Anda di halaman 1dari 28

JURNAL SKRIPSI

STUDI POLA BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PASAR


SUDU KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

OLEH

JUSRAN JUMADI

213 190 023

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

2017
STUDI POLA BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PASAR SUDU
KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

JUSRAN JUMADI

Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Parepare


Jalan Jendral Ahmad Yani KM.6 Tlp. (0421)255757 Fax. 25524 Kota Parepare
Jusran30@gmail.com

ABSTRAK
JUSRAN JUMADI. Studi Pola Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Pasar Sudu
kecamatan alla Kabupaten Enrekang (Dibimbing oleh Jasman, dan Hamka.).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa model bangkitan tarikan
pada Pasar Sudu. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu (1) Pengujian yang dilakukan
terbatas pada pengujian survei langsung dilapangan; (2) Tidak meninjau atau membahas
aspek-aspek ekonomi yang ditimbulkan; dan (3) Data yang digunakan adalah data hasil
survei dan data yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan serta literatur-literatur yang
berhubungan dengan objek penelitian.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei. Metode pengumpulan
data meliputi data primer dan data sekunder. Tipe data yang digunakan yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Analisis data menggunakan Metode Analisis Regresi
(MAR) dengan pengolahan data dilakukan dengan bantuan software SPSS (Statistical
Package for the Social Sciences).
Hasil penelitian menunjunjukkan bahwa (1) Terdapat hubungan yang sangat erat
antara moda kendaraan, jarak tepuh, dan waktu tempuh dengan besarnya penghasilan
pengunjung dengan nilai sig 0,000 lebih kecil dari 0,005; dan (2) Variabel jarak tempuh
memiliki pengaruh paling besar terhadap besarnya penghasilan pengunjung pasar sudu
yakni sebesar 14%. Sedangkan mode transportasi hanya memiliki nilai hubungan
terhadap besarnya penghasilan pengunjung sebesar 1%. Dan waktu tempuh memiliki
hubungan dengan besarnya penghasilan pengunjung sebesar 8,3% saja.
Kata Kunci: Bangkitan dan Tarikan, Analisis Regresi

ABSTRACT
JUSRAN JUMADI. Study of the Rise and Pick Pattern of Market Movement Sudu sub
district of alla Enrekang Regency (Supervised Jasman, And Hamka).
The purpose of this research is to analyze the model of the rise of attraction at
Pasar Sudu. Limitations of the problem in this study are (1) Tests conducted are limited to
direct field survey testing; (2) Not reviewing or discussing economic aspects; and (3) The
data used are survey data and data obtained from the study of literature and the literature
related to the object of research.
The type of research conducted is survey research. Data collection methods
include primary data and secondary data. Data types used are quantitative data and
qualitative data. Data analysis using Regression Analysis Method (MAR) with data
processing done with the help of software SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences).
The results show that (1) There is a very close relationship between the vehicle
mode, the distance, and the travel time with the amount of visitor's income with a sig
value of 0.000 smaller than 0.005; and (2) the mileage variable has the greatest influence
to the income of the market visitor of the blade which is 14%. While the mode of
transportation only has a value relationship to the amount of visitor income of 1%. And
travel time has a relationship with the amount of visitor income of 8.3% only.
Keywords: Trip generation, Regression Analysis
1. PENDAHULUAN dicapai, serta sesuai dengan judul dan
1.1. Latar Belakang tujuan penulisan akhir ini, maka penulis
Pasar Sudu merupakan salah satu membatasi masalah antara lain:
pasar tradisional yang ada di Kabupaten a. Pengujian yang dilakukan terbatas
Enrekang. Pasar Sudu ini merupakan pada pengujian survei langsung
pasar yang dibangun dan dikelola oleh dilapangan.
Pemerintah Daerah. Dan seperti b. Tidak meninjau atau membahas
layaknya pasar pada umumnya, di dalam aspek-aspek ekonomi yang
pasar ini juga terjadi proses transaksi ditimbulkan.
jual beli dari berbagai kalangan c. Data yang digunakan adalah data
masyarakat yang datang ke pasar ini. hasil survei dan data yang
Selanjutnya, oleh karena banyaknya diperoleh dari hasil studi
pengunjung yang datang ke pasar ini kepustakaan serta literatur-literatur
dengan menggunakan berbagai macam yang berhubungan dengan objek
kendaran, maka menyebabkan tingginya penelitian.
kepadatan pengunjung pada pasar ini, 1.5. Manfaat Penelitian
dan hal ini kemudian menyebabkan Diharapkan penelitian ini dapat
jumlah pergerakan lalu lintas menjadi memberikan manfaat antara lain:
cukup besar, sehingga menjadi sangat a. Sebagai sarana bagi peneliti untuk
berpotensi untuk menimbulkan mempelajari pola bangkitan dan
kemacetan arus lalulintas, baik dalam tarikan pergerakan di Pasar Sudu
kompleks Pasar Sudu sendiri, maupun di Kec. Alla Kab. Enrekang.
luar Pasar Sudu. b. Mendapatkan hasil pola bangkitan
Berdasarkan hal tersebut di atas, dan tarikan pergerakan di Pasar
maka menjadi penting untuk dilakukan Sudu Kec. Alla Kab. Enrekang.
studi mengenai bangkitan dan tarikan c. Memberikan kontribusi kepada
pada Pasar Sudu ini. Bangkitan pemerintah mengenai pola
pergerakan adalah tahapan permodelan bangkitan dan tarikan di Pasar
yang memperkirakan jumlah pergerakan Sudu Kec. Alla Kab. Enrekang.
yang berasal dari suatu zona atau tata
guna lahan, atau jumlah pergerakan
yang tertarik ke suatu tata guna lahan
atau zona. Pergerakan lalu lintas
merupakan fungsi tata guna lahan yang
menghasilkan pergerakan lalu lintas.
Bangkitan lalu lintas itu mencakup lalu
lintas yang meninggalkan suatu lokasi
dan lalu lintas yang menuju atau tiba ke
suatu lokasi (Wahyuningsih, dkk, 2013).
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana Model bangkitan
tarikan pada Pasar Sudu?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai untuk menganalisa model
bangkitan tarikan pada Pasar Sudu.
1.4. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak
menyimpang dari tujuan yang ingin
2. TINJAUAN PUSTAKA tempat moda transportasi tersebut
2.1. Transportasi Sebagai Suatu Sistem bergerak. Prasarana transportasi yang
Secara umum dapat dikatakan diperlukan merupakan sistem mikro
bahwa sistem transportasi secara kedua yaitu sistem jaringan prasarana
menyeluruh (makro) merupakan transportasi yang meiiputi sistem
interakasi yang saling mempengaruhi dan jaringan jalan raya, rel, stasiun, terminal
saling terkait, seperti terlihat pada dan lain sebagainya.
gambar 1, antara berbagai sistem Interaksi antara sistem kegiatan dan
transportasi yang lebih kecil (mikro), sistem jaringan akan menghasilkan
yaitu: sistem mikro yang ketiga yaitu sistem
a. Sistem kegiatan pergerakan manusia/dan atau barang
b. Sistem jaringan prasarana dalam bentuk pergerakan kendaraan
transportasi dan/atau orang.
c. Sistem pergerakan lalu lintas Sistem kegiatan, sistem jaringan dan
d. Sistem kelembagaan sistem pergerakan akan saling
mempengaruhi dalam sistem
transportasi makro, seperti terlihat pada
Gambar 1. Perubahan pada salah satu
Sistem Sistem sistem mikro akan mempengaruhi sistem
Kegiatan Jaringan mikro lainnya. Perubahan pada sistem
kegiatan akan mempengaruhi sistem
Sistem jaringan melalui perubahan pada tingkat
Pergeraka pelayanan dari sistem jaringan.
nnnan
Sedangkan perubahan pada sistem
jaringan akan mempengaruhi sistem
kegiatan melalui peningkatan mobilitas
Gambar 1. Sistem Transportasi dan aksesibilitas dari sistem pergerakan
Makro tersebut. Selain itu sistem pergerakan
yang dapat menciptakan pergerakan yang
Sumber: Mujihartono, E., dkk
lancar pada akhirnya akan mempengaruhi
(2002)
kembali sistem kegiatan dan sistem
Setiap tata guna lahan atau sistem jaringan dalam bentuk aksesibilitas dan
kegiatan (sistem transportasi mikro mobilitas.
pertama) mempunyai jenis kegiatan Dalam usaha untuk
tertentu, misalnya dalam bidang mempertahankan pola interaksi yang
ekonomi, pendidikan, sosial atau selaras, serasi dan seimbang di antara
kebudayaan, akan membangkitkan ketiga sistem transportasi mikro tersebut,
pergerakan dan/atau menarik pergerakan diperlukan sistem transportasi mikro
dalam proses pemenuhan kebutuhan. tambahan yaitu sistem kelembagaan
Kegiatan yang timbul dalam sistem ini yang meliputi individu, kelompok,
membutuhkan pergerakan apabila alat lembaga, instansi pemerintah atau
pemenuhan kebutuhan dari individu- swasta yang terlibat secara langsung
individu yang ada tidak dapat dipenuhi maupun tidak langsung dalam setiap
oleh tata guna lahan tersebut. Besarnya sistem mikro tersebut.
pergerakan yang terjadi sangat 2.2. Konsep Perencanaan
tergantung pada jenis dan intensitas Transportasi
kegiatan yang dilakukan. Menurut Tamin (2000), konsep
Pergerakan yang berupa pergerakan perencanaan transportasi yang paling
manusia dan/atau barang tersebut populer adalah Model Perencanaan
membutuhkan moda transportasi Transportasi Empat Tahap,
(sarana) dan media (prasarana) sebagai yang terdiri dari :
a. Bangkitan dan tarikan pergerakan Jaringan
(Trip Generation) Salah satu hal mendasar yang
b. Distribusi pergerakan lalu lintas harus diperhatikan oleh seorang
(Trip Distribution) peneliti ketika memulai studinya
c. Pemilihan moda (Modal Choice) antara lain menentukan ruang
atau Modal Split) lingkup daerah studi,
d. Pembebanan lalu lintas (Trip mendefinisikan sistem zona
Assignment) termasuk pembagian zonanya, dan
Model perencanaan ini mengidentiflkasi sistem jaringan
merupakan gabungan dari beberapa seri transportasi yang signifikan
submode yang masing-masing harus berpengaruh pada pola interaksi
dilakukan secara terpisah dan berurutan. antar zona.
Submodel tersebut adalah: 2.4. Daerah Studi
a. Aksesibilitas Beberapa hal yang harus
b. Bangkitan dan tarikan pergerakan diperhatikan oleh peneliti dalam
c. Sebaran pergerakan menentukan daerah kajian dari studi
d. Pemilihan moda yang dia lakukan adalah sebagai berikut
e. Pemilihan rute (Tamin, 2000):
f. Arus lalu lintas dinamis a. Dalam menentukan daerah kajian
Konsep perencanaan empat seharusnya sudah dipertimbangkan
tahap ini biasanya mengasumsikan sasaran pelaksanaan kajian,
bahwa aksesibilitas (submodel 1) permasalahan transportasi yang
merupakan bagian integral dari akan dimodel dan tipe pergerakan
keseluruhan sistem. Urutan penggunaan yang akan dikaji.
konsep perencanaan tersebut beragam, b. Untuk kajian yang sifatnya sangat
tergantung pada kondisi di lapangan, strategis, daerah kajian harus
ketersediaan data, waktu perencanaan didefinisikan sehingga mayoritas
dan lain-lain. Beberapa alternatif urutan pergerakan mempunyai zona asal
pemodelan tersebut dapat dilihat pada dan zona tujuan di dalam daerah
gambar 2. kajian tersebut.
c. Permasalahan yang sama timbul
dalam kajian manajemen Ialu lintas
di suatu wilayah terbatas karena
mungkin kebanyakan pergerakan
mempunyai zona asal dan zona
tujuan yang berasal dari luar batas
daerah kajian.
d. Daerah kajian hendaknya sedikit
lebih luas daripada daerah yang
akan diamati sehingga kemungkinan
adanya perubahan zona tujuan atau
pemilihan rute yang lain dapat
teramati.
Wilayah di luar daerah kajian sering
dibagi menjadi beberapa zona ekstemal
Gambar 2. Variasi Urutan Konsep yang mencerminkan keadaan diluar
Perencanaan Empat Tahap daerah kajian, sedangkan daerah kajian
Sumber: Black dalam Lestarini sendiri dibagi menjadi beberapa zona
(2007) internal.
2.3. Aksesibilitas Sebagai Interaksi
Sistem Kegiatan dan Sistem
2.5. Sistem Zona menjadi tempat konsentrasi semua ciri
Zona merupakan suatu satuan ruang pergerakan dart zona tersebut.
dalam tahapan perencanaan transportasi 2.6. Sistem Jaringan Tranportasi
yang mewakili suatu wilayah tertentu Sistem jaringan transportasi
yang memiliki karakteristik tertentu dicerminkan dalam bentuk ruas dan
pula. Salah satu ha! yang mendasar pada simpul, yang semuanya dihubungkan ke
proses pembagian zona adalah pusat zona. Hambatan pada setiap ruas
identifikasi sistem kegiatan (guna lahan) jalan dinyatakan dengan jarak, waktu
yang signifikan terjadi di wilayah tempuh, atau biaya gabungan.
tersebut, dan identifikasi tingkat Ruas jalan dapat berupa potongan
keseragaman tata guna lahan yang jalan raya sedangkan simpul dapat
diwakili oleh masing-masing zona. berupa persimpangan, stasiun, dan Iain-
Aktivitas tata guna lahan atau lain. Selain ruas dan simpul, masih
sistem kegiatan diasumsikan berlokasi terdapat suatu komponen jaringan
pada thik tertentu dalam zona yang transportasi yang disebut pcnghubung
disebut pusat zona. Sehubungan dengan pusat zona. Penghubung pusat zona
kebutuhan akan keseragaman sistem merupakan ruas jalan yang bersifat
kegiatan dari suatu zona, maka tiga abstrak yang menghubungkan setiap
dimensi yang cukup penting untuk pusat zona dengan sistem jaringan jalan.
diperhatikan adalah jumlah zona, ukuran Kunci utama dalam merencanakan
atau luas zona, dan intensitas kegiatan di sistem jaringan adalah penentuan tingkat
dalam zona. Semakin tinggi tingkat hierarki jalan yang akan dianalisis (arteri,
resolusi sistem zona, maka jumlah kolektor, atau lokal). Hal ini sangat
zonanya juga akan besar, ukuran dari tergantung pada jenis dan tujuan kajian.
masing-masing zona akan semakin kecil, Jika semakin banyak jalan yang
dan tingkat keseragaman sistem kegiatan ditetapkan, maka hasilnya akan lebih
untuk masing-masing zona juga akan teliti, tetapi kebutuhan akan sumber
meningkat. daya juga akan meningkat dan
Penentuan tingkat resolusi sistem kompleksitas perhitungan juga akan
zona sangat tergantung dari maksud dan semakin meningkat.
tujuan kajian, batasan kondisi waktu, 2.7. Aksesibilitas
serta biaya kajian. Semakin tinggi Aksesibilitas adalah suatu ukuran
tingkat resolusi suatu zona, tentunya kenyamanan atau kemudahan mengenai
akan mendapatkan hasil yang semakin cara lokasi tata guna lahan berinteraksi
teliti. Tetapi hal ini memiliki satu sama lain dan “mudah” atau
konsekuensi logis seperti peningkatan “susahnya” lokasi tersebut dicapai
biaya, peningkatan waktu yang melalui sistem jaringan transportasi
dibutuhkan, peningkatan kompleksitas (Black dalam Tamin, 2000 : 32).
perhitungan yang dilakukan. Terdapat beberapa peubah yang dapat
Penggunaan sistem zona yang digunakan untuk mengkuatifikasi
berbeda - beda untuk suatu daerah kajian besaran aksesibilitas, antara lain jarak,
menimbulkan kesulitan pada saat waktu tempuh atau biaya perjalanan.
menggunakan data hasil kajian terdahulu Sesuai dengan definisi aksesibilitas yang
dan sewaktu membuat perbandingan mengandung unsur kemudahan, maka
dari hal yang diakibatkannya. Ini semua peubah jarak menjadi kurang begitu
disebabkan oleh adanya perbedaan relevan untuk menunjukkan tingkat
tingkat resolusi sistem zona yang aksesibilitas suatu tempat. Karena sangat
digunakan. Unsur dasar dalam mungkin terjadi bahwa suatu tempat
penyederhanaan ini adalah zona dan yang berjauhan karena dilayani oleh
pusat zonanya yang diasumsikan sistem transportasi yang baik menjadi
lebih mudah dicapai dibandingkan
dengan tempat lain yang mungkin Jumlah dan jenis lalu lintas yang
jaraknya dekat tetapi sistem transportasi dihasilkan oleh setiap tata guna lahan
yang melayaninya memiliki kondisi merupakan hasil dari fungsi parameter
yang relatif buruk. Meskipun begitu sosial dan ekonomi (Black, dalam
peubah jarak merupakan salah satu Timboeleng, 2011 : 10). Sehingga
peubah yang dapat digunakan untuk bangkitan dan tarikan pergerakan yang
menyatakan aksesibilitas suatu tempat. terjadi juga beragam tergantung pada
2.8. Bangkitan dan Tarikan tingkat aktivitas tata guna lahan tersebut.
Bangkitan pergerakan adalah Semakin tinggi tingkat penggunaan
tahapan pemodelan yang memperkirakan sebidang tanah, semakin besar
jumlah pergerakan yang berasal dari pergerakan lalu lintas yang terjadi.
suatu zona atau tata guna lahan dan Adapun beberapa definisi dasar
jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu mengenai bangkitan perjalanan, yaitu
zona. Bangkitan dan tarikan pergerakan pergerakan satu arah dari zona asal ke
digambarkan seperti pada gambar 3 di zona tujuan, termasuk pergerakan
bawah ini. berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan
tidak dianggap sebagai tujuan
pergerakan meskipun terpaksa
melakukan perubahan rute.
a. Pergerakan berbasis rumah
Pergerakan yang salah satu zona
(asal dan/atau tujuan) pergerakan
tersebut adalah rumah. Di dalam
kajian dengan menggunakan
program QRS II, pergerakan ini di
bagi menjadi dua yaitu pergerakan
berbasis rumah dengan tujuan
untuk bekerja (home-based work)
dan pergerakan berbasis rumah
Gambar 3. Bangkitan dan dengan tujuan tidak untuk bekerja
Tarikan Pergerakan (non-home based work). Hal ini
disebabkan karena pergerakan
Sumber: Timboeleng (2011 : 10)
dengan tujuan untuk bekerja
Bangkitan perjalanan (trip
merupakan pergerakan yang
production) merupakan pergerakan
dominan terjadi secara rutin dan
berbasis rumah yang memiliki tempat
memiliki karakteristik yang sangat
asal atau tujuan adalah rumah atau
spesifik, sehingga harus dianggap
pergerakan yang dibangkitkan oleh
sebagai suatu parameter tersendiri
pergerakan berbasis bukan rumah.
yang cukup signifikan.
Tarikan pergerakan (trip attraction)
b. Pergerakan berbasis bukan rumah
merupakan suatu pergerakan berbasis
Pergerakan yang baik asal maupun
rumah dengan tempat asal dan/atau
tujuan pergerakan adalah bukan
tujuan bukan rumah atau pergerakan
rumah.
yang tertarik oleh pergerakan berbasis
c. Bangkitan pergerakan
bukan rumah (Hamdi, 2011).
Pergerakan berbasis rumah yang
Bangkitan dan tarikan pergerakan
memiliki tempat asal dan/atau
tergantung pada dua aspek tata guna
tujuan bukan rumah atau
lahan, antara lain:
pergerakan yang dibangkitkan oleh
a. Jenis tata guna lahan
pergerakan berbasis bukan rumah.
b. Jumlah aktivitas (intensitas) tata
d. Tarikan pergerakan
guna lahan
Pergerakan berbasis rumah yang maka standar kebutuhan hidupnya
memiliki tempat asal dan/atau juga akan meningkat. Kebutuhan
tujuan bukan rumah atau yang meningkat dapat
pergerakan yang tertarik oleh menyebabkan peningkatan jumlah
pergerakan berbasis bukan rumah. perjalanan untuk memenuhi
e. Tahapan bangkitan pergerakan kebutuhan tersebut.
Besamya bangkitan pergerakan b. Kepemilikan kendaraan
yang dihasilkan oleh rumah tangga Kepemilikan kendaraan pada suatu
(baik untuk pergerakan berbasis rumah tangga dapat menyebabkan
rumah maupun berbasis bukan kecenderungan peningkatan jumlah
rumah) pada selang waktu tertentu. perjalanan pada suatu rumah
Bangkitan lalu-lintas (trip tangga. Berdasarkan hasil
generation) merupakan fase pertama penelitian di Detroit Area
dalam proses perjalanan. Bangkitan lalu- disebutkan bahwa peningkatan
lintas merupakan fungsi sosioekonomi, pemilikan kendaraan menyebabkan
lokasi dan karakteristik tata guna lahan. meningkatnya jumlah perjalaanan
Bangkitan lalu-lintas bertujuan penduduk per orang per hari
meramalkan jumlah lalu-lintas yang maupun jumlah perjalanan dengan
dibangkitkan dan ditarik oleh suatu zona menggunakan kendaraan pribadi.
yang menjadi lokasi studi. Dengan kata c. Struktur rumah tangga
lain, bangkitan lalu-lintas bertujuan Struktur rumah tangga merupakan
untuk menjawab seberapa besar jumlah faktor yang tidak kalah penting
lalu-lintas yang dihasilkan oleh suatu dalam menentukan besarnya
kawasan berdasarkan data rumah tangga bangkitan yang terjadi di daerah
dan sosio-ekonomi (Hamdi, 2011). pemukiman. Keluarga yang
Bangkitan lalu-lintas digunakan memiliki banyak jumlah anggota
untuk memperkirakan jumlah perjalanan keluarga yang masih produktif
yang berasal dari setiap kawasan (trip (berusia antara 5 sampai batas akhir
origin) dan jumlah perjalanan yang usia kerja) maka kecenderungan
berakhir pada suatu zona (trip end) untuk meningkatnya jumlah
untuk setiap tujuan perjalanan. Maksud perjalanan semakin besar.
perjalanan menjadi penting untuk d. Jarak pemukiman terhadap pusat
dipertimbangkan, bukan saja untuk kegiatan
menentukan faktor-faktor yang Menurut penelitian dikatakan
mempengaruhi jumlah perjalanan yang bahwa daerah pemukiman yang
akan terjadi, melainkan juga akan terletak di pusat kota (dimana
mempengaruhi pemilihan moda yang merupakan pusat berbagai aktivitas
sangat penting dalam perencanaan sosial, ekonomi, politik dan
transportasi di masa datang. Sebagai lainnya) mempunyai jumlah
tahap paling awal dalam pemodelan perjalanan lebih banyak
transportasi, model bangkitan lalu-lintas dibandingkan dengan jumlah
merupakan proses yang menterjemahkan perjalanan dari kawasan
tata guna lahan beserta intensitas pemukiman yang berada di
kegiatannya ke dalam besaran pinggiran kota.
transportasi (Hamdi, 2011). e. Kepadatan daerah permukiman
Terdapat beberapa faktor yang Semakin padat jumlah penduduk di
mempengaruhi timbulnya pergerakan, suatu daerah pemukiman maka
yaitu (Octavianus dan Pandia, 2013): cenderung semakin besar jumlah
a. Peningkatan pendapatan perjalanan yang terjadi.
Merupakan sifat manusia bahwa f. Aksesibilitas
apabila penghasilannya meningkat
Semakin mudah aksesibilitas dari Y = variabel terikat (Pergerakan
daerah pemukiman ke daerah kendaraan)
tujuan pusat-pusat kegiatan, maka A = konstanta (angka yang akan
akan semakin besar pula jumlah dicari)
perjalanan yang terjadi. b1,b2….b = koefisien regresi
Secara umum terdapat bebepar (angka yang akan dicari)
metode untuk menganalisis bangkitan X1, X2 … Xn = variabel
perjalanan, yaitu (Octavianus, 2013): bebas (faktor-faktor berpengaruh)
a. Analisis regresi linear b. Analisis kategori
Metode analisis regresi akan Metode analisis kategori
digunakan untuk menghasilkan dikembangkan pertama sekali pada
hubungan dalam bentuk numerik The Puget Sound Transportation
dan untuk melihat bagaimana dua Study pada tahun 1964. Metode
(regresi sederhana) atau lebih ( analisis kategori ini didasarkan
regresi berganda) variabel — pada adanya keterkaitan antara
variabel saling berhubungan satu terjadinya pergerakan dengan
sama lain. Salah satu langkah untuk atribut rumah tangga. Asumsi
menyelesaikan analisis regresi dasarnya adalah tingkat bangkitan
adalah mengetahui pasti variabel- pergerakan dapat dikatakan stabil
variabel yang berhubungan dengan dalam waktu untuk setiap
masalah yang ditinjau dan stratifikasi rumah tangga tertentu.
mengetahui dengan pasti variabel Analisis kategori merupakan
yang dianggap sebagai variabel - metode yang digunakan untuk
variabel bebas atau variabel - mengidentifikasikan hubungan
variabel tidak bebas. Untuk antar berbagai variabel yang
mengetahui dan menentukan berpengaruh terhadap aspek
variabel - variabel mana yang penentuan tujuan (destination).
sesuai untuk membuat suatu Konsep dasarnya sederhana, dan
persamaan regresi, melibatkan variabel terikat yang digunakan
beberapa hal yaitu dana, waktu dan dalam penelitian ini adalah:
tenaga yang tidak sedikit, terutama  Jumlah tarikan kendaraan dan
apabila angka variabel yang hendak pengunjung Pasar sudu (Y1)
dipakai itu besar. Jadi suatu model  Jumlah bangkitan kendaraan
dianggap terbaik apabila model dan pengunjung Pasar sudu
tersebut terdiri dari beberapa (Y2)
variabel bebas yang sangat 2.9. Klasifikasi Pergerakan
berkaitan dengan variabel tidak Klasifikasi pergerakan diantaranya
bebas. Variabel terikat yang dipilih adalah sebagai berikut:
adalah Jumlah pergerakan dalam a. Berdasarkan tujuan pergerakan
sehari. Variabel-variabel bebas Dalam kasus pergerakan berbasis
yang dipilih dalam analisa ini rumah, lima kategori tujuan
adalah: pergerakan yang sering digunakan
 Moda Kendaraan = (X1) adalah:
 Jarak tempuh (X2)  Pergerakan ke tempat kerja
 Waktu tempuh (X3)  Pergerakan ke sekolah atau
 Penghasilan (X4) universitas (pergerakan
Y = a + b1X1 + b2X2 dengan tujuan pendidikan)
…….. + bnXn  Pergerakan ke tempat belanja
(1)  Pergerakan untuk kepentingan
sosial dan rekreasi
Dimana:  Dan lain-lain.
b. Tujuan pergerakan pertama 2.10. Faktor yang memperanguhi
(bekerja dan pendidikan) pergerakan
merupakan pergerakan utama Faktor-faktor yang perlu
yang merupakan keharusan diperhatikan dalam peramalan bangkitan
untuk dilakukan secara rutin, maupun tarikan pergerakan adalah
sedangkan tujuan pergerakan sebagai berikut:
yang lain sifatnya hanya pilihan a. Bangkitan pergerakan manusia
dan tidak rutin dilakukan. Berikut ini merupakan beberapa
Pergerakan berbasis bukan faktor yang sering digunakan
rumah tidak selalu harus dalam beberapa kajian yang telah
dipisah, karena jumlahnya dilakukan :
relatif kecil yaitu sekitar 15 -20  Pendapatan
% dari total pergerakan setiap  Pemilikan kendaraan
hari.  Struktur rumah tangga
c. Berdasarkan waktu pergerakan  Ukuran rumah tangga
Proporsi pergerakan yang  Nilai lahan
dilakukan berfluktuasi  Kepadatan daerah pemukiman
sepanjang hari. Tetapi biasanya  Aksesibilhas
pergerakan setiap hari b. Tarikan pergerakan manusia
dikelompokkan menjadi dua
Faktor-faktor yang sering digunakan
yaitu pergerakan saat jam sibuk dalam beberapa kajian yang telah
dan jam tidak sibuk. dilakukan antara lain:
Kebanyakan pergerakan pada
 Luas lantai untuk kegiatan
saat jam sibuk merupakan
industri, komersial,
pergerakan utama yang harus
perkantoran, pertokoan, dan
dilakukan setiap hari (untuk
pelayanan lainnya.
tujuan bekerja dan pendidikan).
 Untuk kawasan perkantoran
Pergerakan dengan tujuan
faktor jumlah pegawai
belanja dan kegiatan sosial
biasanya terjadi pada jam tidak menunjukkan tingkat
sibuk (offpeak hour). signifikansi yang lebih baik
dari faktor luas tanah dan
Sedangkan pergerakan untuk
tujuan birokrasi biasanya bangunan.
terjadi baik pada jam sibuk  Untuk kawasan pendidikan
maupun jam tidak sibuk. faktor yang paling signifikan
d. Berdasarkan jenis pelaku adalah jumlah murid, jumlah
pergerakan guru atau jumlah karyawan.
Perilaku pelaku pergerakan  Untuk fasilitas kesehatan
sangat dipengaruhi oleh kondisi faktor yang paling signifikan
sosio-ekonomi mereka. Atribut adalah jumlah tempat tidur
yang dimaksud adalah: (bed) dan jumlah pegawai.
 Tingkat pendapatan  Untuk hotel faktor yang paling
 Tingkat pemilikan signifikan adalah jumlah kamar dan
kendaraan : biasanya jumlah pegawai.
terdapat empat tingkat c. Bangkitan dan tarikan pergerakan
yaitu 0,1, 2 atau lebih barang
dari 2 kendaraan tiap Faktor-faktor yang sering digunakan
rumah tangga. antara lain jumlah Iapangan kerja,
 Ukuran dan struktur jumlah tempat pemasaran, luas
Iantai industri dan total seluruh
rumah tangga.
daerah yang ada.

2.11. Sebaran pergerakan a. Ciri pengguna jalan:
Sebaran pergerakan merupakan  Ketersediaan atau kepemilikan
tahapan dalam perencanaan transportasi kendaraan pribadi.
yang menunjukkan interaksi antara tata  Pemilikan Sural Ijin
guna lahan, jaringan transportasi, dan Mengemudi (SIM).
arus lalu lintas.  Struktur rumah tangga
Dimana pergerakan arus lalu lintas (pasangan muda, keluarga
yang terjadi antara zona asal / dengan dengan anak, bujangan).
zona tujuan d sebanding dengan  Pendapatan.
intensitas tata guna lahan dan  Faktor lain misalnya
berbanding terbalik dengan besarnya keharusan menggunakan
pemisahan spasial antara zona-zona mobil ke tempat kerja.
tersebut. b. Ciri pergerakan:
Pola pergerakan antar zona yang  Tujuan pergerakan.
terjadi dalam sistem transpotasi sering  Waktu terjadinya pergerakan.
dinyatakan sebagai Matriks Pergerakan
 Jarak perjalanan.
atau Matrik Asal-Tujuan (MAT). MAT
c. Ciri fasilitas moda transportasi
adalah matriks berdimensi 2 (dua) yang
 Waktu perjalanan.
berisi informasi mengenai besarnya
pergerakan antarlokasi (zona) di dalam  Biaya transprtasi.
daerah tertentu. Pola pergerakan dapat  Ketersediaan ruang dan tarif
dihasilkan jika suatu MAT dibebankan parlcir.
ke suatu sistem jaringan transportasi. d. Ciri kota atau zona
Dengan mempelajari pola pergerakan  Jarak dari pusat kota,
yang terjadi, seseorang dapat kepadatan penduduk.
mengidentifikasi permasalahan yang  Ketersediaan trayek angkutan
timbul sehingga beberapa solusi segera umum.
dihasilkan. MAT dapat memberikan 2.13.Pembebanan lalu lintas
indikasi rinci mengenai kebutuhan akan Pembebanan lalu lintas meliputi:
pergerakan sehingga MAT memegang a. Traffic assignment (pembebanan
peranan yang sangat penting dalam lalu lintas) merupakan tahapan
berbagai kajian perencanaan dan perencanaan transportasi yang
manajemen transportasi (Tamin, 2000). bertujuan untuk menentukan rute
2.12. Pemilihan moda yang ditempuh oleh pergerakan
Pemilihan moda merupakan antar zona yang terjadi.
tahapan pemodelan transportasi yang b. Analisa pembebanan lalu lintas dan
berusaha mengidentifikasi besamya hasil dari analisa tersebut memiliki
pergerakan antar zona yang beberapa kegunaan, antara lain
menggunakan setiap moda transportasi (NCHRP Report dalam Aldilase
tertentu. dkk 2014):
Pemilihan moda merupakan  Dalam rangka pengembangan
tahapan perencanaan transportasi dan pengujian berbagai
yangsangat sulit untuk dilakukan, hal ini alternatif dari sistem
disebabkan karena banyak factor yang transportasi.
sulit untuk dikuantifikasi misalnya  Dalam rangka penyusunan
kenyamanan, keamanan, keandalan, atau prioritas jangka pendek untuk
ketersediaan mobil pada saat diperlukan. program pengembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi fasilitas transportasi.
pemilihan moda dapat dikelompokkan  Dalam rangka studi bangkitan
menjadi tiga, sebagaimana dijelaskan lalulintas dan dampak dari
berikut ini (Tamin, 2000): berbagai pembangkit lalu lintas
tersebut terhadap sistem yang digunakan dalam penelitian ini
transportasi. adalah umlah rata-rata Kepemilikan
 Dalam rangka perencanaan Kendaraan (X1), rata-rata pendapatan
lokasi berbagai fasilitas umum penduduk/ keluarga (X2), jumlah
dan fasilitas pelayanan umum. sekolah (X3), jumlah yang bekerja (X4),
2.14.Metode pemilihan rute jumlah yang sekolah/pelajar (X5). Dari
Prosedur pemilihan rute bertujuan hasil analisi diperoleh model bangkitan
untuk memodelkan perilaku pelaku perjalanan sangat dipengaruhi oleh
pergerakan dalam memilih rute yang Jumlah yang bekerja (X4), selanjutnya
menurut mereka merupakan rute terbaik tarikan perjalanan sangat dipengaruhi
dari suatu zona asal ke zona tujuan oleh jumlah pelajar (X5). Model
tertentu. persamaan regresi untuk bangkitan
Terdapat beberapa faktor yang perjalanan di Kelurahan Kecamatan
mempengaruhi proses pemilihan rute Rambah adalah Y = 53,973 +
yang dilakukan. Beberapa diantaranya 7,469(X5). Model bangkitan ini
adalah waktu tempuh, jarak, biaya, mempunyai nilai R2 = 0,913.
kemacetan, kenyamanan maupun Sedangkan model persamaan regresi
keamanan. Salah satu pendekatan yang terpilih untuk tarikan perjalanan di
paling sering digunakan adalah Kelurahan Kecamatan Rambah adalah Y
mempertimbangkan penggunaan empat = 27,819(X4) - 21589,736. Model
faktor penentu utama pemilihan rute tarikan ini mempunyai nilai R2 = 0,724.
yaitu: Penelitian kedua yang dilakukan
a. Waktu tempuh oleh Wahyuningsih (2013) dengan judul
Merupakan waktu total perjalanan penelitian “Analisis Bangkitan Dan
yang diperlukan, termasuk Tarikan Perjalanan (Studi Kasus Pada
berhenti dan tundaan, dari suatu Tata Guna Lahan Rumah Sakit Umum
tempat ke tempat lain melalui rute di Klaten). Penelitian dilakukan dengan
tertentu. mengambil data primer berupa
b. Nilai waktu banyaknya tarikan dan bangkitan
Merupakan sejumlah uang yang perjalanan pada hari kerja dan hari
disediakan atau dihemat oleh minggu dari enam rumah sakit umum
seseorang untuk menghemat tiap yang berada di Klaten, sedangkan data
satu unit waktu perjalanan. skunder berupa luas lahan, banyaknya
c. Biaya perjalanan karyawan, banyaknya bed rawat inap,
Biaya perjalanan dapat dinyatakan banyaknya poliklinik, dan luas lahan
dalam bentuk uang atau biaya parkir diperoleh dari pihak pengelola
operasi kendaraan, waktu tempuh, rumah sakit. Pengolahan data dilakukan
jarak, atau kombinasi ketiganya dengan metode stepwise, kemudian
yang biasanya disebut biaya dilakukan uji statistik F dan uji statistik
gabungan. t. Selanjutnya persamaan regresi linier
2.15. Penelitian terdahulu berganda digunakan untuk memodelkan
Beberapa penelitian terdahulu tarikan dan bangkitan perjalanan pada
terkait dengan penelitian yang diangkat tata guna lahan rumah sakit umum di
peneliti diantaranya adalah : Klaten. Hasil uji korelasi dan kalibrasi
Penelitian pertama yang dilakukan menunjukkan bahwa tarikan perjalanan
oleh Yusri, dkk (2014) dengan judul di hari Minggu (Y1), tarikan perjalanan
penelitian “Tinjauan Bangkitan Dan di hari kerja (Y2), bangkitan perjalanan
Tarikan Perjalanan Kelurahan di hari minggu (Y3) dan bangkitan
Kecamatan Rambah, Pasir Pengaraian”. perjalanan di hari kerja (Y4)
Untuk mengetahui berapa besarnya dipengaruhi oleh banyaknya karyawan
bangkitan dan tarikan, variabel bebas (X2) dan banyaknya poliklinik (X4).
Persamaan model regresinya adalah Y1
= -16,551 + 0,212.X2 + 3,382.X4; Y2 =
-18,092 + 0,216.X2 + 4,884.X4 ; Y3 = -
11,343 + 0,198X2 + 2,898 X4; Y4 = -
17,108 + 0,235.X2 + 4,567.X4.
Penelitian ketiga yang dilakukan
oleh Saputro, dkk (2014) dengan judul
penelitian “Kajian Pemodelan Tarikan
Pergerakan Ke Gedung Perkantoran
(Studi Kasus Kota Surakarta)”.
Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan model tarikan pergerakan
menuju gedung perkantoran di kota
Surakarta.Pengambilan data pada
penelitian ini dilakukan dengan cara
melakukan survei pencatatan jumlah
kendaraan yang memasuki gedung
perkantoran. Analisis data pada
penelitian inidilakukan dengan analisis
regresi linear berganda metode enter dan
stepwise dengan bantuan program
SPSS. Dari hasil analisis statistik dan
tata guna lahan menyimpulkan bahwa
persamaan : Y = 39.112 + 0.007 X2
dimana, Y= Jumlah tarikan perjalanan
(SMP/jam), X2= Luas lantai bangunan
(m2) merupakan persamaan yang paling
sesuai untuk digunakan sebagai model
tarikan perjalanan menuju gedung
perkantoran
banyak digunakan. Selanjutnya
3. METODE PENELITIAN dalam memberikan interpretasi
3.1. Jenis Penelitian terhadap koefisien korelasi item
Jenis penelitian yang dilakukan yang mempunyai korelasi positif
adalah penelitian survei dimana untuk dengan kriterium (skor total) serta
mendapatkan data-data dan hasil korelasi yang tinggi, menunjukan
penelitian dengan melakukan survei bahwa item tersebut mempunyai
langsung di lapangan. validitas yang tinggi pula. Rumus
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian validitas dapat menggunaka korelasi
Penelitian ini dilaksanakan di product moment.

n  XiYi   Xi   Yi 
sekitar Pasar Sudu Kec.Alla Kab.
Enrekang. Lama penelitian ini
 
berlangsung selama 3 bulan, yaitu dari R xy 
bulan Februari sampai dengan bulan
 2 2  2 2
April 2017. n  X i  ( Xi)  n  Yi  ( Yi) 
3.3. Metode Pengumpulan Data    
Sumber data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Data primer, diperoleh dengan cara Dimana :
melakukan survei langsung di rxy = korelasi variabel x dengan y
lapangan. x = variabel x
b. Data sekunder, didapat dari kajian y = variabel y
pustaka dan penelitian sebelumnya n = Jumlah data
serta dari literatur yang berkaitan Atau dengan mengunakan program
dengan tugas akhir ini, dan juga SPSS versi 20.00.
buku pedoman/penuntun survei Menurut Masrun dalam buku
lapangan. Sugiyono (2011 : 133) :
3.4. Tipe Data jika r ≥ 0,3 maka item valid
Tipe data yang digunakan dalam jika r negatif atau r < 0,3, maka
penelitian ini adalah data kuantitatif dan item tidak valid.
data kualitatif. b. Reliabel (konsisten)
a. Data kuantitatif Digunakan untuk mengetahui
Data kuantitatif merupakan data konsisten tidaknya instrumen yang
yang berbentuk angka-angka dipakai. Pengujian tes reliabilitas
statistik. menggunakan Alpha Cronbanch
b. Data kualitatif (Sugiyono, 2011 : 282).
Data kuantitatif merupakan data  
yang berbentuk  k   Si 2 
ri   1  
 (k  1) 
deskriptif/penjabaran, untuk  
mendukung data-data kuantitatif. 
 S1 2 


3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas (sahih) Dimana :
Yaitu digunakan untuk mengetahui ri = reliabilitas instrumen
apakah instrumen yang digunakan k = mean kuadrat antar
sudah benar, dan dapat dipakai subyek
untuk memperoleh data secara ∑Si2 = mean kuadrat kesalahan
benar. Masrun dalam Sugiyono St2 = varians total
(2011 : 133) menyatakan bahwa Atau dengan menggunakan program
teknik korelasi untuk menentukan SPSS versi 20.00.
validitas item ini sampai sekarang Menurut Triton (2005 : 260), hasil
merupakan teknik yang paling uji reliabiltas ini dibandingkan
dengan r tabel. Dengan taraf
kepecayaan 95% atau signifikansi Mulai
5% (p = 0,05), dan derajat
kebebasan (dk) = n-2 maka :
Studi Pendahuluan
Jika Alpha cronbach ≥ r tabel data
reliabel
Jika Alpha cronbach < r tabel data
Rumusan Masalah
irreliabel
3.6. Analisis Data
Data bangkitan perjalanan diolah Pengumpulan Data
dengan menggunakan Metode Analisis
Regresi (MAR). Pengolahan data
dengan MAR dilakukan dengan bantuan
program SPSS. SPSS adalah program
Pengambilan Data Pengambilan Data
komputer untuk memproses data
Primer : Sekunder :
statistik secara cepat dan tepat,
memberikanberbagai output yang - Survei - Peta lokasi
dikehendaki para pengambil keputusan. pengunjung pasar Sudu
SPSS pada awalnya merupakan pasar Sudu - Data pengunjung
singkatan dari Statistical Package for
Pasar Sudu
the Social Sciences, yang semula
- Data jumlah
digunakan bagi ilmu sosial saja. Namun
seiring dengan perkembangan pasar Deskripsi Data kendaraan Pasar
serta penggunaan software ini yang Sudu
semakin meluas, kepanjangan SPSS
kemudian diubah menjadi Statistical
Product and Service Solutions, yang - Analisa Regresi
merupakan aplikasi statistik untuk Linier
mengelola dan menganalisis data untuk
berbagai keperluan dengan
menggunakan teknik statistik (Nugroho,
dkk, 2009). Pola Bangkitan dan Tarikan
Adapun hasil yang diperoleh dari
analisa menggunakan SPSS ini adalah
sebuah model bangkitan perjalanan Hasil dan Pembahasan
dengan R2 terbesar. Analisis ini
dilakukan untuk mendeteksi besarnya
aliran lalulintas dengan melakukan studi Kesimpulan dan Saran
terhadap bangkitan perjalanan, yakni
jumlah perjalanan yang dihasilkan
penduduk dibeberapa daerah disekitaran
Selesai
pasar Sudu Kec. Alla Kab. Enrekang.
3.7. Bagan Alur Penelitian
Bagan alur penelitian ini dapat Gambar 4. Bagan Alur
dilihat pada gambar 5 di bawah ini. Penelitian
4. PEMBAHASAN pada dua hari penelitian yakni hari
4.1. Gambaran Umum Daerah Selasa dan Jumat. Jumlah
Penelitian responden dibatasi sebanyak 105
Pasar Sudu merupakan sebuah responden.
pasar yang dapat memenuhi kebutuhan Jumlah responden yang
pokok masyarakat yang berlokasi di berhasil ditemui oleh peneliti pada
Kambiolangi, Alla, Kambiolangi, dua waktu penelitian adalah
Enrekang, Kabupaten Enrekang, sebagai berikut
Sulawesi Selatan 91754. a. Jumlah responden menurut
Sehubungan dengan ditetapkannya jenis kelamin
Perda Nomor: 4, 5, 6 dan 7 tahun 2002 Tabel 1. Jumlah responden
pada tanggal 20 Agustus 2002 tentang menurut jenis kelamin
pembentukan 4 (empat) Kecamatan
N Jenis Selasa Jum'at
Definitif dan Perda Nomor 5 dan 6 o Kelami
Tahun 2006 tentang pembentukan 2 n Juml Persent Juml Persent
kecamatan sehingga pada saat ini di ah ase ah ase
Kabupaten Enrekang telah memiliki 12 1. Laki- 40 38,10% 35 33,33%
Laki
(dua belas) kecamatan yang defenitif, 2. Peremp 65 61,90% 70 66,67%
yaitu: uan
Total 105 100% 105 100%
a. Kecamatan Enrekang
b. Kecamatan Maiwa Sumber : Hasil pengolahan
c. Kecamatan Anggeraja data
d. Kecamatan Baraka
e. Kecamatan Alla
f. Kecamatan Curio 33.33%
g. Kecamatan Bungin Jum'at
66.67%
h. Kecamatan Malua Laki-laki
i. Kecamatan Cendana Perempuan
j. Kecamatan Buntu Batu 38.10%
k. Kecamatan Masalle Selasa
61.90%
l. Kecamatan Baroko
Selanjutnya dari 12 (dua belas)
kecamatan defenitif terdapat 112 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00%
(seratus dua belas) desa/kelurahan, yaitu
Gambar 5. Grafik pie jumlah
17 kelurahan dan 95 desa.
responden
Letak geografis Pasar Sudu adalah
Dari grafik pie di atas
sebagai berikut :
menunjukkan bahwa responden
 1. Sebelah Barat : Kecamatan
didominasi oleh perempuan yakni
Baroko
pada hari selasa sebanyak 65 orang
 2. Sebelah Timur: Kelurahan atau 61,90% dan haru Jum'at
Kambiolangi sebanyak 70 orang atau 66,67%
 3. Sebelah Selatan : sedangkan laki-laki pada hari Selasa
Kelurahan Kalosi sebanyak 40 orang atau 38,10% dan
 4. Sebelah Utara : Kelurahan pada hari Jum'at sebesar 35 orang
Buntusugi atau 33,33%. Dari total responden
terlihat paling banyak adalah wanita
4.2. Deskripsi Responden dan pada saat hari ramai yakni hari
Penelitian ini dilakukan Jum'at responden wanita juga
dengan menyebarkan kuesioner meningkat.
kepada pengunjung pasar Sudu
b. Jumlah responden berdasarkan 4.3. Validitas Data dan Reliabilitas
Umur Data
Tabel 2. Jumlah responden a. Hasil uji validitas
berdasarkan umur Suatu skala pengukuran
dikatakan valid apabila skala
N Um Selasa Jum'at
o ur
tersebut digunakan untuk
Juml Persenta Juml Persenta mengukur apa yang seharusnya
ah se ah se diukur. Dikatakan valid jika dapat
1. <17 38 36,19% 36 34,29% mengukur data dari variabel yang
tahu
n diteliti secara tepat. Data yang
2. 17- 30 28,57% 38 36,19% valid dapat dilihat jika koefisiennya
50 > 0,3
tahu
n Data angket setelah diolah
3. >50 37 32,54% 31 29,52% dengan software SPSS versi 20
tahu
n didapatkan hasil sebagai berikut:
Tota 105 100% 105 100% Tabel 3. Uji validitas
l (X) Variabel Koefisie Nila Validita
Sumber: Hasil pengolahan data n i sig s
X1 Moda 0,829 0,30 Valid
Transportasi
X2 Jarak Tempuh 0,918 0,30 Valid
29.52%
>50 35.24% X3 Waktu 0,722 0,30 Valid
Tempuh
X4 Besar 0,674 0,30 Valid
36.19% Jum'at Penghasilan
17-50 28.57% X5 Pekerjaan 0,587 0,30 Valid
Selasa

X6 Frekuensi 0,676 0,30 Valid


34.29% menggunakan
<17 36.19% moda
X7 Biaya 0,872 0,30 Valid
Perjalanan
0.00% 20.00% 40.00%
X8 Tujuan 0,750 0,30 Valid
Perjalanan
X9 Alasan 0,826 0,30 Valid
Gambar 6. Grafik pie jumlah Menggunakan
responden berdasarkan umur Moda
X10 Pekerjaan 0,802 0,30 Valid
orang tua
Jumlah responden berdasarkan
umur dapat dilihat pada tabel dan grafik Sumber : Data penelitian
diatas cukup bervariasi dimana pada hari Berdasarkan tabel diatas nilai
selasa responden berusia kurang dari 17 koefisien variabel X1,X2, X3,X4,
tahun berjumlah 38 orang atau 36,19%, X5, X6, X7, X8, X9 dan X10 lebih
responden berusia antara 17 sampai 50 besar dari 0,3 sehingga semua soal
tahun berjumlah 30 orang atau 28,57% variabel dinyatakan valid.
dan responden berusia diatas 50 tahun b. Uji Reliabilitas
berjumlah 37 orang atau 35,24%. Setelah dinyatakan valid
Sedangkan pada hari Jum'at responden melalui uji validitas, langkah
berusia kurang dari 17 tahun berjumlah selanjutnya adalah melakuikan uji
36 orang atau 34,29%, responden reliabilitas. Dikatakan reliabilitas
berusia antara 17 sampai 50 tahun jika nilai alpha > r tabel (α > r
berjumlah 38 orang atau 36,19% dan tabel). Setelah dilakukan pengujian
responden berusia diatas 50 tahun reliabilitas didapatkan hasil nilai
berjumlah 31 orang atau 29,52%. alpha cronbach’s pada variable
yang valid lebih besar dari nilai R
table dengan df-7(98) yakni 0,1966 7 Masall 7 6,67% 5 4,76%
e
sehingga data penelitian dinyatakan 8 Lain- 1 0,95% 9 8,57%
realibel. Nilai Reliabilitas dapat lain
dilihat pada table berikut. Total 105 100% 105 100%

Tabel 4. Uji reliabilitas Sumber: Hasil pengolahan data


No Variabel Alpha R Reliabilitas
Cronbach Tabel 8.57%
Lain-lain 0.95%
Masalle 4.76%
6.67%
Curio 3.81%
1 X1 0,780 0,1966 Reliabel 5.71%
Malua 5.71%
1.90%
2 X2 0,898 0,1966 Reliabel Jum'at
Anggeraja 12.38%
10.48%
Selasa
Baraka 13.33%
3 X3 0,650 0,1966 Reliabel 11.43%
Baroko 9.52%
7.62%
4 X4 0,593 0,1966 Reliabel 41.90%
Alla 55.24%

5 X5 0,438 0,1966 Reliabel 0.00% 10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%

6 X6 0,594 0,1966 Reliabel


Gambar 7. Grafik distribusi
responden berdasarkan zona
7 X7 0,843 0,1966 Reliabel Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa pada hari Selasa jumlah
8 X8 0,678 0,1966 Reliabel pengunjung dari zona terdekat masih
mendominasi, yakni zona Kecamatan
9 X9 0,775 0,1966 Reliabel Alla sebesar 58 orang atau 55,24%, zona
Baraka sebanyak 12 orang atau 11,43%,
10 X10 0,749 0,1966 Reliabel zona Anggeraja sebanyak 11 orang atau
10,48%, zona Baroko sebesar 8 orang
Sumber: Hasil pengolahan data atau 7,62%, zona masalle sebanyak 7
c. Bangkitan orang atau 6,67%, zona curio sebanyak
Bangkitan perjalanan adalah 6 orang atau 1,90%, Zona Malua
langkah pertama dalam perencanaan sebanyak 2 orang atau 1,90% dan zona
transportasi empat tahap (diikuti lain sebesar 1 orang atau 0,95%.
oleh distribusi perjalanan, pilihan Sedangkan pada hari Jum'at jumlah
moda dan pembebanan jaringan), terbesar yakni zona Kecamatan Alla
digunakan dalam memperkirakan sebesar 44 orang atau 41,90%, zona
jumlah perjalanan yang berasal atau Baraka sebanyak 14 orang atau 13,33%,
bertujuan di suatu zona dalam zona Anggeraja sebanyak 13 orang atau
analisis lalu lintas. 12,83%, zona Baroko sebesar 10 orang
Tabel 5. Hasil survei di lapangan atau 9,52%, zona lain-lain sebanyak 9
menurut zona orang atau 8,57%, zona Malua sebanyak
N Kelura Selasa Jum'at 6 orang atau 1,90%, Zona Masalle
o han
sebanyak 5 orang atau 4,76% dan zona
Juml Persent Juml Persent
ah ase ah ase Curio sebesar 4 orang atau 3,81%.
1. Alla 58 55,24% 44 41,90% Pergerakan bangkitan diatas dapat
2. Baroko 8 7,62% 10 9,52% digambarkan dengan pola sebagai
3. Baraka 12 11,43% 14 13,33%
4 Angger 11 10,48% 13 12,38%
aja
5 Malua 2 1,90% 6 5,71%
6 Curio 6 5,71% 4 3,81%
berikut.

52.38%
MC 55.24%
Jum'at
4.76% Selasa
HV 1.90%

42.86%
LV 42.86%

0.00% 20.00% 40.00% 60.00%


Gambar 8. Diagram mode
pergerakan pasar sudu hari selasa Gambar 10. Grafik kendaraan
yang digunakan ke pasar sudu
Dari hasil pengumpulan data
terlihat bahwa pada hari Selasa
pengunjung didominasi oleh
pengguna kendaraan motor (MC)
yakni sebanyak 58 kendaraan atau
55,24%, Kendaraan ringan (LV)
sebanyak 45 kendaraan atau
42,86%, dan kendraan berat
sebanyak 2 kendaraan atau 1,90%.
Sedangkan pada hari Jum'at pada
pengunjung didominasi oleh
Gambar 9. Diagram mode pengguna kendraan motor yakni
pergerakan pasar sudu hari jum’at sebanyak 55 kendaraan atau
d. Pemilihan moda (X1) 52,38%, kendaraan ringan (LV)
Pemilihan moda adalah sebanyak 45 kendaraan atau
jenis transportasi yang digunakan 42,86%, dan kendaran berat
oleh pengunjung menuju dan dari sebanyak 5 kendaraan atau 4,76%.
Pasar Sudu. Jenis transportasi yang e. Jarak Tempuh (X2)
banyak digunakan adalah Jarak tempuh merupakan
Kendaraan ringan, kendaran berat jarak dari tempat asal pengunjung
dan kendaraan motor. menuju pasar Sudu atau lokasi
Tabel 6. Hasil survey kendaraan tinggal pengunjung. Jarak tempuh
yang digunakan ke pasar sudu dalam penelitian ini dibagi menjadi
Selasa Jum'at
empat yakni kurang dari 5 Km, 5-
10 km, 10-15 km dan lebih dari 15
N Kendar km.
o aan Juml Persent Juml Persent
ah ase ah ase Tabel 7. Hasil survey jarak tempuh
ke pasar sudu
N Jarak Selasa Jum'at
1. LV
o temp
45 42,86% 45 42,86% uh Juml Persent Juml Persent
2. HV ah ase ah ase
1. < 5 26 24,76% 27 25,71%
2 1,90% 5 4,76%
Km
3. MC
2. 5 - 10 28 26,67% 29 27,62%
58 55,24% 55 52,38% km
Total 105 100% 105 100% 3. 10 - 33 31,43% 24 22,86%
15
Km
Sumber: Hasil pengolahan data 4. > 15 18 17,14% 25 23,81%
Km
Total 105 100% 105 100% Tabel 8. Hasil survey waktu
Sumber: Hasil pengolahan data tempuh ke pasar sudu
N Wakt Selasa Jum'at
o u
temp Juml Persent Juml Persent
23.81% uh ah ase ah ase
> 15 Km 17.14% 1. < 15 8 7,62% 17 16,19%
menit
2. 15 - 36 34,29% 30 28,57%
22.86% 20
10 - 15 Km 31.43%
Jum'at menit
3. 20-30 29 27,62% 41 39,05%
27.62% Selasa menit
5 - 10 Km 26.67% 4. > 30 32 30,48% 17 16,19%
menit
25.71% Total 105 100% 105 100%
< 5 Km 24.76% Sumber : Hasil pengolahan data
0.00% 20.00% 40.00%

Gambar 11. Grafik jarak 16.19%


> 30 menit 30.48%
tempuh ke pasar sudu
Dari hasil pengumpulan
39.05%
data terlihat bahwa pada hari 20 - 30 menit 27.62%
Selasa pengunjung didominasi oleh Jum'at
pengunjung dengan jarak tempuh 28.57% Selasa
10-15 km yakni sebanyak 33 orang 15 - 20 menit 34.29%
atau 31,43%, jarak tempuh 5-10km
sebanyak 28 orang atau 26,67%, 16.19%
< 15 menit 7.62%
jarak tempuh < 5 km sebanyak 26
orang atau 24,76% dan jarak
0.00% 20.00% 40.00%
tempuh > 15 km sebanyak 18 orang
atau 17,14%. Sedangkan pada hari
Jum'at, pengunjung didominasi Gambar 12. Grafik jarak
oleh pengunjung dengan jarak tempuh ke pasar sudu
tempuh 5-10 km yakni sebanyak 29 Dari hasil pengumpulan
orang atau 27,62%, jarak tempuh < data terlihat bahwa pada hari
5 km sebanyak 27 orang atau Selasa pengunjung didominasi oleh
25,71%, jarak tempuh > 5 km pengunjung dengan waktu tempuh
sebanyak 25 orang atau 23,81% 15-20 menit yakni sebanyak 36
dan jarak tempuh 10 - 15 km orang atau 34,29%, waktu tempuh
sebanyak 24 orang atau 22,86%. > 30 menit sebanyak 32 orang atau
f. Waktu Tempuh (X3) 30,48%, waktu tempuh 20-30
Waktu tempuh menit sebanyak 29 orang atau
merupakan seberapa lama waktu 27,62% dan waktu tempuh < 15
perjalanan dari tempat asal menit sebanyak 8 orang atau
pengunjung menuju pasar Sudu 7,62%. Sedangkan pada hari
atau lokasi tinggal pengunjung. Jum'at, pengunjung didominasi
waktu tempuh dalam penelitian ini oleh pengunjung dengan waktu
dibagi menjadi empat yakni kurang tempuh 20-30 menit yakni
dari 15 menit, 15-20 menit, 20-30 sebanyak 41 orang atau 39,05%,
menit dan lebih dari 30 menit. waktu tempuh 15-20 menit
sebanyak 30 orang atau 28,57%,
waktu tempuh < 15 menit sebanyak
17 orang atau 16,19% dan jwaktu
tempuh >30 menit juga sebanyak berpenghasilan 1,5-2 juta/bulan
17 orang atau 16,19%. sebanyak 31 orang atau 29,52%,
g. Besar Penghasilan (X4) pengunjung berpenghasilan >2
Besar penghasilan juta/bulan sebanyak 9 orang atau
merupakan seberapa besar 8,57% dan pengunjung
pendapatan atau penghasilan (gaji) berpenghasilan 1-1,5 juta/bulan
pengunjung Pasar Sudu. Besar sebanyak 4 orang atau 3,81%.
penghasilan dalam penelitian ini Sedangkan pada hari Jum'at,
dibagi menjadi empat yakni kurang pengunjung didominasi oleh
dari 1 juta/bulan, 1-2 Juta/bulan, 2- pengunjung dengan dengan
3 juta/bulan dan lebih dari 3 penghasilan < 2 juta/bulan yakni
juta/bulan. sebanyak 34 orang atau 32,38%,
Tabel 9. Hasil survei besar penghasilan pengunjung berpenghasilan 1-1,5
pengunjung pasar sudu juta/bulan sebanyak 26 orang atau
N Penghas Selasa Jum'at 24,76%, pengunjung berpenghasilan
o ilan
1,5-2 juta/bulan sebanyak 25 orang
Juml Persent Juml Persent
ah ase ah ase atau 23,81% dan pengunjung
1. < 1 61 58,10% 34 32,38% berpenghasilan > 2 juta/bulan
Juta/bul sebanyak 20 orang atau 19,05%.
an
2. 1-2 4 3,81% 26 24,76% h. Pekerjaan (X5)
Juta/bul Pekerjaan merupakan profesi
an pengunjung Pasar Sudu. Jenis
3. 2-3 31 29,52% 25 23,81%
Juta/bul pekerjaan dalam penelitian ini
an dibagi menjadi lima yakni
4. > 3 9 8,57% 20 19,05%
Juta/bul
pelajar, honorer, PNS,
an wiraswasta dam karyawan
Total 105 100% 105 100% swasta.
Sumber : Hasil pengolahan data Tabel 10. Hasil Survei pekerjaan
Pengunjung Pasar Sudu
N Pekerja Selasa Jum'at
o an
19.05% Juml Persent Juml Persent
> 3 Juta/bulan 8.57% ah ase ah ase
1. Pelajar 19 18,10% 11 10,48%
23.81% 2. Honorer 18 17,14% 22 20,95%
2-3 Juta/bulan 29.52%
3. PNS 7 6,67% 20 19,05%
4. Wirasw 22 20,95% 21 20,00%
24.76% asta
1-2 Juta/bulan 3.81%
5 Kary. 39 37,14% 31 29,52%
swasta
32.38% Total 105 100% 105 100%
< 1 Juta/bulan 58.10%
Sumber: Hasil pengolahan data
0.00% 20.00% 40.00% 60.00%

Gambar 13. Grafik besar


penghasilan pengunjung pasar
sudu
Dari hasil pengumpulan data
terlihat bahwa pada hari Selasa
pengunjung didominasi oleh
pengunjung dengan penghasilan < 2
juta/bulan yakni sebanyak 61 orang
atau 58,10%, pengunjung
menjadi empat yakni sekali
29.52%
seminggu, dua kali seminggu,
Karyawan swasta 37.14% sebulan sekali dan lain-lain.
Wiraswasta
20.00% Tabel 11. Hasil survey frekuensi
20.95%
menggunakan moda
19.05% N Frekuen Selasa Jum'at
PNS 6.67%
o si
20.95% penggun Juml Persent Juml Persent
Honorer 17.14% aan ah ase ah ase
Moda
10.48%
Pelajar 18.10% 1. 1 kali 27 25,71% 30 28,57%
semingg
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% u
2. 2 kali 43 40,95% 34 32,38%
Jum'at Selasa semingg
u
3. 1 kali 14 13,33% 17 16,19%
Gambar 14. Grafik pekerjaan sebulan
pengunjung pasar sudu 4. Lain- 21 20,00% 24 22,86%
lain
Dari hasil pengumpulan Total 105 100% 105 100%
data terlihat bahwa pada hari
Sumber: Hasil pengolahan data
Selasa pengunjung didominasi oleh
pengunjung dengan pekerjaan
karyawan swasta yakni sebanyak 22.86%
39 orang atau 37,14%, pengunjung Lain-lain 20.00%
wiraswasta sebanyak 22 orang atau
16.19%
20,95%, pengunjung yang 1 kali sebulan 13.33%
berprofesi pelajar sebanyak 19
orang atau 18,10%, pengunjung 2 kali seminggu
32.38%
40.95%
yang berprofesi honorer sebanyak
18 orang atau 17,14% dan 28.57%
1 kali seminggu 25.71%
pengunjung berprofesi PNS
sebanyak 7 orang atau 6,6%.
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%
Sedangkan hari Jumat pengunjung
didominasi oleh pengunjung Jum'at Selasa
dengan pekerjaan karyawan swasta
yakni sebanyak 31 orang atau Gambar 15. Grafik frekuensi
29,52%, pengunjung honorer penggunaan moda
sebanyak 22 orang atau 20,95%, Dari hasil pengumpulan data
pengunjung yang berprofesi terlihat bahwa pada hari Selasa
wiraswasta sebanyak 21 orang atau pengunjung didominasi oleh
20%, pengunjung yang berprofesi pengunjung dengan frekuensi
PNS sebanyak 20 orang atau penggunaan moda 2 kali seminggu
19,05% dan pengunjung berprofesi yakni sebanyak 43 orang atau
pelajar sebanyak 11 orang atau 40,95%, pengunjung dengan
10,48%. frekuensi penggunaan moda sekali
i. Frekuensi Menggunakan Moda seminggu sebanyak 27 orang atau
(X6) 25,71%, pengunjung dengan
Frekuensi menggunakan frekuensi penggunaan moda lain-
moda merupakan banyaknya lain atau tak menentu sebanyak 21
pengunjung yang memilih orang atau 20% dan pengunjung
menggunakan kendaraan dalam dengan frekuensi penggunaan
periode tertentu menuju Pasar moda sebulan sekali sebanyak 14
Sudu. Frekuensi menggunakan orang atau 13,33%. Sedangkan hari
moda dalam penelitian ini dibagi Jumat pengunjung didominasi oleh
pengunjung dengan dengan Dari hasil pengumpulan data
frekuensi penggunaan moda 2 kali terlihat bahwa pada hari Selasa
seminggu yakni sebanyak 34 orang pengunjung didominasi oleh
atau 32,38%, pengunjung dengan pengunjung dengan biaya
frekuensi penggunaan moda sekali perjalanan Rp. 5.000 – Rp. 10.000
seminggu sebanyak 30 orang atau yakni sebanyak 89 orang atau
20,95%, pengunjung dengan 84,76%, pengunjung dengan biaya
frekuensi penggunaan moda tak perjalanan Rp. 11.000 – Rp.
menentu atau lain-lain sebanyak 24 20.000 sebanyak 10 orang atau
orang atau 22,86%, dan 9,52%, pengunjung dengan biaya
pengunjung dengan frekuensi perjalanan lebih dari Rp. 20.000
penggunaan moda sebulan sekali sebanyak 4 orang atau 3,81% dan
sebanyak 17 orang atau 16,19%. pengunjung dengan biaya
j. Biaya Perjalanan (X7) perjalanan kurang dari Rp. 5.000
Biaya perjalanan merupakan sebanyak 2 orang atau 1,9%.
banyaknya uang yang harus Sedangkan hari Jumat pengunjung
dikeluarkan dalam bertaransportasi didominasi oleh pengunjung
ke pasar Sudu. Biaya perjalanan dengan biaya perjalanan kurang
dalam penelitian ini dibagi menjadi dari Rp. 5.000 yakni sebanyak 33
empat yakni <Rp. 5.000, Rp. 5.000 orang atau 31,43%, pengunjung
– Rp, 10.000, Rp. 11.000 – Rp dengan biaya perjalanan lebih dari
20.000, dan >Rp. 20.000. Rp. 20.000 sebanyak 26 orang atau
Tabel 12. Hasil survey biaya 24,76%, pengunjung dengan biaya
perjalanan perjalanan Rp. 5.000 – Rp. 10.000
N Biaya Selasa Jum'at sebanyak 23 orang atau 21,90%,
o Perjala
nan dan sama dengan pengunjung
Juml Persent Juml Persent dengan biaya perjalanan Rp
ah ase ah ase
11.000 – Rp. 20.000 sebanyak 23
1. < Rp. 2 1,9% 33 31,43%
5.000 orang atau 21,90%.
2. Rp5.000 89 84,76% 23 21,9% k. Tujuan Perjalanan (X8)
-10.000 Tujuan perjalanan merupakan
3. Rp10.00 10 9,52% 23 21,9%
0-20.000 kepentingan pengunjung ke pasar
4. > Rp. 4 3,81% 26 24,76% Sudu. Tujuan perjalanan dalam
20.000
Total 105 100% 105 100%
penelitian ini dibagi menjadi tiga
yakni belanja, dagang dan
Sumber: Hasil pengolahan data rekreasi/jalan-jalan.
Tabel 13. Hasil survei tujuan
24.76%
pengunjung
> Rp. 20000 3.81% N Tujuan Selasa Jum'at
o Pengunj
21.90% Juml Persent Juml Persent
Rp. 11000-Rp.20000 ung
9.52% ah ase ah ase
1. Belanja 54 51,43% 60 57,14%
21.90% 2. Dagang 44 41,90% 36 34,29%
Rp. 5000-Rp. 10000 84.76%
3. Rekreasi 7 6,67% 9 8,57%
31.43% Total 105 100% 105 100%
< Rp. 5000 1.90%
Sumber: Hasil pengolahan data
0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%
100.00%

Jum'at Selasa

Gambar 16. Grafik biaya


perjalanan
Tabel 14. Hasil survey alasan
menggunakan moda
8.57% N Alasan Selasa Jum'at
Rekreasi/Jalan-jalan 6.67% o Menggun
akan Juml Persen Juml Persen
34.29% moda ah tase ah tase
Dagang 41.90%
1. Kecepatan 60 57,14% 19 18,10%
57.14%
Belanja 51.43% 2. Keselamat 8 7,62% 22 20,95%
an
0.00%20.00%40.00%60.00% 3. Biaya 37 35,24% 64 60,95%

Jum'at Selasa Total 105 100% 105 100%

Gambar 17. Tujuan Sumber: Hasil pengolahan data


pengunjung
Dari hasil pengumpulan data
terlihat bahwa pada hari Selasa 60.95%
pengunjung didominasi oleh Rekreasi/Jalan-jalan 35.24%
pengunjung dengan tujuan belanja
yakni sebanyak 54 orang atau 20.95%
51,43%, pengunjung dengan tujuan Dagang 7.62%
dagang sebanyak 44 orang atau
41,90%, dan pengunjung dengan 18.10%
tujuan rekreasi/jalan-jalan Belanja 57.14%
sebanyak 7 orang atau 6,67%.
Sedangkan hari Jumat pengunjung 0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%
didominasi oleh pengunjung
dengan tujuan belanja yakni Jum'at Selasa
sebanyak 60 orang atau 57,14%,
pengunjung dengan tujuan dagang Gambar 18. Grafik alasan
sebanyak 36 orang atau 34,29%, menggunakan moda
dan pengunjung dengan tujuan Dari hasil pengumpulan
rekreasi/jalan-jalan sebanyak 9 data terlihat bahwa pada hari
orang atau 8,57%. Selasa pengunjung didominasi oleh
l. Alasan Menggunakan Moda pengunjung dengan alasan
(X9) penggunaan moda
Alasan menggunakan moda kecepatan/tempuh yakni sebanyak
merupakan penyebab pengunjung 60 orang atau 57,14%, pengunjung
memilih transportasi yang dengan alasan penggunaan moda
digunakan ke pasar Sudu. Alasan biaya/harga sebanyak 37 orang atau
menggunakan moda dalam 35,24%%, dan pengunjung dengan
penelitian ini dibagi menjadi tiga alasan penggunaan moda
yakni kecepatan/tempuh, keselamatan/keamanan sebanyak 8
keselamatan/keamanan dan orang atau 7,62%. Sedangkan hari
biaya/harga Jumat pengunjung didominasi oleh
pengunjung dengan alasan
penggunaan moda biaya/harga
sebanyak 64 orang atau 60,95%,
pengunjung dengan alasan
penggunaan moda
keselamatan/keamanan sebanyak
22 orang atau 20,95%, dan Sedangkan hari Jumat pengunjung
pengunjung dengan alasan didominasi oleh pengunjung
penggunaan moda dengan pekerjaan orang tua sebagai
kecepatan/tempuh sebanyak 19 wiraswasta sebanyak 32 orang atau
orang atau 18,10%. 30,48%, pengunjung dengan
m. Pekerjaan Orang Tua (X10) pekerjaan orang tua sebagai PNS
Pekerjaan orang tua sebanyak 28 orang atau 26,67%,
merupakan profesi dari orang tua pengunjung dengan pekerjaan
pengunjung pasar Sudu. Pekerjaan orang tua sebagai petani sebanyak
orang tua dalam penelitian ini 27 orang atau 25,71%, dan
dibagi menjadi empat yakni PNS, pengunjung dengan pekerjaan
Petani, Wiraswasta dan lain-lain orang tua sebagai lain-lain
Tabel 15. Hasil survey pekerjaan sebanyak 18 orang atau 17,14%.
orang tua n. Analisa Hubungan Pola
N Pekerja Selasa Jum'at Pergerakan di Pasar Sudu
o an
Orang Hubungan antara pilihan
Juml Persent Juml Persent
Tua
ah ase ah ase
moda tranportasi (X1), Jarak
1. PNS 45 42,86% 28 26,67%
tempuh,(X2), Waktu tempuh (X3)
dan besar penghasilan (X4) pada
2. Petani 30 28,57% 27 25,71%
Pasar Sudu diperoleh dengan
3. Wiraswa 28 26,67% 32 30,48% melakukan uji regresi yang
sta
4. Lain- 2 1,90% 18 17,14% hasilnya dapat dilihat pada tabel-
lain tabel berikut.
Total 105 100% 105 100% Tabel 10. Hubungan Moda
Sumber : Hasil pengolahan data Transportasi Dengan Besarnya
Penghasilan
Lain-lain 17.14%
1.90%
Wiraswasta 30.48%
26.67%
Petani 25.71%
28.57%
PNS 26.67%
42.86%

0.00% 10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%

Jum'at Selasa Sumber: Hasil pengolahan data


Berdasarkan tabel diatas
Gambar 19. Grafik pekerjaan dapat dilihat bahwa nilai sig
orang tua adalah 0,000 yakni lebih kecil dari
0,05 maka dapat di artikan bahwa
Dari hasil pengumpulan data terdapat hubungan yang signifikan
terlihat bahwa pada hari Selasa antara moda transportasi dengan
pengunjung didominasi oleh penghasilan pengunjung. Hal ini
pengunjung dengan pekerjaan bearti penghasilan pengunjung
orang tua sebagai PNS yakni dapat menggerakkan moda
sebanyak 45 orang atau 42,86, kendaraan yang digunakan.
pengunjung dengan pekerjaan Tabel 11. Hubungan Jarak
orang tua sebagai petani sebanyak Tempuh Pengunjung Dengan
30 orang atau 28,57%, pengunjung Besarnya Penghasilan
dengan pekerjaan orang tua sebagai
wiraswasta sebanyak 28 orang atau
26,67% dan pengunjung dengan
pekerjaan orang tua sebagai lain-
lain sebanyak 2 orang atau 1,9%.
Sumber : Data Penelitian
Berdasarkan hasil uji R
diatas bahwa variabel jarak
tempuh memiliki pengaruh paling
besar terhadap besarnya
penghasilan pengunjung pasar
sudu yakni sebesar 14%.
Sedangkan mode transportasi
Sumber: Hasil pengolahan data hanya memiliki nilai hubungan
Berdasarkan tabel diatas terhadap besarnya penghasilan
dapat dilihat bahwa nilai sig pengunjung sebesar 1%. Dan
adalah 0,000 yakni lebih kecil dari waktu tempuh memiliki hubungan
0,05 maka dapat di artikan bahwa dengan besarnya penghasilan
terdapat hubungan yang signifikan pengunjung sebesar 8,3% saja.
antara jarak tempuh dengan
penghasilan pengunjung pada
pasar Sudu. Hal ini dapat diartikan
antara jarak tempuh dan
penghasilan memiliki hubungan
yang berkaitan.
Tabel 12. Hubungan Waktu Tempuh
Pengunjung Dengan Besarnya
Penghasilan

Sumber: Hasil Pengolahan Data


Berdasarkan tabel diatas
dapat dilihat bahwa nilai sig
adalah 0,000 yakni lebih kecil dari
0,05 maka dapat di artikan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan
antara waktu tempuh dengan
besarnya penghasilan pengunjung
pada pasar Sudu. Hal ini dapat
diartikan terdapat keterkaitan
antara besarnya penhasilan
pengunjung dengan waktu tempuh
menuju pasar Sudu.
Tabel 13. Uji R
Variabel Nilai R Persentase

Moda Transportasi 0,01 1%

Jarak Tempuh 0,14 14%

Waktu Tempuh 0,083 8,3%


5. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
5.1. Kesimpulan Aldilase, B.P., dkk, 2014, Analisa Dan
Bersadarkan uraian hasil penelitian Perencanaan Peningkatan Jalan
dan analisa yang telah dilakukan, maka Alternatif Manyaran – Mijen,
dapat disimpulkan bahwa Terdapat Jurnal Karya Teknik Sipil,
hubungan yang sangat erat antara moda Vol.3, No.1.
kendaraan, jarak tepuh, dan waktu
tempuh dengan besarnya penghasilan Hamdi, 2011, Bangkitan Perjalanan
pengunjung dengan nilai sig 0,000 lebih Pada Perumahan Bougenvlle Di
kecil dari 0,005 serta variabel jarak Palembang, Jurnal Sipil, Vol.5,
tempuh memiliki pengaruh paling besar No.2.
terhadap besarnya penghasilan
pengunjung pasar sudu yakni sebesar Lestarini, W., 2007, Pengaruh Status
14%. Sedangkan mode transportasi Sosial Ekonomi Terhadap
hanya memiliki nilai hubungan Pemilihan Moda Transportasi
terhadap besarnya penghasilan Untuk Perjalanan Kerja (Studi
pengunjung sebesar 1%. Dan waktu Khasus Karyawan Pt.Ssswi
tempuh memiliki hubungan dengan Kabupaten Wonosobo),
besarnya penghasilan pengunjung Universitas Diponegoro,
sebesar 8,3% saja. Semarang.
5.2. Saran
Saran-saran yang penulis bisa Mujihartono, E., dkk, 2002. Modul Ajar
sampaikan dari penelitian ini adalah Manajemen Konstruksi,
sebagai berikut: Universitas Diponegoro,
1. Diharapkan instansi terkait dapat Semarang.
memberikan perhatian lebih
terhadap moda kendaraan yang Nugroho, dkk, 2009, Penggunaan
mempengaruhi bangkitan tarikan Software Spss Untuk Analisis
menuju dan dari pasar Sudu. Faktor Daya Beli Listrik Pada
2. Diharapkan ada penelitian lanjutan Sektor Rumah Tangga Dengan
dengan variabel yang lebih banyak Metode Regresi Linear
atau metode pengambilan data Berganda (Studi Kasus Kota
yang lebih luas sebagai Salatiga), Simposium Nasional
pembanding dari penelitian ini. RAPI VIII 2009, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Octavianus, M. dan Pandia, I.J.,


Bangkitan Perjalanan Pada
Perumahan Menteng Indah Di
Kecamatan Medan Denai, Jurnal
Teknik Sipil USU, Vol.2, No.2.

Saputro, dkk, 2014, Kajian Pemodelan


Tarikan Pergerakan Ke Gedung
Perkantoran (Studi Kasus Kota
Surakarta), e-Jurnal MATRIKS
TEKNIK SIPIL, Vol. 2 No. 1.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian


Kuntitatif Kualitatif Dan R&D.
CV.Alfabeta, Bandung.
Tamin, O.Z. ,2000, Perencanaan &
Pemodelan Transportasi,
Edisi Kedua, ITB, Bandung.

Timboeleng, J.A., 2011, Tarikan


Pengunjung Kawasan
Matahari Jalan Samratulangi
Manado, Jurnal Sabua, Vol.3,
No.3.

Triton. 2005. SPSS 13.0, Terapan Riset


Statistik Parametrik. PT.
Andi, Yogyakarta.

Wahyuningsih, A.R., dkk, 2013,


Analisis Bangkitan Dan Tarikan
Perjalanan (Studi Kasus Pada
Tata Guna Lahan Rumah Sakit
Umum di Klaten), Artikel
Publikasi Ilmiah, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Yusri, B. A., dkk, 2014, Tinjauan


Bangkitan Dan Tarikan
Perjalanan Kelurahan
Kecamatan Rambah, Pasir
Pengaraian, e-Journal
Mahasiswa Teknik, Vol.1, No.1.

Anda mungkin juga menyukai