Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI FAAL II

USM

Nama : Rizky Ilyas Novadyanto


NIM : F.111.18.0032
Kelompok : Shafa Auliya R

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
APRIL 2019
PRAKTIKUM PRIKOLOGI FAAL
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEMARANG

PRAKTIKUM I
Muller – Lyer
A. Dasar Teori

ILUSI

Yaitu salah menafsirkan rangsang, Jadi persepsi tidak sesuai kenyataan atau
dengan kata lain ilusi adalah kesalahan dalam memaknai stimulus yang datang.
Perbedaannya dengan hakusinasi adalah bila halusinasi tidak terdapat stimulus
sedangkan ilusi stimulusnya ada hanya disalah persepsikan.

Ilusi terjadi karena otak merasakan berbagai perbedaan pendapat pokok dari
kualitas yang sebenarnya yang terdapat pada stimulus atau objek yang diamati. Ilusi
bisa terjadi pada indera penglihatan, pendengaran, perasa dan penciuman. Ilusi
bukanlah kelainan dalam jiwa seseorang.

Ilusi adalah umum terjadi dalam persepsi yang normal dan itu merupakan
konsekwensi alami dari sistem kerja yang berhubungan dengan perasaan manusia.
Psikologi mempelajari ilusi karena dalam ilusi terdapat petunjuk penting tentang
fungsi sistem perceptual. Tukang sulap bersandar pada muslihat ilusi penonton yang
mereka hibur. Bagaimanapun ukuran kesalahan dalam persepsi dapat dikatakan
sebagai ilusi jika sebagian besar orang mengalami hal tersebut. Sebagai contoh, jika
anda adalah satu-satunya orang yang salah membaca suatu kalimat, maka tidak dapat
disebut sebagai ilusi. Namun jika kesalahan baca tersebut terjadi pada sejumlah
banyak orang maka mungkin saja hal tersebut dipertimbangkan sebagai suatu ilusi.
Penjelasan proses terjadinya ilusi Müller-Lyer adalah bahwa manusia secara
tidak tepat menggunakan pengalaman perseptual mereka tentang objek tiga dimensi
pada objek dua dimensi. Garis pembatas yang berbentuk sudut keluar menyebabkan
sistem perseptual menginterpretasikan garis AB terlihat lebih jauh sementara garis
yang membentuk sudut ke dalam menyebabkan sistem perseptual dalam melihat garis
CD lebih dekat. Ini terjadi sebab manusia akan mengambil jarak ketika akan
menentukan suatu ukuran,. Prinsip ini bisa menjelaskan mengapa interprestasi pada
garis AB lebih panjang dibanding garis CD.

Orang dapat mengamati atau dapat mempersepsi sesuatu atas dasar stimulus
yang diterimanya. Dalam memberikan interpretasi atau dalam mengartikan stimulus
itu individu kadang-kadang mengalami kesalahan.

Kesalahan dalam memberikan arti terhadap stimulus yang diterima disebut


‘illusi’. Jadi, illusi merupakan kesalahan individu dalam memberikan interpretasi atau
arti terhadap stimulus yang diterima.

Beberapa faktor yang dianggap berpengaruh terhadap terbentuknya illusi adalah:


1. Faktor kealaman
Illusi terjadi karena factor alam, misalnya illusi echo (gema), illusi kaca.
2. Faktor stimulus
a. Stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu dapat menimbulkan
illusi. Misalnya: gambar yang ambigu.
b. Stimulus yang tidak dianalisis lebih lanjut, yang memberikan impresi
secara total. Misalnya: Muller Lyer Illution, Poggendrof Illution.
3. Faktor individu
Ilusi terjadi karena adanya kebiasaan dan dapat juga karena adanya kesiapan
psikologis (mental set) dari individu.
Ilusi optis adalah ilusi yang terjadi karena kesalahan penangkapan mata
manusia. Ada anggapan konvensional bahwa ada ilusi yang bersifat fisiologis dan ada
ilusi yang bersifat kognitif.
Ilusi fisiologis
Ilusi fisiologis, seperti yang terjadi pada afterimages atau kesan gambar yang
terjadi setelah melihat cahaya yang sangat terang atau melihat pola gambar tertentu
dalam waktu lama. Ini diduga merupakan efek yang terjadi pada mata atau otak
setelah mendapat rangsangan tertentu secara berlebihan.

Ilusi kognitif
Ilusi kognitif diasumsikan terjadi karena anggapan pikiran terhadap sesuatu di
luar. Pada umumnya ilusi kognitif dibagi menjadi ilusi ambigu, ilusi distorsi, ilusi
paradoks dan ilusi fiksional.

Ilusi optis bahwa matahari mengelilingi bumi ini sangat sulit dibuktikan
dengan alat optis. Penggunaan kamera seperti yang dipakai untuk membuktikan
adanya mobil bergerak naik seperti yang dituliskan pada komentar inipun menyisakan
tempat untuk mereka yang pendapat bahwa gerakan mobil ke atas gunung itu
nyata. Sehingga kita tahu pembuktian yang ada di dalam televisi ini juga sebenarnya
sudah terkena ilusi optis dengan sendirinya.

B. Tahap – tahap Percobaan


1. Topik : Persepsi
2. Nama Pratikum : Percobaan Muller – Lyer
3. Tujuan : Untuk mengetahui adanya ilusi dalam penglihatan
seseorang, untuk mengetahui hubungan antara fungsi
fisiologis dengan persepsi seseorang.
4. Alat & bahan : Alat Muller – Lyer, penutup mata, alat tulis

5. Jalan percobaan :
 Testee menghadap alat praktikum dengan jarak sekitar 1 meter
 Dengan mata terbuka keduanya, testee diperintahkan untuk
membuat panjang garis dengan tanda panah keluar dengan panjang
garis dengan tanda panah masuk menjadi sama dengan cara
merubah salah satu tanda panah
 Lakukan lagi dengan mata kiri tertutup
 Lakukan lagi dengan mata kana tertutup
6. Hasil Percobaan

No. Subjek Kedua Mata Terbuka Mata Kanan Tertutup Mata Kiri Tertutup

1. Putri 21,4 cm 21,2 cm 21,4 cm

2. Halimah 26,7 cm 26 cm 26,2 cm

C. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan Muller - Lyer adalah adanya perbedaan jawaban
antara subjek karena pengaruh kesehatan mata,presepsi dan ketepatannya. lalu
bahwa ilusi mempengaruhi persepsi orang dalam melihat objek. Ilusi dapat menipu
pandangan mata dalam melihat suatu objek dalam jarak dan keadaan penglihatan
seperti kedua mata terbuka,kanan tertutup,dan kiri tertutup.

D. Daftar Pertanyaan
1. Apa yang saudara ketahui tentang ilusi Muller Lyer ?
2. Apa yang saudara ketahui tentang persepsi, ilusi dan hubungan antara
persepsi dan ilusi ?
3. Bagaimana proses fisiologi yang terjadi dalam persepsi seseorang ?
4. Mengapa seseorang mengalami ilusi ?
a. Secara fisiologi
b. Secara Psikologi
5. Dalam percobaan Muller Lyer, apa saja yang dapat mempengaruhi hasil
percobaan ?
6. Menurut saudara, apakah hasil percobaan Muller Lyer dapat membuktikan
adanya ilusi ? jelaskan !
7. Apa yang saudara ketahui tentang persepsi jarak ?

JAWABAN
1. Yang saya ketahui tentang Ilusi Muller-Lyer adalah suatu eksperimen yang
menggunakan alat tester yang digunakan untuk melihat dan meneliti ilusi dan
presepsi seseorang.
2. Presepsi : Pemikiran/penalaran seseorang terhadap menafsirkan sesuatu dalam
percobaan ini persepsi jarak
Ilusi : Tipuan atau kesalahan mengenai presepsi seseorang
Hubungan antara keduanya : Ilusi yang merupakan suatu tipuan penglihatan
mengenai sesuatu menjadi stimulus atau rangsangan bagi persepsi untuk
bekerja.
3. Proses fisiologi terhadap persepsi seseorang yaitu adanya stimulus yang
ditangkap oleh indera penglihatan yang merupakan proses fisik. Kemudian
otak memproses apa yang dilihat dari indra penglihatan yang kemudian
menimbulkan persepsi terhadap objek yang dilihat.
4. Ilusi Fisiologis : Seperti yang terjadi pada kesan gambar yang terjadi
setelah melihat cahaya yang sangat terang atau melihat pola gambar tertentu
dalam waktu lama. Ini diduga merupakan efek yang terjadi pada mata atau
otak setelah mendapat rangsangan tertentu secara berlebihan.
Ilusi Psikologis : Ilusi seseorang dipengaruhi oleh emosi orang tersebut,
bagaimana perasaannya saat itu, dalam kondisi apa, itu semua mempengaruhi
ilusi yang terjadi.

5. - Niat
- Keadaan mata
- Fokus subjek
- Emosi subjek
- Kondisi lingkungan sekitar
6. Menurut saya percobaan tersebut dapat membuktikan adanya ilusi karena
disaat subjek membuat panjang garis dengan tanda panah keluar dengan panjang
garis dengan tanda panah masuk menjadi sama, subjek mungkin mengalami
kesalahan dalam memperkirakan dan menyamakan antara panjang garis tetap dan
garis yang dapat digerakkan.

7. Persepsi jarak adalah pemikiran/penalaran seseorang mengenai jarak yang


diinterpresentasikan melalui indra penglihatan dari ia berada sampai objek yang
dilihat.

PRAKTIKUM II
TREMOR

A. Dasar Teori

Tremor adalah gerakan gemetar yang terjadi secara berulang tanpa disengaja. Tremor
umumnya terjadi di tangan dan kepala. Namun sensasi gemetar ini juga bisa terjadi di
bagian tubuh yang lain, seperti kaki dan perut, bahkan suara pun bisa ikut gemetar.

Pada beberapa kasus, keluhan tremor cukup ringan sehingga tidak memerlukan terapi.
Namun jika kondisinya sangat parah dan tidak dapat dikontrol dengan obat, tremor
dapat ditangani dengan operasi otak. Tremor dapat terjadi dengan sendirinya tanpa
diketahui penyebabnya, namun pada kasus tertentu, tremor muncul sebagai salah satu
gejala dari suatu penyakit. Oleh karena itu, kemunculan tremor tidak boleh dianggap
remeh.

Jenis-jenis tremor

 Resting tremor. Tremor ini terjadi saat bagian tubuh yang tremor sedang
dalam keadaan istirahat, misalnya saat sedang duduk dengan tangan terlipat
atau sedang berdiri dengan lengan tergantung. Tremor ini umumnya hanya
terjadi di tangan dan di jari.

 Action tremor. Tremor ini terjadi pada bagian tubuh saat sedang melakukan
gerakan, misalnya saat sedang menulis, merentangkan lengan, mengangkat
benda berat, atau saat jari tangan menunjuk sebuah objek.

Kategori tremor

Selain dibagi berdasarkan jenisnya, tremor juga dikelompokkan ke dalam beberapa


kategori berdasarkan wujud dan penyebabnya. Pembagiannya terdiri dari:

 Tremor esensial. Ini merupakan tremor yang paling sering ditemukan dan
merupakan jenis action tremor. Tremor ini awalnya menyerang salah satu sisi
tubuh, tetapi dapat menyerang kedua sisi tubuh dalam perjalanannya. Tremor
jenis ini dapat ringan dan stabil, namun dapat memburuk dan menyebabkan
seseorang mengalami gangguan keseimbangan. Tremor ini disebabkan oleh
faktor keturunan.

 Tremor psikogenik. Tremor ini datang dan berhenti secara tiba-tiba terutama
saat pikirannya dialihkan, berpindah-pindah dari satu area ke area yang lain,
dan frekuensinya meningkat berkaitan dengan stres. Beberapa orang yang
memiliki tremor psikogenik juga memiliki gangguan mental.
 Tremor serebelum. Tremor ini terjadi karena otak kecil (serebelum)
mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut bisa disebabkan oleh penyakit
stroke, tumor, atau karena multiple sclerosis. Tremor serebelum juga dapat
disertai dengan gangguan bicara, nistagmus (gerakan bola mata secara
involunter), dan gangguan keseimbangan.

 Tremor Parkinson. Tremor ini muncul sebagai bagian dari gejala penyakit
Parkinson dan merupakan resting tremor. Kondisi ini umumnya dialami
orang-orang berusia di atas 60 tahun. Tremor ini muncul di satu bagian tubuh,
kemudian meluas seiring waktu. Gerakan klasik dari tremor ini terlihat pada
jari yang terlihat seperti menghitung uang.

 Tremor distoni Tremor ini terjadi pada orang-orang yang mengalami


dystonia. Kondisi ini biasanya akan berkurang setelah seseorang istirahat.

 Tremor ortostatik. Tremor yang muncul pada tungkai segera setelah


seseorang berdiri dan berkurang ketika seseorang mulai mengangkat kaki,
berjalan, atau duduk.

 Tremor fisiologis. Tremor yang terjadi pada individu yang sehat dan tidak
terlihat oleh mata. Tremor fisiologis dapat meningkat dan terlihat pada
keadaan seperti emosi yang berlebihan (seperti pada takut dan cemas),
kelelahan fisik, demam, minum kafein, hipoglikemia, dan hipertiroidisme.

B. Tahap-Tahap Percobaan
1. Topik : Gerakan
2. Nama Praktikum : Percobaan mendeteksi Tremor
3. Tujuan : Untuk mengetahui adanya gerakan tremor
pada seseorang, untuk mengetahui apakah gerakan dipengaruhi oleh emosi
4. Alat dan Bahan : Alat pendeteksi tremor, stopwatch, alat tulis
5. Jalannya percobaan :
 Testee dalam keadaan santai diperintahkan untuk mengikuti
gelombang pada alat dengan menggunakan tongkat pada alat tes
tersebut
 Hitung waktu yang dicapai dan kesalahan yang dibuat
 Testee diperintahkan untuk melakukan hal yang sama dengan emosi
yang sudah terbangkitkan (bisa denga memberikan batas waktu dan
dalam pelaksaan diberi stimulus sehingga cemas atau panik)
 Hitung waktu yang dicapai dan kesalahan yang dibuat

6. Hasil Percobaan

Perlakuan I Perlakuan II
No. Subjek (Subjek Diganggu) (Subjek dalam keadaan tenang tanpa
gangguan)

Waktu Kesalahan Waktu Kesalahan

1. Rizky 37,5 detik 6x 34,9 detik 0x

2. Huda 21,1 detik 11x 37,6 detik 11x

C. Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapat ketikapercobaan ini adalah saat subjek
diberi gangguan verbal itu akan secara tidak langsung membelah
pikiran/fokus subjek dan cenderung lebih banyak kesalahan sedangkan
percobaan yang kedua subjek tidak diganggu subjek cenderung fokus akan
tujuannya dan menjadi lebih mudah
D. Daftar Pertanyaan
1. Apa yang saudara ketahui tentang tremor?
2. Apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya tremor?
3. Bagaimana proses fisiologis yang terjadi pada tremor?
4. Bagaimana hubungan antara emosi dengan tremor?
5. Coba jelaskan akibat perlakuan yang berbeda pada tingkat tremor
seseorang (dengan suara-tanpa suara/dengan dibatasi waktu-tidak
dibatasi waktu)

JAWABAN
1. Tremor adalah kondisi dimana fisik mengalami getaran secara tak sadar.
Tremor biasanya terjadi karena bagian otak yang mengontrol otot mengalami
masalah
2. Penyebab tremor dalam percobaan ini yaitu :
 Fokus
 lingkungan disekitar
 Emosi/perasaan
 Kesiapan mental maupun raga
 Waktu (cepat atau lamanya)
 Kesabaran
 Suhu
3. Tremor fisiologis terjadi pada semua kelompok otot saat kontraksi dalam
keadaansadar dan dalam fase tidur pada tingkat tertentu. Getarannya tidak
dapat dilihat dengan mata,frekuensi antara 8-13 Hz. Tremorjuga berhubungan
dengan kelelahan, ketakutan, emosi,kesadaran, rasa panas, rasa dingin,

medikasi, alkohol, penggunaan obat-obatan.


4. Hubungan emosi dengan tremor adalah emosi merupakan salah satu sebab
dari tremor itu sendiri. Seperti pada saat seseorang mengalami gugup maka
secara otomatis tangannya akan bergetar, ini merupakan kondisi psikologis
dimana emosi sangat berpengaruh besar dalam hal ini. Tremor akan hilang
dengan sendirinya jika emosi sudah tenang dan merasa rileks.
5. Perlakuan yang berbeda seperti yang pertama jika seseorang dihadapkan
dengan gangguan berupa suara maka fokus seseorang akan terbagi dan
mengakibatkan tremor, Berbeda jika subjek dihadapkan dengan situasi yang
tenang tanpa suara, maka subjek akan merasa lebih rileks sehingga fokus
terhadap apa yang dikerjakannya jadi meminimalisir terjadinya tremor. Saat
subjek dibatasi dengan waktu maka kecenderungan untuk terjadinya tremor
semakin besar dikarenakan dengan dibatasinya waktu berarti pergerakan harus
semakin cepat sehingga bisa menimbulkan tremor berbeda dengan yang tidak
dibatasi waktu. subjek merasa lebih santai dalam melakukan tugasnya
sehingga tremor dapat ditekan bahkan bisa jadi tidak terjadi tremor.
PRAKTIKUM III
INDERA PENGLIHATAN (ORGAN VISUS)

A. Dasar Teori
Penglihatan normal mencakup ketajaman penglihatan 20/20 dan kemampuan
menggunakan ke dua mata bersamaan. Penglihatan ini disebut binokular. Penglihatan
binokular mengirim kedua otak pandangan yang sedikit berbeda mengenal sebuah
benda yang difokuskan oleh kedua mata. Otak kemudian menyatukan informasi yang
diberikan oleh kedua mata tersebut menjadi sebuah bayangan ( citra ) penyatuan
( fusi ) ini memungkinkan kita melihat secara tiga dimensi. Pada saat lahir mata bayi
tidak terinfeksi secara simultan ke sebuah benda. Selama tahun pertama sebagian
besar anak mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan penglihatan pada
berbagai benda menahan kedua mata paralel dan melihat dalam tiga dimensi, namun
sebagian anak pada masa anak-anak mata berhenti bekerja sama.
Keadaan koordinasi otot-otot ekstraokolus menghambat kedua mata melihat suatu
benda pada saat yang sama, masalah ini disebut strabismus ( juling ). Ambliopia suatu
keadaan tidak terbentuknya penglihatan normal pada salah satu mata walaupun tidak
terdapat penyakit atau ganguan refraksi sering menyertai strabismus atas alasan-
alasan yang tidak diketahui. Mata yang mengalami ambliopia mengirim bayangan
yang kabur ke otak untuk melindungi bayangan yang datang dari mata normal maka
otak menekan sinyal-sinyal yang berasal dari mata ambliopik.
Timbul penglihatan ganda atau diplopia jika mata ambliopik berputar kedalam atau
keluar dan berfokus kepada benda yang berbeda dengan yang dilihat oleh mata yang
memandang lurus ke depan. Otak tidak dapat mentoleransi penglihatan ganda
sehingga bayangan dari mata strabismus sering ditekan akibatnya mata tersebut tidak
belajar melihat. Penglihatan tiga dimensi yang biasa kita lihat merupakan hasil
pengalihan dari dua mata. Dibelakang pupil terdapat dua lensa yang berfungsi
memfokuskan cahaya yang masuk. Lensa tersebut melekat pada suatu otot mata ( otot
silaris ) bentuk lensa diatur oleh otot mata tersebut.
Ketika mata melihat objek yang dekat otot silarir akan berkontraksi menarik koroid
mendekati lensa. Akibatnya lensa menjadi tebal dan berbentuk bulat sebaliknya ketika
melihat benda jauh otot silaris akan berkontraksi sehingga koroid menjauhi lensa.
Kemampuan lensa untuk menebal dan menipis disebut akomodasi. Bola mata terbagi
menjadi dua ruang.
Ruang yang besar dibelakang lensa berisi ( viteous humur ) adapaun ruang yang kecil
di depan berisi ( aqueous humor ).

Akomodasi Mata
 Akomodasi mata berarti memfokuskan bayangan, sedangkan kemampuan
pemfokusan objek pada jarak yang berbeda disebut daya
akomodasi. Akomodasi bertujuan agar bayangan yang terjadi jatuh tepat pada
bintik kuning. Apabila melihat objek yang letaknya jauh, lensa mata menjadi
lebih pipih, tetapi jika melihat objek yan gdekat, lensa mata menjadi lebih
cembung. Pengaturan kecembungan lensa ini diatur oleh otot-otot, lensa yang
melingkat (otot siliaris). Saat melihat objek yang jauh otot lensa berelaksasi,
sedangkan saat melihat objek yang dekat otot lensa berkontraksi.
B. Tahap-Tahap Percobaan
1. Topik : Indera penglihatan
2. Nama praktikum : Percobaan Howard Dollman
3. Tujuan : Untuk mengetahui adanya persepsi seseorang
terutama mengenai persepsi kedalaman
4. Jalannya percobaan :
1. Testee duduk di kursi dengan jarak kurang lebih 1 meter dari
objek percobaan
2. Pada percobaan pertama, kedua mata subjek terbuka
kemudian testee diminta untuk menarik tali yang
dihubungkan dengan tongkat dan testee melihat melalui sudut
pandang yang ditentukan. Tongkat ditarik hingga jarak antara
kedua tongkat sama menurut persepsi testee.
3. Lakukan lagi dengan mata kanan tertutup.
4. Lakukan lagi dengan mata kiri tertutup
5. Hasil Percobaan :

No. Subjek Kedua Mata Mata Kanan Mata Kiri


Terbuka Tertutup Tertutup

1. Ines 29,5 cm 25,3 cm 12,4 cm

2. Saiful 29,6 cm 27,4 cm 18,8 cm

C. Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapat dari percobaan ini adalah pengaruh
kesehatan mata sangat berpengaruh dalam percobaan ini bisa diketahui
pada saat subjek mata kirinya ditutup dan melakukan percobaan yang
terjadi meleset lebih jauh dari hasil sebelum sebelumnya , untuk
mengetahui adanya prespsi subjek terutama mengenai persepsi kedalam
percobaan ini menunjukan hasil yang dikategorikan baik oleh karena itu
setiap mata kanan atau kiri menginterpretasikan sendiri-sendiri
terhadap stimulus yang datang .

PRAKTIKUM IV
INDERA PENGLIHATAN (ORGANANA AUDITUS)

A. Dasar Teori
Bunyi dapat didengar manusia melalui transmisi getaran bunyi. Transmisi
getaran bunyi ada dua macam yaitu:
1. Transmisi Hawa (Aerotymponal), yaitu jalannya getaran melalui penghantar
hawa. Jalannya impuls sebagai berikut: sumber suara menggetarkan udara →
daun telinga → meatus acusticus externus → menggetarkan membran
thympany → osicula auditiva → menggetarkan perilymphe→ membran
basalis bergetar → organon corti (reseptor pendengaran) bergetar →
membrana tectoria → menstimulasi ujung rambut neuroepithel → nervus
cochlearis → otak (lobus temporalis) → sadar akan bunyi.
2. Transmisi Tulang (Craniotymponal), yaitu jalan getaran melalui penghantar
tulang. Jalannya impuls sebagai berikut: getaran sumber suara →
menggetarkan tulang kepala → menggetarkan perilymphe pada skala
vestibuli → skala tymphani → dan selanjutnya seperti penghantaran melalui
udara atau hawa. Penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan
percobaan RINE, sedangkan percobaan WEBER menunjukkan penghantaran
bunyi melalui tulang yang diteruskan dengan penghantaran melalui hawa.
Kecepatam hantaran suara pada orang muda sebelum proses penuaan terjadi
pada telinga adalah biasa dinyatakan antara 30-20.000 siklus per detik.
Tapi, batas suara ini tergantung intensitasnya. Bila intensitasnya hanya 60
desibel, batas suara adalah 500-15.000 siklus per detik. Bila intensitasnya
adalah 20 desibel, batas frekuensinya adalah 70-15.000 siklus per detik.
Hanya dengan suara kuat, batas lengkap 30-20.000 siklus per detik dapat
dicapai.

B. Tahap-Tahap Percobaan
1. Topik : Indera Pendengaran
2. Nama Praktikum : Percobaan Weber
3. Tujuan : Melakukan pemerikasaan Indera Pendengaran
4. Alat dan bahan : Garpu tala A dan B
5. Jalannya percobaan :
1. Siapkan 2 garpu tala A dan B
2. Kemudian testee membenturkan garpu tala
3. Setelah garpu tala berbunyi, garpu tala diletakkan diatas ubun-
ubun kemudian testee merasakan apakah ada dengungan yang
terdengar atau tidak dengan kedua telinga terbuka
4. Lakukan lagi dengan telinga kanan terbuka
5. Lakukan lagi dengan telinga kiri terbuka

6. Hasil percobaan :

Kondisi Telinga
Subjek

Kedua Telinga Telinga Kanan Telinga Kiri


Terbuka Terbuka Terbuka

Ela Kepala terasa Kepala terasa Kepala terasa


bergetar,telinga kanan bergetar,telinga kanan bergetar,telinga kiri
berdengung lebih keras berdengung lebih keras berdengung lebih
daripada yang kiri daripada keras daripada
yang kiri yang kanan
Agape Kepala terasa bergetar, Kepala terasa Kepala terasa
kedua telinga sama bergetar,telinga kanan bergetar,telinga kiri
sama berdengung berdengung lebih keras berdengung dan
yang kanan tidak
daripada yang kiri

C. Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapat dari percobaan ini adalah melakukan
pemeriksaan indera pendengaran subjek melakukan percobaan ini dengan
kedua mata terbuka, mata kanan tertutup, dan mata kiri tertutup
menghasilkan hasil yang berbeda-beda. Dikarenakan setiap subjek
mempunyai kemampuan/kefokusan/keadaan/suasana/kondisi yang
berbeda hal ini membuktikan bahwa getaran dari garputala bisa merambat
melalui tulang dari ubun ubun sampai telinga.
DAFTAR PUSTAKA

Muller - Lyer
https://www.scribd.com/doc/22975363/-Na
http://www.infoskripsi.com/Article/Pengertian-Persepsi.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1837979-illusi/
Psikologi, Indonesia.”Ilusi Muller-Lyer”
http://indonesiapsikologi.blogspot.com/2013/05/ilusi-muller-lyer.html(diakses pada 2
Mei 2019)
Tremor
https://www.alodokter.com/tremor
Hayati, “Pengertian Anatomi dan Fisiologi” http://biologi-
hayati.blogspot.com/2017/01/pengertian-anatomi-dan-fisiologi-pada.html (diakses
pada 2 Mei 2019)
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9632/Tremor.pdf
Indera pengelihatan
http://suriadi231.blogspot.com/2014/04/psikologi-faal_7273.html
https://www.academia.edu/19337188/_Faal_Indera_pengelihatan_
Indera pendengaran
https://www.academia.edu/13123605/_Faal_Indera_Pendengaran_dan_Keseimbanga
n_
Dosen Biologi, “Indera Pendengaran” https://dosenbiologi.com/manusia/indera-
pendengaran (diakses 2 Mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai