Anda di halaman 1dari 24

PERALATAN UJI KENDARAAN BERMOTOR

Alat uji kendaraan bermotor adalah alat ukur yang digunakan untuk
pengukuran – pengukuran parameter khusus sebagai bagian dari tahap
pengujian laik jalan sebuah kendaraan bermotor.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 71 tahun 1993, yang
dimaksud peralatan pengujian kendaraan bermotor terdiri dari :

1. Alat uji suspensi roda (pit wheel suspension tester);


2. Alat uji rem;
3. Alat uji lampu utama;
4. Alat uji speedometer;
5. Alat uji emisi gas buang, meliputi HC, CO dan ketebalan asap;
6. Alat pengujur berat;
7. Alat uji kincup roda depan (side slip tester);
8. Alat pengukur suara (sound level meter / noise tester);
9. Alat pengukur dimensi;
10. Alat pengukur tekanan udara;
11. Alat uji kaca;
12. Kompresor udara;
13. Generator set;
14. Peralatan bantu.

Dari kegunaannya, keempatbelas item di atas dapat dibedakan menjadi :


1. Peralatan yang menghasilkan data hasil pengukuran :
- Alat uji rem, menghasilkan gaya rem dalam satuan Newton;
- Alat uji lampu utama, menghasilakan intensitas cahaya dalam
satuan Candela (Cd.);
- Alat uji speedometer, menghasilkan kecepatan dalam satuan
km/jam;
- Alat uji emisi gas buang, menghasilkan konsentrasi gas buang
dalam satuan % volume, ppm, m-1 atau %;
- Alat pengukur berat, menghasilakn berat / massa dalam satuan
kg;
- Alat uji kincup roda, menghasilakn pergeseran dalam satuan
mm;
- Alat pengukur suara, menghasilkan intensitas suara dalam
satuan decibel (db);
- Alat ukur dimensi, menghasilkan panjang dalam satuan cm;
- Alat pengukur tekanan udara, menghasilkan tekanan udara
dalam satuan bar / psi;
- Alat uji kaca, menghasilkan absorbsi dalam satuan %.

2. Peralatan yang tidak menghasilkan data hasil pengukuran dan


merupakan alat bantu pengujian :
- Alat uji suspensi roda (pit wheel suspension tester). Alat ini
digunakan sebagai alat bantu pemeriksaan bagian bawah kendaraan,
khususnya pada pemeriksaan sambungan – sambungan.

3. Peralatan pendukung pengujian :


- Kompresor udara, sebagai penghasil udara bertekanan yang
digunakan oleh alat uji atau keperluan lain dalam pengujian;
- Generator set, sebagai sumber daya listrik yang digunakan oleh
alat uji atau keperluan lain dalam pengujian.

4. Peralatan bantu, digunakan sebagai alat bantu baik untuk


pemeliharaan dan perbaikan peralatan uji maupun untuk keperluan lain
dalam pengujian.

Kompresor udara, generator set dan peralatan bantu tidak akan dibahas lebih
jauh dalam tulisan ini.
I. PENDAHULUAN

1. Instrumentasi dan Pengukuran

Instrumentasi adalah penerapan perangkat instrumen untuk


pementauan, pengindera dan pengukuran. Tujuan instrumentasi, sebagai
contoh antara lain :
- Pengujian suatu prosuk dan quality control;
- Pengukuran;
- Bagian dari system kendali;
- Riset dan Pengembangan.
Peralatan uji kendaraan bermotor dengan sisten digital, instrument dapat
diartikan sebagai alat ukur dan alat pengindera. Walaupun instrumen –
instrumen mekanik masih lebih banyak digunakan, namun penggunaan
peralatan – peralatan elektronik sebagai pengganti instrumen mekanik
semakin meningkat, berdasarkan beberapa alasan :
- Kepekaan dan kecepatan proses dari perangkat elektronik;
- Kemudahan proses penguatan dan pengiriman sinyal elektrik.
Sebagai contoh telah terjadinya perubahan dari penggunaan instrumen
mekanik ke penggunaan instrumen elektronik pada peralatan uji
kendaraan bermotor adalah beralihnya pengukur berat yang berdasar
pada pegas ke pengukur berat yang menggunakan metode strain gauge.
Pengukuran dapat didefinisikan sebagai sebuah perbandingan terhadap
sebuah ukuran standar, sehingga dalam melakukan pengukuran harus
memahami apa yang dimaksud ukuran standar. Pengukuran dapat
dilakukan berdasarkan sekumpulan ukuran – ukuran standar dan satuan –
satuan. Berdasarkan standar acuan, misalnya sebuah mistar standar, alat
ukur atau instrumen dapat direproduksi di mana saja di penjuru dunia
tanpa perlu kondisi – kondisi lingkungan tertentu.
Kunci keberhasilan instrumentasi sebagai alat ukur adalah akurasi
pengukuran, yang dapat dicapai hanya jika kebutuhan dan keterbatasan
sistem instrumentasi yang digunakan dipahami dengan baik.
Prasyarat dari akurasi pengukuran suatu instrumen adalah kalibrasi dan
perawatan rutin. Dengan adanya kalibrasi, akurasi suatu instrumen dapat
diketahui, sehingga hasil pengukuran yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan dan tanpa perawatan rutin tidak mungkin
konsistensi kenerja alat dapat dicapai

2. Sistem Instrumentasi / Pengukuran

Sistem pengukuran pada umumnya dapat diwakilkan oleh tiga blok


diagram, yang terdiri dari :
- Sebuah transducer
- Sebuah pengolah sinyal
- Sebuah pencatan atau display
a. Transducer
Transducer atau biasa disebut sensor adalah sebuah pengubah energi
yang menerima suatu besaran fisik yang diukur (measurand) dan
mengubahnya menjadi variable fisik yang lain. Sebagai contoh : suhu
menjadi resistansi, aliran menjadi tekanan, kecepatan menjadi
tegangan, regangan menjadi resistansi dan sebagainya. Transducer
menjadi mata rantai yang paling lemah dalam system pengukuran.
Kualitas transducer menjadi sangat mempengaruhi hasil pengukuran
dan pada kenyataannya tidak ada transducer yang sempurna untuk
seluruh range pengukuran sehingga pembatasan harus diterapkan.
Contoh – contoh transducer yang digunakan pada peralatan uji
kendaraan bermotor adalah :
- Strain gauge (sensor regangan) yang biasa digunakan untuk
pengukuran gaya rem atau berat sumbu;
- Photocell, baik berupa photodiode atau phototransistor yang
biasa digunakan untuk pengukuran intensitas cahaya dan
penghitung pulsa;
- TTThermistor yang biasa digunakan untuk mengukur
temperature;
- Pressure gauge, biasanya masih mekanik, yang digunakan
untuk pengukuran tekanan angin;
- Synchronous motor (motor sinkro), yang biasa digunakan untuk
pengukuran pergerakan.

b. Pengolah Sinyal
Pengolah sinyal bertugas mengolah keluaran transducer sehingga
dapat dibaca atau dimonitor. Salah satu bagian terpenting dari
pengolah sinya adalah amplifier atau penguat sinyal.
Pada system mekanik, sebagai contoh pada timbangan mekanik,
penguat sinyal berupa lengan gaya. Makin panjang lengan timbangan,
makin besar sinyal yang didapat, sehingga dapat dengan mudah
dibuat skala pengukurannya.
Pada system elektronik, sebagai contoh pada timbangan elektronik
yang menggunakan strain gauge sebagai transducernya, penguat
sinyal berupa rangkaian amplifier yang bekerja dengan memperkuat
arue atau tegangan dari skala miliampere atau mill volt menjadi skala
ampere atau volt.
c. Pencatat atau Display
Pencatan atau display berguna untuk menampilkan keluaran dari
pengolah sinyal menjadi sebuah tampilan yang dapat dibaca.
Pada kenyataannya, dalam penerapan, pencatat ini juga bekerja
sebagai transducer, misalnya mengubah tegangan menjadi cahaya
(seven segmen LED atau LCD), atau tegangan menjadi gerak (motor
stepper pointer). Namun, keseluruhan rangkaian pencatat atau display
dapat dianggap sebagai satu blok display.
Bagian terpenting dari pencatan atau display, atau bias juga disebut
sebagai peraga hasil ukur adalah skala pembacaan. Skala pembacaan
menjadi sangat penting, terutama untuk display yang mempergunakan
jarum penunjuk atau pointer, baik dalam system makanik ataupun
system elektronik.
Pada system mekanik, sebagai contoh timbangan mekanik, skala
pembacaan dibuat pada tahap akhir setelah diketahui hasil
pengukuran terhadap lengan timbangan. Atau pada thermometer air
raksa, skala pembacaan dibuat berdasarkan percobaan pengukuran.
Pada system elektronik, sebagai contoh pada timbangan elektronik,
dengan pembacaan berupa angka (digital), diperlukan adjustment /
setting sehingga pembacaan sesuai dengan pengukuran. Atau skala
pembacaan berupa jarum / pointer yang biasanya menggunakan motor
sinkro atau motor stepper pembuatan garis – garis angka dibuat
setelah percobaan pengukuran.

3. Performance Sistem Pengukuran


Sistem pengukuran / instrumen yang ideal adalah suatu sistem
dimana sinyal keluaran harus linier terhadap sinyal masukan (measurand),
bagaimanapun bervariasinya sinyal masukan. Kegagalan sistem
pengukuran atau instrumen untuk menghasilakan relasi masukan –
keluaran yang sempurna disebut terms of errors, dimana error
didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai yang dihasilkan instrumen
dengan nilai yang sebenarnya.
a. Sensivitas
Sensivitas didefinisikan sebagai perbandingan perubahan keluaran
terhadap masukan di bawah kondisi steady state.
∆θ0
Sensitivitas (K) =
∆θt

Dimana ∆θ0 = perubahan keluaran


∆θt = perubahan masukan

Satuan sensitivitas bermacam – macam, tergantung pada sistem


pengukurannya. Sensitivitas strain gauge yang digunakan untuk
mengukur massa benda mempunyai satuan Ohm/kg, atau sensitivitas
dari termistor mempunyai satuan Ohm/oC.
Gambar 1. Menjelaskan hubungan keluaran dan masukan dan
sensitivitas sama dengan slope dari grafik kalibrasi.

Gambar Sensitivitas

b. Akurasi dan Presisi


Akurasi biasanya dihubungkan dengan kesalahan yang timbul pada
pengukuran, atau dengan kata lain berapa jauh penyimpangan antra
hasil ukur dengan ukuran sebenarnya.

hasil pengukuran – nilai sebenarnya


Persentasi kesalahan = X 100 %
nilai sebenarnya

Atau sebagai persentasi kesalahan dalam range maksimum alat ukur,

hasil pengukuran – nilai sebenarnya


Persentasi kesalahan = X 100 %
nilai maksimum range alat ukur

Presisi seringkali disalah artikan sebagai akurasi, padahal sebuah alat


ukur yang presisi belum tentu akurat. Presisi adalah tingkat
keberhasilan pngukuran untuk beberapa nilai masukan yang sama,
tidak terhadap nilai sebenarnya. Sebagai contoh : Voltmeter digital
yang mengukur tegangan baterai 3 volt, selalu menunjukkan kisaran 4
volt, dapat dikatakan bahwa alat ini berpresisi tinggi, namun akurasinya
rendah karena selalu selisih 1 volt terhadap nilai sebenarnya.

Presisi tinggi, akurasi tinggi Presisi tinggi, akurasi rendah

Gambar Presisi dan Akurasi


4. Kalibrasi
Sebagaimana telah disebut sebelumnya bahwa prasyarat dari konsistensi
akurasi pengukuran suatu instrumen adalah kalibrasi dan perawatan rutin /
pemeliharaan. Dengan adanya kalibrasi, akurasi suatu instrumen dapat
diketahui, sehingga hasil pengukuran yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan dan tanpa perawatan rutin, tidak mungkun
konsistensi kenerja alat dapat dicapai.
Kalibrasi dapat didefinisikan sebagai upaya atau proses standarisasi
sebuah alat ukur dengan menentukan penyimpangannya terhadap standar
agar dapat dipastikan faktor – faktor koreksi yang diperlukan.
Kalibrasi biasanya dilakukan dengan memberi beragam nilai masukan
untuk suatu besaran dan menjaga besaran lain dalam kondisi konstan dan
kemudian mengamati variasi keluaran yang dihasulkan, atau jika mungkun
memberi nilai masukan secara bertahap dari yang terkecil sampai yang
terbesar.
Sebagai contoh : suatu pengukur suhu menghasilkan keluaran yang linier
terhadap masukan hanya untuk range tertentu, sehingga untuk akurasinya
diperlukan masukan dari yang terkecil sampai yang terbesar berbanding
dengan linieritas keluaran, sehingga pada akhirnya dapay diketahui bahwa
alat ukur suhu itu harus dibatasi range pengukurannya.
Dalam prakteknya, alat ukur atau instrumen ’standar utama’ digunakan
untuk mengkalibrasi alat ukur standar kedua, dan alat ukur standar kedua
inilah yang digunakan untuk mengkalibrasi alat ukur yang lain. Dengan
demikian, akurasi dan kalibrasi dari tiap alat ukur dapat dilacak kembali
terhadap standar dasar melalui standar kedua dan standar pertama.
II. TEKNOLOGI PERALATAN UJI

Berdasarkan sistem kerja rangkaiannya, alat uji dapat dibedakan dalam


kategori :
1. Alat uji Mekanikal
Seluruh sistem pengukuran menggunakan sistem mekanikal tanpa adanya
komponen elektrikal dan elektronik. Salah satu contoh alat uji yang
termasuk kategori ini adalah alat ukur berat (axel load) tipe lama, yang
masih menggunakan lengan – lengan mekanik dan pegas.
2. Alat uji Makanikal elektrikal / elektronik analog
Eluruh sistem pengukuran menggunakan sistem mekanikal dan elektrika /
elektronik analog. Beberapa alat uji yang masih menggunakan sistem ini
adalah Brake Tester. Pada brake tester type ini, motor elektrik telah
digunakan sebagai penggerak roller dan sistem elektrik / elektronik analog
seperti motor sinkro, telah digunakan sebagai penunjuk hasil ukur.
3. Alat uji Mekanikal, elektrik dan elektronik digital
Seluruh sistem pengukuran menggunakan sistem mekanikal, elektrikal
dan elektronik digital. Kategori ini dapat dibedakan menjadi sub kategori
lagi, yaitu :
- Fully digital, dimana seluruh pengilahan sinyal dan display
dilakukan secara digital. Beberapa alat yang fully digital tetap
menampilkan hasil ukur dalam bentuk jarum pointer, namun penggerak
jarum bukan lagi motor sinkro melainkan motor stepper.
- Semi digital, dimana pengolahan sinyal masih secara analog,
namun tampilan / display berupa digital.

Berdasarkan kemampuannya untuk diintegrasikan dengan komputer, alat uji


dapat dibedakan menjadi :
1. Stand Alone (berdiri sendiri)
Alat uji ini tidak memiliki fasilitas untuk diintegrasikan dengan komputer,
walaupun dapat mencetak hasil uji.
2. Fully Computerized
Alat ini sepenuhnya dapat diintegrasikan dengan komputer. Biasanya alat
uji ini dapat dioperasikan baik secara stand alone maupun computerized.
Prasyarat untuk dapat diintegrasikan dengan komputer adalah alat uji
setidaknya mempunyai fasilitas pencetakan menggunakan printer
tambahan, baik printer serial maupun printer paralel. Atau bisa dilihat
bahwa alat uji menpunyai terminal serial (RS 232 / RS 483 / RS 485), yang
memang untuk integrasi dengan alat luar atau komputer.

1. Alat uji Gas Buang Mesin Bensin


a. Prinsip Kerja Alat uji
Alat uji Gas Buang Mesin Bensin mengukur kadar gas CO, CO 2, HC
dan O2 yang dihasilkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Metode
yang digunakan untuk mengukur kadar gas CO, CO 2 dan HC
menggunakan prinsip Non Depersive Infra Red (NDIR). Metode
pengukuran NDIR menggunakan cahaya infra merah dengan frekuensi
– frekuensi tertentu.
Banyak gas, termasuk CO, CO 2 dan HC menyerap cahaya infra merah.
Penyerapan NDIR adalah fenomena dan sering digunakan sebagai
dasar untuk mendisain pengukuran. Makin tinggi konsentrasi gas
dalam sebuah volume, maka makin banyak jumlah molekul gas
tersebut. Makin banyak jumlah molekul gas dalam jalur sebuah cahaya
infra merah, semakin banyak penyerapan cahaya infra merah.
Sehingga makin tinggi konsentrasi dari gas yang menyerap cahaya
infra merah menyebabkan transmisi cahaya infra merah yang lebih
rendah dan hal ini dapat diukur.

Gambar The Simple NDIR Analyzer

Instrumen NDIR dapat dibagi menjadi empat elemen :


1. Sumber Infra Merah
Sumber cahaya infra merah akan secara aktual memproduksi
cahaya dengan frekuensi yang lebar dan tercakup di dalamnya pita
frekuensi cahaya infra merah.

2. Filter Infra Merah


Sebuah bandpass filter optik digunakan untuk menyeleksi pita
frekuensi tertentu dari cahaya infra merah. Filter optik infra merah
ini dipilih sesuai dengan gas – gas yang diukur. Jumlah filter
tergantung jumlah jenis gas yang diukur, sehingga untuk
pengukuran CO, CO2 dan HC digunakan tiga filter infra merah yang
terpisah.

3. Sel Sampel
Sampel gas yang diukur dimasukkan ke dalam sel / tabung sampel
yang pada ujung – ujungnya berjendela sedemikian rupa sehingga
cahaya infra merah dapat melalui sampel gas. Tabung sampel ini
mempunyai volume dan panjang yang konstan. Pada alat uji gas
buang CET 200, tabung sampel terbuat dari stainless steel dan
pada ujung – ujungnya terdapat jendela dan lubang inlet dan outlet.
Gas yang diukur dimasukkan ke dalam tabung sel melalui inlet dan
keluar melalui uotlet. Agar aliran gas konstan, sehingga konsentrasi
molekul gas konstan, gas dialirkan dengan pompa pneumatik.

4. Detektor Infra Merah


Sebuah detektor yang sensitif terhadap panjang gelombang infra
merah digunakan untuk mengubah cahaya ke dalam tegangan.
Tiga detektor infra merah digunakan untuk mengubah cahaya infra
merah yang ditransmisikan melalui tabung sampel ke dalam
tegangan.

Hal – hal yang mempengaruhi pengukuran dengan metodi NDIR ini


adalah :
1. Perubahan Temperatur
Perubahan temperatur sumber cahaya infra merah, gas sampel,
filter – filter infra merah atau detektor infra merah secara langsung
mempengaruhi tegangan keluaran detektor infra merah. Karenanya
temperatur keempat komponen tersebut harus dijaga konstan atau
perubahan temperaturnya harus selalu dimonitor, terutama setelah
dilakukan kompensasi. Untuk memonitor perubahan temperatur
digunakan thermistor yang menempel pada tabung sampel.
Kompensasi terhadap perubahan temperatur gas sampel dilakukan
dengan memasukkan konstanta – konstanta yang direkam pada
saat proses manufaktur dalam NVRAM.

2. Perubahan Tekanan Gas Sampel


Dengan anggapan temperatur dan volume gas sampel konstan,
maka perubahan tekanan gas sampel mengakibatkan perubahan
jumlah molekul gas sampel dalam tabung sampel. Kompensasi
terhadap perubahan tekanan gas sampel dilakukan dengan
memasukkan konstanta – konstanta yang direkan pada saat proses
manufaktur dalam NVRAM.

3. Gas – gas Penyerap Infra Merah


CET 2000 mengukur tiga gas, CO, CO 2 dan HC. Dalam sample
juga tercampur uap air, yang merupakan penyerap infra merah
juga. Setiap gas mempunyai karakteristik penyerapan infra merah
yang berbeda, sehingga diperlukan tiga buah filter bandpass infra
merah.

4. Non Linieritas
Terdapat ketidaklinieran tegangan keluaran detektor infra merah
yang menurun terhadap kenaikan konsentrasi gas, walaupun kecil.
Untuk mengatasi ini, NVRAM memori menyimpan kurva respons
yang secara otomatis digunakan untuk mengkompensasi
ketidaklinieran ini.
Kalibrasi Zero Baseline dan Span
Tegangan keluaran detektor infra merah tidak berarti apa – apa
sebelum ditetapkan berapa tegangan yang mewakili 0,0% konsentrasi
dan berapa tegangan yang mewakili skala penuh (contoh : 10,0% CO)
konsentrasi gas.
Ketika cahaya infra merah terhalang total, tetap terdapat nilai tegangan
keluaran detektor infra merah. Ini disebut background radiation signal.
Nilai tegangan ini dijadikan acuan sebagai tegangan keluaran minimum
dari detektor infra merah. Background radiation signal diukur setiap kali
pengukuran.
Ketika konsentrasi gas 0,0%, tegangan keluaran detektor infra merah
adalah tegangan yang sebanding dengan transmisi infra merah
maksimum. Nilai tegangan ini disimpan dalam memori RAM tiap kali
dilakukan Zero Calibration. Nilai tegangan ini dijadikan acuan sebagai
tegangan keluaran maksimum dari detector infra merah. Zero
Calibration dilakukan setiap kali akan memulai pengukuran. Pada alat
uji, Zero Calibration ini biasa disebut sebagai Zero Setting atau Zero
Alignment.
Nilai tegangan keluaran detector infra merah yang sebanding dengan
konsentrasi gas harus berada diantara kedua keadaan di atas. Sbagai
acuan dilakukan apa yang disebut Span Calibration (biasa disebut
sebagai kalibrasi), dengan memasukkan gas – gas yang diukur dengan
konsentrasi tertentu (gas standar), yang menjadi acuan pengukuran
konsentrasi gas.

Span Calibration (kalibrasi) pada alat ini dapat dibedakan menjadi 2


(dua) jenis kalibrasi. Yang pertama adalah kalibrasi dengan udara
lingkungan, CET 2000 menyatakan sebagai HC & CO regulation, yang
dilakukan setiap kali setelah Zero Calibration dilakukan. Sedangkan
yang kedua adalah kalibrasi yang menggunakan gas standar. Kalibrasi
dengan gas standar dilakukan untuk menjaga akurasi alat, setidaknya
6 bulan sekali atau ketika kalibrasi dengan udara lingkungan gagal
atau setelah perbaikan.
Gambar CET 2000 Gas Analyzer
Gas standar yang digunakan untuk kalibrasi harus memenuhi range :
CO2 : 5,0 s/d 15,0 %
CO : 0,9 s/d 8,5 %
HC, propane : 278 s/d 3380 ppm
HC, hexane : 140 s/d 1700 ppm
O2 : 20,0 s/d 25,0 %

b. Cara Kerja Alat uji


1) Switch ON alat uji
2) Pemanasan (warming up). Biasanya alat uji akan melaksanakan
periode pemanasan secara otomatis. Di dalam periode pemanasan
ini, alat uji memanaskan sumber cahaya infra merah (berupa
keramik) dan memanaskan tabung sel. Setelah pita frekuensi dan
temperatur tabung sesuai dengan spesifikasi, pemanasan berhenti.
Lamanya periode pemanasan ini bervariasi bergantung pabrik
pembuat alat uji, berkisar antara 5 – 15 menit
3) O2 reg. & HC test. Pada HC test ini, alat uji mengalirkan udara
bersih dari lingkungan ke dalam sistem pengukuran (selang,
pneumatik sistem dan tabung sel) untuk membersihkan tabung sel
dari sisa – sisa gas yang mengendap. Aliran udara berkisar antara
1,5 – 10 liter / menit. Untuk alat uji yang mengukur O 2, pada item
ini, alat uji mengukur tegangan dari O 2 sensor. Apabila endapan HC
lebih dari yang ditetapkan (biasanya 20 ppm) dan atau tegangan O 2
sensor kurang dari yang ditetapka (biasanya 20%), maka lat uji
akan memberikan pesan kesalahan dan tidak bisa digunakan untuk
pengukuran. O2 reg dan HC test dilaksanakan secara otomatis
setipa kali alat uji dihidupkan. Pelaksanaan O 2 reg dan HC test
selanjutnya bergantung pada manufaktur alat uji. Makin sering
dilakukan, makin bagus akurasi alat uji. Alat uji yang bagus
biasanya menjalankan O2 reg dan HC test setiap kali sebelum
pengukuran dan setelah selesai pengukuran
4) Zero Calibration.
Biasanya alat uji akan melaksanakan Zero Calibration secara
otomatis
5) Alat uji siap digunakan untuk pengukuran
6) Pengukuran dilakukan dengan memasukkan probe ke knalpot
kendaraan dan putaran mesin dalam keadaan idle
7) Angka – angka pada display akan berubah, menunjukkan
konsentrasi gas yang sedang diukur
8) Untuk alat uji yang menyediakan fasilitas khusus pengujian
resmi (official measurement), setelah 1 menit pengukuran secara
otomatis akan menghentikan pengukuran dan mencetak hasil uji.
Untuk alat yang tidak menyediakan fasilitas tersebut, pengukuran
dan pencetakan hasil uji dapat dilakukan sewktu – waktu.
9) Setelah pengukuran selesai, lepas probe uji dari knalpot
kendaraan
10) Setelah pengukuran, alat uji akan kembali ke point (3) untuk
membersihkan partikulat gas yang tertinggal dalam sistem aliran
gas

c. Perawatan dan Pemeliharaan Alat uji


1) Pemeliharaan harian :
- Pemeriksaan kebersihan filter emisi dan asap
- Pemeriksaan pita printer dan kertas printer
- Apabila pada display alat uji muncul pesan “NO FLOW”
dan sebelum dilaksanakan pengujian hasil pengukuran HC
selalu di atas 20 ppm, maka filter emisi harus diganti
2) Pemeliharaan mingguan :
- Periksa kebersihan selang asap, periksa dan bersihkan
dengan meniupkan udara ke dalam selang
- Bersihkan sensor – sensor yang ada pada alat uji dengan
kain yang halus
- Pasang kembali selang dan sensor yang dibersihkan dan
lakukan pengetesan
3) Pemeliharaan bulanan :
- Lakukan seperti pada perawatan harian dan mingguan
- Jalankan program service rutin karena program ini sangat
penting
4) Pemeliharaan semesteran :
- Lakukan kerja perawatan bulanan
- Setelah filter dan sensor O2, lakukan kalibrasi gas emisi
- Jalankan program auto kalibrasi
- Lakukan operasional dan tes sesungguhnya

2. Alat uji Gas Buang Mesin Diesel (Smoke Meter)


 Smoke Meter Type 1 (Metoda Pompa Hisap)
a. Prinsip Kerja Alat uji
Prinsip kerja alat ini mengukur intensitas cahaya ditransmisikan atau
intensitas cahaya direfleksikan oleh kertas yang telah mengandung
partikulat asap.
Pengambilan sample partikulat asap adalah dengan menghisap asap
dengan melewati kertas filter. Kemudian kertas filter yang telah
tercemar partikulat asap diletakkan sedemikian rupa seperti gambar –
gambar di bawah ini
Metode cahaya dipantulkan

Metode cahaya ditransmisikan

Cahaya yang dipantulkan atau ditransmisikan oleh filter kertas diterima


oleh photocell.
Photocell dalam hal ini berlaku sebagai transducer yang merubah
besaran cahaya manjadi basaran arus listrik atau tegangan. Besaran
arus listrik atau tegangan ini dikonversikan menjadi skala pembacaan
baik berupa skala dengan pointer / jarum penunjuk maupun dengan
angka atau persentasi.
Smoke meter type hisap ini memerlukan sumber cahaya yang konstan
dan kertas kalibrasi sebagai dasar kalibrasi.
Pada type lama, kalibrasi harus dilakukan sebelum setiap pengukuran
untuk menjaga akurasi karena sember cahaya dianggap tidak konstan.
Sekecil apapun perubahan intensitas dari sumber cahaya akan
mempengaruhi pengukuran. Dengan adanya kalibrasi sebelum
pengukuran diahrapkan tidak ada perubahan intensitas yang berarti
dalam rentang waktu kalibrasi sampai dengan selesai pengukuran.
Pada type lebih baru, alat uji secara otomatis mempertahankan
intensitas sumber cahayanya, sehingga tidak perlu kalibrasi berulang –
ulang.
Pembersihan system aliran gas buang juga dilakukan setiap setelah
pengukuran untuk membuang sisa –sisa partikulat yang tertinggal.

b. Cara Kerja Alat uji


1) Switch ON alat uji
2) Buka kran angina, sehingga angina mengalir ke dalam alat uji.
Angin ini akan digunakan untuk membersihkan system aliran gas
buang
3) Alat uji siap untuk melakukan pengukuran
4) Tekan pompa penghisap
5) Masukkan probe uji ke knalpot kendaraan
6) Tekan pedal gas kendaraan, tekan pedal pengukuran unruk
menghisap gas
7) Lepas probe uji dari knalpot kendaraan
8) Kalibrasi alat uji
9) Letakkan kertas filter yang telah tercemar partikulat di tempat
pengukuran
10) Alat uji akan menunjukkan hasil pengukuran
11) Buka kran angin untuk membersihkan sistem aliran gas alat uji
12) Alat uji siap digunakan untuk pengukuran selanjutnya

 Smoke Meter Type 2 (Metoda Transmisi Cahaya)


a. Prinsip Kerja Alat uji
Alat uji gas buang mesin diesel type ini mengukur konsentrasi
partikulat (asap) mesin diesel dengan menentukan transmisi cahaya
yang melalui tabung sample yang berisikan partikulat asap.
Beberapa alat uji menggunakan cahaya hijau pada panjang gelombang
565 nm melalui tabung sample sepanjang 430 mm dengan diameter 27
mm.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam pengukuran ini
adalah :
1. Volume tabung sampel (wadah gas ukur) harus tetap
2. Tekanan tabung sampel harus tetap, sehingga geometri tabung
sampel dibuat sedemikian rupa sehingga perbedaan tekanan udara
dapat diabaikan, sehingga tidak perlu kompensasi tekanan pada
keluarannya. Pertikulat asap mengalir dalam tabung sampel kerana
tekanan daro pipa pembuangan kendaraan pada inlet dan tekanan
negatif dari exhaust fan dan di bagian bawah tabung sampel. Aliran
udara ini juga berfungsi untuk mencegah penumpukan kotoran
pada jendela optik pada mana cahaya hijau ditransmisikan
3. Temperatur dalam tabung sampel harus tetap, sehingga tabung
sampel dipanaskan sampai dengan temperatur tertentu. Temteratur
tabung sampel diset sedemikian rupa sehingga perubahan
temperatur dapat diabaikan. Pada tabung sampel ditempatkan
elemen pemanas untuk memanaskan tabung sampel dan sensor
temperatur untuk mengatur agar temperaturnya tetap
Gambar Opacity Meter CET 2000

Cahaya hijau dihasilkan dari LED yang dimodulasi pada 921,66 Hz,
yang terletak pada ujung tabung sampel. Cahaya ini dideteksi pada
ujung tabung sampel yang lain dan dimodulasi menjadi sinyal analog
yang proporsional terhadap transmisi cahaya.
Kalibrasi dilakukan dengan menghalangi cahaya hijau dengan density
filter yang diketahui nilai opacittnya.
Keunggulan alat uji gas type ini tidak perlu dikalibrasi setiap sebelum
pengukuran, kerena alat uji secara otomatis melaksanakan Zero
Alignment setelah pengukuran. Zero Alignment berfungsi untuk
menghitung nilao nol konsentrasi partikulat pada saat tidak melakukan
pengukuran.

b. Cara Kerja Alat uji


1) Switch ON alat uji
2) Alat uji akan melaksanakan periode pemanasan (warming up)
untuk memanaskan tabung sampel. Lamanya pemanasan ini
bergantung kepada manufaktur alat uji, berkisar dari 5 menit – 15
menit
3) Setelah periode pemanasan, alat uji siap untuk melaksanakan
pengukuran
4) Masukkan probe uji k knalpot kendaraan. Mesin kendaraan
harus dalam keadaan panas
5) Ikuti petunjuk penekanan gas dari alat uji, karena alat uji
mengukur pada idle dan out off speed
6) Tekanan gas pertama adalah untuk membuang kotoran yang
terdapat dalam knalpot
7) Tekanan gas selanjutnya untuk pengukuran. Jumlah tekanan
gas bergantung pada manifaktur, biasanya minimal 3 kali
8) Angka – angka pada display akan berubah, menunjukkan
konsentrasi gas yang sedang diukur
9) Untuk alat uji yang menyediakan fasilitas khusus pengujian
resmi (official measurement) setelah tekanan pedal gas mencukupi,
secara otomatis akan menghentikan pengukuran dan mencetak
hasil uji
10) Setelah pengukuran selesai, lepas probe uji dari knalpot
kendaraan
11) Alat uji siap untuk pengukuran selanjutnya

c. Perawatan dan Pemeliharaan Alat uji


1) Pemeliharaan harian :
- Pemeriksaan kebersihan selang dan tabung sample asap
(type 1 & 2)
- Pemeriksaan kebersihan permukaan photocell (type 1)
- Pemeriksaan kertas hasil pengukuran (type 1 & 2)
- Pemeriksaan kipas penghisap asap (type 2)
- Pemeriksaan kebersihn optik penerima dan pengirim
cahaya (type 1 & 2)
2) Pemeliharaan mingguan :
- Periksa kebersihan selang asap, periksa dan bersihkan
dengan meniupkan udara ke dalam selang
- Bersihkan sensor – sensor yang ada pada alat uji dengan
kain yang halus
- Pasang kembali selang dan sensor yang dibersihkan dan
lakukan pengetesan
3) Pemeliharaan bulanan :
- Lakukan seperti pada perawatan harian dan mingguan
- Jalankan program service rutin karena prgogram ini
sangat penting
4) Pemeliharaan semesteran :
- Lakukan kerja perawatan bulanan
- Jalankan program auto Zero Point
- Lakukan operasional dan tes sesungguhnya

3. Alat uji Kebisingan


a. Prinsip Kerja Alat uji
Alat uji kebisingan mengukur level suara dengan menggunakan
transducer electert microphone, yang linier terhadap frekuensi.
Fasilitas alat uji dapat berupa pengukuran yang cepat dan lambat (fast
dan slow response), rentang pengukuran yang bervariasi dan lain –
lain, tergantung manufaktur.
Typr paling sederhana dari alat uji kebisingan adalah alat uji yang
menggunakan transducer microphone electret, amplifier sederhana
dan penunjuk berupa pointer jarum. Alat ini bekerja sebagaimana
penunjuk sinyal pada pesawat amplifier yang ada di rumah.
Type yang paling banyak beredar saat ini telah menggunakan
pengolahan sinyal secara elektronik digital dengan tampilan LCD dan
dapat diintegrasikan dengan computer.
Biasanya kalibrasi dapat dilakukan secara manual dengan memberikan
sumber suara yang telah diketahui frekuensi dan intensitas suaranya
atau secara otomatis aleh alat itu sendiri (self calibrated). Kalibrasi
silakukan secara otomatis dengan menggunakan generator gelombang
sinusoidal yang terdapat didalamnya untuk mengkalibrasi pada level
94 dB dan frekuansi 1 kHz.

Gambar Noise Tester Sederhana


b. Cara Kerja Alat uji
1) Switch ON alat uji
2) Untuk alat uji type lama, alat uji sudak siap digunakan. Untuk
alat uji type elektronik digital, biasanya langsung menjalankan
kalibrasi otomatis. Setelah kalibrasi otomatis, alat uji siap digunakan
untuk pengukuran
3) Arahkan microphone ke sumber suara yang akan diukur. Pada
display akan tertera nilai hasil ukur

c. Perawatan dan Pemeliharaan Alat uji


1) Pemeliharaan harian :
- Pemeriksaan kabel - kabel
- Pemeriksaan Kebersihan permukaan mikrophone
2) Pemeliharaan bulanan :
- Lakukan seperti pada perawatan harian dan mingguan
- Jalankan program service rutin karena program ini sangat
penting

4. Alat uji Rem dengan Metode Motor Sinkro


a. Prinsip Kerja Alat uji
Transducer atau sensor gaya rem yang digunakan pada tyoe ini adalah
motor sinkro. Terdapat empat komponen utama, yaitu roller,
mekanisme lengan penerus gaya, motor sinkron (synchronous motor)
dan indikator / display.
Motor penggerak roller dihubungakan sedemikian rupa dengan
mekanisme lengan penerus gaya, sehingga ketika roller diputar dan
mendapat perlawanan dari rem kendaraan, mekanisme lengan
penerus gaya akan meneruskan gaya rem dan memutar motor sinkron.
Putaran motor sinkron menghasilkan perubahan tegangan yang
sedemikian rupa sehingga sebanding dengan gaya rem. Perubahan
tegangan ini ditampilkan oleh display / indikator.
Perubahan tegangan maksimum sebanding denagn gaya rem
maksimum yang dihasilkan oleh kendaraan.

b. Cara Kerja Alat uji


1) Switch ON alat uji, alat uji siap digunakan
2) Tempatkan roda kendaraan diantara roller uji
3) Putar rolle
4) Setelah putaran roller stabil, tekan pedal rem, display akan
menunjukkan gaya rem
5) Setelah dispaly menunjukkan gaya rem maksimum, maka
hentikan putaran roller
6) Keluarkan kendaraan dari alat roller uji

5. Alat uji Rem dengan Metode Strain Gauge


a. Prinsip Kerja Alat uji
b. Cara Kerja Alat uji
c. Perawatan dan Pemeliharaan Alat uji
1) Pemeliharaan harian :
- Periksa tekanan udara pada pengukur dan pastikan
antara 4 – 8 bar
- Gerakkan alat uji kincup roda ke kiri dan ke kanan dan
perhatikan pada display harus memberikan respon pengukuran
- Periksa kelancaran roller pada alat uji rem dan boggie
roller
- Periksa kelancaran ramp dan plat pada alat uji shock
absorber
2) Pemeliharaan mingguan :
- Periksa sambungan saluran pneumatic
- Periksa tegangan rantai roda roller, beri pelumas jika
diperlukan
- Lakukan program service rutin
3) Pemeliharaan bulanan :
- Periksa pelumasan pada alat uji kincup roda, shock
absorber
- Periksa sambungan – sambungan kabel
- Jalankan program service rutin pada alat uji rem
4) Pemeliharaan semesteran :
- Lakukan kerja perawatan bulanan
- Bersihkan lubang – lubang alat uji kincup roda, rem,
shock absorber
- Lakukanlah pelumasan ulang untuk bagian – bagian yang
harus diberi pelumas
- Set ulang seluruh mekanik alat uji
- Cek elektronis dan jalankan alat uji dalam mode service
rutin dan tes sesungguhnya
6. Alat ukur Berat Sumbu
Terdapat dua type alat ukur berat sumbu, bergantung pada metode
pengukurannya, yaitu metode lengan pegas dan metode strain gauge. Kita
tidak akan membahas metode lengan pegas karena hampir tidak ada lagi
yang menggunakannya.
Pada pasal ini akan dibahas metode strain gauge.

a. Prinsip Kerja Alat uji


Pertama – tama, dalam konteks alat uji, sebenarnya yang diukur
adalah massa denga satuan kg, bukan berat, kerena berat adalah
besaran gaya dengan satuan newton.
Namun istilah berat sebagai massa telah demikian melekat, maka
selanjutnya kita anggap bahwa berat bersatuan kg.
Sensor berat sumbu diletakkan di keempat sudut alat uji, sedemikian,
sehingga alat uji menggantung pada keempat sensor berat sumbu dan
berat alat uji adalah berat initial pengukuran (berat = 0 kg). Ketika
kendaraan memasuki alat uji, keempat strain gauge meregang karena
beban sumbu kendaraan, sehingga terjadi perubahan arus initialnya.
Perubahan arus ini diolah oleh pengolah sinyal dan ditampilkan pada
display sebagai berat kendaraan. Untuk linieritas, kalibrasi paling
mudah dilakukan pada nilai terendah dan nilai tertinggi dari skala
pengukuran. Sebagai contoh : apabila transducer ini digunakan untuk
skala pengukuran 15 ton. Maka kalibrasi cukup silakukan pada beban
0 kg dan 15.000 kg.
Agar akurasi alat tinggi, biasanya manufaktur menggunakan sekurang
– kurangnya 4 (empat) buah strain gauge, yang ditempatkan
sedemikian rupa.
Kalibrasi dilakukan dengan memberikan beban yang diketahui
beratnya, kemudian dilakukan adjustment / setting.

Gambar Alat ukur Berat Sumbu

b. Cara Kerja Alat uji


1) Switch ON alat uji
2) Untuk alat ukur yang mempunyai fasilitas kalibrasi sendiri (self
calibrated), alat uji akan melaksanakan self calibration dan self
check
3) Alat ukur siap untuk digunakan
4) Tempatkan sumbu kendaraan di atas alat uji, display akan
menunjukkan berat sumbu tersebut
5) Keluarkan sumbu kendaraan dari alat ukur
6) Alat ukur siap digunakan untuk pengukuran selanjutnya

Catatan sehubungan dengan penggunaan data hasil pengujian rem


dan berat sumbu :
1. Untuk mengetahui efisiensi rem atau perlambatan sebuah
kendaraan diperlukan data gaya rem dan berat kendaraan tersebut.
2. Dari kedua data tersebut dapat dihitung perlambatan dengan
rumus :
F = m.a
A = F/m
F = gaya rem (Newton)
m = massa (kg)
a = perlambatan (m/s2)
3. Dari kedua data tersebut dapat dihitung efisiensi rem (dalam %)
dengan rumus :
Jumlah gaya rem (S1 + S2)
Efisiensi rem = X 100 %
JBB

4. Karenanya beberapa manufaktur memproduksi alat uji


kombinasi, yang menggabungkan alat uji rem dan alat ukur berat
sumbu. Alat uji kombinasi ini menghasilkan perlambatan atau efisiensi
rem secara langsung, sehingga operator tidak perlu menghitung
secara manual dan menggabungkan data dari alat uji rem dan berat
sumbu.

7. Alat uji Speedometer Metode Tachometer


a. Prinsip Kerja Alat uji
Alat uji speedometer mengukur kecepatan putaran roda dan
mengkonversinya ke dalam satuan km/jam.
Alat uji type ini menggunakan tachometer sebagai transducer / sensor
kecepatannya. Ketika roller berputar, tachometer mengukur kecepatan
putarannya yang kemudian oleh pengolah sinyal dikonversikan ke
dalam satuan km/jam.

b. Cara Kerja Alat uji


1) Switch ON alat uji
2) Untuk alat ukur yang mempunyai fasilitas kalibrasi sendiri (self
calibrated), alat uji akan melaksanakan self calibration dan self
check
3) Alat ukur siap untuk digunakan
4) Tempatkan roda penggerak diantara roller uji
5) Masukkan persenelleng 3 dan percepat secara perlahan –
lahan, display akan menunjukkan kecepatan kendaraan.
Seimbangkan kemudi kendaraan untuk menjaga stabilitas
kendaraan
6) Pada saat speedometer kendaraan menunjukkan angka 40
km/jam atau 80 km/jam lihat angka yang ditunjukkan pada display
alat uji. Pada alat yang terdapat fasilitas print out, tekan tombol print
untuk mencetak hasil pengukuran alat
7) Perlambat kendaraan sampai kendaraan berhenti
8) Keluarkan kendaraan dari alat uji
9) Alat ukur siap digunakan untuk pengujian selanjutnya

8. Alat uji Speedometer Metode Proximity Intiator atau Optoswitch


atau Photodiode
a. Prinsip Kerja Alat uji
Alat uji speedometer mengukur kecepatan putaran roda dan
mengkonversinya ke dalam satuan km/jam.
Alat uji tyoe ini menggunakan proximity intiator atao optoswitch atau
photodiode. Ketika roller berputar, proximity intiato atau optoswitch
atau photodiode menghasilkan pulsa. Jumlah pulsa terhitung pada
rentang waktu tertentu kemudian dikonversikan oleh pengolah sinyal
ke dalam satuan km/jam.
Terdapat 6 (enam) gigi penghasil pulsa untuk 1 (satu) putaran.
Diameter roller adalah 21 cm. Dengan menghitung banyaknya pulsa /
detik, dapat ditentukan kecepatan putaran roda. Sebagai contoh : 1
detik = 101 pulsa, maka kecepatan = 40 km/jam. Apabila dianggap
pewaktu 1 detik bekerja dengan baik, maka kesalahan pengukuran
pada 40 km/jam adalah 0,04 km/jam.

b. Cara Kerja Alat uji


1) Switch ON alat uji
2) Untuk alat ukur yang mempunyai fasilitas kalibrasi sendiri (self
calibrated), alat uji akan melaksanakan self calibration dan self
check
3) Alat ukur siap untuk digunakan
4) Tempatkan roda penggerak diantara roller uji
5) Masukkan persenelleng 3 dan percepat secara perlahan –
lahan, display akan menunjukkan kecepatan kendaraan.
Seimbangkan kemudi kendaraan untuk menjaga stabilitas
kendaraan
6) Pada saat speedometer kendaraan menunjukkan angka 40
km/jam atau 80 km/jam lihat angka yang ditunjukkan pada display
alat uji. Pada alat yang terdapat fasilitas print out, tekan tombol print
untuk mencetak hasil pengukuran alat
7) Perlambat kendaraan sampai kendaraan berhenti
8) Keluarkan kendaraan dari alat uji
9) Alat ukur siap digunakan untuk pengujian selanjutnya

c. Perawatan dan Pemeliharaan Alat uji


1) Pemeliharaan harian :
- Periksa tekanan udara pada pengukur dan atur pada
tekanan 7 bar
- Periksa tingkat minyak pneumatik dan udara pada tabung
pengukur tekanan
2) Pemeliharaan mingguan :
- Periksa sambungan saluran udara dan level minyak
pneumatic, tambahkan bila perlu
- Periksa kadar air pengukur tekanan, buang jika terlalu
banyak
- Periksa keadaan kopel pada alat uji
3) Pemeliharaan bulanan :
- Periksa pelumasan dapa bantalan – bantalan roller di alat
uji speedometer dan boggie roller, tambahkan jika diperlukan
- Jalankan progam service rutin
4) Pemeliharaan semesteran :
- Lakukan kerja perawatan bulanan
- Bersihkan lubang pit dan seluruh peralatan uji
- Cek elektronis dan jalankan tes sesungguhnya

9. Alat uji Lampu


a. Prinsip Kerja Alat uji
Transducer yang digunakan oleh alat ini adalah photocell, yang
mengubah besaran intensitas cahaya menjadi tegangan. Tegangan
keluaran dari photocell diolah sedemikian rupa kemudian ditampilkan
pada meter analog.
Kalibrasi dilakukan dengan memberi cahaya dengan intensitas yang
diketahui.

b. Cara Kerja Alat uji


1) Switch ON alat uji;
2) Alat ukur siap untuk digunakan;
3) Tempatkan kendaraan, lampu kendaraan pada jarak sesuai
dengan spesifikasi alat yang digunakan;
4) Nyalakan lampu kendaraan kemudian arahkan pada alat uji
lampu.

c. Perawatan dan Pemeliharaan Alat uji


1) Pemeliharaan harian :
- Periksa rel dan bersihkan
- Tekan tombol start untuk pergeseran ke kiri dan ke
kanan, dan tombol ketinggian untuk pergeseran ke atas dan ke
bawah.
2) Pemeliharaan mingguan :
- Periksa lensa dan bersihkan
- Periksa sensor posisi dan bersihkan
3) Pemeliharaan bulanan :
- Bersihkan lensa luar dan dalam
- Periksa roda – roda dan pelumasnya, tambahkan bila
diperlukan
- Periksa sensor – sensor
- Periksa kabel – kabel konektor, X monitor dan sabuk
- Periksa inklinsi
- Jalankan alat uji dalam mode service rutin
4) Pemeliharaan semesteran :
- Lakukan kerja perawatan bulanan
- Set sudut dan ketinggian serta posisi pengukuran alat uji
- Cek elektronis
- Jalankan tes sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai