Alat uji kendaraan bermotor adalah alat ukur yang digunakan untuk
pengukuran – pengukuran parameter khusus sebagai bagian dari tahap
pengujian laik jalan sebuah kendaraan bermotor.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 71 tahun 1993, yang
dimaksud peralatan pengujian kendaraan bermotor terdiri dari :
Kompresor udara, generator set dan peralatan bantu tidak akan dibahas lebih
jauh dalam tulisan ini.
I. PENDAHULUAN
b. Pengolah Sinyal
Pengolah sinyal bertugas mengolah keluaran transducer sehingga
dapat dibaca atau dimonitor. Salah satu bagian terpenting dari
pengolah sinya adalah amplifier atau penguat sinyal.
Pada system mekanik, sebagai contoh pada timbangan mekanik,
penguat sinyal berupa lengan gaya. Makin panjang lengan timbangan,
makin besar sinyal yang didapat, sehingga dapat dengan mudah
dibuat skala pengukurannya.
Pada system elektronik, sebagai contoh pada timbangan elektronik
yang menggunakan strain gauge sebagai transducernya, penguat
sinyal berupa rangkaian amplifier yang bekerja dengan memperkuat
arue atau tegangan dari skala miliampere atau mill volt menjadi skala
ampere atau volt.
c. Pencatat atau Display
Pencatan atau display berguna untuk menampilkan keluaran dari
pengolah sinyal menjadi sebuah tampilan yang dapat dibaca.
Pada kenyataannya, dalam penerapan, pencatat ini juga bekerja
sebagai transducer, misalnya mengubah tegangan menjadi cahaya
(seven segmen LED atau LCD), atau tegangan menjadi gerak (motor
stepper pointer). Namun, keseluruhan rangkaian pencatat atau display
dapat dianggap sebagai satu blok display.
Bagian terpenting dari pencatan atau display, atau bias juga disebut
sebagai peraga hasil ukur adalah skala pembacaan. Skala pembacaan
menjadi sangat penting, terutama untuk display yang mempergunakan
jarum penunjuk atau pointer, baik dalam system makanik ataupun
system elektronik.
Pada system mekanik, sebagai contoh timbangan mekanik, skala
pembacaan dibuat pada tahap akhir setelah diketahui hasil
pengukuran terhadap lengan timbangan. Atau pada thermometer air
raksa, skala pembacaan dibuat berdasarkan percobaan pengukuran.
Pada system elektronik, sebagai contoh pada timbangan elektronik,
dengan pembacaan berupa angka (digital), diperlukan adjustment /
setting sehingga pembacaan sesuai dengan pengukuran. Atau skala
pembacaan berupa jarum / pointer yang biasanya menggunakan motor
sinkro atau motor stepper pembuatan garis – garis angka dibuat
setelah percobaan pengukuran.
Gambar Sensitivitas
3. Sel Sampel
Sampel gas yang diukur dimasukkan ke dalam sel / tabung sampel
yang pada ujung – ujungnya berjendela sedemikian rupa sehingga
cahaya infra merah dapat melalui sampel gas. Tabung sampel ini
mempunyai volume dan panjang yang konstan. Pada alat uji gas
buang CET 200, tabung sampel terbuat dari stainless steel dan
pada ujung – ujungnya terdapat jendela dan lubang inlet dan outlet.
Gas yang diukur dimasukkan ke dalam tabung sel melalui inlet dan
keluar melalui uotlet. Agar aliran gas konstan, sehingga konsentrasi
molekul gas konstan, gas dialirkan dengan pompa pneumatik.
4. Non Linieritas
Terdapat ketidaklinieran tegangan keluaran detektor infra merah
yang menurun terhadap kenaikan konsentrasi gas, walaupun kecil.
Untuk mengatasi ini, NVRAM memori menyimpan kurva respons
yang secara otomatis digunakan untuk mengkompensasi
ketidaklinieran ini.
Kalibrasi Zero Baseline dan Span
Tegangan keluaran detektor infra merah tidak berarti apa – apa
sebelum ditetapkan berapa tegangan yang mewakili 0,0% konsentrasi
dan berapa tegangan yang mewakili skala penuh (contoh : 10,0% CO)
konsentrasi gas.
Ketika cahaya infra merah terhalang total, tetap terdapat nilai tegangan
keluaran detektor infra merah. Ini disebut background radiation signal.
Nilai tegangan ini dijadikan acuan sebagai tegangan keluaran minimum
dari detektor infra merah. Background radiation signal diukur setiap kali
pengukuran.
Ketika konsentrasi gas 0,0%, tegangan keluaran detektor infra merah
adalah tegangan yang sebanding dengan transmisi infra merah
maksimum. Nilai tegangan ini disimpan dalam memori RAM tiap kali
dilakukan Zero Calibration. Nilai tegangan ini dijadikan acuan sebagai
tegangan keluaran maksimum dari detector infra merah. Zero
Calibration dilakukan setiap kali akan memulai pengukuran. Pada alat
uji, Zero Calibration ini biasa disebut sebagai Zero Setting atau Zero
Alignment.
Nilai tegangan keluaran detector infra merah yang sebanding dengan
konsentrasi gas harus berada diantara kedua keadaan di atas. Sbagai
acuan dilakukan apa yang disebut Span Calibration (biasa disebut
sebagai kalibrasi), dengan memasukkan gas – gas yang diukur dengan
konsentrasi tertentu (gas standar), yang menjadi acuan pengukuran
konsentrasi gas.
Cahaya hijau dihasilkan dari LED yang dimodulasi pada 921,66 Hz,
yang terletak pada ujung tabung sampel. Cahaya ini dideteksi pada
ujung tabung sampel yang lain dan dimodulasi menjadi sinyal analog
yang proporsional terhadap transmisi cahaya.
Kalibrasi dilakukan dengan menghalangi cahaya hijau dengan density
filter yang diketahui nilai opacittnya.
Keunggulan alat uji gas type ini tidak perlu dikalibrasi setiap sebelum
pengukuran, kerena alat uji secara otomatis melaksanakan Zero
Alignment setelah pengukuran. Zero Alignment berfungsi untuk
menghitung nilao nol konsentrasi partikulat pada saat tidak melakukan
pengukuran.