Anda di halaman 1dari 62

SATUAN LALU LINTAS

POLRES KLATEN

SAFETY DRIVING
MENUJU INDONESIA TERTIB
BERSATU 2020
KESELAMATAN NOMOR 1
SADARKAH KITA
Bahwa Kecelakaan itu Berawal
Dari PELANGGARAN /
Kurangnya ETIKA BERLALULINTAS
5 SELAYANG PANDANG BUDAYA KITA
NYAWA KURANG DI HARGAI

SAYANGI
NYAWA KITA
Apa yang
menyebabkan
KECELAKAAN
ini bisa terjadi ?
PENYEBAB KECELAKAAN
& *
#% slow
@ ry
Ve

EMOSI

TDK SABAR

TERLALU PERCAYA DIRI


TEHNIK DASAR MENGEMUDI

TEHNIK DASAR
MENGEMUDI
PERSIAPAN DALAM PERJALANAN
 Tujuan perjalanan
 Rencana perjalanan
 Kondisi perjalanan pada umumnya
(cuaca,kondisi jalan,kondisi kendaraan)
 Lain Lain ( peta, makanan, minuman,
dokumen lain )
KONDISI KENDARAAN
SEBELUM MEMASUKI KENDARAAN
 Pengecekan body luar
(Sekeliling kendaraan)
 Wheels (Roda dan ban)
 Ruang mesin
 Ruang kabin
Cara mudah untuk mengingat pemeriksaan
kendaraan, gunakan istilah P O W E R.

P Petrol
OOil
W Water (pembersih kaca, pendingin)
E Electrics (lampu)
R Rubber (ban dan wiper)
Prosedur pemeriksaan di dalam
kendaraan:
 Tutup pintu dan kunci secara benar
 Masukkan kunci kontak
 Sesuaikan posisi duduk
 Sesuaikan ketinggian sandaran kepala
 Sesuaikan semua kaca spion
 Sesuaikan ketinggian dan jarak setir kemudi
 cek rem tangan dan transmisi netral
Prosedur pemeriksaan didalam kendaraan….lanjutan

 Letakkan barang yang mudah bergerak pada


tempat yang aman
 Ketahui dan pelajari semua sistem kontrol
 Atur ketinggian sabuk pengaman (bila ada)
 Kenakan sabuk pengaman bagi pengemudi dan
penumpang
 Yakinkan perlengkapan & peralatan standar
kendaraan sudah tersedia
Tehnik Dasar Mengemudi

PENGETAHUAN
BERKENDARA
Posisi Duduk
Cara Olah Kemudi
POSISI DUDUK
Posisi duduk yang benar akan
memberikan 3 K:
1. Kenyamanan
2. Komunikasi
3. Kontrol
Untuk mengetahui jarak yang cukup antara
kemudi & tempat duduk adalah dengan
menjulurkan tangan, menempatkan pergelangan
tangan Dan
dititik terjauh
bila posisikemudi.
tangan diturunkan ke
posisi yang benar maka siku akan
membentuk sudut +/- 126˚.
POSISI TANGAN 9 & 3 :
• Aman dari Airbag – mengembang diantara
dua tangan
• Dapat menyalakan sein & wiper dengan jari
bukan
tangan
• Tangan menjadi tidak
cepat lelah atau pegal
• Dapat mengarahkan
kendaraan dengan le-
bih baik
 9 – 3 Hand Position
 Pull and Push Method
 Hand Over Hand Method
Seatbelt harus
benar-benar
digunakan, di
tulang pinggul
dan tulang
bahu.
Karena ini
adalah tulang
yang kokoh.
Booster Seat
JARAK AMAN ANTAR
KENDARAAN

Jangan mengikuti terlalu dekat di


belakang kendaraan besar!
PANDANGAN Anda akan terhambat
Blindspot adalah titik buta,  dimana
pengendara tidak dapat melihat dengan baik
sebuah area tersebut, Pandangan yang
terhalang karena keterbatasan kaca spion,
BLIND SPOT struktur kendaraan, maupun kondisi jalan.
JARAK AMAN ANTAR
KENDARAAN

Jaga jarak lebih panjang!


PANDANGAN Anda akan LUAS!
MENDAHULUI-OVERTAKING
MENDAHULUI-OVERTAKING
Langkah 1
jaga jarak aman dan ke
depan periksa/lihat
MENDAHULUI-OVERTAKING

Langkah 2
cek spion
MENDAHULUI-OVERTAKING

Langkah 3
Sign ke kanan
MENDAHULUI-OVERTAKING
Langkah 4
cek yang tdk terlihat
MENDAHULUI-OVERTAKING
Langkah 5
tambah kecepatan dan
belok ke kanan
MENDAHULUI-OVERTAKING

Langkah 6
Pastikan jarak aman
antar kendaraan
MENDAHULUI-OVERTAKING

Langkah 7
Tekan klakson

Horn
MENDAHULUI-OVERTAKING

Langkah 8
cek spion
MENDAHULUI-OVERTAKING

Langkah 9
Sign ke kiri
MENDAHULUI-OVERTAKING

Langkah 10
bergerak ke kiri
MENDAHULUI-OVERTAKING

Langka 11
Matikan sign
MENDAHULUI-OVERTAKING

Langkah 12
kembali ke kecepatan normal
Prosedur Menikung

 Penggabungan antara kecepatan dan lintasan


 Slow In – Fast Out

Titik patokan

 Turn in- Point, Apex (titik terdalam tikungan), Exit Point


 Out – In – Out
                                                       

                 
“DILARANG” SAAT MENIKUNG
 Deselerasi:
 Mengerem keras pada “APEX” area
 Perlambatan secara kasar
 Akselerasi:
 Percepatan secara kasar
 Menginjak Pedal kopling
 Memutar roda kemudi secara kasar
ATURAN DI PERSIMPANGAN

 TAHU (KNOW)
Rencanakan rute anda
 LAMBAT (SLOW)
Mengurangi kecepatan
 MENUNJUKKAN (SHOW)
Signal & Posisi
 PERGI (GO)
Lanjutkan dengan hati-hati
Hydroplaning/Aquaplaning 
kondisi dimana ban kendaraan tidak dapat
membelah air yang tergenang di jalan, sehingga
ban tidak menyentuh bagian jalan tetapi ban
justru berjalan di atas permukaan air. Jika
mengalami hal seperti ini, kendaraan akan sulit
dikendarai
TIPS SAAT MENGALAMI
AQUAPLANING
Saat mobil mengalami Aquaplaning, Anda akan kehilangan kontrol atas
kendaraan akibat lemahnya traksi. Tidak hanya itu, pengereman mobil
juga menjadi lebih sulit sehingga meningkatkan risiko terjadinya
kecelakaan.

Untuk mengurangi peluang terjadinya kecelakaan


saat aquaplaning terjadi, Anda perlu mengetahui hal-hal berikut ini:

•Tetap tenang dan konsentrasi.

•Jangan menginjak pedal gas ataupun rem. Lepaskan semua pedal


secara perlahan.

•Jangan memutar kemudi secara cepat. Ikuti arah pergerakan mobil


hingga mendapatkan kembali kontrol atas kendaraan.

•Ketika Anda merasa sudah mulai mendapatkan kontrol atas


kendaraan, tekan pedal rem secara perlahan untuk mengurangi
kecepatan mobil.
CARA MENCEGAH
TERJADINYA AQUAPLANING

•Periksa kondisi ban sebelum memulai perjalanan,


karena kondisi ban yang baik akan mengurangi
kemungkinan terjadinya aquaplaning.

•Kurangi kecepatan kendaraan Anda saat melewati


genangan air atau saat hujan.

•Batasi kecepatan kendaraan Anda, khususnya jika


bobot kendaraan tergolong ringan.
1. KENDARAAN PEMADAM KEBAKARAN YANG SEDANG MELAKSANAKAN
TUGAS 49
2. AMBULANS YANG MENGANGKUT ORANG SAKIT
3. KENDARAAN UNTUK MEMBERIKAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN
LALU LINTAS
4. KENDARAAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
5. KENDARAAN PIMPINAN DAN PEJABAT NEGARA ASING SERTA LEMBAGA
INTERNASIONAL YANG MENJADI TAMU NEGARA
6. IRING-IRINGAN PENGANTAR JENAZAH
7. KONVOI DAN/ATAU KENDARAAN UNTUK KEPENTINGAN TERTENTU
MENURUT PERTIMBANGAN PETUGAS POLRI.

PENGGUNA JALAN
YANG MEMPEROLEH HAK UTAMA
Pasal 59 Undang-Undang No.
22 Tahun 2009
(1) Untuk kepentingan tertentu, Kendaraan Bermotor dapat dilengkapi
dengan lampu isyarat dan/atau sirene.
(2) Lampu isyarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
warna: a. merah; b. biru; dan c. kuning.
(3) Lampu isyarat warna merah atau biru sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a dan huruf b serta sirene sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berfungsi sebagai tanda Kendaraan Bermotor yang memiliki
hak utama.
(4) Lampu isyarat warna kuning sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c berfungsi sebagai tanda peringatan kepada Pengguna Jalan lain.
(5) Penggunaan lampu isyarat dan
sirene sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) sebagai
berikut:
UNTUK KEPENTINGAN TERTENTU, KENDARAAN BERMOTOR
DAPAT DILENGKAPI DENGAN LAMPU ISYARAT DAN/ATAU
SIRINE
WARNA LAMPU PENGGUNA

BIRU DGN SIRENE POLRI

1. KENDARAAN TAHANAN
2. PENGAWALAN TNI
MERAH DGN SIRENE 3. PEMADAM KEBAKARAN
4. AMBULAN
5. PALANG MERAH
6. RESCUE
7. KENDARAAN JENAZAH

1. PATROLI JALAN TOL


2. PENGAWASAN SARANA DAN PRASARANA LALU LINTAS DAN
KUNING TANPA ANGKUTAN JALAN
SIRENE 3. PERAWATAN DAN PEMBERSIHAN FASILITAS UMUM
4. KENDARAAN DEREK
5. ANGKUTAN BARANG KHUSUS.
PASAL 59 AYAT 5
 lampuisyarat warna biru dan sirene
digunakan untuk Kendaraan
Bermotor petugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
 lampuisyarat warna merah dan sirene
digunakan untuk Kendaraan Bermotor
tahanan, pengawalan Tentara Nasional
Indonesia, pemadam kebakaran, ambulans,
palang merah, rescue, dan jenazah;
 lampu isyarat warna kuning tanpa sirene
digunakan untuk Kendaraan Bermotor patroli
jalan tol, pengawasan sarana dan Prasarana Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, perawatan dan
pembersihan fasilitas umum, menderek
Kendaraan, dan angkutan barang khusus.
APA YANG ANDA PIKIRKAN????

Jatuh di ASPAL
tidak seindah
Jatuh CINTA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai