JALAN DAN TATA CARA PEMUATAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KAMPAR DASAR HUKUM • UNDANG – UNDANG NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN • PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN • PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 60 TAHUN 2019 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN BARANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PENGELOMPOKAN JALAN • JALAN UMUM menurut fungsi terbagi atas jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan • JALAN KHUSUS jalan yang berada di dalam sebuah kawasan pelabuhan, jalan kehutanan, jalan perkebunan, jalan pengairan, jalan di kawasan industri jalan di kawasan pemukiman yang belum diserahkan ke[ada pemerintah KELAS JALAN (Pasal 19 UU 22 TAHUN 2009) • Jalan Kelas I yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter ukuran paling tinggi 4.200 milimeter dan muatan sumbu terberat 10 Ton • Jalan Kelas II yaitu jalan arteri, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter dan muatan sumbu terberat 8 Ton • Jalan Kelas III yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dam lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 milimeter dan muatan sumbu terberat 8 Ton • Jalan Kelas Khusus yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter ukuran paling tinggi 4.200 milimeter dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 Ton TATACARA PEMUATAN BARANG UMUM (PM 60 Tahun 2019) • Pasal 4 1. Angkutan barang umum merupakan angkutan barang pada umumnya yang tidak berbahaya dan tidak memerlukan sarana khusus 2. Barang umum : a. Muatan umum b. Muatan logam c. Muatan kayu d. Muatan yang dimasukan ke palet/dikemas e. Kendaraan dengan tutup gorden samping f. Kaca lembaran lanjutan • Pasal 5 • Pasal 6 Kriteria angkutan barang Persyaratan kendaraan umum angkutan barang : a. Menggunakan mobil a. Memenuhi persyaratan barang, kereta teknis dan laik jalan gandengan dan atau b. Dilengkapi dengan surat kereta tempelan muuat barang b. Dioperasikan di jalan c. Mencantumkan nama sesuai dengan kelas jelass perusahaan jalan yang dilalui d. Ditempelkan alat pemantul cahaya c. Tersedia pusat e. Menyediakan kotak distribusi logistik dan obat / atau tempat bongkar muat barang f. Memenuhi SPM angkutan barang Lanjutan • Pasal 7 • Pasal 8 Ketentuan pemuatan Ketentuan pelaksanaan bongar muat barang umum dalam barang umum : ruang muatan mobil a. Dilakukan pada tempat yang barang : tidak mengganggu keamanan, keselamatan, serta ketertiban a. Disusun dengan baik lalu lintas dan masyarakat sehingga beban disekitarnya terdistribusi secara b. Pemuatan barang umum dalam proporsional pada ruang kendaraan sumbu kendaraan pengangkutnya wajib ditutup dengan bahan yang tidak b. Tinggi dan lebar mudah rusak dan diikat dengan muatan barang tidak kuat melebihi bak muatan c. Berat muatan tidak boleh mobil barang melebihi daya angkut d. Tingi muatan tidak melebii bak muatan tertutup PENGAWASAN MUATAN ANGKUTAN BARANG • Pasal 71 “pengemudi dan • Pasal 73 ayat 1 “ atau perusahaan angkutan Pengawasan dapat umum wajib mematuhi dilaksanakan di ketentuan mengenai a. Lokasi unit a. Tata cara pemuatan penimbangan b. Daya angkut kendaraan bermotor c. Dimensi kendaraan b. Tempat istirahat d. Kelas jalan c. Kawasan industri d. Pelabuhan e. Terminal f. Ruas jalan Lanjutan • Pasal 73 ayat 3 “ • Pasal 73 ayat 6 “ Pengawasan yang dinaksud pada ayat 1 dari hurf b dalam hal pengawasan sampai f dilakukan dalam hal muatan di ruas jalan, a. Terdapat indikasi peningkatan pelanggaran pengawasan dilakukan muatan angkutan barang oleh Penyidik Pegawan b. Kecenderungan kerusakan jalan yang Negeri Sipil di Biidang diakibatkan oleh Lalu Lintas dan kelebihan muatan angkutan barang Angkutan Jalan dan c. Belum ada alat petugas Kepolisian penimbangan dipasang Negara Republik secara tetap pada ruas jalan tertentu” Indonesia” KETENTUAN KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP KELAS JALAN (UU 22 TAHUN 2009 TENTANG ANGKUTAN JALAN
• Pasal 125 “ • Pasal 161
“Pengangkutan barang Pengemudi kendaraan umum harus angkutan barang wajib memenuhi persaratan menggunakan jaringan berikut : jalan sesuai dengan a. prasarana jalan yang kelas jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan ditentukan” b. Tersedia pusat distribusi dan atau tempat bongkar muat barang c. Menggunakan mobil barang LANJUTAN • Pasal 169 ayat 1 “ Pengemudi dan/ ayau Perusahaan Angkutan Umum Barang wajib mematuhi ketentuan mengenai tatacara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan dan kelas jalan” • Pasal 274 “ setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerusakan dan/ atau gangguan fungsi jalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1(satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 24.000.000,00 • Pasal 301 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor angkutan barang yang tidak menggunakan jaringan jalan sesuai dengan kelas jalan yang ditentukan sebagaimana pasal 125 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp. 250.000,00” • Pasal 307 “ setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor angkutan umum barang yang tidak memenuhi ketentuann mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan sebagaimana dimaksud dalam pasal 169 ayyat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000,00 KESIMPULAN DAN SARAN • KESIMPULAN 1. BAHWASANYA KENDARAAN ANGKUTAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM WAJIB MENGIKUTI ATURAN TENTANG TATA CARA PEMUATAN, DAYA ANGKUT, DIMENSI KENDARAAN DAN KELAS JALAN 2. PENGGUNAAN KENDARAAN ANGKUTAN BARANG YANG TIDAK SESUAI DENGAN KELAS JALAN BERPOTENSI MENYEBABKAN KERUSAKAN JALAN 3. KERUSAKAN JALAN YANG TERJADI DAPAT MENIMBULKAN POTENSI KECELAKAAN DI RUAS JALAN TERSEBUT MENINGKAT LANJUTAN • SARAN 1. BAIK PENGUSAHA DAN ATAU PENGEMUDI ANGKUTAN BARANG WAJIB MEMPERHATIKAN TENTANG TATACARA PEMUATAN, DAYA ANGKUT, DIMENSI KENDARAAN DAN KELAS JALAN 2. DALAM HAL PENGANGKUTAN KENDARAAN MELEBIHI KAPASITAS ANGKUT DAN ATAU TIDAK SESUAI DENGAN KELAS JALAN WAJIB DILAKSANAKAN PENGAWASAN BERSAMA AGAR POTENSI KERUSAKAN JALAN DAPAT DI MINIMALISIR SEHINGGA POTENSI KECELAKAAN DI RUAS JALAN TERSEBUT BERKURANG TERIMAKASIH