QBD 4
Kelompok 1
PEMICU
Pada penjaringan kesehatan anak sekolah di suatu sekolah dasar, seorang anak
perempuan usia 7 tahun dilakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan tinja
parasit. Berat badan 17,5Kg tinggi badan 110cm dan pada tinja ditemukan telur
askaris. Melihat data KMS yang tersimpan, kenaikan BB baik hingga usia 6 bulan
kemudian mulai mendatar saat berusia 7 bulan dan berada di Bawah Garis Merah
(BGM) di usia 1 tahun. Menurut ibu saat mendapat MPASI ( Makanan Pendamping
ASI ), BB anak sulit naik. Setelah itu anak tidak lagi ditimbang. MPASI yg diberikan
saat itu adalah bubur tim sayur dengan kaldu ceker dan buah atau biskuit. Imunisasi
dasar lengkap dan saat ini akan direncanakan mendapat imunisasi melalui program
BIAS. Saat ini anak makan 3 kali sehari dengan lauk bervariasi. Anak mendapat obat
cacing
KATA SULIT
• Antropometri : Pengukuran dimensi tubuh, komposisi tubuh,
dan tingkat gizi.
Tempat tidur
Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan
Kotak p3k dan obat-obatan ( betadin, oralit, paracetamol)
Lemari obat, poster-poster
Struktur organisasi, jadwal piket-nya
Tempat cuci tangan
2. PENENTUAN STATUS GIZI
DAN PERAWAKAN
Oleh :
Abdul Razak
Paulina Sofia Wiay
• Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan
berat badan menurut panjang/ tinggi badan
Oleh :
Mega Mustika Yusup
Tiara Astrid
Pengertian Kurva Pertumbuhan
Menurut KBBI, kurva pertumbuhan adalah grafik atau garis lengkung yang
menggambarkan pertumbuhan dari suatu populasi.
Kurva pertumbuhan ini itu sangat diperlukan sebagai alat pembanding. Untuk
mengetahui bagaimana pertumbuhan fisik anak yang dibandingkan dengan
anak sebayanya.
1. CDC 2000
(Central for Disease Control and Prevention)
Kurva pertumbuhan CDC berguna untuk
melihat pertumbuhan anak diusia 5 tahun
ketas.
Jenis Kurva Pertumbuhan
2. WHO 2006
Kurva WHO (World Health Organization) merupakan
salah satu kurva standar yang mengambil populasi
dari beberapa negara maju dan berkembang di dunia
dan mendeskripsikan anak sehat dan tumbuh dalam
kondisi optimal. Digunakan pada anak usia 0-5 tahun.
KMS KURVA Pertumbuhan WHO
CONTOH KMS
4. Apa Posyandu?
Oleh :
Nur Azizah Tatuta
Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Tujuan
Tujuan Umum:
• Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian lbu (AKI ), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di
Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
Tujuan Khusus:
• Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar,
• Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,
• Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat,
utamanya :
Bayi
Anak balita
lbu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
Pasangan Usia Subur (PUS)
• Posyandu buka satu kali dalam sebulan.
• Apabila diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali
dalam sebulan.
• Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
• Posyandu berada di setiap desa/kelurahan
• Bila diperlukan dan memiliki kemampuan,dimungkinkan untuk didirikan
di RW.
5. BAGAIMANA PERAN POSYANDU
DALAM MENDUKUNG TUMBUH
KEMBANG BALITA?
Oleh :
Grevillea Julce Peday
Petronela Nafurbenan
tujuan didirikannya Posyandu
untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka
kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera,
Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ini merupakan wadah titik
temu antara pelayanan professional dari petugas kesehatan
dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan
angka kematian bayi dan angka kelahiran. Oleh karena itu,
Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan
dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga
berencana yang dikelola oleh masyarakat
Program ini dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih
di bidang kesehatan dan Keluarga berencana. Anggota
Posyandu berasal dari anggota PKK, tokoh masyarakat
dan para kader masyarakat. Kader kesehatan
merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat
dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang
dipilih oleh masyarakat, dan mendapat bantuan dari
petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang
mereka tidak kompeten memberikannya.
Pembinaan pertumbuhan dan perkembangan manusia
terutama :
Oleh :
Salman Afif
Daniel Mufara
IMUNISASI
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap
suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penularan penyakit dan sangat
berperan dalam menanggulangi masalah kesehatan. Dengan demikian, anak tidak mudah tertular
infeksi, tidak mudah menderita sakit, pencegahan terjadinya wabah dan mencegah kemungkinan
terjadinya kematian karena suatu penyakit.
Imunisasi anak adalah strategi kunci untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas anak. Imunisasi
dianggap sebagai layanan kesehatan penting, dan cakupannya dipantau sebagai bagian dari Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan : untuk memastikan hidup sehat dan meningkatkan kesejahteraan untuk
semua usia.
Imunisasi sangat diperlukan demi memberikan perlindungan, pencegahan,
sekaligus membangun kekebalan tubuh anak terhadap berbagai penyakit menular
maupun penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kecatatan tubuh bahkan
kematian (Supartini, 2012).
KEJADIAN IKUTAN PASCA-IMUNISASI (KIPI)
Pemberian imunisasi sendiri dapat memberikan efek samping yang disebut dengan kejadian
ikutan pasca imunisasi (KIPI).
KIPI serius merupakan kejadian medis setelah imunisasi yang tak diinginkan yang
menyebabkan rawat inap atau perpanjangan rawat inap, kecacatan yang menetap atau
signifikan dan kematian, serta menimbulkan keresahan di masyarakat.
KLASIFIKASI KIPI
1. Induksi vaksin (vaccine induced). Terjadinya KIPI disebabkan oleh karena faktor intrinsik vaksin terhadap
individual resipien. Misalnya, seorang anak menderita poliomielitis setelah mendapat vaksin polio oral.
2. Provokasi vaksin (vaccine potentiated). Gejala klinis yang timbul dapat terjadi kapan saja, saat ini terjadi oleh
karena provokasi vaksin. Contoh: Kejang demam pasca imunisasi yang terjadi pada anak yang mempunyai
predisposisi kejang.
3. Kesalahan (pelaksanaan) program (programmatic errors). Gejala KIPI timbul sebagai akibat kesalahan pada
teknik pembuatan dan pengadaan vaksin atau teknik cara pemberian. Contoh: terjadi indurasi pada bekas
suntikan disebabkan vaksin yang seharusnya diberikan secara intramuskular diberikan secara subkutan.
4. Koinsidensi (coincidental). KIPI terjadi bersamaan dengan gejala penyakit lain yang sedang diderita. Contoh:
Bayi yang menderita penyakit jantung bawaan mendadak sianosis setelah diimunisasi.
8. Apakah program imunisasi yang
sekarang dikerjakan di Posyandu dan
sekolah?
Oleh :
Yusuf Hermawan
Aldovina Weripang
Program imunisasi posyandu
Program imunisasi sekolah
Setelah mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada saat
bayi,seorang anak harus mendapatkan imunisasi lanjutan pada
saat usia sekolah dasar,yaitu imunisasi campak dan DT pada
siswa kelas 1 dan imunisasi Td pada siswa kelas 2 dan 3.