Anda di halaman 1dari 25

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF

Oleh Kelompok 5:
1. Cokorda Sri Ari Susanti

(10.321.0941)

2. I GST A. PT. Mierah Sukmawati (10.321.0947)


3. Made Ayu Desyana Wulandari

(10.321.0967)

4. Ni Wayan Putri Dewi jayanati

(10.321.0981)

5. Putu Budi Artini

(10.321.0984)

STIKES WIRAMEDIKA PPNI BALI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2011/2012

I.

EMBRIOLOGI PEMBENTUKAN SISTEM PERSARAFAN


Jaringan saraf berkembang dari ectoderm embrional yang diinduksi
untuk berkembang oleh korda dorsalis di bawahnya. Pertama, terbentuk
lempeng saraf; kemudian tepian lempeng menebal, membentuk alur neural.
Tepian alur saling mendekat untuk akhirnya menyatu, membentuk tuba
neural. Struktur ini membentuk seluruh susunan saraf pusat, yang meliputi
neuron, sel glia, sel ependim dan sel epitel pleksus koroidalis.
Diferensiasi dini

suatu lempengan ectoderm yang menebar,

neuralplate, berkembang di sepanjang garis dorsomedial embryo dan


ditransformasikan dengan invaginasi menjadi neural tubi.

Neuraltubi

melepaskan diri dari ekstodem yang berada diatasnya dan menebal. Tumbuh
menjadi medulla spinalis dan ujung rostral

neuraltubi. Yang akhirnya

membentuk otak membagi diri menjadi 3 buah vesikula retak yang primer :
1. Prosenchepalon atau otak depan,yang terletak paling cranial ;
2. Mesencephalon,

atau

otak

tengah,yang

berada

di

belakang

prosencephalon dan
3. Rhmbencephalon atau otak belakang yang terletak paling caudal.

Dari

procesepallon

dsibentuk

telencepalon

dan

di

encephalon.

Telencepalon membentuk cortex cerebri. Corpus striatum. Rhinencephalon,


vertrikulus lateralis. Dan bagian anterior dari ventrikulus tertius. Diencephalon
menjadi epitalamus, thalamus, metatalamus, hipotalamus, ciasma oftikum,
tubercirenium , lobus posterior hipopyse. Korpus mammelaris dan sebagian
besar dari ventrikulus tertius. Dari mesencephalon berkembang lamina
kuadrigemina. Pedunculus cerebri dan aquaeduktus cerebri. Rombhen
cepalon

kemudian

Metenchephalon

menjadi
membentuk

mecenchepalon
cerebellum,

dan

pons

mielencephalon.
dan

bagian

dari

ventriculuskuartus. Myencepalon membentuk medulla oblongata dan bagian


dari ventriculuskuartus.

Sel-sel yang berda lateral dari alur neural membentuk krista neural. Selsel ini mengalami migrasi jauh dan ikut membenttuk susunan saraf tepi, dan
beberapa struktur lain. Turunan krista neural mencakup: (1) sel kromafin
medulla adrenal; (2) melanosit kulit dan jaringan subkutan; (3) odontoblas; (4)

sel-sel pia mater dan arakhnoid; (5) neuron sensorik di ganglia sensorik
cranial dan spinal; (6) neuron pascaganglion di ganglia simpatis dan
parasimpatis; (7) sel Schwann di akson perifer; dan (8) sel satelit di ganglia
perifer.

II. ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL-SEL SARAF


A. Sel saraf (neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
bergabung membentuk suatu jaringan untuk menghantarkan impuls atau
rangsangan. Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrite dan akson

B. Badan Sel
Badan sel, yang juga disebut perikarion, adalah bagian neuron yang
mengandung inti dan sitoplasma disekelilingnya,

dan tidak mencakup

cabang cabang sel. Badan sel terutama merupakan pusat tropic,


meskipun

struktur

ini

juga

dapat

menerima

impuls.

Perikarion

dikebanyakan neuron menerima sejumlah besar ujung saraf yang


membawa stimulus eksitatorik atau inhibitorik yang datang dari sel saraf
lain.
Kebanyakan sel saraf memiliki inti eukromatik (terpulas pucat) bulat
dan sangat besar, dengan anak inti yang nyata. Sel saraf binukleus terlihat
dalam ganglia simpatis dan sensorik. Kromatin halus tersebar rata, yang
menggambarkan tingginya aktivitas sistesis di sel sel ini.

Badan sel mengandung suatu reticulum endoplasma kasar yang


berkembang sangat baik, berupa kelompok kelompok siterna parallel.
Didalam sitoplasma diantara sisterna terdapat banyak poliribosom, yang
member kesan bahwa sel sel ini menyintesis protein stuktural dan
protein transport. Bila di pulas dengan pewarna yang cocok, reticulum
endoplasma kasar dan ribosom bebas tampak sebagai daerah bergranul
basofilik di bawah mikroskop cahaya, yang di sebut badan nasal. Jumlah
badan nasal bervariasi sesuai jenis neuron dan keadaan fungsionalnya.
Badan nasal sangat banyak di jumpai dalam sel saraf besar seperti
neuron motorik. Kompleks golgi hanya terdapat pada bagian sel dan terdiri
atas banyak deretan parallel sisterna licin yang tersusun di sekitar tepi inti.
Mitokondria juga banyak di jumpai khususnya dalam akson terminal.
Mitokondria tersebar dalam sitoplasma badan sel.
Neuro filamen (filamen intermediat berdiameter 10mm) banyak di
jumpai dalam perikarion dan cabang sel. Neuro filament bergabung sebagi
akibat dari kerja bahan fiksasi tertentu. Bila di impregnasi dengan perak,
neurofilamen

akan

membentuk

neurofibril,

yang

tampak

dengan

mikroskop cahaya. Neuron juga mengandung microtubulus yang identik


dengan mikrotubulus yang terdapat banyak sel lain. Sel saraf kadang
kadang mengandung iklusipigmen, seperti lipopoksin, yakni suatu residu
meteri yang tak tercerna oleh lisosom.
C. Dendrit
Dendrit umumnya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon.
Dendrite menerima banyak sinaps dan merupakan tempat penerimaan
sinyal dan pemrosesan utama di neuron. Kebanyakan sel saraf memiliki
banyak dendrite, yang sangat memperluas daerah penerimaan sel.
Percabangan dendrite memungkinkan sebuah neuron untuk menerima
dan mengintegrasi prograsi sejumlah besar akson terminal dari sel saraf
lain. Di perkiraan bahwa sejumlah 200000 akson terminal membentuk
hubungan fungsional dengan dendrite sel furtinje diserebelum. Jumlah
tersebut mungkin lebih besar lagi di sel saraf lain. Neuron bipolar, dengan
hanya satu dendrite, tidak banyak dijumpai dan hanya terdapat pada

tempat khusus. Berbeda dari akson yang memiliki diameter tetap dari satu
ujung ke ujung lain, dendrite semakin mengecil setiap kali bercabang.
Komposisi sitoplasma dibasis dendrite, dekat dengan badan neuron mirip
dengan komposisi sitoplasma perikarion namun tak mengandung komplek
golgi. Kebanyakan sinaps yang berkontak dengan neuron terdapat di
spina (ujung-ujung) dendrite, yang um,umnya merupakan struktur
berbentuk jamur (bagian kepala membesar), dihubungkan dari batang
dendrite oleh bagian leher yang lebih sempit) spinja ini berfungsi penting
dsn berjumlah banyak. Spina dendrite merupakan tempat pemrosesan
pertama bagi sinyal sinaptik yang tiba di kumpuylan protein yang melekat
pada permukaan sitosol dari membrane pascasinapstik, yang tampak
dengan mikrosop electron dan disebut membrane pascasinaptik jauh
sebelum fungsinya diketahui. Spina dendrite ikut serta dalam perubahan
plastis yang mendasari proses adaptasi, belajar, dan mengingat. Spinaspina tersebut merupakan struktur dinamis dengan plastisitas morfologi
berdasarkan protein aktin sitoskeleton, yang berhubungan dengan
perkembanagn sinaps dan adaptasi fungsionalnya pada orang dewasa.
D. Akson
Kebanyakan neuron hanya memiliki satu akson ; ada sejumlah kecil
yang tak mempunyai akson sama sekali. Sebuah akson merupakan
cabang silindris denagn panjang dan diameter yang bervariasi, sesuai
jenis neuronya. Meskipun ada neuron dengan akson pendek akson
umumnya berukuran panjang. Misalnya akson sel motorik dimedula
spinalis yang mempersarafi otot kaki harus memiliki panjang sampai 100
cm. semua akson berasal dari daerah berbentuk piramida pendek, yaitu
muara akson, yang umumnya muncil dari perikarion. Membrane plasma
di akson disebut aksolemma isinya dikenal sebagai akso plasma.
Pada neuron yang membentuk akson yang

bermielin, bagian

akson diantara muara akson dan titik awal mielinisasi disebut segmen
inisial. Segmen ini merupakan tempat berkumpulnya berbagai stimulus
yang merangsang dan menghambat pada neuron, yang dijumlahkan
secara aljabar, dan menghasilkan keputusan untuk meneruskan atau tidak

meneruskan suatu potensial aksi, atau impuls saraf. Diketahui beberapa


jenis kanal ion terdapat pada inisial dan kanal tersebut penting untuk
mengadakan perubahan potensial listrik yang membentuk potensial aksi.
Berbeda dengan dendrite, akson memiliki diameter yang tetap dan tidak
bercabang banyak. Kadang-kadang segera setelah keluar dari badan sel,
akson menghasilkan sebuah cabang yang kembali kedaerah sel saraf.
Semua cabang akson dikenal sebagai cabang kolateral. Sitoplasma akson
mengandung

mitokondria, mikrotubulus, neurofilamen dan sejumlah

sisterna reticulum endoplasma halus. Tidak adanya poliribosum dan


reticulum endoplasma kasar memperjelas kerergantungan akson pada
perikardion untuk mempertahankan diri.

Jika akson di potong, bagian

perifernya akan berdegenerasi dan mati.


Terdapat lalu lintas dua arah yang sibuk dari molekul besar dan
kecil di sepanjang akson.
Makromolekul dan organel yang disentesis di dalam badan sel akan
diangkut secara kontinu oleh suatu aliran anterograd di sepanjang akson
kebagian terminalnya. Aliran anterograd berlangsung dengan 3 kecepatan
yang berbeda. Aliran dengan kecepatan sedang mengangkut mitokondria
dan aliran cepat mengangkut zat yang ditampung dalam vesikel yang
diperlukan di akson terminal selama transmisi saraf berlangsung.
Bersamaan dengan aliran anterograd, aliran retrograd dalam arah
berlawanan mengangkut sejumlah molekul ke badan sel, termasuk zat
yang masuk melalui endositosis. Proses ini digunakan untuk mempelajari
jalur-jalur neuron : peroksidase atau zat penanda yang lain disuntikkan ke
daerah dengan akson terminal, dan penyebarannya diikuti dalam selang
waktu tertentu.
Protein motorik yang terkait dengan aliran akson meliputi dinein,
suatu protein dengan aktivitas ATPase yang terdapat dalam mikrotubulus
dan kinesin, yakni suatu mikrotubulus yang beraktivasi ATPase yang
mempercepat aliran anterograd dalam akson ketika melekat pada vesikel.

III. SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF PERIFER


A. Sistem Saraf Pusat
1. Otak

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat


bagian, yaitu:
a.

Cerebrum (Otak Besar)


Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut
dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum
merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang.
Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika,
bahasa,

kesadaran,

perencanaan,

memori

dan

kemampuan

visual.

Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut
Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang
menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing
adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.

Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari
Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat
alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah,
memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual
dan kemampuan bahasa secara umum.

Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor


perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.

Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan


kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam
bentuk suara.

Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan


rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan
interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.
Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi

beberapa area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada


gambar di bawah ini.

b.

Cerebellum (Otak Kecil)


Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat
dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi
otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol
keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga
menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari

seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan


mengunci pintu dan sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan
pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi,
misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam
mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.
c.

Brainstem (Batang Otak)


Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga
kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau
sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia
termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur
proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight
or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh
karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil
mengatur perasaan teritorial sebagai insting primitif. Contohnya anda akan
merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal
terlalu dekat dengan anda.
Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:

Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah


bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan
Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon
penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan
tubuh dan pendengaran.

Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah
kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla
mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dan pencernaan.

Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat


otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah
kita terjaga atau tertidur.

d.

Limbic System (Sistem Limbik)


Sistem Limbik terletak pada bagian tengah otak membungkus batang
otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah.
Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering
disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus,
thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi
menghasilkan

perasaan,

mengatur

produksi

hormon,

memelihara

homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang,
metabolisme dan juga memori jangka panjang.
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah
satu fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat
perhatian dan mana yang tidak. Misalnya Anda lebih memperhatikan anak
Anda sendiri dibanding dengan anak orang yang tidak Anda kenal. Mengapa?
Karena Anda punya hubungan emosional yang kuat dengan anak Anda.
Begitu juga, ketika Anda membenci seseorang, Anda malah sering
memperhatikan atau mengingatkan. Hal ini terjadi karena Anda punya
hubungan emosional dengan orang yang Anda benci.

Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera.
Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya
rasa cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam
Bawah Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku
baik

seperti

menolong

orang

dan

perilaku

tulus

lainnya.

LeDoux

mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu
manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan kejujuran.

2. Medulla Spinalis
Medulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang
berbentuk silinder memanjang dan terletak seluruhnya di dalam canalis
verterbalis, dikeliling oleh tiga lapis selaput pembungkus yang di sebut
meninges. Apalagi lapisan-lapisan, struktur-struktur dan ruangan-rungan yang
mengeliling medulla spinalis itu disebutkan dari luar ke dalam secara berturutturut, maka terdapatlah :

a. Dinding canalis verterbralis (terdiri atas vertebrae dan ligmenta)


b. Lapisan jaringan lemak ( ekstradural) yang mengandung anyaman
pembuluh-pembuluh darah vena
c. Dura mater
d. Arachnoidea
e. Ruang subrachnoidal (cavitas subarachnoidealis), yang antara lain berisi
liquor cerebrospinalis
f. Pia mater, yang kaya dengan pembuluh-pembuluh darah dan yang
langsung membungkus permukaan sebelah luar medulla spinalis.
Lapisan meninges terdiri atas pachymeninx (dura meter) dan
leptomeninx (arachnoidea dan pia meter). Lapisan arachnoidea menempel
langsung pada permukaan sebelah dalam dura meter, sehingga di antara
kedua lapisan ini dalam keadaan normal tidak dijumpai suatu ruangan.
Ruangan subarachoidal selain mengelilingi medulla spinalis,juga mengelilingi
radices dan ganglia. Di dalam cavitas subarachoidealis selain liquor
cerebrospinalis, juga dapat dijumpai septum subarachnoideale,ligmentum
denticulatum dan pembuluh-pembuluh darah. Septum subarachoideale
merupakan perluasan lapisan pia meter yang terbentang antara sulcus
medianus

dorsalis

medulla

spinalis

dan

permukaan

sebelah

dalam

aracnoidea. Ligamentum denticulatum juga dapat dianggap sebagi perluasan


pia meter yang terbentang antara permukaan lateral medulla spinalis dan
kearah lateral melekat pada permukaan sebelah dalam arachoidea dengan
perantara titik-titik perlekatan yang terletak di antara pangkal-pangkal radices
n. Spinalis yang berdekatan.
Pada tubuh dewasa, panjang medulla spinalis adalah sekitar 43
sentimeter. Pada masa kehidupan intrauterina usi 3 bulan, panjang medulla
spinalis sama dengan panjang canalis vertebralis, sedang dalam masa-masa
berikutnya terjadi suatu perbedaan kecepatan pertumbuhan memnjang,
canalis vertebralis tumbuh lebih cepat dari pada medulla spinalis, sehingga
ujung caudal medulla spinalis berangsur-angsur terletak pada tingkat-tingkat
yang lebih tinggi. Pada masa kehidupan intrauterina usia 6 bulan, ujung
caudal corpus vertebrae lumbalis III; pada saat lahir ujung tersebut sudah
terletak setinggi tepi caudal corpus vertebrae lumbalis II. Pada usia dewasa,
ujung caudal medulla spinalis biasanya terletak setinggi tepi cranial corpus

vertebrae lumbinalis I dan II. Posisi ujung caudal medulla spinalis ini dapat
menunjukkan variasi satu corpus vertebrae ke arah cranial atau caudal.
Perbedaan panjang antara medulla spinalis dan canalis vertebrae ini
mempunyai makna dalam dua hal, sebagai:
1) Pembentukan cauda equeina. Pada tinggkat manapun sekmen-sekmen
medulla spinalis terletak radices nervispinalis selalu akan kluar dari canalis
vertebralis melalui vronamina intervertebralia yang sesuai didaerah
servikal bagian kranial redices tersebut berjalan keluar secara hampir
horisontal, akan tetapi makin kearah tingkat-tingkat yang lebih caudal,
radices nervi lumbales bagian caudal dan radices nervi sacralis praktis
berjalan secara vertikal kearah caudal untuk beberapa saat sebelum
mereka dapat mencapai foreminal intervertebralia yang sesuai, yang
terletak beberapa sekmen di sebelah caudal tempat radices tersebut
keluar dari permukaan medulla spinalis. Oleh karena itu caudal equena
merupakan struktur yang terdiri atas radices nervi lumbalis bagian caudal
dan radices nervi sacralis disebelah caudal conus medularis. Conus
medularis merupakan bagian paling caudal medulla spinalis yang
berbentuk krucut dan terutama terdiri dari atas segmen-segmen sacral
medulla spinalis.
2) Punksi limbal. Kearah caudal cavitas subarachnoidealis akan berakhir
setinggi segmen sacral II atau III columna vertebralis jadi pada orang
dewasa setinggi antara tepi caudal corvus vertebrae lumbalis I dan corpus
vertebrae sacralis II atau III tidak lagi terdapat medulla spinlis, akan tetapi
bhanya terdapat caudal equina yang terapung-apung di dalam liquor
cerebrospinalis di dalam suatu ruangan subrachnoidal yang luas. Dari
daerah inilah liquor cerebrospinalis itu dapat diambil melalui sesuatu
tindakan yang disebut punksi lumbal untuk kepentingkan diagnostik atau
pengobatan. Pada tindakan ini jarum punksi biasanya ditusukkan ke
dalam cavitas subrachnoidealis menembus ligamentum flavum yang
terbentang antara vertebrae lumbales III dan IV (atau vertebrae lumbales
IV dan V). Dalam tindakan ini caudal equina biasanya tidak mengalami
cedera, oleh karena ia terapung-apung secara agak bebas didalam eliquor
serebrospinalis, dan ketika jarum punksi mencapai ruangan subara
chnoidal tersebut, radices nervispinalis terdesak ke samping.

Anatomi permukaan medulla spinalis


Diameter bilateral medula spinalis selalu lebih besar daripada diameter
ventrodorsal. Terutama hal ini berlaku untuk segmen-segmen medula spinalis
yang melayani membrum superius dan membrum inverius, pada ketinggian
ini medula spinalis melebar dalam arah bilateral untuk membentuk apa yang
dikenal sebagai intumescentia cervicalis dan intumescentia lumbosacralis.
Intumescentia cervicalis dan lumboscralis masing-masing terletak
setinggi segmen-segmen medulla spinalis C 4 sampai Th 1sesuai dengan
asal-mula plexus

limbosacralis. Sigmen-sigmen secral medlla spinalis

membentuk conus medullaris, yang makin ke arah caudal makin meruncing.


Pada permukan medulla spinalis dapat dijumpai sejumblah cekungancekungan memanjang sebagai berikut:
a) Fissura mediana ventralis, merupakan suatu cekungan amat dalam
sampai hampir mencapai daerah commissura grisea pada permukaan
median-ventral medulla spinalis.
b) Sulcus medianus dorsalis, merupakan suatu cekungan yang dangkal
pada permukaan medial-dorsal medulla spinalis. Dari dasar cekungan ini
terbentang septum medianum dorsale ke arah permukaandorsal
commissura grisea.
c) Sulcus dorsolateralis, merupan suatu cekungan pada permukaan
dorsolateral medulla spinalis, tempat masuknya serat-serat radices
dorsales nervi spinalis.
d) Sulcus intermedius dorsalis, hanya didapatkan pada segmen-segmen
cervikal bagian kranial, terletak diantara sulcus medianus dorsalis dan
sulcus dorsolateralis gracilis dari fasciculus cuneatus di daerah cervikal.
e) Sulcus ventrolateralis, suatu cekungan yang tidak begitu jelas tempat
keluarnya berkas-berkas (radiculi) radices ventrales nervi spinalis, radiculi
ini tidak keluar secara liner pada permukaan ventrolateral medulla
spinalis seperti radices dorsales.

B. Sistem Saraf Perifer

1. Susunan Saraf Somatic


Susunan saraf somatic adalah susunan saraf yang mempunyai
peranan sfesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang.
Otak dan sumsum tulang belakang berkomunikasi dengan seluruh
bagian tubuh melalui cranial nerves (saraf-saraf kepala) dan spinal
nerves (saraf-saraf tulang belakang). Saraf-saraf tersebut adalah bagian
dari sistem saraf perifer yang membawa informasi sensoris ke sistem
saraf pusat dan membawa pesan-pesan dari sistem saraf pusat ke otototot dan kelenjar-kelenjar di seluruh tubuh atau disebut juga dengan
sistem saraf somatik (somatic nervous system).
Bagian-bagian sistem saraf somatic:
a. Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)Saraf tulang belakang
yang merupakan bagian dari sistem saraf somatik; dimulai dari ujung
saraf dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian di luar
sumsum tulang belakang). Saraf-saraftersebut mengarah keluar
rongga dan bercabang-cabang di sepanjang perjalanannya menuju
otot atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-cabang
saraf tulang belakang ini umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh
darah. Soma sel dari axon-axon saraf tulang belakang yang
membawa informasi sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang
terletak di luar sistem saraf pusat (kecuali untuk sistem visual karena
retina mata adalah bagian dari otak). Axon-axon yang datang
membawa informasi sensoris ke susunan saraf pusat ini adalah sarafsaraf afferent. Soma-soma sel dari axon yang membawa informasi
sensoris tersebut berkumpul di dorsal root ganglia. Neuronneuron ini
merupakan neuron-neuron unipolar. Batang axon yang bercabang di
dekat soma sel, mengirim informasi ke sumsum tulang belakang dan
ke organ-organ sensoris. Semua axon di dorsal root menyampaikan
informasi sensorimotorik.

b. Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves)

Saraf-sarafkepala terdiri dari 12 pasang sarafkepala yang


meninggalkan permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf-saraf
kepala ini mengontrol fungsi sensoris dan motorik di bagian kepala dan
leher. Salah satu dari keduabelas pasang tersebut adalah saraf vagus
(vagus nerves/saraf yang "berkelana"), yang merupakan saraf nomor
sepuluh yang mengatur fungsi-fungsi organ tubuh di bagian dada dan
perut. Disebut "vagus" atau saraf yang berkelana karena cabangcabang sarafnya mencapai rongga dada dan perut.

2. Susunan Saraf Otonom


Saraf-saraf yang bekerja tidak dapat disadari dan bekerja
otomatis. Oleh kerena itu disebut juga saraf tak sadar. Susunan saraf
motorik

yang

mengsarafi

organ

visceral

umum,

mengatur

menyelaraskan dan mengoordinasikan aktivitas visceral vital termasuk


pencernaan,suhu badan,tekanan darah dan segi perilaku emosionil
lainnya.
Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat dan
anatara keduanya dihubungkan oleh urat-urat saraf eferen ini seolaholah berfungsi sebbagai sistem saraf pusa.saraf otonom terutama
berkenaan dengan organ-organ dalam. Menurut fungsinya susunan
saraf otonom terdiri dari 2 bagian:
a. Sistem Simpatis
Inti ( yang di bentuk oleh sekelompok badan sel saraf )
sistem simpatis terletak di segmen toracal dan lumbal di medulla
spinalis.

Karenanya

sistem

simpatis

juga

disebut

Divisi

toracolumbar dari sistem saraf otonom. Akson neuron ini seratserat praganglion meninggalkan SSP melalui radiks ventral dan
cabang-cabang(rami). Penghubung saraf spinal bagian toracall dan
lumbal. Mediator kimia dari serabut pasca ganglion sistem simpatis
adalah norepinefrin, yang juga di produksi oleh medulla adrenal.
Serabut saraf yang membebaskan neropinefrin disebut saraf
adrenergic( kata yang berasal dari noradrenalin, nama lain untuk
norepinefrin). Serabut adrenergic mempersarafi kelenjar keringat
dan pembuluh darah otot rangka . sel-sel medulla adrenal

membebaskan epi nefrin dan noreepinefrin sebagai respon


terhadap stimulasi simpatis praganglion.
b. Sistem Parasimpatis
Sistem

parasimpatis

memiliki

inti

di

medulla

dan

mesensepalon dan di bagian sacral medulla spina;is. Serabut


praganglion dari neuron ini keluar melalui 4 saraf cranial (III,VII,IX
dan X) dan juga melalui saraf sacral ke dua , ke tiga dank e empat
di medulla spinalis. Karenanya, sistem parasimpatis juga disebut
divisi craniosakral sistem otonom.
Neuron ke dua dari sistem parasimpatis ditemukan dalam
ganglia yang lebih kecil dari ganglia sistem simpatis, neuron ini
selalu berada dekat atau di dalam organ efektor. Neuron ini
umumnya terdapat di dinding organ( misalnya, lambung,usus),
ketika terserabur gaganglion

memasuki organ dan membentuk

sinaps dengan neuron ke dua dalam sistem saraf ini.


Mediator

kimia

yang

disebabkan

oleh

ujung

saraf

praganglion dan pasca praganglion dari sistem parasimpatis, yaotu


acetilcolin, dinon aktifkan oleh asetil cholinesterase salah satu alas
an mengapa stimulasi parasimpatis memiliki kerja yang lebih jelas
dan lebih terlokalisir daripada stimulasi simpatis.

IV. ANATOMI DAN FISIOLOGI SEREBRUM


Serebrum (otak besar) merupakan bagian yang terluas dan terbesar
dari otak, berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga
tengkorak. Masing-masing disebut fosa kranialais anterior atas dan fosa
kranialis media. Otak mempunyai dua permukaan, permukaan atas dan
permukaan bawah. Kedua permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu (zat
kelabu) yaitu pada bagian korteks serebral dan zat putih terdapat pada bagian
dalam yang mengandung serabut saraf.
Mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang masingmasing disebut fosa kranialis anterior dan fosa kranialis tengah. Serebrum
terdiri atas dua belahan (hemisfer) besar sel saraf (substansi kelabu) dan
serabut saraf (substansi putih). Lapisan luar substansi kelabu disebut
koeteks. kedua hemisfer otak itu dipisahkan celah yang dalam, tapi bersatu
kembali pada bagian bawahnya melalui korpus kolosum, yaitu masa

substansi putih yang terdiri atas serabut saraf. Di sebelah bawahnya lagi
terdapat kelompok-kelompok substansi kelabu atau ganglia basalis.
Pada otak besar di temukan beberapa lobus yaitu:
A. Lobus frontalis, adalah bagian dari serebrum yang teletak di depan sulkus
sentralis.
B. Lobus parietalis, terdapat didepan sulkus sentralis dan dibelakangi oleh
korako-oksipitalis.
C. Lobus temporalis, terdapat dibawah lateral dari fisura serebralis dan di
depan lobus oksipitalis.
D. Oksipitalis yang mengisi bagian belakang dari serebrum.
Korteks serebri selain dibagi dalam lobus dapat juga dibagi menurut
fungsi dan banyaknya area. Campbel membagi bentuk korteks serebri
menjadi 20 area. secara umum korteks serebri dibagi menjadi empat bagian:
A. Korteks sensoris. Pusat sensasi umum primer suatu hemisfer serebri yang
mengurus bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu alat
atau bagian tubuh bergantung pada fungsi alat yang bersangkutan.
disamping itu juga korteks sensoris bagian fisura lateralis menangani
bagian tubuh bilateral lebih dominan.
B. KV V orteks asosiasi. Tiap indra manusia, korteks asosiasi sendiri
merupakan kemampuan otak manusia dalam bidang intelektual, ingatan
berpikir, rangsangan yang diterima diolah dan disimpan serta dihubungkan
dengan data yang lain. Bagian anterior lobus temporalis mempunyai
hubungan dengan fungsi luhur dan disebut psikokorteks.
C. Korteks motoris menerima impuls dari korteks sensoris, fungsi utamanya
adalah kontribusi pada traktus piramidalis yang mengatur bagian tubuh
kontralateral.
D. Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis berhubungan dengan
sikap, mental, dan kepribadian.
Pusat bicara. Kemampuan berbicara/bahasa hanya terdapat pada
manusia dan mempunyai pusat pada temporalis dan lobus parietalis.
Gangguan terhadap hubungan antara korteks berbicara sensoris dan motoris
maka akan timbul gangguan kemampuan untuk berbicara spontan.

Ganglia basalis. Kumpulan badan-badan sel saraf di dalam diensefalon


dan mesensefalon yang berfungsi pada aktivitas motorik (menghambat tonus
otot, menentukan sikap), gerakan dasar yang terjadi otomatis seperti ekspresi
wajah dan lenggang lenggok waktu berjalan.
Substansi putih terletak lebih dalam dan terdiri dari serabut saraf milik selsel pada korteks. Pada hemisfer otak terdiri dari serabut saraf yang bergerak
dari korteks dan ke dalam korteks menyambung berbagai pusat pada otak
dengan sumsum tulang belakang.
Kopsula internal terbentuk oleh berkas-berkas serabut motorik dan
sensorik yang menyambung korteks serebri dengan batang otak dan sumsum
tulang belakang. Pada saat melintas substansi kelabu, berkas saraf ini
terpadu satu sama lain dengan erat.
V. ANATOMI DAN FISIOLOGI SEREBELUM
Cerebellum yang terletak pada fossa posterior tengkorak dibelakang
pons dan medulla, dipisahkan dari cerebrum yang berada diatasnya oleh
peluasan duramater, yaitu tentorium cerebella. Bentuk tentorium ini ini oval
dengan diameter yang terlebar pada sumbu transversal.
A. Anatomi
1. Permukaan : permukaan cerebellum mempunyai banyak sulcus dan
alur yang memberikan gambaran berlapis-lapis dan makin dipertegas
oleh beberapa fissure yang dalam yang membagi beberapa lobus.
Sejumlah besar sulcus yang lebih dangkal pada masing-masing lobus
memisahkan setiap folia yang satu dengan yang lain.
2. Lobus : cerebellum terdiri atas bagian medial yang kecil dan tidak
berpasangan yaitu vermis , dan dua masa lateral yang besar, yaitu
hemispherium cerebella. Lobus flocculonodularis mencakup nodulus
vermis posterior serta flocculi yang melekat padanya, dan kadangkadang disebut sebagai archicerebellum.
Tubuh cerebellum atau corpus cerebella, terletak disebelah
anterior lobus flocculonodularis dan dipisahkan dari lobus tersebut oleh
fissure posterolateralis. Corpus cerebella dapat dibagi lagi menjadi
lobus anterior dan lobus posterior, yang dipisahkan oleh suatu fissure

paling dalam yaitu fissura prima. Lobus anterior, yang terdiri atas
lingual,

lobules

centerlaris

dan

culmen

monticulli,

merupakan

paleocerebellum.
Lobus posterior membentuk bagian cerebellum yang besar.
Bagian ini dianggap sebagai neocerebellum. Neocerebellum meliputi
lobus medialis, yang tersusun dari tuber dan folium vermis, serta
lobules ansiformis yang mencakup sisanya dari hemispherium
cerebellum dan tonsil.
Menurut penelitian perbandingan dari larsell, vermis cerebellum
dapat dibagi menjadi 10 lobulus primer yang diberi angka I sampai X,
mulai dari anterior ke posterior.
3. Struktur interna : struktur interna cerebellum ditandai oleh lapisan
cortex dan massa interna substantia alba yang didalamnya terdapat
sekelompok nucleus. Nucleus dentatus berada agak medial terdapat
pusat substantia alba dari masing-masing hemispherium cerebellum.
Nucleus ini merupakan lamina yang bergerigi, seperti kantong dengan
sebuah hilus yang terbuka, disebelahg anteromedial. Nucleus dentatus
menerima serabut-serabut dari bagian neocerebellum lobus posterior
dan sebagian lagi dari lobus anterior. Ia mengirimkan serabutserabutnya melalui pedunculus cerebellaris superior ke nucleus ruber
dan nucleus ventrolateralis thalami. Nucleus embolifermis merupakan
massa yang memanjang dan berada tepat disebelah anteromedial
terhadap hilus dari nucleus dentatus. Nucleus emboliformis ini
menerima serabut-serabut dari paleocerebellum dan mengirimkan
serabut-serabutmya ke nucleus reber melalui pedunclus cerebellaris
superior. Nucleus globosus tersusun dari kelompok-kelompok kecil sel
diantara nuclei emboliformis dan fastigius. Hubungannya sama seperti
hubungan nucleus emboliformis, dan kedua nucleus ini bersama-sama
disebut nucleus interpositus. Nucleus fastigius terletak dengan garis
tengah tepat diatas atap ventriculus quartus pada bagian anterior
vermis. Nucleus vestigeus lebih besar daripada nuclei globosus atau
emboliformis. Ia menerima serabut-serabut dari lobus flocculonodularis
dan mengirimkan serabut-serabutnya ke nuclei vestibularis dan

reticularis melalui fasciculus uncinatus ( berkas seperti kaitan dari


Russell).
4. Gambaran mikroskopik : Cortex cerebellum memiliki gambaran yang
agak khas. Pemeriksaan mikroskopik memperlihatkan suatu lapisan
moleculer yang paling luar dan lapisan granular yang paling dalam.
Lapisan molecular mengandung beberapa sel saraf dan pada sayatan
melintang, terlihat gambaran puncpata yang halus. Sel-selnya kecil dan
tersusun dalam bagian luar dan bagian dalam. Sel-sel keranjang (
basket sel ) pada bagian dalam berjalan melewati lapisan molecular
pada sebuah bidang tegak lurus terhadap sumbu panjang folium dan
mengeluarkan banyak kolateral dengan arborisasi disekitar sel-sel
purkinje. Sel-sel stellata serupa dengan sel-sel keranjang. Tetapi
letaknya lebih superficial. Sel-sel purkinje membentuk sehelai lapisan
sel-sel besar pada hubungan antara lapisan molecular dan granular.
Serabut-serabut pemanjat merupakan serabut saraf aferen dari nuclei
olivarius inferior yang berakhir pada lapisan molecular didekat sel-sel
purkinje. Lapisan granular mempunyai ciri khas dengan banyaknya selsel granula yang kecil. Setiap sel granula mengirimkan sebuah akson
kelapisan molecular, dimana akson ini bercabang membentuk huruf T
yang kedua lengannya ( serabut parallel ) berjalan lurus serta
memanjang, membuat hubungan sinaktik dengan pohon-pohon dendrite
sel purkinje. Sel-sel golgi dalam lapisan sel granula memprojeksikan
dendrite-dendritnya kelapisan molecular. Jadi menerima input dari
serabut-serabut parallel sementara tubuh sel golgi menerima input dari
kolateral serabut-serabut pemanjat dan sel-sel purkinje. Aksonaksonnya diprojeksikan ke dendrite sel-sel granular. Serabut-serabut
mossy merupakan serabut-serabut aferen dari nuclei batang otak dan
medulla spinalis dengan tambahan (appendages) yang mirip sejenis
lumut (moss) dan berakhir secara profuse dalam lapisan granular.
Serabut mossy berakhir pada dendrite sel-sel granular dengan
hubungan sinaps yang rumit dan disebut glomeruli, yang juga menerima
ujung serabut inhibisi dari sel-sel golgi.
Serabut-serabut

pemanjat

(climbing

fibers)

menimbulkan

pengaruh eksitasi yang kuat pada sel-sel purkinje saja, sedangkan

serabut mossy menerbitkan pengaruh eksitasi yang lemah pada banyak


sel purkinje melalui sel-sel granula. Sel-sel keranjang dan sel-sel stelata
dirangsang oleh serabut-serabut parallel sel granula dan menghambat
impuls dari sel purkinje. Sel-sel golgi dieksitasikan oleh kolateral
serabut mossy, kolateral sel purkinje dan serabut-serabut purkinje dan
serabut-serabut parallel, serta menghambat transmisi dari mossy fiber
ke sel-sel granula. Nuclei cereberalis yang dalam mengalami inhibisi
oleh sel-sel purkinje dan eksitasi oleh kolateral dari serabut mossy,
climbing fiber dan lintasan lainnya.
5. Substantia alba : cerebellum berisi 3 pasang berkas proyeksi yang
utama, yaitu pedunculli cerebellaris. Edunculus celeberallis superior
(brachium conjunctivum) berjalan dari subtantia alba sebelah medial
atas dari hemisfer cerebellum dan kemudian memasuki dinding lateral
pentricullus kuartus. Sesudah itu, sebagian besar berkas serabut naik,
memasuki tegmentum secara lebih dalam dan mengalami decussatio
lengkap pada mesencepalon dibawah aquaeduktus serebri setinggi
kolikulus inferior. Brachium conjunctivum mengandung

1. Serabut-

serabut dentatorubralis dan dentatotalamicus, yang berjalan dari


nucleus dentatus ke nucleus ruber dan thalamus yang berseberangan.
2. Traktus spinocerebellaris ventralis, yang memasuki cerebellum dari
medulla spinalis dan berakhir pada kortexs paleocerebellum. 3.
Vascicullus uncinatus (hook bundle of Rusell); melalui fasciculus ini,
serabut-serabut dari nucleus pastigius berputar disekitar pedunculus
cerebellaris superior dan berhenti pada nucleus vestibularis lateralis.
Pendunculus

cerebellaris

medius

(brachium

pontis)

merupakan

pedunculus celeberralis yang terbesar. Serabut-serabut dari nucleus


continous berjalan ke neocerebellum yang berseberangan melalui
pedunculus ini.
Pedunculus cerebellaris inferior (corpus restiformis) naik ke
lateral dari dinding lateral dari dinding lateral ventriculus quartus dan
memasuki cerebellum diantara pedunculi cerebellis superior dan
medius. Pedunculus cerebellaris inferior ini terdori atas (1) traktus
olivocerebelaris, yang sebagai besar serabutnya berjalan dari nucleus
olivarius inferior kontralateral ke hemisver cerebellum dan permis ; (2)

traktus spinocerebelaris dorsalis, yang mengandung serabut-serabut


dari medulla spenalis yang menuju ke cortex cerebellum dan kebagian
pyramis dari kalium ; (3) serabut-serabut arcuata eksterna dorsalis,
yang berasal dari nuclei funiculus drasilis dan cuniatus ;(4) seerabutserabut arcuata eksterna ventralis dari nuclei arcuata dan retikularis
lateralis medulla ;(5) traktus vestibulocerebelaris, yang berjalan dari
nuclei vestiburalis kekortex lobus flocculonudularis.

B. Fisiologi
Fungsi berbagai bagian cerebellum secara kasat mata dapat dikolalisir
atas dasar pengamatan klinik dan penelitian anatomi dan penelitian anatomi
serta embryologi perbandingan. Archicerebellum, bagian cerebellum yang
tertua, berfungsi untuk mempertahankan agar seseorang berorientasi didalam
ruangan. Lesi pada daerah ini akan menyebabkan ataxia tubuh, limbung dan
terhuyung-huyung yang tidak diperburuk dengan menutup mata dan disertai
penurunan atau menghilangnya reaksi terhadap stimulasi suhu atau rotasi
pada labyrinth. Ablatio nodulus akan menghasilkan pelindungan terhadap
motion sickness yang ditimbulkan pada binatang. Impuls-impuls dari labyrinth
tiba melalui lintasan vestibulocerebelaris kelobus flocculonudularis kortex
cerebellum, menjadi kenuclei vastigius cerebellum, dan akhirnya keluar dari
fasciculus uncinatus (hook bundle dari Russell) menuju ke nucleus
vestibularis lateralis (noucleus dari deiters) .
Faleocerebellum, bagian dari cerebellum yang tertua berikutnya,
mengendalikan otot-otot antigrafitas dari tubuh. Pada binatang, stimulasinya
menghasilkan inhibisi sikap tubuh antigravitas pada sisi yang terangsang ;
sedangkan destruksinya akan menyebakan peningkatan reflexs regangan
pada otot-otot penyokong. Penelitian menunjukkan kalau dilakukan stimulasi
listrik dengan frekuensi yang lebih tinggi, maka lebih terjadi fasilitas daripada
inhibisi kontraksi otot yang diindusir dari kortek. Impuls-impuls dari otot-otot
antigravitas berjalan ke culmen bagian centralis cortex cerebellum melalui
traktus spinocerebelaris, kemudian kenuclei gbolusus dan emboliformis dari
cerebellum, dan akhirnya melalui brakium konjuctivum ke nucleus ruber.
Oriontasi takografik terjadi pada bagian ifsilateral dari cerebellum anterior ;
bagian caudal tubuh diwakili paling anterior dan bagian cranial tubuh paling

posterior. Stimulasi lobus anterior cerebellum akan menimbullkan efek inhibisi


pada kenaikan tekanan darah yang biasanya terjadi sesudah stimulasi saraf
sensorik.
Neucerebelum, bagian cerebellum yang paling muda berfungsi sebagai
pengerem pada gerakan dibawah kemauan terutama gerakan yang
memerlukan pengawasan dan penghentian, serta geh rakan alus dari tangan.
Lesi pada neocerebelum akan menghasilkan disnetria, intention tremor, dan
ketidakmampuan untuk melakukan gerakan mengubah-ubah yang cepat.
Impuls-impuls dating dari kortex premotorik dan motorik (brodman area 4 dan
6) melalui traktus pontocerebelaris dan mencapai bagian antiformis dari
kortek hemisphrium cerebellum ketika menuju nucleus dentatus. Melalui
brakium serta akhirnya kembali ke brodman area 4 dan 6 dari cortex cerebi.
Pada golongan trimata yang lebih tinggi, ablation cortex cerebellum akan
menyebabkan kecanggungan ipsilateral yang terjadi sementara, hipotonia
dan perubahan gaya berjalan. Ablatio tambahan pada nucleus dentatus akan
mengakibatkan gejala yang lebih berlarut-larut dengan tambahan gejala
intention tremor.

DAFTAR PUSTAKA
Junqueira Carlos Luiz dan Carneiro Jose. 2007. Histologi Dasar. Jakarta: EGC
Moore. L. Keith dan Agur. M.R. Anne. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta:
Hipokrates
Pearce C. Evelen. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Syaifudin. H. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai