban ( % ) dari lebar telapak ban
Z : Kode limit kecepatan
R16 : Diameter velg ( inch )
Untuk ban Jeep biasanya dipakai kode Amerika, seperti : " 33 x 12.5 R15 ".
Keterangan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
33 : Tinggi keseluruhan / diameter ban ( inch )
12.5 : Lebar telapak ban ( inch )
R15 : Diameter velg ( inch )
Load Index dan Speed Symbol pada
Ban