Anda di halaman 1dari 14

PSIKOLOGI FAAL(2)

Perkembangan sistem saraf

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Matakuliah Psikologi Faal(2)

Disusun Oleh :

Rizky Ilyas (F.111.18.0032)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
Perkembangan Sistem Saraf
Salah satu dari indikator dari perkembangan sistem saraf adalah lekukan saraf pada
aspek posterior dari embrio trilaminar. Lekukan saraf menjadi lebih dalam dan lipatan saraf
pada batas lateral dari lempeng saraf menjadi lebih nyata dimana lipatan-lipatan tersebut naik
dan bergabung di sepanjang garis tengah posterior untuk membentuk tabung saraf. Aposisi dan
fusi dari lipatan saraf dan ektoderm pada awalnya akan menjadi level servikal dari spinal kord,
kemudian berlanjut ke atas dan kaudal dari lokasi ini. Setelah pembentukan tabung saraf, tiga
lapisan, zona ventrikular, pinggir dan intermediat, muncul dengan cepat. Walaupun zona-zona
ini sementara pada bentuk embrio, zona-zona tersebut menjadi turunan penting saat dewasa.
Pada tahap awal, penutupan lempeng saraf dan tabung ini terdiri dari satu lapisan, zona
ventrikular, yang tersusun atas lapisan pseudostratified dari sel-sel yang fusiformis yang
mengalami replikasi DNA dan divisi sel (mitosis). Sel-sel progenitor pada lapisan ini akan
meningkatkan neuron dan beberapa sel glia dari sistem saraf yang matur dan sel-sel ependim
yang membentuk ventrikel.
Segera setelah zona ventrikular terbentuk, zona marginal terbentuk. Zona ini berada
pada aspek abluminal dari tabung saraf dan mengandung sel-sel yang berlokasi di zona
ventrikular, namun tidak mengandung inti sel mereka. Zona marginal hampir tidak
mengandung badan sel. Zona ini akan mengalami invasi oleh akson-akson dari neuron yang
berlokasi di zona intermediat.
Area ketiga yang terlihat adalah zona intermediat. Zona ini terbentuk di antara zona
ventrikular dan intermediat sebagai sel-sel progenitor dari zona ventrikular dibuat untuk neuron
postmitotic yang imatur. Neuron-neuron imatur ini bermigrasi ke area diluar dari zona
ventrikular, dimana sel-sel tersebut akan menetap. Proses dari beberapa neuron zona
intermediat berlanjut untuk tumbuh ke dalam zona marginal.
Zona subventrikular terbentuk pada pertemuan antara zona ventrikular dan intermediat.
Tidak seperti nukleus pada sel-sel zona ventrikular, nukleus dari zona subventrikular pada
umumnya tidak bermigrasi. Sel-sel progenitor dari zona subventrikular membentuk sel-sel
mikroglia dari sistem saraf pusat dan populasi spesifik dari neuron-neuron yang sedang
berkembang di batang otak dan otak depan.
Konsep dari lempeng alar dan basal baik dilihat dengan mengenali bahwa
perkembangan dari kornu posterior (derifat lempeng alar) dan kornu anterior (derifat lempeng
basal) merupakan proses yang dinamis. Neuron-neuron imatur dari zona intermediat yang
menjadi neuron-neuron matur dari kornu anterior dan posterior merupakan produk dari divisi
sel di satu zona dengan migrasi ke dalam dan perkembangan lebih lanjut pada zona yang
dibentuk berikutnya. Bagian posterior dari zona ventrikular dan berdekatan dengan zona
intermediat mewakili lempeng alar, di mana lapisan pada bagian anterior dari tabung saraf yang
sedang berkembang mewakili lempeng basal. Sejalan dengan perkembangan berlanjut, zona
ventrikular akan menghilang, ketika zona intermediat dengan neuron-neuron imatur akan
membesar dengan cepat untuk membentuk derifat dewasanya. Sehingga, derifat dewasa adalah
produk dari divisi sel di zona ventrikular, migrasi dan formasi dari zona intermediat, dan
maturasi dari zona intermediat itu sendiri.
Tiga bentuk zona ini sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya adalah organisasi dasar
di mana otak dan spinal kord akan terbentuk. Di mesensefalon, rencana dasar dari tabung saraf
adalah modifikasi untuk mengakomodasi pembentukan korteks serebelum. Di otak depan,
rancangan dasar dari tabung saraf adalah modifikasi untuk mengakomodasi pembentukan
korteks serebri.
Modifikasi untuk mengakomodasi korteks serebri adalah munculnya lempeng kortikal
dan sublempeng. Bentuk lempeng kortikal pada pertemuan zona marginal dan intermediat dan
tersusun dari neuron-neuron yang berasal dari zona ventrikular; neuron-neuron imatur ini
melewati zona intermediat, menggunakan proses yang berorientasi dengan radial dari glia
radial sebagai lipatan, untul mengambil posisi sebagai lempeng kortikal. Sublempeng
merupakan daerah tipis yang berlokasi di internal lempeng kortikal. Korteks serebri
berkembang dari lempeng kortikal dan zona marginal. Pada bagian dari tabung saraf yang
membentuk korteks serebri, zona marginal membentuk lapisan/ lamina dari korteks, lempeng
kortikal menjadi lapisan/ lamina II sampai VI, dan sublempeng dan zona intermediat ke bagian
subkortikal white matter. Histogenesis dari korteks serebelar adalah sedikit modifikasi dari
rancangan ini akibat hadirnya lapisan germinal eksternal. Lapisan ini berasal dari rhomic lip (
sebuah derifat lempeng alar) dan berlokasi di antara lapisan marginal.
Perkembangan Otak
Jaringan saraf yang pertama muncul pada minggu ketiga dari perkembangan embrio,
ketika lempeng embrio tersusun atas ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Bagian khusus dari
ektoderm, neuroektoderm, membentuk otak, spinal kord, dan sistem saraf perifer.
Notokord muncul dari aksial mesoderm pada 16 hari dan terbentuk dengan lengkap
pada awal minggu keempat. Notocord membentuk aksis longitudinal, menentukan orientasi
dari kolumna vertebralis, dan menetap sebagai nukleus pulposus dari diskus intervertebralis.
Satu fungsi penting dari notokord adalah induksi; mengarahkan ektoderm untuk membentuk
lempeng neural. Berhubungan dengan proses ini adalah produksi dari molekul adhesi sel pada
notokord. Molekul-molekul ini berdifusi dari notokord menjadi lempeng neural dan berfungsi
untuk menyatukan sel-sel neuroepitel primitif menjadi unit yang kuat.
Di dalam neuroektoderm, beberapa sel-sel neuroepitelial memanjang dan menjadi
bentuk serabut. Pemanjangan selular ini, juga diinduksi oleh notokord, membentuk lempeng
neural dan diselesaikan pada akhir minggu ketiga kehamilan. Lempeng neural dibentuk
menjadi kebanyakan sistem saraf.
A. Neurulasi Primer
Sistem saraf pusat terbentuk dari struktur berongga yang disebut tabung saraf, yang
dihasilkan oleh neurulasi. Terdapat dua proses neurulasi. Kebanyakan tabung saraf dibentuk
dari lempeng neural oleh proses infolding yang disebut neurulasi primer. Bagian dari tabung
saraf ini akan menjadi otak dan spinal kord melalui level lumbar. Bagian paling kaudal dari
tabung saraf, akan membentuk spinal kord level sakral dan koksigeal, yang dibentuk melalui
proses neurulasi sekunder. Pada hari ke 18 setelah fertilisasi, lempeng neural mulai menebal
pada pinggir lateral. Penebalan ini menyebabkan elevasi pinggir lempeng neural untuk
membentuk lipatan saraf. Pada sekitar 20 hari, lipatan neural berhubungan satu sama lain untuk
memulai pembentukan tabung saraf. Fusi ini awalnya terjadi di garis tengah dorsal di bagian
yang akan menjadi level servikal dan berlanjut, seperti zipper, pada arah rostral dan kaudal.
Selama proses, lumen dari tabung saraf, yang disebut kanal saraf, terbuka ke kavum amnion
secara rostral dan kaudal. Pembukaan rostral, pori-pori saraf anterior, tertutup pada 24 hari,
dan pembukaan kaudal, pori-pori saraf posterior, tertutup pada 2 hari kemudian.

Neurulasi dibawa oleh perubahan morfologi pada neuroblast, neuron-neuron masa


depan yang imatur dan sedang membelah pada zona ventrikular. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, sel-sel ini memanjang dan terorientasi pada sudut sebelah kanan dari permukaan
dorsal dari lempeng neural, yang akan menjadi dinding dalam dari kanal neural. Filamen-
filamen mikro dalam masing-masing sel membentuk ikatan sirkuler paralel dengan permukaan
luminal masa depan, dimana mikrotubulus meluas di sepanjang ukuran sel. Kontraksi dari
bundelan sirkular dari mikrofilamen menyebabkan mikrotubulus melebar seperti putaran kipas.
Hal ini membentuk sel-sel berbentuk kerucut yang memanjang dengan apeks pada alur saraf
dan dasarnya pada pinggir dari lipatan saraf. Neurulasi tidak terjadi pada embrio yang terkena
kolkisin, yang menyebabkan depolimerisasi mikrotubulus, atau sitokalasin, yang menghambat
kontraksi mikrofilamen.
Malformasi kongenital yang berhubungan dengan kesalahan pada neurulasi disebut
dengan defek disrafik. Proses induksi juga berarti bahwa perkembangan yang tepat dari suatu
struktur bergantung pada perkembangan yang tepat pada stuktur tetangga. Terdapat hubungan
erat dari jaringan saraf dengan tulang, meningen, otot dan kulit sekitarnya. Karena hubungan
ini, kegagalan dari neurulasi sering mempengaruhi pembentukan struktur-struktur sekitar
tersebut.
Beberapa percobaan klinis telah membuktikan bahwa suplementasi asam folat dapat
menurunkan insidensi defek tabung saraf. Asam folat menurunkan insidensi sekitar 70%.
Mekanisme dari efek tersebut belum diketahui sampai sekarang. Satu kelompok penelitian
telah menyimpulkan bahwa konversi dari homosistein menjadi metionin, membutuhkan folat
sebagai kofaktor, adalah langkah kritis. Defek disrafik juga telah diobservasi pada bayi yang
lahir dari ibu yang memiliki antibodi terhadap reseptor folat. Karena lempeng dan tabung saraf
berkembang sangat awal pada kehamilan, penting untuk direkomendasikan suplementasi asam
folat (400 mcg/hari) kepada seluruh wanita yang ingin memiliki anak, ketika mereka hamil
atau tidak. Sebagai tambahan, obat untuk epilepsi, seperti asam valproat dan carbamazepine,
dapat menyebabkan defek disrafik.
Defek Kongenital Sistem Saraf dari Neurulasi Primer
Kebanyakan kelainan disrafik terjadi pada lokasi pori-pori saraf anterior dan posterior.
Kegagalan dari pori saraf anterior untuk menutup menyebabkan anensefali. Pada defek ini,
otak tidak terbentuk, meningen dan tulang tengkorak mungki tidak dijumpai, dan terdapat
kenainan wajah. Defek terjadi mulai dari level lamina terminalis, lokasi penutupan pori-pori
saraf hinggal foramen magnum. Anensefali terjadi pada sekitar 5 dari setiap 10000 kelahiran
hidup. Kematian neonatal tidak bisa dihindari.
Ensefalokele adalah suatu herniasi dari isi intrakranial melalui defek pada kranium
(cranium bifidum). Struktur kistik mungkin hanya mengandung meningen (meningocele),
meningen dengan otak (meningoensefalokele). Ensefalokele paling banyak terdapat di regio
oksipital, tetapi dapat juga terjadi di frontal dan parietal. Defek yang lebih halus pada area yang
sama dipikirkan sebagai penyebab dari malformasi Chiari I, suatu herniasi serebral dari vermis
serebelum melalui foramen magnum, yang dapat menyebabkan tekanan pada medula
oblongata dan spinal kord servikalis. Defek ini dapat tidak disadari hingga awal masa dewasa
dan sering berhubungan dengan kavitasi spinal kord (siringomielia), atau medula
(siringobulbia). Malformasi Chiari II, juga disebut dengan malformasi Arnold-Chiari,
merupakan defek sama yang berhubungan dengan mielomeningocele.
Defek pada penutupan dari pori-pori saraf posterior menyebabkan malformasi yang
disebut dengan myeloschisis. Defek-defek selalu melibatkan kegagalan dari arkus vertebra
pada level yang terlibat untuk membentuk secara lengkap dan berfusi untuk menutup spinal
kord (spina bifida). Struktur sakular ini mungkin hanya mengandung meningen dan cairan
serebrospinal (meningocele) atau meningen dan cairan serebrospinal serta jaringan saraf
(meningomyelocele). Bayi dengan meningomyelocele mungkin tidak dapat menggerakkan
anggota gerak bawah atau tidak dapat merasakan persepsi nyeri dari kulit yang diinervasi oleh
saraf yang melewati area lesi. Bayi-bayi ini juga mungkin memiliki kelainan sistem saraf pusat
lain, seperti hidrosefalus dan malformasi Arnold-Chiari. Insidensi meningomielokel adalah
sekitar 5 dari 10000 kelahiran.

B. Neurulasi Sekunder
Segmen sakral dan koksigeal dari spinal kord dan root dorsal dan ventral yang sesuai
dibentuk pada neurulasi sekunder. Proses ini dimulai pada hari ke-20 dan lengkap pada sekitar
hari ke-42. Sebuah sel mass, caudal eminence muncul kaudal terhadap tabung saraf dan
kemudian membesar dan membentuk kavitas. Caudal eminence bergabung dengan tabung
saraf, dan kavitasnya menjadi berlanjut dengan kanal saraf.

Defek Kongenital Sistem Saraf pada Neurulasi Sekunder


Myelodysplasia merupakan malformasi dari tabung saraf yang dibentuk oleh neurulasi
sekunder. Malformasi ditutupi oleh kulit pada kebanyakan kasus, tetapi lokasinya mungkin
ditandai dengan pigmentasi yang tidak biasa, pertumbuhan rambut, telengiektasis, atau
cekungan yang prominen. Abnormalitas yang biasa adalah tethered cord syndrome, dimana
conus medularis dan filum termila secara abnormal berada pada defek kolumna vertebralis.
Traksi yang terjadi merusak kord dan menyebabkan kelemahan yang bervariasi, kehilangan
sensorik dan pertumbuhan asimetris dari tungkai dan kaki, dan masalah dengan kontrol saluran
cerna dan perkemihan. Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus dapat memiliki caudal
regression syndrome, yang mempengaruhi perkembangan stuktur embrio pada daerah caudal,
meliputi spinal kord.

Vesikel Otak Primer


Selama minggu keempat setelah fertilisasi, dimana pori-pori saraf menutup, terjadi
pertumbuhan yang cepat dari jaringan saraf pada regio kranial. Tiga vesikel otak primer yang
dibentuk adalah prosensefalon (forebrain), mesensefalon (midbrain) dan rhombensefalon
(hindbrain). Pada pertemuan rhombensefalon dan spinal kord, terdapat sedikit fleksura pada
tabung saraf yang berkembang; ini adalah lenturan servikal. Fleksura kedua pada tabung saraf
pada level mesensefalon adalah lenturan mesensefalik.

Vesikel Otak Sekunder


Selama minggu kelima, ketiga vesikel otak primer terbagi menjadi vesikel otak
sekunder. Hal ini membutuhkan fleksura tambahan. Fleksura pontin membagi hindbrain
menjadi myelencephalon di kaudal dan metencephalon pada rostral. Mesensefalon tidak
terbagi lagi. Fleksura telensefalik membagi forebrain menjadi diensefalon di kaudal dan
telensefalon di rostral. Telensefalon (yang berari end brain) terbentuk sebagai kantongan di
luar dari forebrain dan meluas, dengan lobus lengkap, girus dan sulkus menjadi bagian terbesar
dari otak

Diensefalon dan hemisfer serebri


Struktur utama dari forebrain berkembang selama bulan kedua dari kehamilan. Karena
mesoderm pada regio ini secara simultan membentuk struktur wajah, kelainan dari forebrain
sering berhubungan dengan defek pada wajah. Proses dari perkembangan forebrain disebut
dengan induksi sentral.
Pada akhir dari minggu kelima, telensefalon menjadi dua ekspansi lateral yang disebut
vesikel telensefalik. Vesikel-vesikel ini merupakan primordial dari hemisfer serebri. Derifat
dewasanya meliputi korteks serebri dan white matter subkortikal (meliputi kapsula interna),
bulbus dan traktus olfaktorius, bagian dari basal ganglia, amigdala, dan hipokampus.
Diensefalon berkembang menjadi nukleus thalami dan struktur yang berhubungan dan menjadi
cup optikusm yang akan membentuk nervus optikus dan retina. Pada 10 minggu
perkembangan, struktur mayor dari sistem saraf pusat dikenal dengan jelas melalui fitur
morfologi, dan versi imatur dari seluruh struktur pada otak terlihat pada trimester pertama.

Defek dari Prosensefalisasi


Urutan dari kejadian dimana prosensefalon primitif berdiferensiasi menjadi vesikel
diensefalik dan telensefalik disebut dengan prosensefalisasi. Kegagalan pada prosensefalisasi
untuk menjalani pembelahan menyebabkan terjadinya malformasi yang disebut dengan
holoprosensefali. Pada kasus berat dari holoprosensefali, tidak ada lobus yang terlihat.
Terdapat satu ventrikel forebrain tunggal, talamus tidak berkembang dengan baik, dan banyak
struktur (korpus kalosum, fisura serebralis longitudinal dan falx serebri, struktur olfaktorius)
kurang. Pada holoprosensefali semilobar, terdapat pembagian forebrain menjadi lobus yang
terlihat (lebih prominen pada area oksipital) dan perkembangan parsial dari falx serebri.
Hemisfer memiliki beberapa lobus dan girus yang terlihat, dan terdapat ventrikel ketiga dan
lateral yang melebar, namun belum sempurna. Ventrikel-ventrikel besar ini kontinu satu
dengan yang lain, dan struktur garis tengah seperti septum pelusidum, yang normalnya
memisahkan ventrikel tidak dijumpai. Kebanyakan bayi dengan holoprosensefali juga
memiliki kelainan wajah. Kelainan-kelainan tersebut meliputi hipertelorism atau hanya ada
satu mata, midline eye (siklop) yang diikuti dengan struktur hidung yang belum sempurna
(proboscis). Secara umum, semakin berat malformasi otak, semakin berat defek pada wajah.
Holoprosensefali berhubungan dengan sejumlah paparan lingkungan, meliputi alkohol,
asam retinoad, dan diabetes pada ibu. Kelainan ini juga berhubungan dengan sejumlah kelainan
sindroma, trisomi 13 dan trisomi 18.

Penyakit Infeksi penyebab Defek Kongenital Sistem Saraf


Paparan beberapa infeksi terhadap fetus dapat menyebabkan defek sistem saraf
kongenital. Akronim TORCH biasa digunakan untuk agen infeksi yang paling umum:
toxoplasmosis, agen lain (sifilis), cytomegalovirus, dan herpes simplex virus. Infeksi HIV
dapat juga berhubungan dengan defek kongenital sistem saraf.

Sistem Ventrikular
Sistem ventrikular merupakan elaborasi dari lumen bagian sefalik dari tabung neural.
Kavitas dari vesikel telensefalik menjadi ventrikel lateral, kavitas diensefalik menjadi ventrikel
ketiga, dan kavitas rhombensefali menjadi ventrikel keempat. Kavitas mesensefalon menjadi
aquaductus serebri yang menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat, dan pembukaan antara
ventrikel lateral dan ketiga menjadi foramen interventrikularis (of Monro).
Sistem ventrikular dilapisi oleh sel-sel ependim. Masing-masing ventrikel memiliki
atap tipis yang tersusun atas lapisan internal ependim dan pada lapisan luar oleh jaringan ikat
(pia mater). Pada masing-masing ventrikel, pembuluh darah mengalami invaginasi untuk
membentuk pleksus koroidalis.
Pembukaan yang muncul pada atap kaudal dari ventrikel keempat selama
perkembangan membentuk suatu komunikasi antara sistem ventrikel dan rongga subaraknoid.
Pembukaan-pembukaan tersebut adalah medial aperture (foramen Magendie) dan sepasang
foramina Luscha. Walaupun foramen-foramen ini berkembang dengan lambat, komplit pada
akhir trimester pertama. Cairan serebrospinal diproduksi utamanya di pleksus koroidalis dari
ventrikel lateral dan ketiga. Cairan tersebut keluar dari sistem ventrikel melalui foramen pada
ventrikel keempat dan masuk ke rongga subaraknoid, dan diabsorpsi oleh sistem vena melalui
vili araknoid yang berlokasi di sinus sagitalis superior.
Jika aliran CSF melalui ventrikel terhambat selama perkembangan prenatal, sistem
ventrikel akan mengalami pelebaran, yang disebut dengan hidrosefalus kongenital.
Aquaduktus serebri, memiliki diameter 0,5 mm, merupakan lokasi obstruksi paling sering.
Sistem Saraf Perifer
Neural Chest
Sistem saraf perifer berkembang kebanyakan dari sel-sel pada neural chest. Sel-sel ini,
yang muncul dari pinggir lateral dari lempeng neural, lepas dan berpindah ke lokasi lateral
terhadap tabung neural.

Placodes
Sel-sel epidermal khusus ditemukan pada regio kepala yang sedang berkembang. Sel-
sel ini akan bergabung dengan sel-sel neural chest, dan bersama-sama placodes dan neural
chest akan membentuk ganglia dari nervus V, VII, VIII, IX, dan X.

Ganglia Nervus Kranialis


Nervus kranialis V (nervus trigeminal), VII (nervus fasialis), IX (glossofaringeus), dan
X (nervus vagus) memiliki ganglia sensorik yang berasal dari neural chest dan sel-sel placodes
dan mengandung badan-badan sel pseudounipolar. Ganglia-ganglia tersebut adalah ganglion
trigeminal atau semilunar (V), ganglion geniculata (VII), ganglia glosofaringeus superior dan
inferior (IX), dan ganglia jugular dan nodosa nervus vagus (X). Prosesus distal dari nervus-
nervus kranialis ini berjalan sebagai komponen sensorik dari nervus kranialis bersangkutan,
dimana prosesus proksimal menginervasi nuklei nervus kranialis yang sesuai pada batang otak.
Pengecualian bentuk ini adalah pada nukleus mesensefalik nervus trigeminal. Pada nukleus
nervus kranialis ini, sel-sel pseudounipolar gagal bermigrasi dengan neural crest dan tetap
berada pada sistem saraf pusat. Sel-sel ini membentuk ganglion yang terjebak di dalam
mesensefalon.
Badan-badan sel dari ganglia nervus kranialis VIII muncul terutama di placode optik,
dengan sedikit kontribusi dari neural chest. Sel-sel ganglion-ganglion menjadi bentuk bipolar
pada dewasa.

Ganglion Root Dorsal Posterior


Sel-sel pseudounipolar dari ganglia posterior atau dorsal diturunkan dari neural chest.
Masing-masing nervus spinalis dan ganglion berhubungan dengan satu segmen dari embrio
yang sedang berkembang. Sejalan dengan segmen bertumbuh dari bagian jaringan ikat dan
muskuler, proses periferal dari sel-sel pseudounipolar yang sedang berkembang dari ganglion
root dorsalis tumbuh ke arah distal, menggunakan matriks ekstraselular.
Molekul matriks fibronektin dan laminin mengandung asam amino arginin-glycine-
aspartat. Urutan ini dikenali oleh protein yang dikenal sebagai integrin pada permukaan sel-sel
neural crest. Adhesi selektif dari proses periferal dari sel-sel neural crest menjadi urutan RGD
dari matriks ekstraselular mungkin terlibat dalam mengarahkan proses distal untuk target yang
tepat.

Spinal Kord
Gray matter spinal kord berbentuk kupu-kupu dan terdiri dari cornu anterior (ventral)
dan posterior (dorsal). Pada beberapa level spinal kord, zona intermediat dan kornu lateral dari
gray matter berada di antar kornu anterior dan posterior.
Spinal kord berkembang dari bagian kaudal dari tabung saraf. Kanal neural pada regio
ini akan menjadi kanalis sentralis dari spinal kord. Neuroblast yang berkembang menjadi spinal
kord diproduksi diantara minggu keempat dan keduabelas. Sel-sel ini bermigrasi ke perifer
untuk membentuk empat lempeng longitudinal, yang akan menjadi gray matter spinal kord:
sepasang pada anterior yang terdapat lempeng basal, dan sepasang di posterior terdapat
lempeng alar. Lempeng alar dan basal masing-masing dipisahkan oleh kumpulan longitudinal
yang disebut sulcus limitans di dinding lateral kanalis sentralis. Lempeng basal berkembang
menjadi kornu anterior spinal kord, dan lempeng alar menjadi kornu posterior. Perkembangan
pada lempeng basal mendahului proses pada lempeng alar; neuron-neuron postmitosis terlihat
jelas selama minggu ke-20. Bagian dari spinal kord dewasa, umumnya disebut zona
intermediat, berasal dari pertemuan lempeng alar dan basal.
Selama lempeng basal berkembang, akson-akson dari motor neuron membentuk root
anterior (ventral) yang akan menginervasi struktur perifer. Motor neuron kornu anterior
menginervasi otot-otot skeletal dan diklasifikasikan sebagai somatic efferent (SE). Motor
neuron kornu lateral menjagi ganglia otonomik diklasifikasikan sebagai visceral efferent (VE).
Kolumna SE berada di sepanjang spinal kord. Kolumna VE berada di sepanjang T1 sampai L2,
yang disebut kolumna sel intermediolateral, dan dari S2 sampai S4, yang disebut nukleus
visceromotor sakral.

Anda mungkin juga menyukai