Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pemeriksaan laboratorium klinik merupakan pemeriksaan penunjang


dalam dunia kedokteran dan tujuan membantu para klinisi dalam
menegakkan diagnosis, memantau perjalanan penyakit dan evaluasi
tindakan medis. Oleh karena itu proses pemeriksaan laboratorium harus
benar dan sesuai prosedur. Kesalahan hasil pemeriksaan laboratorium
akan berakibat fatal, bukan saja merugikan pasien tetapi juga
menyesatkan diagnosis. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dari suatu
pemeriksaan harus memenuhi seluruh rangkaian kegiatan mulai dari
tahap pra analitik,analitik dan post analitik (Hardjoeno,2000).

Tahap pra analitik meliputi persiapan pasien,pengambilan sample darah,


penanganan, persiapan sample persiapan alat dan bahan. \tahap analitik
meliputi pengolahan sample dan intrpretasi hasil. Tahap pasca analitik
meliputi pencatatan hasil dan pelaporan. Maka dari itu perlu diperhatikan
beberapa tahapan pemeriksaan mulai dari pengambilan
sample,pengumpulan spesimen,identifikasi,pengerjaan dan pembuangan
sample untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan.

B. TUJUAN PEDOMAN
Pedoman ini dibuat agar proses pemeriksaan laboratorium memiliki acuan
dan standar dalam melakukan proses pengerjaan pemeriksaan
laboratorium. Sehingga tercapai standar mutu dan keselamatan pasien
yang diharapkan.
C. RUANG LINGKUP
Laboratorium Rumah Sakit Mitra Sehat Medika melaksanakan pelayanan
spesimen klinik di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik dan imunologi klinik. Beberapa parameter pemeriksaan
yang tidak dapat dikerjakan di laboratorium Rumah Sakit Mitra Sehat
Medika akan di rujuk ke laboratorium rujukan yang bekerja sama dengan
laboratorium Rumah Sakit Mitra Sehat Medika, sehingga laboratorium
Rumah Sakit Mitra Sehat Medika dikategorikan sebagai laboratorium
Madya. Terpisah dari unit pelayanan Rumah Sakit, Unit Laboratorium juga
menerima pasien dari luar jam kerja. Masyarakat yang bisa mendapatkan
pelayanan laboratorium di unit Laboratorium Rumah Sakit Mitra Sehat
Medika adalah pasien rawat jalan dan rawat inap rumah sakit, pasien
yang atas kemauannya sendiri ingin mendapatkan pelayanan laboratorium
Rumah Sakit Mitra Sehat Medika, ataupun kiriman dari dokter di luar
rumah sakit.
Untuk pelayanan laboratorium di luar rumah sakit dipilih berdasarkan
rekomendasi dari Kepala Unit Laboratorium dan dipilih berdasarkan
reputasi yang baik dan memenuhi standar Undang-Undang serta adanya
pemberitahuan informasi secara jelas kepada pasien apabila ada
pemeriksaaan yang di rujuk le laboratorium di luar rumah sakit.
Laboratorium Rumah Sakit Mitra Sehat Medika juga menerima spesimen
jaringan untuk pemeriksaan patologi anatomi yang dikerjakan oleh
laboratorium patologi anatomi rujukan yang bekerja sama dengan
laboratorium Rumah Sakit Mitra Sehat Medika.

1. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN

Pasien yang datang ke laboratorium terdiri dari beberapa jenis


berdasarkan permintaan laboratorium, sebagai berikut :

1. Pasien dari dokter rawat jalan(POLI) Rumah Sakit Mitra Sehat


Medika Pandaan
2. Pasien dari dokter unit UGD Rumah Sakit Mitra Sehat Medika
Pandaan
3. Pasien dari dokter rawat inap Rumah Sakit Mitra Sehat Medika
Pandaan
4. Pasien dari dokter luar Rumah Sakit Mitra Sehat Medika Pandaan
5. Pasien yang periksa laboratorium Atas Permintaan Sendiri

Pendaftaran untuk pasien Rumah Sakit dilakukan di bagian


Pedaftaran ( front office ) tapi formulir permintaan dari bagian asal
pasien disimpan di laboratorium sebagai arsip dan hasil laboratorium
dicatat dalam bentuk softcopy ( program komputer ) maupun hardcopy
di buku pencatatan hasil kegiatan laboratorium.

Pendaftaran untuk pasien yang membawa formulir permintaan


pemeriksaan laboratorium dari dokter luar, langsung dilakukan di
laboratorium dan hasil laboratorium dicatat dalam bentuk hardcopy di
buku pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium.

2. PENGAMBILAN ,PENGUMPULAN DAN IDENTIFIKASI PASIEN

Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal


istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam
praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu :
melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan
tusukan arteri atau nadi. Pengambilan sample darah di Rumah sakit mitra
sehat medika dilakukan dengan beberapa jenis.Untuk pasien dari UGD,
pengambilan darah dilakukan di UGD bersamaan dengan pemasangan
jarum infus pada pasien yang akan masuk rumah sakit. Untuk pasien
rawat inap, pengambilan darah dilakukan oleh perawat ruangan atau
analis laboratorium sesuai dengan surat permintaan dokter. Pasien rawat
jalan pengambilan sample darah dilakukan di laboratorium sesuai dengan
surat permintaan dokter poli Rumah sakit mitra sehat medika. Sample dari
UGD diambil oleh analis.

Cara Memperoleh Darah

a) Darah Kapiler

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan


istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah
dengan tusukan kulit. Biasanya dilakukan untuk pemeriksaan cek gula
darah menggunakan easy touch. Di Rumah sakit mitra sehat medika
pengambilan skinpuncture untuk cek gula darah dilakukan oleh perawat
UGD, perawat ruangan dan analis laboratorium.

Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :

 Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.


 Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian
tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.
 Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan
peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang,
trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat.

Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan


sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa,
kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary
method).
Prosedur

 Siapkan peralatan sampling : handskun, lancet steril, kapas alcohol


70%, sediakan strip (glukosa, Hb dll) untuk bahan uji coba dan
pendokumentasian.
 Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%,
biarkan kering.
 Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit
supaya rasa nyeri berkurang.
 Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah
tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika
ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah
akan dience n rkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas
kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
 Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai
kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
 Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-
peras untuk mencegah terbentuknya jendalan.
Pada orang dewasa pakailah ujung jari atau anak daun telinga untuk
mengambil darah kapiler, pada bayi dan anak kecil boleh juga tumit atau
jari kaki. Tempat yang dipilih itu tidak boleh memperlihatkan gangguan
peredaran darah seperti cyanosis atau pucat.

b) Darah Vena

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah


umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi
dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup
besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan,
vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena
letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka
pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan
tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan
menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Biasanya pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa
cubiti; pada bayi vena jugularis superficialis dapat dipakai atau juga darah
dari sinus sagittalis superior.

Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :

 Lengan pada sisi mastectomy


 Daerah edema
 Hematoma
 Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
 Daerah bekas luka
 Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
 Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini
dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan
atau menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan
cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik
(syring), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum
(vacutainer).
Pengambilan sample darah di Rumah sakit Mitra Sehat Medika
menggunakan alat suntik atau syring.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah


vena adalah :

Pemasangan turniket (tali pembendung)

pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan


hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total).
Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma

Penusukan

penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan


jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu,
penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan
darah bocor dengan akibat hematoma. Kulit yang ditusuk masih basah
oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh
alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika
dilakukan penusukan.

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik. Alat


suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah
sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum
yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan
terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien
usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh
atau kecil).
Prosedur :

1) Persiapkan alat-alat yang diperlukan : handskun, syring, perlak,


kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, tabung.
Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah
sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan
pastikan jarum terpasang dengan erat.
2) Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan
pasien senyaman mungkin ( Fase Orientasi).
3) Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
4) Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat.
Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
5) Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
6) Minta pasien mengepalkan tangan.
7) Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
8) Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah
pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba,
lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres
hangat selama 5 menit daerah lengan.
9) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol
70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan
dipegang lagi.
10) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke
dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
11) Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta
pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil
kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
12) Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum.
Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit.
Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
13) Rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian

Menampung Darah Dalam Tabung


Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek
laboratorium klinik adalah sebagai berikut :

 Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive,


darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan
pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah,
imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
 Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum
separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel
darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel
dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
 Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma
separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah
pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah
berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia
darah.
 Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah
(crossmatch)
 Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
 Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit,
kimia darah.
 Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper,
mercury) dan toksikologi.
 Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan
kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
 Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk
pemeriksaan LED (ESR).
 Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk
pemeriksaan imunohematologi.
 Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
molekuler/PCR dan bDNA.
 Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi
media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob,
anaerob dan jamur

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :

 Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung


dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan
melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara
disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi
menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung
vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan
darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah
terpenuhi.
 Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara
memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10
kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan
hemolisis.
 Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah :
pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-
hitam kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga - tabung non
additive (tutup merah), keempat - tabung tutup merah atau kuning
dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet
(EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan
Na oksalat)

Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan (dokumentasi)

Catat identitas pasien, nama dokter yang memberi order, waktu


pengambilan sampel, jumlah sampel yang diambil, suhu pasien, area
tusukan, catat waktu yang diterapkan pada area untuk mencegah
perdarahan, tentukan tipe dan jumlah untuk terapi oksigen jika pasien
menerima terapi. Catat respon klien. Tanda tangan dan nama perawat
yang melaksanakan tindakan.

PENGAMBILAN DARAH

N
Langkah
O
A FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan tujuan
4 Menjelaskan prosedur
5 Menyatakan kesiapan pasien
B FASE KERJA
1 Siapkan peralatan. Beri label syringe dengan nama pasien,
nomor ruangan, nama dokter, tanggal dan waktu pengambilan,
inisial pelaksana AGD
2 Cuci tangan dan memakai handskun
3 Letakkan handuk kecil / perlak di bawah pergelangan tangan
4 Palpasi denyutan dengan telunjuk dan jari tengah
5 Sedikit fiksasi dengan telunjuk dan jari tengah
6 Membersihkan kulit di area tusukan dengan kapas alkohol
7 Suntikan dengan sudut 45° atau kurang, seperti memegang
pensil atau sebuah anak panah
8 Dorong jarum perlahan-lahan sampai terlihat denyut
berkedip darah di pusat jarum. Berhenti dan pertahankan posisi
ini sampai terkumpul sedikit darah dalam alat suntik.
9 Setelah mendapatkan jumlah darah yang diinginkan, tarik
jarum dan terapkan tekanan ke area tusukan dengan ukuran 4 × 4
dengan kapas steril
1 Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera
0 lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester
1 Pegang jarum suntik tegak lurus dan tekan jarum suntik
1 dengan lembut
1 Cap jarum suntik dan letakkan spuit dalam kantong es
2
1 Lepas sarung tangan dan lakukan cuci tangan
3
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut
3 Berpamitan
D PENAMPILAN
1 Ketenangan
2 Melakukan komunikasi terapeutik
3 Menjaga keamaanan pasien
4 Menjaga keamaan pasien
TOTAL

B. PENGELOLAHAN SPESIMEN

1. Spesimen Infeksius
2. Spesimen tidak infeksi

Semua bahan pemeriksaan / sampel dianggap infeksius karena


berasal dari manusia yang tidak diketahui apakah infeksius atau tidak.
Semua bahan pemeriksaan ( sampel ) diberikan identitas pasien.
Identitas pasien ini menurut nama, alamat, nomor RM, umur.

Pada surat permintaam pemeriksaan laboratorium juga ditulis :

a) Identitas pasien yang meliputi nama, alamat, umur, jenis


kelamin,nomor RM
b) Identitas dokter pengirim
c) Diagnosis dan keterangan klinis
d) Pemeriksaan laboratorium yang diminta

Pengelolahan Serum

1. Darah dibiarkan membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama


10-15 menit, kemudian dicentrifuge pada kecepatan 3000 rpm
selama 5 – 15 menit.
2. Serum dipisahkan dari komponen darah yang lain. Serum yang
memenuhi syarat apabila tidak lisis ( eritrosit / sel darah merah
pecah, akibatnya serum menjadi warna merah .

Pengelolahan darah EDTA

1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung


yang telah berisi antikoagulan EDTA kemudian dihomogenkan
dengan cara membolak – balikkan tabung tersebut secara perlahan
– lahan.
2. Pada saat hendak melakukan pemeriksaan dilakukan
pencampuran kembali dengan cara dibolak – balikkan tabung
secara perlahan – lahan.

Pengelolahan Plasma
1. Sampel darah yang telah di masukkan ke dalam tabung yang
bercampur dengan EDTA. Kemudian pisahkan plasma dengan
komponen darah lainnya dengan cara di putar dengan centrifuge.
2. plasma yang memenuhi syarat tidak lisis.

Pengelolahan Urine

Untuk uji carik celup, urine tidak memerlukan perlakuan khusus,


kecuali pemeriksaan harus segera dilakukan dalam waktu 1 jam,
sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengelolahan
terlebih dahulu dengan cara :

1. urin sebanyak kurang lebih 10 ml dimasukkan ke dalam tabung


venojeck.
2. Urine dicentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
3. Supernatan urine dibuang dengan menyisakan sedikit kurang lebih
1 ml, kemudian dikocok untuk mensuspensikan sedimen.

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Hematologi

Laboratorium Rumah Sakit Mitra Sehat Medika Pandaan memiliki 2


alat Hematologi Analyzer yang berfungsi sebagai alat utama dan alat
“backup”. Alat utama adalah adalah analyzer dengan kemampuan 3
differensial sel lekosit sedangkan alat “backup” memiliki 5 differensial
sel lekosit. Pemeriksaan laboratorium lain yang mencakup dalam
hematologi adalah LED, dan Golongan Darah. Untuk pemeriksaan
Hapusan Darah Tepi / morfologi darah Laboratorium Rumah Sakit
Mitra Sehat Medika Pandaan melakukan rujuk ke laboratorium klinik
luar yang telah bekerjasama.

2. Faal Hemostasis
Faal Hemostasis adalah pemeriksaan untuk fungsi koagulasi darah.
yang dapat dilakukan di laboratorium adalah Bleeding Time ( BT ) dan
Cloting Time ( CT ). Untuk pemeriksaan Plasma Protrombin Time (
PPT ) dan Aktivated Partial Thromboplastin Time ( APTT ) akan dirujuk
ke laboratorium rujukan yang telah bekerjasama dengan Laboratorium
Rumah Sakit Mitra Sehat Medika Pandaan.

3. Kimia Klinik

Parameter Kimia Klinik di laboratorium Rumah Sakit Mitra Sehat


Medika Pandaan yang tersedia adalah parameter untuk pemeriksaan
fungsi hati (SGOT,SGPT), fungsi ginjal ( Bun/Ureum,Kreatinin,Uric
acid/asam urat), profil lemak, gkukosa darah, pertanda penyakit
jantung/cardiovaskuler (CK- MB,Troponin Test).

4. Elektrolit

Pemeriksaan serum elektrolit menggunakan metode ISE untuk


Natrium, Kalium, Chlorida dan Kalsium. Laboratorium Rumah Sakit
Mitra Sehat Medika mempunyai 2 alat Elektrolit.

5. Urinalisa

Urinalisa memakai 12 parameter dalam 1 strip urin. Metode


semiautometic, karena tes kimiawi dibaca hasilnya dengan alat
sedangkan mikroskopis sel masih manual, yaitu pembacaan sedimen
dengan mikroskop.

6. Imunserologi

Beberapa tes imunserologi yang ada merupakan rapid tes, dan


sebagian merupakan tes aglutinasi manual. Tidak ada autoanalyzer
untuk pemeriksaan imunserologi.

7. Mikrobiologi dan Parasitologi

Untuk mikrobiologi dan parasitologi laboratorium Rumah Sakit Mitra


Sehat Medika Pandaan hanya melakukan pemeriksaan Feses
Lengkap ( FL ) dengan cara manual. Sedangkan pemeriksaan lainnya
dilakukan di laboratorium rujukan yang telah bekerjasama.

8. Patologi Anatomi ( PA )

Untuk pemeriksaan Patologi Anatomi laboratorium Rumah Sakit


Mitra Sehat Medika Pandaan dilakukan rujuk ke laboratorium Patologi
Anatomi yang telah bekerjasama dengan Rumah Sakit.

Untuk pemeriksaan CITO / UGD dan VK hasil dapat diketahui :

a) 15 menit untuk pemeriksaan Darah Lengkap tanpa LED dan tanpa


pengulangan.
b) 30 menit sampai 1 jam untuk pemeriksaan Kimia Klinik.

Untuk pemeriksaan reguler / biasa dapat diketahui :

a) Pasien Rawat Jalan :


Semua pemeriksaan dilakukan tidak lebih dari 2 jam ( standar
waktu tunggu kurang lebih 120 menit ).
b) Pasien Rawat Inap :
Dalam waktu 2 jam setelah pengambilan sampel untuk semua jenis
pemeriksaan.

Untuk Pemeriksaan rujukan hasil dapat diketahui setelah 1 minggu


pengiriman sampel. Bila ditemukan hasil yang kritis dari pemeriksaan
diagnostic dilaporkan dengan sistem pelaporan yang formal.

1. Laboratorium Rumah Sakit menetapkan nilai ambang kritis bagi


setiap jenis pemeriksaan, bila ada hasil yang kritis segera
dilaporkan oleh petugas laboratorium ke perawat ruangan / dokter
yang meminta pemeriksaan melalui via telepon, sebelum hasil
dikeluarkan dan didokumentasikan di buku laporan.
2. Hasil pemeriksaan dicatat di blangko permintaan pemeriksaan
laboratorium.
3. Hasil pemeriksaan tersebut diketik di komputer rangkap dua untuk
pasien umum, copy pertama untuk arsip di rekam medis dan
ditempel, copy kedua diberikan kepada pasien.
Untuk rawat jalan hanya rangkap satu saja kecuali jika pasien
menggunakan asuransi maka hasil pemeriksaan rangkap dua, yang
pertama untuk pasien dan yang kedua untuk di klaimkan ke pihak
asuransi.
4. Hasil pemeriksaan untuk pasien rawat inap diantar oleh petugas
laboratorium ke masing – masing ruangan perawat

PARAMETER YANG DI RUJUK

Beberapa parameter yang tidak dapat dikerjakan dilaboratorium akan


di rujuk ke laboratorium rujukan yaitu Laboratorium Klinik Erba Husada
Pandaan, dan untuk pemeriksaan PA akan di rujuk ke Laboratorium
PA dr. Soebarkah, Sp.PK. parameter yang cukup banyak dirujuk akan
diusahakan untuk diadakan. Keputusan pengadaan parameter baru
berdasarkan evaluasi, efisiensi dan efektifitas.

D. PENGELOLAHAN LIMBAH
1. Sampah medis berupa peralatan phlebotomi, tabung spesimen
akan dibuang di tempat sampah dengan plastik kuning atau
sampah medis.
2. Sampah medis berupa spesimen / cairan tubuh akan di buang ke
bak pencucian dimana salurannya akan diteruskan ke bak
pengelolahan limbah cair Rumah Sakit.
3. Sampah bukan medis seperti, kertas, tissue, plastik dan lain-lain
akan di buang ke tempat sampah dengan plastik warna hitam, dan
akan dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir Rumah Sakit.

G. LAPORAN HASIL DAN ARSIP


Laporan hasil laboratorium akan di buat arsip dengan cara mencatat
hasil pemeriksaan laboratorium dalam bentuk buku laporan catatan
hasil.

Anda mungkin juga menyukai