Semester IV 2017/2018
Disusun Oleh:
APRIL 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Anggota Kelompok
Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah yang berjudul “Fermentasi Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak
Sapi” ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca mengenai hal-hal yang berkaitan dengannya.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana cara mengolah jerami padi menjadi pakan ternak sapi melalui
teknologi fermentasi?
2. Bagaimana cara pemanfaatan pakan ternak sapi dari jerami padi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara mengolah jerami padi menjadi pakan ternak sapi
melalui teknologi fermentasi.
2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan pakan ternak sapi dari jerami padi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
penyerapan zat-zat makanan. Vitamin berfungsi untuk mempertahankan kekuatan
tubuh dan kondisi kesehatan.
8
Jenis Rumput Unggulan Untuk Pakan Ternak Hijauan
a) Rumput Gajah
Rumput gajah toleran terhadap berbagai macam jenis tanah. Rumput gajah
dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, yang tahan terhadap
lingkungan sedang, serta curah hujan yang cukup, suka dengan tanah lempung
yang subur, tetapi tidak tahan terhadap genangan.
b) Rumput Benggala
Rumput jenis ini memiliki ciri–ciri bersifat perennial, batangnya kuat dan
tegak, serta membentuk rumpun dengan akar membentuk serabut dalam. Memiliki
bunga berwarna hijau atau keunguan. Rumput benggala tumbuh di daerah dataran
rendah sampai dataran tinggi 0 – 1200 meter di atas permukaan laut.
c) Rumput Raja
Pengembangan rumput raja biasanya dilakukan dengan stek batang atau pols
dan mampu tumbuh dengan baik pada daerah dengan tanah yang ringan sampai
berat. Rumput raja mampu hidup dan tumbuh di dataran dengan ketinggian 0-
3000 meter di atas permukaan air laut dengan curah hujan tahunan sebesar 1000
meter atau lebih.
Ciri – ciri rumput raja antara lain, berdaun tunggal, batang berbentuk persegi
dan silindris, berakar serabut, dan tumbuh di daerah yang kering. Memiliki
struktur daun yang kasar, batang keras dan tebal.Bentuk daunnya panjang, dengan
permukaan daun yang luas.
d) Rumput Meksiko
Seperti namanya, rumput ini berasal dari Mexico dan Amerika Tengah.Yang
dapat hidup di daerah tropis yang basah dan juga di daerah subtropis dengan tanah
berair. Serta memiliki ciri daun yang lebih lebar dari rumput jenis lain, dengan
panjang daun sekitar 1,5 meter dan memiliki lebar daun sekitar 10 centimeter.
Rumput meksiko dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki tanah
dengan struktur sedang ataupun berat, dengan ketinggian sampai 1200 meter di
atas permukaan air laut. Serta curah hujan 2000 meter per tahunnya.
9
e) Rumput Setaria
Rumput setaria atau sering juga dikenal dengan nama Rumput Golden
Timothy yang berasal dari Afrika dan memiliki siklus hidup parenial. Cirinya
tumbuh membentuk rumpun yang kuat dan lebat, dengan daun yang lebar dan
sedikit berbulu pada bagian permukaan atasnya.
Rumput Setaria kalau sudah berumur cukup dewasa, maka dapat tumbuh
hingga mencapai ketinggian 180 centimeter. Memiliki karakter yang tahan
terhadap lingkungan kering maupun bergenang. Dapat hidup pada dataran dengan
ketinggian 1000 kaki, dengan curah hujan 25 inchi/ tahunnya.
2. Pakan Penguat (Konsentrat)
Pakan penguat atau disebut juga konsentrat adalah pakan ternak yang
memiliki kandungan serat kasar rendah, dibawah 18%. Nutrisi utama dari pakan
konsentrat berupa energi dan protein. Ada dua perbedaan konsentrat, yakni
konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein.
Konsentrat sumber energi adalah konsentrat yang memiliki kadar protein
kurang dari 20%. Sebaliknya, konsentrat sumber protein adalah konsentrat yang
memiliki kadar protein di atas 20%.
Konsentrat merupakan suatu bahan pakan ternak yang diberikan bersamaan
dengan bahan pakan ternak lainnya untuk meningkatkan kandungan gizi pakan
ternak yang dicampurkan sebagai pakan pelengkap.
Perternak sapi perah, agar dapat menjaga produksi susu sapi, pakan ternak
yang diberikan harus sebagian besar dari pakan ternak konsentrat. Karena sapi
yang hanya diberikan pakan ternak dari hijauan akan memproduksi susu 30%
lebih rendah dari sapi yang diberikan pakan ternak hijauan yang juga ditambahkan
dengan pemberian pakan ternak konsentrat. Sebab, sapi tidak mampu menampung
pakan kasar sesuai dengan energi yang dibutuhkan.Karenanya, untuk mencukupi
energi, maka diperlukanlah tambahan pakan konsentrat. Pakan konsentrat bisa
berasal,
a. Dari hewan:
Tepung daging
10
Tepung daging dan tulang
Tepung darah
Tepung bulu
Tepung cacing
Hasil sampingan pengolahan ikan, yaitu tepung ikan
Hasil sampingan pengolahan susu seperti lemak susu dan bubuk susu skim.
Untuk pakan ternak konsentrat yang berasal dari hewan ditandai dengan
protein kualitas tinggi yang jumlahnya relatif banyak, serta kandungan mineral
yang cukup tinggi juga. Mengandung protein lebih dari 47%, mineral Ca lebih
dari 1%, P lebih dari 1,5%, dan serat kasar kurang dari 2,5%.
b. Dari tumbuhan:
Hasil panen pertanian seperti kedelai, kacang hijau, jagung, dan yang lainnya.
Sisa industri pertanian seperti bungkil kelapa/ kelapa sawit, bungkil wijen,
bungkil kedelai, biji palm, biji karet, ampas tahu, dedak sekam padi, dan yang
lainnya.
Pakan ternak konsentrat memiliki kandungan energi dan protein yang tinggi.
Kelompok yang memiliki kandungan terbanyak seperti jagung, biji – bijian,
sorghum, yang SE dan TDN yang tinggi, serat kasar yang rendah, kandungan
protein kasar sedang, serta kandungan mineral yang bervariasi.
Pakan ternak konsentrat yang berasal dari tumbuhan memiliki kandungan protein
47%, mineral Ca kurang dari 1%, P kurang dari 1,5 %, dan serat kasar yang lebih
dari 2,5%.
Agar dapat sesuai sasaran yang diinginkan, maka penggunaan pakan ternak
konsentrat harus memperhatikan 2 hal berikut ini:
1) Pemberian pakan ternak konsentrat harus memperhatikan kebutuhan nutrisi
hewan ternak, jangan sampai pemberian pakan ternak konsentrat terlalu
berlebihan karena konsentrat hanyalah penguat atau pakan tambahan untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi saja.
2) Pemberian pakan ternak konsentrat harus sesuai dengan imbangan jumlah
produksinya, susu ataupun daging.
11
3. Pakan Fermentasi
Pakan fementasi adalah hasil dari proses amoniasi, atau sering juga disebut
sebagai peragian/ pemerana. Tujuan pembuatan pakan fermentasi adalah untuk
memaksimalkan pengawetan kandungan gizi pada pakan hijauan ataupun bahan
pakan lainnya agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan tanpa mengurangi
jumlah nutrisinya.
Kebutuhan gizi dan nutrisi yang tercukupi, maka banyak efek positif yang
didapatkan. Kualitas hewan ternak yang semakin baik yang sudah pasti akan
berdampak pada nilai jual hewan ternak.
Dengan menggunakan metode fermentasi, maka penyediaan pakan ternak
akan lebih efisien. Adapun ciri – ciri dari pakan fermentasi yang sudah jadi,
seperti ada peningkatan suhu, ada perubahan warna, dan menjadi lebih lapuk/
empuk.
4. Mineral
Mineral atau zat – zat garam sangat dibutuhkan untuk hewat ternak perah. Zat
anorganik seperti : Kalsium, Kalium, Zat besi, Fosfat, Natrium, Magnesium, dan
yang lainnya adalah macam – macam zat yang dibutuhkan oleh tubuh hewan
ternak.
Tambahan mineral memang dibutuhkan sebagai tambahan pada beberapa
pakan ternak, tetapi tidak semua, karena sebagian besar mineral tersebut dapat
diperoleh dari bahan – bahan makanan ternak yang diberikan.Maka dari itu sangat
penting untuk mengetahui kandungan dari pakan ternak yang diberikan, apakah
sudah mencukupi kebutuhan mineral hewan ternak atau tidak.
5. Vitamin
Vitamin sangat penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan, dan menjaga
fungsi alami dari sistem tubuh hewan ternak.
Ada dua 2 kelompok vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh hewan ternak, yaitu
vitamin yang larut dalam air diantaranya vitamin B kompleks, B6, B12, C, biotin,
kholin, inondol, niacin.Dan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin, A, D,
E, dan K.
12
Memang vitamin hanya sedikit yang dibutuhkan, tetapi hal ini sama sekali
tidak boleh diabaikan karena tidak semua bahan pakan ternak mengandung
vitamin yang lengkap, mengingat resiko dari hewan ternak yang jika kekurangan
vitamin maka dapat mengakibatkan tubuh hewan ternak lemah, sakit – sakitan,
dan bahkan kematian.
6. Pakan Tambahan
Pakan tambahan adalah pakan yang digunakan hanya sebagai tambahan dan
bukanlah untuk konsumsi pokok bagi hewan ternak. Pakan tambahan yang
dimaksudkan adalah produk yang tidak bernutrisi, namun berguna untuk menjaga
kesehatan, mencegah penyakit, ataupun menyembuhkan hewan
ternak.Diantaranya, antibiotik, anti toksin, obat cacing, hormon, dan yang lainnya.
Pada pemberian antibiotik sendiri, dimaksudkan untuk memodifikasi
keseimbangan bakteri yang berada dalam saluran pencernaan hewan ternak.
Keseimbangan antara bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan
akan mencegah terjadinya penurunan produksi ternak.
1) Sumber Energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang
kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di
bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energy dibedakan
menjadi empat kelompok, yaitu:
Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah,
rumput benggala dan rumput setaria).
2) Sumber Protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang
mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
13
Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-
daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela
rambat, ganggang dan bungkil)
Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra,
gamal dan sentero
Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan
sebagainya).
3) Sumber Vitamin dan Mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun
hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat
bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan,
jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa
perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan
akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya. Saat ini
bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran
bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan
sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.
2.4 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Membuat Pakan Ternak Dari
Jerami Padi
Untuk memenuhi kebutuhan ternak, penggunaan rumput apalagi jerami padi
sebagai pakan perlu disertai pemberian pakan konsentrat. Imbangan antara hijauan
dengan konsentrat sangat bervariasi tergantung ternak dan produksi ternak yang
diharapkan. Konsentrat dapat diartikan sebagai bahan pakan berkadar serat kasar
rendah yang digunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian
nutrien dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur
sebagai pakan lengkap.
Jumlah penggunaan jerami padi sebagai pakan alternatif pengganti hijauan
tergantung beberapa hal antara lain:
a. Palatabilitas yang berhubungan dengan macam varietas
b. Bentuk fisik: jerami utuh, dicincang (chopped), digiling atau dibuat pellet
14
c. Macam perlakuan yang dilakukan meliputi tipe dan levelnya baik secara
kimia maupun biologi
d. Suplementasi yang diberikan berupa energi atau protein atau kedua-duanya
e. Imbangan mineral baik makro maupun mikro dan suplementasinya
f. Laju kecernaan berhubungan erat dengan kualitas jerami atau ukuran
partikelnya
Efektivitas penggunaan jerami tanpa perlakuan (untreated) untuk pakan
tergantung pada karakteristik selulemya yaitu kandungan isi sel, dinding sel
berikut komponen penyusunnya (selulosa, hemiselulosa, lignin, dan silika), yang
sangat bervariasi. Selulosa selalu terdapat dalam bentuk ikatan yang tertutup
dengan lignin menjadi lignoselulosa yang tidak siap difermentasi mikroba
rumen.Selulosa menambah kekuatan tarik, sedangkan lignin menambah resistensi
terhadap penekanan. Keberadaan silika sama dengan lignin yaitu menambah
kekuatan struktur Oleh karena itu apabila bahan pakan kandungan lignin, selulosa,
dan silikanya tinggi akan sukar dicerna. Variasi kecernaan jerami padi
disebabkan:
1) Bawaan meliputi: macam varietas, lingkungan, cara panen, dan penanganan
2) Cara pemberian, yakni tingkat pemberian dan komposisi pakan yang
diberikan, disuplementasi berupa apa dan pada tingkat berapa suplemen
diberikan
3) Perlakuan (treatment) atau pradigesti baik secara fisik, kimia, maupun
biologi.
Hal yang harus diperhatikan dalam mengenai pakan yaitu pakan tidak boleh
disimpan dalam 2 minggu, tempat penyimpanan pakan sebaiknya kering (tidak
lembap) dan tidak terkena paparan sinar matahari langsung. Apabila pakan dibeli
di pabrik sebaiknya dipastikan pabrik tersebut memproduksi pakan dengan
kualitas yang baik. Kualitas pakan dapat menentukan kualitas ternak. Jika pakan
disimpan dalam wadah, sebaiknya wadah tersebut ditutup rapat dan tidak ada
udara yang masuk. Pakan yang terkontaminasi udara lembap akan berjamur.
15
2.5 Jerami Padi
Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang
tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Jerami padi
dapat digunakan sebagai sumber pakan untuk ternak ruminansia (sapi) terutama
oleh petani skala kecil di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Di
Indonesia, jerami banyak dimanfaatkan sebagai pakan basal ternak ruminansia
(sapi), pupuk tanaman produksi, karena sangat melimpah serta murah.
Pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak terutama dilakukan pada saat musim
kemarau dimana para peternak sulit untuk memperoleh hijauan berkualitas tinggi
(Cas-tillo et al., 1982). Sebagai sumber pakan, jerami mempunyai beberapa
kelemahan yaitu kandungan lignin dan silika yang tinggi tetapi rendah energi,
protein, mineral dan vitamin. Selain rendah nilai nutrisi, kecernaan jerami juga
rendah karena sulit didegradasi oleh mikroba rumen (Van Soest, 2006; Sarnklong
et al., 2010). Selain hal ter-sebut diatas, kelemahan yang lain adalah karena jerami
memiliki faktor pembatas seperti zat anti nutrisi (Mathius dan Sinurat, 2001) serta
palatabilitasnya rendah (Tillman et al., 1998). Kecernaan yang rendah pada jerami
padi merupakan akibat dari struktur jaringan penyangga tanaman yang sudah tua.
Jaringan tersebut sudah mengalami proses lignifikasi, sehingga lignoselulosa dan
lignohemiselulosa sulit dicerna (Balasubramanian, 2013). Berbagai upaya telah
dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi, baik dengan cara
fisik/mekanik, kimia maupun biologis. Upaya-upaya tersebut terutama bertujuan
untuk meningkatkan nilai nutrisi, palatabilitas dan kecernaan, sehingga
diharapkan dapat menjamin ketersediaan pakan secara berkelanjutan.
16
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Jerami padi
2. Air
3. Starbio
4. Urea
5. Molase/gula pasir
6. Dedak Padi
Target 20 ekor sapi. Untuk sehari pakan diberikan sebanyak 8-9 kg/ekor.
Adapun proses pengolahan fermentasi padi dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menyiapkan Bahan
Menyiapkan sebanyak 500 gram gula pasir dan dilarutkan dalam 45 liter air.
Menyiapkan 600 gram starbio, dan 500 gram urea
Mengeringkan jerami padi hingga kering kemudian ditebar diatas terpal dan
disusun setebal kurang lebih 20-25 cm kemudian dipadatkan dengan cara
diinjak-injak
17
2. Pencampuran jerami padi dengan Bahan Starbio, Urea, Larutan
Gula Pasir dan Dedak Padi
Menaburi dedak secukupnya kemudian menaburi starbio dan urea
menggunakan tangan keatas lapisan jerami padi yang pertama secukupnya
serta menyemprotkan larutan gula pasir menggunakan alat penyemprot.
Menyusun lagi jerami padi setebal 20-25 cm dan dipadatkan lagi dengan cara
diinjak-injak kemudian ditaburi lagi dengan sisa dedak serta urea, dan larutan
gula kembali hingga seluruh jerami habis.
Setelah jerami padi habis dan sudah ditumpuk serta dipadatkan, tumpukan
jerami ditutup dengan terpal plastik dan diusahakan tidak ada udara yang
terperangkap dalam terpal.
Tujuan menaburkan dedak padi keatas permukaan jerami agar menutupi pori-pori
jerami sehingga mencegah masuknya udara. Setelah ditumpuk, menutupi
tumpukan terpal plastik serta biarkan selama kurang lebih seminggu. Penggunaan
starbio, urea dan gula pasir pada proses fermentasi bertujuan untuk menambah
nilai nutrisi yang akan dihasilkan dan mempercepat proses fermentasi. Starbio
berupa serbuk berwarna coklat sebagai fermentator yang membuat jerami menjadi
lebih lunak dan meningkatkan kadar protein.
3. Proses Fermentasi
18
5. Pemberian Pakan Pada Sapi
Pemberian pakan dilakukan sehari 2 kali, pada pagi hari diberi konsetrat atau
dedak padi, sedangkan jerami fermentasi sebanyak 8-9 Kg/ekor/hari diberikan 2
kali pagi dan sore. Pemberian konsetrat atau dedak 2-3 Kg/ekor/hari dilakukan
dipagi hari 2 jam sebelum pemberian jerami fermentasi tujuannya yaitu untuk
meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum. Serta diberikan
air untuk diminum oleh sapi.
3.4 Diagram Alir Dalam Membuat Pakan Ternak Sapi Dari Jerami Padi
Adapun diagram alir dalam membuat pakan ternak sapi dari jerami padi yaitu:
Pencampuran
Dengan Proses
Pemberian
Menyiapkan Bahan Proses Mencacah
Pakan Pada
Bahan Starbio, Urea, Fermentasi Jerami
Sapi
Gula Pasir Fermentasi
dan Dedak
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
21