T U R AP
A. Teori Mengenai Turap
1. Pengertian Umum
Turap adalah suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai dinding
penahan tanah, agar tanah yang berada di belakang dinding turap tetap pada
kedudukannya yang sesuai dengan rencana. Dinding turap menahan tekanantekanan yang diakibatkan tekanan tanah, yang terdiri dari :
a.
b.
c.
Apabila dinding tanah yang bergerak menjauhi tanah isian (tekanan tanah di
belakang dinding), maka tekanan tanah yang dipikul dinding tersebut akan
berkurang secara perlahan-lahan sampai mencapai suatu besar tekanan tanah yang
tetap (minimum).
Jika takanan tanah diteruskan akan terjadi kelongsoran atau keruntuhan. Hal
inilah yang disebut tekanan tanah aktif. (Gbr. 01).
Sedangkan jika dinding penahan tanah bergerak mendekati tanah isian, maka
tekanan tanah yang dipikul oleh dinding tersebut akan bertambah secara perlahanlahan sampai mencapai suatu harga yang tetap (maksismium). Jika gerakan
dilanjutkan pada tanah isian, maka akan terjadi kelongsoran geser (bidang gelincir).
Tekanan ini disebut tekanan tanah pasif (Gbr. 02).
Sedangkan tanah dengan tekanan statis (Ps) merupakan harga tekanan yang
berada antra tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif, dimana harga tekanan
tanah ini berubah-ubah menurut kedudukan dinding penahan (Gbr. 03).
Gerakan Tanah
Gerakan Tanah
Bidang Longsor
Bidang
Gelincir
REKAYASA PONDASI
Tekanan
Tanah Pasif
Tekanan
Tanah Statis
Tekanan
Tanah Aktif
Gerakan ke Muka
Gerakan ke Belakang
BrerBelakangMuka
2. Macam-macam Turap
Pembagian jenis turap dapat digolongkan menurut beberapa peninjauan, yaitu :
1)
Cara pemasangan turap ada bermacam-macam, untuk itu kita perlu memilih
cara dan jenis turap yang paling tepat untuk suatu kondisi tanah pondasi, tinggi
muka air tanah ataupun manfaat ekonomisnya. Pembagian jenis-jenis turap dapat
digolongkan dalam beberapa bentuk peninjauan, yaitu:
1) Menurut pemasangan dinding turapnya, dibagi atas :
a. Turap dengan tiang tegak dan papan turap.
Papan turap dipasang secara mendatar dan diletakkan diantara tiangtiang tegak dari profil dengan jarak yang sama.
b. Turap yang terdiri dari deretan tiang-tiang.
Yaitu jenis turap dimana dindingnya terdiri dari deretan tiang-tiang
kayu, beton atau baja.
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
2)
REKAYASA PONDASI
Syarat-syarat pekerjaan yang diizinkan.
Biaya pekerjaan.
PENJANGKARAN
A. Teori Penjangkaran
Dalam penjangkaran, pemboran dilakukan dalam tanah pondasi yang terdiri dari
tanah berpasir, lapisan kerikil, lapisan tanah berbutir halus, atau batuan lapuk serta suatu
bagian yang menahan gaya tarik seperti campuran semen dengan kabel baja dimasukkan
kedalam lubang hasil pemboran tadi, kemudian disertai suatu gaya tarik untuk memperkuat
konstruksinya. Penjangkaran ini hanya dilakukan untuk melawan tekanan tanah pada turap
atau tembok penahan (Gbr. 03). Pelaksanaan penjangkaran tanah yaitu dengan melubangi
pondasi dengan mesin bor, lalu dimasukkan ke dalamnya batang tarik dan kemudian
digrout dengan semen (Gbr. 04).
1) Penjangkaran dengan tanah geser
Jenis ini menggunakan batang jangkar yang silindris untuk digrout ke
dalam lubang bor dan gaya tarik ditimbulkan dari tegangan geser yang
bekerja di sekelilingnya.
2) Penjangkaran dengan plat pemikul.
Jenis ini menggunakan suatu plat pasir yang dipasang di dalam tanah
sehingga tanah dengan tekanan pasifnya dapat bekerja menahan gaya
tarik.
3) Penjangkaran gabungan
Pada penjangkaran ini ada beberapa bagian yang diperbesar dan tekanan
tanah pasif bersama-sama tahanan geser batangnya menahan gaya tarik.
B. Metode Penjangkaran
1) Metode penjangkaran dengan grouting
Setelah suatu batang atau kabel terpasang sebagai suatu batang tarik di dalam
lubang hasil pemboran, kemudian dilakukan grouting dan batang tarik ini dijangkar.
Untuk menghindari mengalir keluarnya adukan semen dari lubang pada waktu
dilaksanakan grouting, perlu dipasang alat khusus dalam lubang tersebut, yaitu
cker untuk menahan tinggi. Cara ini dimaksudkan untuk mengeraskan dinding
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
lubang secukupnya yang cukup urai karena grouting pada suatu kekuatan leleh
yang besar.
2) Metode penjangkaran dengan tabung tertekan
Adalah metode dimana suatu tabung yang dapat mengembang dimasukkan ke
dalam lubang hasil pengeboran dan adukan diisikan pada bagian luar dari dinding
tabung kemudian air bertekanan dimasukkan ke dalam lubang tersebut agar
mengembang, sehingga bagian luar tabung yang tertekan dapat mengeras. Setelah
mengeras, tabung tersebut dikeluarkan dan batang tarik dimasukkan menggantikan
tempat lubang tadi dan diberi tambahan kedudukan sehingga selesailah
pemasangan jangkar tersebut yang disebut jangkar PS.
3) Metode penjangkaran dengan penekanan.
Suatu batang PC baja dimasukkan ke dalam lubang dan adukan dimasukkan
ke dasar lubang. Lalu beton bertulang yang berlubang di tengahnya sebagai inti dari
jangkar ini dengan batang baja tadi sebagai pengarahnya dipikul masuk ke dalam
adukannya menyebabkan adukan ini memperbesar lubangnya. Jenis jangkar ini
disebut jangkar bagi.
4) Metode penjangkaran plat
Metode ini disebut metode penjangkaran mekanis. Terdiri dari batang baja
dan bagian jangkar yang dibuat dari plat baja yang dimasukkan ke dalam tanah
yang dipikul. Setelah itu batang baja ditarik sehingga plat tadi berputar dan menjadi
plat penahan. Dalam metode ini plat dimasukkan ke dalang lubang bor. Jenis
jangkar yang dipikul biasanya dipergunakan untuk beban rencana yang agak kecil
dimana gaya tarik kurang dari 20 ton. Hal ini ditandai dengan cara pelaksanaannya
yang mudah dan prinsipnya yang sederhana.
5) Metode jangkar UAC
Metode ini adalah dengan pembesaran lubang. Telah dikembangkan di Inggris
dan banyak dipergunakan di sana. Caranya adalah setelah di bor pada kedalaman
yang diperlukan, maka suatu mata bor khusus dipergunakan untuk memperbesar
memperbesar bagian dasar lubang tersebut. Metode ini sangat mirip dengan metode
jangkar bangunan.
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
LANGKAH-LANGKAH KERJA
I. Menghitung Kedalaman Benaman Turap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
Tembok ini hampir sama dengan tembok penahan tifa kantilever, kecuali bahwa
tembok ini dibangun di bawah tanah tertekan untuk mengurangi gaya irisan yang
bekerja pada tembok memanjang dan plat lantai.
EG
EH
Dimana :
EG
EH
TEKNIK SIPIL
022
Faktor keamanan.
REKAYASA PONDASI
3) Kemantapan terhadap guling.
Dalam hal ini memenuhi :
EG.a
EH .z
Dimana :
EG.a
EH.z
= Faktor keamanan
G
6.e
1
. izin
A
B
Dimana :
TEKNIK SIPIL
022
tmaks
izin
= Luas pondasi
= Eksentrsitas
REKAYASA PONDASI
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
Pondasi tiang pancang adalah konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya ke
sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan.
Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan
pangkal tiang pancang yang ada di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.
A. Penggolongan Pondasi Tiang
I. Penggolongan berdasarkan material dan cara pembuatannya yang dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Jenis Bahan
Nama Tiang
Cara Pembuatan
Bentuk
Tiang kayu
Alamiah
Bulat segi
empat
Tiang baja
Pipa baja
Disambung secara
Bulat
eksentris
TEKNIK SIPIL
022
Diasah dalam
lebar
keadaaan panas
REKAYASA PONDASI
Tiang beton
Diaduk dengan
Bulat segi
cetak sentrfugal
gaya
empat
Sistem penarikan
cetak
Bulat
penarikan akhir
Corinsitu tiang alas,
Sistem
pemancangan,
raymer
sistem pengeboran
Bulat segi
empat
Dalam perhitungan digunakan tiang berupa beton bentuk bulat dengan sistem
pemancangan.
II. Berdasarkan penyaluran beban.
a. Point Bearing Pile (tiang tahanan ujung)
Pondasi yang menahan bebannya dengan tahanan ujung atau meneruskan beban
dari konstruksi di atasnya melalui tahanan ujung ke lapisan tanah keras.
b. Friction Pile (tiang dengan gesekan kulit)
Pondasi ini meneruskan bebannya ke lapisan tanah keras melalui gesekan kulit.
B. Dasar-dasar Perencanaan
Gaya luar yang bekerja pada kepala tiang adalah berat sendiri pada bangunan di
atasnya, beban hidup, tekanan tanah dan tekanan air serta gaya luar yang bekerja langsung
pada tubuh tiang.
Pada waktu melakukan perencanaan, umumnya diperkirakan pengaturan tiangnya
terlebih dahulu. Dalam hal ini jarak minimal antara tiang adalah 1,5 3,5D. Waktu
menentukan susunan tiang dibuat seperti yang disebutkan di atas, agar dapat menahan
beban tetap selama mungkin. Hal ini juga berguna untuk mencegah berbagai kesulitan,
misalnya perbedaan penurunan yang tidak berguna. Tiang-tiang yang berbeda kualitas
bahannya atau tiang yang memiliki diameter yang berbeda, tidak boleh dipakai untuk tiang
yang sama.
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
C. Perincian perencanaan
a. Setelah dilakukan pemeriksaan tanah di bawah permukaan, penyelidikan di
sekelilingnya dan penyelidikan terhadap bangunan sekitar letak pondasi tiang,
maka diameter dan panjang tiang dapat diperiksa/diperkirakan.
b. Kemudian dihitung daya dukung yang diizinkan untuk satu tiang bagi kondisi
pembebanan. Daya dukung seyogianya diperiksa untuk peristiwa biasa ataupun
untuk waktu gempa.
c. Bila daya dukung untuk satu tiang sudah diperkirakan, maka daya dukukng
untuk seluruh tiang harus diperiksa. Harga akhir untuk gabungan tiang ini atau
gesekan tiang merupakan daya dukung yang diizinkan untuk tiang.
d. Berikutnya, hitung reaksi yang didistribusikan ke setiap kepala tiang. Juga
ditetapkan banyaknya tiang secara tetap. Hal ini juga berarti Vo. Mo, Ho
bekerja pada sekelompok tiang sebagai suatu kesatuan yang dapat dihitung
dengan memperkirakan tentang tumpuannya dan bagaimana pembagiannya ke
masingmasing tiang. Berdasarkan pada susunannya dan jumlah tiang yang
diperkirakan semula, beban-beban yang bekerja pada masing-masing tiang
dapat dihitung kemudian diperiksa apakah beban itu masih termasuk kedalam
daya dukung yang diperkenankan, sedangkan Mo, Vo, Ho harus dihitung
kembali dengan perhitungan reaksi kepala tiang yang diganti.
e. Setelah beban pada kepala tiang dihitung, pembagian momen lentur atau gaya
geser pada kepala tiang dalam arah vertikal dapat dicari, lalu pengecekan yang
lebih mendetail pada bagian-bagian tiang dapat dilakukan dengan gaya pada
dasar tumpuan.
f. Jika detail pada perencanaan tubuh tiang telah selesai, tumpuan harus diperiksa
berdasarkan reaksi pada kepala tiang.
g. Hal-hal yang berkenan dengan bangunan khusus, misalnya pengerjaan kepala
tiang atau pemakaian alat penghubung yang dapat ditentukan selanjutnya.
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
1.1 Bentuk umum kepala jembatan
Dalam perhitungan digunakan kepala jembatan dengan penopang.
Gaya keluar yang bekerja pada kepala jembatan umumnya tidak akan menimbulkan
persoalan bila hanya gaya-gaya pada perhitungan pada umumnya. Gaya inersia akibat
gempa, dan pada jembatan jalan kereta api, gaya sentrifugal atau beban kejut perlu juga
diperhitungkan, lagipula melihat kenyataan bahwa dalam perencanaan kepala jembatan
dengan bentuk umum seperti yang disebutkan di atas, perhitungannya dibuat untuk pias 1
meter sehingga sebaiknya gaya luar yang bekerja dinyatakan dalam ton/meter.
Perencanaan kepala jembatan secara praktis dapat dibuat seperti perencanaan
tembok penahan tanah, dengan memperhitungkan beban kerja dari bangunan atas.
Pendekatan bagi rencana kepala jembatan bervariasi sesuai dengan bentuk bangunannya,
bentuk pondasinya dan kondisi seperti yang disebutkan di bawah ini :
1. Untuk setiap kepala jembatan tipe gravitasi atau kantilever, tembok belakang hipotesis
dimana tekanan tanah yang bekerja adalah berubah-ubah, oleh karena itu sudut geser
permukaan tembok juga berubah.
2. Kriteria stabilitas bervariasi menurut bentuk pondasi. Untuk pondasi telapak (spread
foundation), diperlukan stabilitas terhadap guling, daya dukung geser, sedang untuk
pondasi tiang bila hanya stabilitas terhadap guling yang memuaskan, maka lebar
pondasi dapat diperkecil dalam banyak hal, karena tiang tersebut praktis stabil terhadap
daya dukung geser.
3. Kondisi tumpuan pondasi juga pelu diperhatikan agar reaksi dari bangunan atas dapat
berfungsi.
4. Beban kerja pada analisa stabilitas berbeda dengan beban untuk perencanaan bagianbagian bangunan.
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
PONDASI DANGKAL
Apabila perbandingan antara kedalaman pondasi dan lebar pondasi lebih kecil atau
sama, maka konstruksi pondasi yang diletakkan pada dasar tanah tersebut dapat
dinamakan pondasi dangkal (lihat Gbr. 1.1).
konstruksi pondasi. Biasanya bentuk pondasi berupa : empat persegi panjang atau bujur
sangkar yang disebut juga pondasi tapak. Meskipun pondasi tapak dapat juga berupa
pondasi tapak menerus atau pondasi tapak lingkaran/bulat. Sedangkan pondasi dalam
biasanya berbentuk tiang hasil dipancang atau tiang berupa sumuran.
Q
Df < B
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
B
B daerah pengaruh penyebaran beban (tegangan)
REKAYASA PONDASI
Dengan melihat kriteria stabilitas dari suatu pondasi dangkall, maka di dalam
perancangan kedua kriteria tersebut perlu diperhatikan dan harus selalu dipenuhi
persyaratannya.
Kedua kriteria stabilitas yang disebutkan tadi adalah untuk perancnagan pondasi
dengan tujuan terhadap sistem pondasinya sendiri. Apabila pondasi terletak pada suatu
lereng, maka tinjauan perlu diperluas dan kriteria stabilitas di dalam perancanagan pondasi
perlu ditambah dengan satu kriteria lagi yaitu : memenuhi harga faktor keamanan tertentu
terhadap kemungkinan longsornya talud (tinjauan kemiringan talud/stability or slope).
Sehingga kalau disimpulkan suatu pondasi dangkal memenuhi kriteria stabilitas
jika :
1. Kapasitas daya dukung qult > tegangan kontak yang diakibatkan oleh beban-beban luar.
2. Penurunan pondasi yang terjadi < penurunan yang disyaratkan.
Perlu diterangkan disini lebihlanjut mengenai permasalahan penurunan.
Melihat bentuk terjadinya, penurunan dibedakan atas :
TEKNIK SIPIL
022
REKAYASA PONDASI
ST
; s < syarat
ST2
s
TEKNIK SIPIL
022