Permasalahan Ekonomi
Pada masa demokrasi liberal Indonesia mengalami berbagai permasalahan ekonomi yang diantara
penyebabnya adalah hasil dari Koferensi Meja Bundar. Indonesia memiliki hutang yang sangat tinggi.
Permasalahan ekonomi yang terjadi diantaranya :
Masalah jangka pendek : pemerintah harus mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi
kenaikan biaya hidup.
Masalah jangka panjang : pertambahan penduduk tidak terkendali dan kesejahteraan penduduk
rendah.
Indonesia mengalami defisit dalam anggarannya karena pengeluaran yang semakin membengkak akibat
situasi politik yang tidak stabil. Defisit yang dialami pemerintah dipengaruhi oleh :
Tidak adanya kontinuitas dalam penerimaan karena hanya bergantung pada pajak.
Penerimaan yang sedang berjalan meningkat akibat perluasan program pemerintah, perluasan
birokrasi, dan pekerjaan yang tidak efisien.
Perkembangan Ekonomi
a. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi Indonesia pada masa liberal sangat buruk. Hal ini disebabkan oleh hal-hal
berikut.
1. Setelah Pengakuan Kedaulatan dari Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, bangsa
Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan seperti yang telah ditetapkan dalam
hasil-hasil KMB.
2. Politik keungan pemerintah Indonesia tidak dibuat di Indonesia melainkan dirancang di
Belanda.
3. Pemerintah Belanda tidak mewarisi ahli-ahli yang cukup untuk mengubah sistem ekonomi
kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.
4. Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri mengakibatkan pengeluaran pemerintah untuk
operasi-operasi keamanan semakin meningkat.
5. Defisit yang harus ditanggung oleh pemerintah RI pada waktu itu sebesar Rp. 5,1 milyar.
6. Ekspor Indonesia hanya bergantung pada hasil perkebunan.
7. Angka pertumbuhan jumlah penduduk yang besar.
b. Perbaikan Kehidupan Ekonomi
1. Gunting Syafruddin
Kebijakan ini merupakan pemotongan nilai uang. Caranya dengan memotong uang yang
bernilai Rp2,50 ke atas hingga nilainya menjadi setengah. Kebijakan ini dikeluarkan pada tanggal 20
Maret 1950 oleh Menteri Keuangan saat itu, Syafruddin Prawiranegara.
Kebijakan ini dilakukan dengan cara menggunting uang kertas menjadi dua bagian, bagian
kanan dan bagian kiri. Guntingan uang kertas bagian kiri tetap merupakan alat pembayaran yang sah
dengan nilai separuh dari nilai nominal yang tertera, sedangkan guntingan uang kertas bagian kanan
ditukarkan dengan surat obligasi pemerintah yang dapat dicairkan beberapa tahun kemudian.
Kebijakan ini dilakukan pemerintah guna mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat dan
menambah kas negara.
2. Gerakan Benteng
Sistem ekonomi gerakan benteng bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial
menjadi struktur ekonomi nasional. Program ini dicetuskan oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo,
seorang ahli ekonomi Indonesia, yang dituangkan dalam program kerja Kabinet Natsir.
Pada dasarnya sistem ekonomi ini bertujuan untuk melindungi para pengusaha dalam negeri
dengan cara memberikan bantuan berupa kredit dan bimbingan konkret. Sekitar 700
pengusaha dalam negeri telah mendapat bantuan kredit dari pemerintah. Namun, program ini tidak
berjalan dengan baik karena kebiasaan konsumtif yang dimiliki oleh pengusaha dalam negeri.
Banyak yang menggunakan dana kredit tersebut untuk memenuhi kepentingan pribadinya.