Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU


BAB III
PENYELENGGARAAN PROYEK

3.1 Metode Pelaksanaan Proyek


Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor
pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung konsultan pengawas dan
Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan
atas gambar-gambar kerja dan spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang
telah tercantum dalam dokumen kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS)
dan mengikuti perintah atau petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang
dicapai akan sempurna dan sesuai dengan keinginan pemilik proyek.

3.1.1 Jenis Kegiatan yang di Laksanakan


Proyek Peningkatan Struktur Poros Jalan Kec. Tapalang Barat Mamuju
merupakan proyek yang dibangun dengan menggunakan sumber dana DAK
IPD 2016. Untuk pekerjaan jalan ini dilaksanakan oleh perusahaan swasta
yaitu PT. Aphasko Utamajaya yang berlokasi di Jl. Cendrawasi No. 234 D
Kota Makassar, Sulawesi Selatan, 90121.
Adapun Jenis Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada proyek ini dan
juga telah dilaksanakan pada saat kami kerja praktek antara lain :
DEVISI 1. UMUM
-

Mobilisasi

DEVISI 2. DRAINASE

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

29

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
-

Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

Pasangan batu dengan mortar

DEVISI 3 PEKERJAAN TANAH


-

Galian Biasa

Timbunan Pilihan

DEVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


-

Lapis Pondasi Agregat Kelas S

DEVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR


-

Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Lapis Pondasi Agregat Kelas B

DEVISI 6 PERKERASAN ASPAL


-

Lapis Resap Pengikat Aspal Cair

Laston Lapis Aus (AC-WC)

Aspal Keras

Bahan Pengisi (Filler) Tambahan

DEVISI 7 STRUKTUR
-

Beton mutu sedang K-250

Pasangan Batu

3.1.2 Metode yang digunakan


1. Segmen 1 Pekerjaan Perkerasan Aspal
Metode yang digunakan dalam pekerjaan perkerasan aspal yaitu
menggunakan aspal Laston Lapis Antara (AC-BC) dengan ketebalan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

30

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
5 cm kemudian dilapisi dengan lapis resap pengikat (take coat)
selanjutnya dilapisi dengan aspal Laston Lapis Aus (AC-WC) dengan
ketebalan 5 cm. Pencampuran material dilakukan dilokasi AMP
dengan jarak lokasi AMP ke lokasi proyek berjarak 60 km diangkut
menggunakan alat berat Dump Truck kelokasi pekerjaan.

2. Segmen 2 Pekerjaan Struktur


Pada pekerjaan struktur menggunakan beton dengan kuat karakteristik
beton mutu sedang dengan fc = 20 Mpa (K-250). Tebal beton yang
direncanakan setebal 20 cm. campuran beton dilakukan pada lokasi
batching plant yang berjarak 2 km dr lokasi proyek Concrete mixer
Truck mengangkut campuran beton (Ready Mix) dari Batching Plant
ke lokasi penghamparan.

3.1.3 Penjadwalaan Proyek


Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. yang
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek
dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan
material

serta

rencana

durasi

proyek

dan

progres

waktu

untuk

menyelesaikan proyek.
Adapun penjadwalan proyek pada proyek peningkatan struktur poros jalan
Kec. Tapalang Barat Mamuju (terlampir = Lampiran 8).

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

31

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

3.1.4 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam Proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Vibratory Roller
Vibratory Roller suatu alat pemadat yang menggabungkan antar
tekanan dan getaran. Vibratory roller mempunyai efisiensi pemadatan
baik. Alat ini digunakan dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Akibat
dan efek yang ditimbulkan oleh vibratory roller adalah gaya dinamis
terhadap tanah yang cenderung mengisi bagian-bagian kosong
terdapat diantara butir-butirnya sehingga akibatnya tanah menjadi
padat, dengan susunan yang lebih kompak/ padat.

Gambar 3.1. Vibratory Roller


b. Excavator
Excavator yang berfungsi untuk penggalian dan pengerukan tanah
sangat sering digunakan pada proyek ini. Excavator sering juga
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti :

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

32

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
-

Loading (memuat material)

Lifting (mengangkat beban)

Hammering (mengahancurkan batuan)

Drilling (mengebor)

Gambar 3.2. Excavator

c. Dump Truck
Dump truck adalah kendaraan yang berfungsi membawa material dari
atau lokasi. Dalam proyek ini, biasanya alat ini digunakan untuk
mengangkut material yang akan digunakan dari quarry misalnya
mengangkut agregat halus, agregat kasar maupun aspal.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

33

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

Gambar 3.3. Dump Truck

d. Concrete Mixer Truck


Concrete Mixer Truck digunakan untuk mengaduk campuran beton
dengan volume besar, sekaligus membawa campuran beton yang
sudah siap untuk pekerjaan pengecoran (ready mix) dari lokasi pabrik
pembuatnya ke lokasi pengecoran.

Gambar 3.4.Concrete Mixer Truck

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

34

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

e. Bulldozer
Bulldozer adalah alat berat bertipe traktor menggunakan Track/rantai
serta dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di
depan. Bulldozer merupakan traktor yang mempunyai traksi besar.
Alat berat ini digunakan untuk pekerjaan menggali, mendorong,
menggusur dan menarik material (tanah, pasir, dsb). Bulldozer dapat
dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit dan di
daerah yang berhutan.
Pada saat pembukaan lahan pertambangan yang baru, maka unit
bulldozer inilah yang pertama kali diterjunkan untuk proses land
clearing.

Istilah

bulldozer

sering

kali

digunakan

untuk

menggambarkan semua tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb)


meskipun istilah ini tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai yang
dilengkapi dengan blade.

Gambar 3.5. Bulldozer

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

35

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

f. Asphalt Finisher
Finisher adalah alat yang digunakan untuk menghamparkan aspal
olahan dari mesin pengolah aspal dan meratakan lapisannya. Alat yang
rodanya rawler track ini dilengkapi dengan hopper yang tidak beralas,
dibawah

hopper

terdapat

pisau

selebar

hoppernya.

Proses

penghamparan dimulai dengan memasukkan aspal ke hopper, aspal


langsung turun ke permukaan site dan disisir oleh pisau.

Gambar 3.6. Asphalt Finisher

g. Asphalt Sprayer
Aspal sprayer ini digunakan untuk pekerjaan finishing jalan atau aspal
sprayer berfungsi untuk menyemprotkan aspal cair ke media jalan.
Biasanya aspal sprayer ini sebagai pelengkap dan alat untuk
kepentingan kontraktor jalan.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

36

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

Gambar 3.7. Asphalt Sprayer

h. Tandem Roller
Tandem Roller adalah Alat untuk memadatkan timbunan atau tanah
yang akan diratakan sehingga tanah atau timbunan menjadi padat.
.biasanya alat digunakan pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan
jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku.

Gambar 4.3.8. Tandem Roller


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

37

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

i. Water Tanker
Water tanker truck adalah kendaraan berat yang dirancang untuk
pembawa air , curah kering atau gas di jalan . kendaraan berat ini
hampir mirip dengan kereta api mobil yang dirancang untuk
membawa beban cair. Banyak varian yang ada karena berbaga cairan
yang bisa diangkut . truk tangki cenderung besar , mereka dapat
terisolasi atau non terisolasi, bertekanan atau non- bertekanan , dan
dirancang untuk beban satu atau beberapa ( sering dengan cara
perpecahan internal dalam tangki mereka ) . jika dibandingkan dengan
dengan truk sei trailer mereka sulit untuk berkendara karena berat dan
pusat gravitasi yang tinggi.

Gambar 3.9. Water Tanker


k. Pneumatic Tire Roller
Pneumatic tire roller,alat terdiri atas roda-roda ban karet yang
dipompa (pneumatic) maka area pekerjaan juga perlu dibebaskan dari

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

38

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
benda-benda tajam yang dapat merusak roda. Susunan dari roda muka
dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas
oleh roda bagian muka maka akan digilas oleh roa bagian
belakangnya. Alat ini baik sekali digunakan pada penggilasan bahan
yang bergranular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot
mix sebagai penggilas antara
Pada pekerjaan penimbunan lahan biasanya setelah dilakukan
penimbunan maka pada lahan tersebut dilakukan pemadatan. Hal ini
dilakukan untuk memadatkan permukaan yang rata dan padat.
Penggunan dari alat-alat ini umumnya untuk mendapatkan permukaan
yang halus.

Gambar 4.3.10. Pneumatic Tire Roller

l. Asphalt Cutter
Mesin potong aspal untuk memotong atau memberi gap untuk jalan
beton/aspal. Beton konkrit akan memuai jika panas atau menyusut saat

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

39

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
dingin, mesin ini digunakan untuk membuat sedikit gap pada beton
konkrit. Mesin ini juga dapat digunakan untuk memotong jalan lama
untuk membuat jalan baru. Tersedia dalam beberapa kapasitas dan
mata pisau yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Gambar 3.11. Asphalt Cutter

3.1.5 Penyediaan Bahan / Material


Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek persyaratan
mutunya harus sesuai dengan dokumen kontrak. Adapun bahan yang
bermutu baik harus memenuhi persyaratan dan peraturan yang
ditetapkan.

Selain bahan-bahan tesebut harus memenuhi persyaratan dan peraturan


diatas, bahan-bahan tersebut juga mudah diperoleh sehingga akan
menghemat waktu dan biaya serta

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

menjaga kelancaran pekerjaan.

40

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
Pengiriman bahan harus disesuaikan dengan keperluan dan jadwal
pelaksanaan proyek, sehingga bahan disimpan tidak terlalu lama dan
memakan tempat yang nantinya dapat merusak kualitas dari bahan.
Bahan-bahan konstruksi yang dipakai dalam pelaksanaan proyek
Proyek peningkatan struktur poros jalan kec. Tapalang Barat Mamuju
adalah :
1. Beton
Beton adalah campuran antara semen Portland ,agregat halus, agregat
kasar,dan air dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa
padat. Beton Terdiri dari :
a. Semen Portland
Semen merupakan bahan pengikat yang berfungsi untuk mengikat
agregat halus dan agregat kasar dengan air dalam suatu adukan,
seperti adukan beton atau plesteran.
Pada proyek ini, konrtraktor harus membuat berita acara untuk
persetujuan pemakaian tipe atau merk semen yang digunakan.
Semen yang digunakan dalam pekerjaan struktur adalah Portland
Cement (PC), masih dalam kantong yang utuh atau baru. Semen
yang digunakan untuk pekerjaan beton harusjenis semen Portland
tipe I,II,III,IV, dan V

yang

memenuhi

SNI 15-2049-2004

tentang Semen Portland.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

41

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

Gambar 3.12. Semen Portland

b. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai
dengan dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI03-6817-2002.

c. Agregat
Agregat merupakan bahan bangunan yang berasal dari alam dan
merupakan salah satu bahan material beton. Dalam pengambilan
agregat pihak kontraktor harus memberikan bukti mengenai mutu dan
tetap terjaminnya mutu tersebut kepada konsultan. Material agregat
halus maupun agregat kasar yang digunakan dalam proyek ini diambil
dari Quarry yang terletak di Sungai desa Labuan Rano kec. Tapalang
Barat Mamuju.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

42

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
agregat, yaitu:
-

Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh


dari pemecahan batu atau koral atau dari penyaringan dan
pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.

Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan


oleh pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian
kotoran organik dalam pasir untuk campuran mortar dan beton.

Gambar 3.13 Batu Pecah 2 3 cm

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

43

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
Gambar 3.14. Abu Batu

2. Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal
sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran
beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan
lentur. Aspal berasal dari alam atau dari pengolahan minyak bumi.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan
senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan
klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai
sifat viskoelastis. Aspal tampak padat pada suhu ruang padahal adalah
cairan yang sangaaat kental. Aspal merupakan bahan yang sangat
kompleks, dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

44

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
Gambar 3.15. Aspal

3.1.6 Penyiapan Pekerja

Pekerja

Tukang

Mandor

Operator

Pembantu Operator

Sopir / Driver

Pembantu Sopir / Driver

Mekanik

Pembantu Mekanik

Kepala Tukang

Buruh Terampil

3.1.6 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan


Adapun uraian pekerjaan yang telah dilaksanakan pada proyek ini dan
juga telah dilaksanakan pada saat kami kerja praktek antara lain :

1. Penyiapan Badan Jalan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

45

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
Penyiapan badan jalan meliputi pekerjaan pembersihan lokasi
pekerjaan dari material yang dapat mengganggu pekerjaan seperti
pepohonan batu besar dan pembentukan tanah dasar agar
elevasinya sesuai dengan yang ditunjukkan. Pekerjaan pembersihan
dan pembentukan tanah dasar dikerjakan menggunakan alat berat
Bulldozer,

setelah

itu

dilakukan

pemadatan

tanah

dasar

menggunakan alat Vibratory Roller.

2. Timbunan Pilihan
Setelah dilskukan penyiapan badan jalan permukaan tanah yang
berlubang atau tidak rata kemudian diisi dengan Sirtu 100%, sirtu
diperoleh dari quary yg berjarak 2 km diangkut menggunakan
dump truck dan dipadatkan menggunakan vibro roller.

3. Galian Perkerasan Beraspal


Aspal yang telah dicutting kemudian digali menggunakan alat
Excavator kemudian tanah dari hasil galian di letakkan ditempat
yang telah ditentukan. Hasil dari galian kemudian dipadatkan dan
ratakan menggunakan alat vibratory roller.

4. Lapis Pondasi Bawah (LPB)


Pekerjaan lapis pondasi atas dikerjakan dengan menggunakan
agregat kelas B

diawali dengan pemobilisasian material

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

46

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
menggunakan dump truck, lalu penuangan material ke lantai kerja
kemudian di hampar menggunakan bulldozer, untuk mendapatkan
tebal dan kemiringan yang direncanakan. Komposisi campuran
LPA yaitu, Batu Pecah (2-3) 30%, sirtu 62% dan tanah berbutir 8%
dengan ketebalan 15 cm.

5. Pemadatan LPB
Setelah penghamparan, dilanjutkan dengan pemadatan LPB.
Pemadatan dilakukan oleh vibro roller, untuk menghasilkan lapisan
yang lebih padat maka dilakukan penyiraman oleh water tank.

6. Lapis Pondasi Atas (LPA)


Pekerjaan

lapis

pondasi

atas

dikerjakan

dengan

menggunakan agregat kelas A diawali dengan pemobilisasian


material menggunakan dump truck, lalu penuangan material ke
lantai kerja kemudian di hampar menggunakan bulldozer, untuk
mendapatkan

tebal

dan

kemiringan

yang

direncanakan.

Komposisi campuran LPA yaitu, Batu Pecah (2-3) 29%, (1-2)


17% dan (0.5-1) 14%, Abu batu 30% dan Pasir 10% dengan
ketebalan 15 cm.

7. Pemadatan LPA

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

47

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
Setelah penghamparan, dilanjutkan dengan pemadatan LPA.
Pemadatan dilakukan oleh vibro roller, untuk menghasilkan
lapisan yang lebih padat maka dilakukan penyiraman oleh water
tank.

8. Perkerasan aspal
a. Prime coat ( lapis resap pengikat)
Melakukan penyomprotan dengan menggunakan asphalt
sprayer

sebelum

pengaspalan

(AC-BC).

Prime

coat

merupakan lapisan ikat yang diletakkan diatas lapis pondasi


agregat.
b. AC-BC
Proses penghamparan dilakukan dengan cara menuang aspal
dari dump truck yang berkapasitas 10 ton ke asphalt finisher.
Secara perlahan asphalt finisher akan menghampar aspal
dengan tebal 7 cm ( keadaan gembur ).
c. Pemadatan AC-BC
Pemadatan awal menggunakan tandem roller dan dilanjutkan
menggunakan tyre roller dengan hingga menjadi tebal 5 cm (
kondisi padat )

9. Penghamparan campuran beton pada median jalan


Pada pekerjaan ini campuran beton yang digunakan adalah ready mix
yang diangkut oleh concrete mixer truck , kemudian concrete mixer
truck menuang campuran beton pada bekisting. Perataan beton

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

48

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
dilakukan dengan menggunakan waterpass dan alat penyetrika yang
dilakukan oleh tenaga manusia (pekerja).

3.2 Komunikasi Proyek


3.2.1 Struktur Organisasi
Terlampir = Lampiran 7
3.2.2 Tugas Tugas
Kontraktor adalah badan hukum yang mempunyai tenaga ahli atau
keahlian serta peralatan lengkap untuk mengusahakan dan
melaksanakan pekerjaan bangunan untuk orang lain/jasa atas dasar
pembayaran, seperti yang telah di tetapkan. Yang bertugas sebagai
Kontraktor Pelaksana pada proyek ini, yaitu PT. Aphasko
Utamajaya dimana dalam hal ini yang bertindak sebagai General
Superintendent yaitu Coriniel Roge
Hak dan kewajiban dari kontraktor adalah:
a. Melaksanakan suatu pekerjaan yang diberikan oleh owner
(pemberi pekerjaan).
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan konstruksi hingga selesai
sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syaratnya.
c. Berhak menerima pembayaran dari owner sesuai dengan hasil
kerja yang dihasilkan.

Kontraktor pelaksana terdiri atas :


1. Kepala Proyek (General Superintendent)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

49

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
Kepala Proyek (General Superintendent) mempunyai tugas,
tanggung jawab,dan wewenang sebagai berikut :
a) Melaksanakan penerapan sistim jaminan mutu,
b) Membuat perencanaan proyek bersama kantor pusat
sesuai dengan persyaratan,
c) Memimpin seluruh kegiatan pelaksanaan dilapangan :
-

Pendayagunaan tenaga, dana, alat, waktu, dan


teknologi secara optimal

Mengusahakan

pemenuhan

persyaratan

mutu,

batasan waktu serta batasan biaya


d) Melakukan kegiatan pengendalian dilapangan agar
proses kerja dan hasil kerja berlangsung secara efektif
dan efisien,
e) Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan
terhadap rencana pelaksanaan pekerjaan,
f) Menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3)
g) Membuat laporan pertanggung jawaban aspek - aspek
finansial, manajerial, dan teknologi,
h) Membuat,

menghimpun

catatan

penting

yang

menyangkut pelaksanaan proyek,


i) Mengidentifikasi dan mencari penyelesaian masalah
yang terjadi selama proses pelaksanaan pekerjaan agar

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

50

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal serta
meningkatkan citra bagi perusahaan,
j) Melakukan fungsi sebagai agen pemasaran perusahaan
untuk diteruskan kepada pihak - pihak terkait didalam
perusahaan,
k) Memelihara hubungan baik dengan pemberi kerja, mitra
usaha dan masyarakat sekitar,
l) Melatih dan membina sumber daya manusia (SDM)
untuk

meningkatkan

kemampuan,

teknologi,

dan

manajerialnya.

2. Deputy GS/ Site Manager


Deputy GS/ Site Manager mempunyai tugas, tanggung jawab,
dan wewenang sebagai berikut:
a) Melaksanakan Project Quality, Healthy and Safety Plan
yang telah disusun dan disetujui, terutama untuk
pelaksanaan pekerjaan fisik dilapangan,
b) Berkoordinasi dengan GS, bagian engineering, pelaksana
dan supporting untuk menterjemahkan master schedule,
menjadi program kerja bulanan dan mingguan,

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

51

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
c) Memimpin langsung pelaksanaan pekerjaan sehari-hari,
dengan memanfaat resources secara maksimal,
d) Melaksanakan evaluasi harian atas pekerjaan dan segera
melakukan penyesuaian dan berkoordinasi dengan GS,
bila terjadi hambatan teknis dan nonteknis dilapangan,
e) Menghimpun,

memeriksa

dan

membuat

laporan

kemajuan pekerjaan dari masing - masing pelaksana


menjadi laporan yang komprehensif,
f) Melakukan koordinasi harian dengan direksi proyek atau
yang mewakili, guna kelancaran jalannya pekerjaan,
g) Melaksanakan monitoring atas kinerja staff dibawahnya,
h) Melakukan penilaian atas kinerja subkon dansuplier yang
terlibat di proyek.
i) Bertanggung jawab atas pemberian izin mau pun
penolakannya atas dimulainya pekerjaan dari sisi mutu,
keselamatan & kesehatan kerja dan dampak lingkungan,
j) Melaksanakan

safety

patrol

secara

rutin

untuk

memastikan dilaksanakannya kaidah keselamatan kerja


dalam setiap proses pekerjaan,
k) Bertanggung jawab atas sosialisasi sistem keselamatan &
kesehatan kerja dan dampak lingkungan kepada tamu
ataupun pihak extern yang memasuki areal proyek,

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

52

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
l) Memeriksa dan menyetujui JSA dari masing-masing
pekerjaan yang diajukan pelaksana dan mengevaluasi
pelaksanaannya,
m) Memimpin safety talk, sebelum memulai pekerjaan.

3. Manager Teknik
Manager Teknik Mempunyai tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sebagai berikut:
a) Melaksanakan penerapan sistim jaminan mutu,
b) Menyiapkan dan melengkapi :
-

Metode kerja untuk pelaksanaan pekerjaan,

Menyusun

kembali

schedule

pelaksanaan

pekerjaan,
-

Membuat

program

kerja

mingguan

bersama

Manager Operasional,
c) Menyiapkan gambar kerja ( Working drawing ) untuk
pelaksanaan dilapangan,
d) Menyiapkan laporan evaluasi berkala hasil pekerjaan,
e) Melaksanakan

administrasi

kontrak

termasuk

pengurusan termin,
f) Membuat kontrak / SPK antara perusahaan dengan pihak
golongan ekonomi lemah atau mitra usaha perusahaan,

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

53

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
g) Menyiapkan Berita Acara Kemajuan pekerjaan bersama
Manager Operasional,
h) Menyiapkan arus kas proyek bersama Manager Admin
dan Keuangan,
i) Membuat Berita Acara Angsuran / Termin bersama
Bagian Keuangan,
j) Menyiapkan laporan penyelesaian proyek.

4. Manager Operasional
Manager Operasional mempunyai tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sebagai berikut :
a) Melaksanakan penerapan sistim jaminan mutu,
b) Menyiapkan dan melengkapi :
-

Metode kerja untuk pelaksanaan pekerjaan,

Menyusun

kembali

schedule

pelaksanaan

pekerjaan,
-

Membuat

program

kerja

mingguan

bersama

Manager Operasional,
c) Menyiapkan gambar kerja ( Working drawing ) untuk
pelaksanaan dilapangan,
d) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dan mengusahakan pemenuhan persyaratan
mutu, batasan waktu dan biaya yang telah ditetapkan,

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

54

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
e) Menyiapkan laporan evaluasi berkala hasil pekerjaan,
f) Menjaga dan mengusahakan efektifitas dan efesiensi
pemakaian bahan, tenaga, dan peralatan proyek,
g) Menyiapkan Berita Acara Kemajuan pekerjaan bersama
Manager Teknik,
h) Menyiapkan laporan penyelesaian proyek.

5. Commercial Manager
Commercial Manager mempunyai tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sebagai berikut :
a) Melaksanakan penerapan sistim jaminan mutu,
b) Melaksanakan tata usaha antara lain :
-

Surat menyurat,

Perjalanan Dinas,

Kendaraan,

Personalia.

c) Menyusun rencana kebutuhan alokasi dana berdasarkan


rencana produksi atau rencana,
d) Kebutuhan

bahan

yang

disusun

oleh

Manager

Operasional,
e) Melakukan pengendalian likuaditas keuangan proyek,
f) Menyiapkan

dokumen

tagihan

bersama

Manager

Operasional,

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

55

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
g) Melaksanakan verifikasi bukti - bukti dan melakukan
pembayaran,
h) Menyelenggarakan pembukuan dan laporan keuangan
proyek,
i) Membuat laporan evaluasi.

6. Quality Control
Quality Control mempunyai tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sebagai berikut :
a) Melaksanakan penerapan sistim jaminan mutu,
b) Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan terhadap rencana
waktu pelaksanaan,
c) Melakukan pemeriksaan mutu bahan dan pekerjaan baik
di proyek maupun di laboratorium dan menyiapkan
laporan evaluasi berkala,
d) Membuat program penyesuaian mutu dan waktu agar
hasil pelaksanaan memenuhi persyaratan kontrak,
e) Membuat alternatif design dan mix design,
f) Melengkapi syarat - syarat kontrak dan memonitor
pelaksanaan.

7. Quantity Control

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

56

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
Quantity Control mempunyai tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sebagai berikut:
a) Melaksanakan penerapan sistim jaminan mutu,
b) Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan terhadap rencana
waktu pelaksanaan,
c) Membuat dan menyiapkan laporan harian, mingguan,
dan bulanan,
d) Mengevaluasi progress pekerjaan berdasarkan schedule
rencana harian, mingguan, dan bulanan,
e) Membuat request sheet setiap pelaksanaan pekerjaan,
f) Membuat dan menyiapkan administrasi teknik,
g) Melengkapi syarat - syarat kontrak dan memonitor
pelaksanaan.

8. Drafter
Drafter mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sebagai berikut:
a)

Mempelajari gambar kontrak,

b)

Membuat, memproses hingga gambar kerja sah untuk


dilaksanakan di pekerjaan,

c)

Melakukan

revisi

bila

diperlukan

untuk

aplikasi

dilapangan dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan


dari direksi,

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

57

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
d)

Memproses hasil pengukuran dan data dari surveyor


untuk diterjemahkan ke dalam gambar kerja,

e)

Mendokumentasikan

dan

mengatur

serta

mendistribusikan gambar kerja dengan baik dan rapi,


f)

Membuat dan merevisi gambar terbangun hingga


disetujui direksi proyek,

g)

Berkoordinasi

dengan

pelaksana,

bila

ditemukan

ketidaksesuaian antara kondisi lapangan dengan gambar


yang ada.

9. Surveyor
Surveyor mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sebagai berikut:
a)

Memastikan / menjadwalkan survey instrumen yang


dipakai telah dikalibrasi,

b)

Melakukan joint survey, untuk penentuan patok BM,

c)

Melaksanakan pengukuran lapangan, sesuai dengan


kebutuhan proyek,

d)

Mengolah data dan memberikan sketsa hasil pengukuran


untuk pembuatan gambar kerja oleh drafter,

e)

Menyiapkan patok - patok referensi untuk pelaksanaan


pekerjaan,

f)

Melaksanakan kontrol elevasi maupun koordinat atas

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

58

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
pelaksanaan pekerjaan,
g)

Mendokumentasikan, menyimpan dan mendistribusikan


data - data ukur yang telah disetujui direksi proyek,

h)

Melaksanakan

pengukuran

akhir

atas

pekerjaan

terbangun, untuk dituangkan menjadi gambar terbangun,


i)

Memastikan hasil pekerjaan masih dalam toleransi yang


diijinkan.

j)

Melaksanakan opname pekerjaan bersama pelaksana dan


direksi proyek.

10. Pelaksana
Pelaksana mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sebagai berikut:
a) Melaksanakan penerapan sistim jaminan mutu,
b) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja
mingguan, metode kerja, gambar kerja, dan spesifikasi
teknik berdasarkan instrupsi Manager Operasional,
c) Mengatur pelaksanaan Pekerjaan,
d) Mengatur pemakaian bahan, tenaga kerja dan peralatan
secara efektif dan efisien,
e) Melakukan pemeriksaan dan pengukuran serta membuat
laporan

hasil

kerja

dilapangan

kepada

Manager

Operasional.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

59

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

11. Keuangan
Keuangan mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sebagai berikut:
a)

Membuat rincian anggaran bulanan.

b)

Melakukan pengecekan dan verifikasi terhadap tagihan tagihan yang akan di bayar,

c)

Membuat laporan realisasi pemakaian dana,

d)

Menyusun daftar rencana pembayaran berupa tagihan


supplier, opname mandor dan pengeluaran rutin di
proyek,

e)

Menghitung dan membayar gaji di proyek,

f)

Melaksanakan transaksi pembayaran melalui bank, dan


memonitor lalu lintas dana dari kantor cabang / divisi
keproyek,

12. Logistik
Logistik mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sebagai berikut:
a) Melaksanakan penerapan sistim jaminan mutu,
b) Membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan sesuai
program kerja yang direncanakan,
c) Mengurus pengadaan bahan antara lain :

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

60

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
-

Melakukan survey bahan,

Melakukan survey harga bahan,

Menyelenggarakan pembelian bahan sesuai jadwal


pengadaan,

Melakukan

administrasi

pemesanan

dan

pengiriman spare part, bahan, dan material di


proyek,
-

Menyelenggarakan administrasi pengadaan,

d) Mengurus pengadaan peralatan antara lain :

3.2.3

Membuat jadwal mobilisasi dan demobilisasi,

Membuat laporan tentang penggunaan alat.

Jalur Komunikasi
Proses yang dilakukan untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan informasi pada waktu yang tepat bagi setiap
stakeholder. Proses ini terjadi di seluruh Grup Proses Pelaksana.
Distribusi informasi dilakukan mengingat pentingnya mendapatkan
informasi proyek bagi orang yang tepat, pada waktu yang tepat
dengan format yang padat informasi.Manajer proyek dan tim
proyek

harus

mendistribusikan

dapat

memutuskan

informasi

proyek.

cara

terbaik

Setelah

untuk

melakukan

perencanaan komunikasi, hasil yang diperoleh adalah rencana


manajemen

komunikasi.Langkah

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

selanjutnya

adalah

61

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
pendistribusian informasi. Dalam melakukan pendistribusian
informasi dibutuhkan input berupa perencanaan manajemen
komunikasi dengan menggunakan alat dan teknik berupa
kemampuan komunikasi, metode distribusi informasi, proses
pembelajaran, serta sistem informasi. Hasil atau output dari proses
distribusi informasi ini adalah proses atau alur komunikasi dari
organisasi proyek dan perubahan permintaan.
Bentuk distribusi komunikasi pada proyek ada beberapa
macam antara lain adalah:

Rapat-rapat(meetings).

Distribusi dokumen berupa hardcopy.

Distribusi data melalui media elektronik seperti electronic

mail/E-mail, mesin fax, dan lain-lain.


Proses mengumpulkan dan menyebarkan informasi kinerja
proyek, termasuk di dalamnya status reports(pelaporan status),
progress

measurements(pengukuran

kemajuan),

dan

peramalan.Informasi yang terkandung didalamnya, antara lain :

Status reports, yang berisi tentang sejauh mana proyek sudah


berjalan dalam kerangka ruang lingkup, waktu dan biaya.
(Sudah berapa biaya yang digunakan, berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah aktivitas, apakah
pekerjaan sudah dilaksana sesuai rencana,dsb)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

62

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

Progres reports menggambarkan sejauh mana tim proyek sudah


menyelesaikan pekerjaannya. Biasanya berupa laporan rutin

Peramalan, berisi gambaran kecenderungan proyek akan


berhasil atau tidak berdasarkan apa yang sudah dikerjakan
sampai titik tertentu ketika proyek sudah berjalan
Proses ini terjadi dalam Monitoring dan Pengendalian Proses

Grup.Inti dari pelaporan kinerja yaitu mengumpulkan dan


menyebarkan informasi kinerja.

3.3 K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)


Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait
dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja
di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk
memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga
melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang
juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan
finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa
pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman
sepanjang waktu. Praktik K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi
pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

63

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan
cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan,
teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri,
ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.
Pada proyek tempat kami melakukan praktek kerja lapangan peralatan K3
yang diterapkan dalam lapangan meliputi:

1. Helm Proyek

2.

Rompi

3. Sepatu Safety

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

64

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

4. Rambu-rambu

3.4 Laporan Proyek


3.4.1 Pelaporan
Laporan proyek dibuat oleh manajemen proyek untuk diberikan
kepada manajemen perusahaan. Isi laporan proyek meliputi:
1. Ringkasan mengenai status proyek

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

65

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
2. Bagian-bagian koreksi yang telah dilakukan atau perlu
dilakukan.
3. Perubahan jadwal atau permalan jadwal dan biaya
4. Kemungkinan masalah-masalah yang mungkin muncul dan
akibatnya berikut cara mengatasi masalah tersebut.
5. Situasi biaya saat ini.
6. Rencana tenaga kerja dan keterbatasan yang ada
Pelaporan proyek juga meliputi:
1. Laporan Harian
2. Laporan Mingguan dan
3. Laporan Bulanan

3.4.2

Perhitungan Kuantitas Pekerjaan


Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan
mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan atau yang
dipindahkan oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang
terpasang. Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran
berdasarkan atas :

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

66

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU

Hasil

pengukuran

yang

memenuhi

batas

toleransi

pembayaran.

Metoda perhitungan

Lokasi kerja

Jenis pekerjaan

Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas


maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat
dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang
disetujui oleh konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah
benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
3.4.3

Kontrol Kualitas
Adapun uraian kontrol kualitas yang telah dilaksanakan
pada proyek ini dan juga telah dilaksanakan pada saat kami kerja
praktek antara lain :
1. Slump Test
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan apakan
campuran beton sudah memenuhi syarat slump yang diisyaratkan
untuk dilakukan penghamparan. Setelah campuran beton telah
memenuhi syarat maka selanjutnya dibuatlah sampel berupa

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

67

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROYEK PENINGKATAN STRUKTUR POROS JALAN MAMUJU
kubus untuk dibawah dan diujikan kekuatan tekannya di
laboratorium.
2. Sand Cone
Pengujian sand cone ini dilakukan setelah lapis Pondasi
Atas (LPA) dikerjakan,

kurang lebih 1 hari setelah LPA di

padatkan. Yang bertujuan untuk menggetahui kepadatan lapangan


dari LPA tersebut, apakah layak untuk dilanjutkan pengaspalan
AC BC.

3. Core Drill
Kegiatan core drill adalah mengambil sampel jalan aspal
yang sudah jadi di lapangan baik pada lapisan AC BC maupun
AC WC dengan cara memotong menggunakan alat core, yang
bertujuan untuk mengetahui tebal dan kepadatan lapangan dari
jalan aspal tersebut.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

68

Anda mungkin juga menyukai