Anda di halaman 1dari 9

PERBANDINGAN KEHIDUPAN EKONOMI DAN POLITIK MASA DEMOKRASI LIBERAL

DENGAN DEMOKRASI TERPIMPIN

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah Indonesia

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Andre Irawan
2. Anifah
3. Putri

Kelas XII IPS 3

SMA NEGERI 1 TUKDANA


JL.KRN III Desa Karangkerta Kec.Tukdana
Indramayu
2019
KATA PENGANTAR

Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-
Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan
dan kami meminta pertolongan.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “perbandingan kehidupan ekonomi dan politik
masa demokrasi liberal dan terpimpin ” dengan lancar. Kami pun menyadari dengan sepenuh
hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah kami ini.

Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih
mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.

Tukdana, September 2019

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................... i


Daftar is ..................................................................................................................... ii
Perbandingan Kehidupan Ekonomi Dan Politik Masa Demokrasi Liberal Dengan
Demokrasi Terpimpin ................................................................................................ 1
1. Sistem Ekonomi Liberal ....................................................................................... 1
2. Sistem politik liberal .............................................................................................. 1
3. Perkembangan Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin .......................................... 2
4. Dinamika Masa Demokrasi Terpimpin ................................................................. 3
Kesimpulan ............................................................................................................... 5
Daftar Pustaka

ii
Perbandingan Kehidupan Ekonomi Dan Politik Masa Demokrasi Liberal Dengan
Demokrasi Terpimpin
1. Sistem Ekonomi Liberal
Sesudah pengakuan kedaulatan, pemerintah Indonesia menanggung beban ekonomi
dan keuangan yang cukup berat dampak dari disepakatinya ketentuan-ketentuan KMB, yaitu
meningkatnya nilai utang Indonesia, baik utang luar negeri maupun utang dalam negeri.
Permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia pada saat itu mencakup permasalahan
jangka pendek dan permasalahan jangka panjang. Permasalahan jangaka pendek yang
dihadapi pemerintah Indonesia saat itu adalah tingginya jumlah mata uang yang beredar dan
meningkatnya gaya hidup. Permasalahan jangka panjang yang dihadapi pemerintah adalah
bertamabahnya jumlah penduduk dengan tingkat hidup yang rendah. Pada era ini ,
pemerintah mengalami defisit sebesar Rp.5,1 miliar. Defisit ini sebagian besar berhasil
dikurangi dengan pinjaman pemerintah dan kebijakan ekspor impor barang, terutama ketika
pecah perang Korea.
Namun sejak tahun 195, penerimaan pemerintah mulai berkurang disesbabkan
menurunnya volume perdagangan internasional. Indonesia sebagai negara berkembang tidak
memliki komoditas ekspor lain kecuali dari hasil perkebunan. Disisi lain pengeluaran
pemerintah semakin meningkat karena akibat tidak stabilnya situasi politik sehingga devisit
semakin meningkat.
Kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk menanggulangi permasalahan tersebut
diantaranya adalah melaksanakan industrialisasi, yang dikenal dengan Rencana Soemitro.
Sasaran yang ditekankan dari program ini adalah pembangunan ndustry dasar, seperti
pendirian pabrik-pabrik semen, pemintalan, karung dan percetakan. Kebijakan ini diikuti
dengan peningkatan produksi, pangan, perbaikan sarana dan prasana, dan penanaman modal
asing.
Pada masa pemerintahan cabinet Burhanuddin harahap. Indonesia mengirim delegasi
ke belanda dengan misi merundingkan masalah finansial ekonomi (Finek). Perundingan ini
dilakukan pada tanggal 7 januari 1956. Rancangan persetujuan finek yang diajukan Indonesia
terhadap pemerintah belanda adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah Persetujuan Finek Hasil KMB
b. Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas Hubungan finansial
c. Hubungan Finek didasarkan atas undang-undang nasional, tidak boleh diiakat oleh
perjanjian lain.
Namun, usul Indonesia ini tidak diterima oleh pemerintah Belanda, sehingga
pemerintah membubarkan Uni Indonesia-Belanda pada tanggal 13 Februari 1956 dengan
tujuan melepaskan diri dari ikatan ekonomi dengan Belanda.
2. Sistem politik liberal
Pasca kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Indonesia berusaha mencari sistem
pemerintahan yang dirasakan sesuai dengan kehidupan berbangsa Indonesia. Pada saat itu
baik sebelum atau sesudah kemerdekaan, terdapat usul mengenai sistem negara yang
dipergunakan, anatara lain: Federasi, Monarki, Republik-Parlementer, dan Republik-
Presidensil.

1
Pada bulan Oktober 1945, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengeluarkan Maklumat
Wakil Presiden No.X bulan Oktober 1945, yang menyatakan bahwa Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) sebelum terbentuknya MPR/DPR melakukan tugas legisltif. Dengan
demikian KNIP dari lembaga pembantu presiden menjadi lembaga yang sederajat dengan
lembaga kepresidenan.
Kemudian KNIP yang dipimpin Sutan Sjahrir berhasil mendorong Pemerintah yaitu,
Wakil Presiden Hatta untuk mengeluarkan Maklumat Pemerintah 13 Novermber 1945
tentang pendirian partai-partai politik dan Maklumat Pemerintah 14 Novermber 1945 tentang
pemberlakuan Kabinet Parlementer. Dengan maklumat tersebut Indonesia menjalankan
sistem parlementer dalam menjalankan pemerintahan. Presiden hanya sebagai kepala negara
dan simbol, sedangkan urusan pemerintahan diserahkan kepada perdana menteri. Sjahrir
terpilih menjadi Perdana Menteri Indonesia pertama.
Setelah dibubarkannya RIS, sejak tahun 1950 RI Melaksanakan demokrasi
parlementer-liberal dengan mencontoh sistem parlementer barat dan masa ini disebut Masa
Demokrasi Liberal. Indonesia sendiri pada tahun 1950an terbagi menjadi 10 Provinsi yang
mempunyai otonomi berdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950)
yang juga bernafaskan liberal.Secara umum, demokrasi liberal adalah salah satu bentuk
sistem pemerintahan yang berkiblat pada demokrasi. Demokrasi liberal berarti demokrasi
yang liberal. Liberal disini dalam artian perwakilan atau representatif. Dengan pelaksanaan
konstitusi tersebut, pemerintahan Republik Indonesia dijalankan oleh suatu dewan menteri
(kabinet) yang dipimpin oleh seorang perdana menteri dan bertanggung jawab kepada
parlemen (DPR). Sistem multi partai pada masa demokrasi liberal mendorong untuk lahirnya
banyak partai-partai politik dengan ragam ideologi dan tujuan politik.Demokrasi Liberal
sendiri berlangsung selama hampir 9 tahun, dalam kenyataanya bahwa UUDS 1950 dengan
sisten Demokrasi Liberal tidak cocok dan tidak sesuai dengan kehidupan politik bangsa
Indonesia yang majemuk.
Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengumumkan dekrit presiden mengenai
pembubaran Dewan Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya
UUDS 1950 karena dianggap tidak cocok dengan keadaan ketatanegaraan Indonesia.

3. Perkembangan Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin


Sejak diberlakukannya kembali UUD 1945, dimulailah pelaksanaan ekonomi
terpimpin, sebagai awal berlakunya herordering ekonomi. Dimana alat-alat produksi dan
distribusi yang vital harus dimiliki dan di kuasai oleh negara atau minimal dibawah
pengawasan negara. Kondisi ekonomi dan keungan yang ditinggalakn dari masa Demokrasi
Liberal berusaha diperbaiki oleh presiden soekarno. Beberapa langkah yang dilakukannya
anatara lain membentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan melakukan sanering
mata uang kertas yang nilai nominalnya Rp.500 dan Rp.1000,00 masing-masing nilainya
diturunkan menjadi 10% saja.
Depernas disusun dibawah kabinet karya pada tanggal 15 Agustus 1959 yang
dipimpin oleh Mohammad Yami dengan beranggotakan 80 orang. Tugas Dewan ini
menyusun overall planning yang meliputi bidang ekonomi,kultural dan mental. Pada tanggal
17 Agustus 1959 Presiden Soekarno memberikan pedoman kerja bagi Deparnas yang tugas

2
utamanya memberikan isi kepada proklamasi melalui grand strategy, yaitu perencanaan
overall dan hubungan pembangunan dengan demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin.
Perencanaan ini meliputi perencanaan segala segi pembangunan jasmaniah,
rohaniah, Teknik, mental, etis dan spiritual berdasarkan norma-norma dan niali-nilai yang
tersimpul dalam alam adil dan Makmur. Pola Proyek Pembangunan Pembangunan Nasional
Semesta Berencana tahap pertama dibuat untuk tahun 1961-1969, proyek ini disingkat
dengan Penasbede. Penasbede ini kemudian disetujui oleh MPRS melalui Tap MPRS No.
I/MPRS/1960 tanggal 26 juli 1960 dan diresmikan pelaksanaanya oleh Presiden Soekarno
pada tanggal 1 januari 1961.
Upaya perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin selanjutnya ialah
melaksanakan deklarasi ekonomi. Deklarasi ekonomi atau Dekon dibentuk pada tanggal 28
Maret 1963 yang bertempat di Jakarta, dengan maksud menghasilkan ekonomi nasional yang
bebas imperialisme, memiliki sistem ekonomi yang bedikari dan memiliki sifat demokratis.
Dalam deklarasi tersebut disampaikan oleh Presiden Soekarno. Dekon merupakan kondep
dasar dalam melakukan pengembangan ekonomi terpimpin di Indonesia. Dekon tersebut
memiliki beberapa konsep seperti berusaha untuk menghasilkan keadaan ekonomi nasional
yang demokratis dan bersih dari sifat kolonialisme maupun imperialisme, selanjutnya diikuti
dengan konsep ekonomi sosial.
Didalamnya terdapat peraturan yang memiliki strategi mengambil modal dari luar
negeri, memberhentikan subsidi dan merealisasikan ongkos produksi. Peraturan peraturan
Dekon tersebut memiliki maksud untuk melaksanakan perkembangan ekonomi masa
demokrasi terpimpin. Namun didalamnya terdapat campur tangan dari pihak politik.
Organisasi ini ditolak oleh PKI walaupun Aidit telah terlibat dalam penyusunannya. PKI
tidak segan segan menghantam empat belas peraturan yang terdapat dalam Dekon. Bahkan
PKI juga menuduh Djuanda melakukan penyerahan diri terhadap pihak imperialis. Akhirnya
peraturan tersebut sengaja ditunda oleh Presiden Soekarno sampai bulan September 1963.
Penundaan tersebut disertai alasan untuk lebih berkonsentrasi dalam hal peyelesaian
konfrontasi dengan pihak Malaysia.

4. Dinamika Masa Demokrasi Terpimpin


Kehidupan sosial politik Indonesia terhadap jaman Demokrasi Liberal (1950 sampai
1959) belum dulu raih kestabilan secara nasional. Kabinet yang silih berubah membuat
program kerja kabinet tidak sanggup dijalankan sebagaimana mestinya. Partai-partai politik
saling bersaing dan saling menjatuhkan. Mereka lebih tekankan keperluan kelompok masing-
masing. Di segi lain, Dewan Konstituante yang dibentuk lewat Pemilihan Umum 1955 tidak
berhasil merampungkan tugasnya menyusun UUD baru bagi Republik Indonesia. Padahal
Presiden Soekarno menyimpan harapan besar terhadap Pemilu 1955, sebab sanggup dijadikan
layanan untuk membangun demokrasi yang lebih baik. Hal ini seperti yang diungkapkan
Presiden Soekarno bahwa “era ‘demokrasi raba-raba’ sudah ditutup”. Namun terhadap
kenyataanya, perihal itu hanya sebuah angan dan harapan Presiden Soekarno semata.
Kondisi tersebut membuat Presiden Soekarno berkeinginan untuk mengubur partai-
partai politik yang ada, setidaknya menyederhanakan partai-partai politik yang ada dan
membentuk kabinet yang berintikan 4 partai yang menang didalam pemilihan umum 1955.
Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, terhadap tanggal 21 Februari 1957, di hadapan

3
para tokoh politik dan tokoh militer tawarkan konsepsinya untuk merampungkan dan
mengatasi krisis-krisis kewibawaan pemerintah yang keluar dari jatuh bangunnya kabinet.
Demokrasi Terpimpin sendiri merupakan suatu sistem pemerintahan yang di
tawarkan Presiden Soekarno terhadap Februari 1957. Demokrasi Terpimpin juga merupakan
suatu inspirasi pembaruan kehidupan politik, kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi.
Gagasan Presiden Soekarno ini dikenal sebagai Konsepsi Presiden 1957. Pokok-pokok
kesimpulan yang terdapat didalam konsepsi tersebut, pertama, didalam pembaruan susunan
politik kudu diberlakukan sistem demokrasi terpimpin yang mendapat dukungan oleh
kekuatan-kekuatan yang mencerminkan aspirasi penduduk secara seimbang. Kedua,
pembentukan kabinet gotong royong berdasarkan imbangan kekuatan penduduk yang terdiri
atas wakil partai-partai politik dan kekuatan golongan politik baru yang diberi nama oleh
Presiden Soekarno golongan fungsional atau golongan karya.
Upaya untuk menuju Demokrasi Terpimpin sudah dirintis oleh Presiden Soekarno
sebelum dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Langkah pertama adalah pembentukan
Dewan Nasional terhadap 6 Mei 1957. Sejak saat itu Presiden Soekarno coba mengganti
sistem demokrasi parlementer yang membuat pemerintahan tidak stabil bersama dengan
demokrasi terpimpin. Melalui panitia perumus Dewan Nasional, dibahas berkenaan usulan
lagi ke UUD 1945.

Presiden Soekarno mengumumkan Dekret yang memuat Tiga hal pokok, yaitu:

1) Menetapkan pembubaran Konsistuante


2) Menetapkan UUD 1945 berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, terhitung mulai tanggal penetapan Dekret dan tidak
berlakunya lagi UUD Sementara (UUDS).
3) Pembentukan MPRS, yang tediri atas anggota DPR ditambah dengn utusan-utusan
dan golongan, serta pembentukan Dewan Petimbangan Agung Sementara
(DPAS).

4
KESIMPULAN

1. Salah satu ciri yang tampak pada masa demokrasi parlementer adalah seringnya
terjadi penggantian kabinet, mulai dari kabinet Natsir, kabinet sukiman ,wilopo, ali
sastroamidjojo I, burhanudin harahap ,ali sastroamidjojo II, dan kabinet Djuanda.
2. Dalam bidang ekonomi, kebijakan ekonomi yang diterapkan pada 1950-an umumnya
merupakan upaya untuk menggantikan struktur perekonomian kolonial menjadi
perekonomian nasional.
3. Agenda pembangunan ini diformulasikan pleh pemerintah orde baru dalam bentuk
trilogy pembangunan
4. Krisis ekonomi dan tuntutan demokratitasi menjadi alasan gerakan mahasiswa yang
akhirnya menjadikan orde ini diganti dengan orde reformasi

5
Daftar Pustaka
https://www.hariansejarah.id/2017/05/masa-demokrasi-liberal-indonesia-1950.html

https://pelabuhan4.co.id/dinamika-politik-masa-demokrasi-terpimpin/

http://materi4belajar.blogspot.com/2017/11/perkembangan-ekonomi-indonesia-masa.html

BUKU sejarah Indonesia kelas XII SMA,SMK,MA,MAK

7.

Anda mungkin juga menyukai