Anda di halaman 1dari 6

PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA

PADA PERIODE 1949-1959


D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
KELOMPOK 2

T.P 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Masa Esa karena dengan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan Makalah Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Pada Periode 1949-
1959.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Pada Periode 1949-1959. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun.
Semoga makalah sederhana inindapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Medan, 18 September 2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi, perlu kita ketahui apa yang harus dilakukan sebagai warga
negara agar mampu berperan aktif dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
Kemajemukan masyarakat merupakan sebuah anugerah dimana bangsa Indonesia harus
memiliki sikap toleransi tinggi untuk hidup berdampingan dan tidak saling
menghancurkan. Ole karena itu, demokrasi sebagai alat pemersatu bangsa harus diketahui
dan dimengerti oleh setiap warga negara guna terciptanya Masyarakat yang kritis dan
mampu berperan aktif sesuai dengan tujuan serta fungsi Masyarakat pada umumnya.

B. Rumusan Masalah
 Banyaknya Masyarakat yang tidak puas dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
 Cara menanggulangi keberadaan demokrasi Pancasila agar terus terlaksanakan dengan
baik
 Kehidupan Masyarakat menyiratkan bahwa pelaksanaan demokrasi belum berjalan
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia merdeka berlangsung dalam rentang waktu
antara tahun 1949 sampai 1959. Pada periode ini terjadi dua kali pergantian undang-undang
dasar. Pertama, pergantian UUD 1945 dengan Konstitusi RIS pada rentang waktu 27 Desember
1949 sampai dengan 17 Agustus 1950. Dalam rentang waktu ini, bentuk negara kita berubah dari
kesatuan menjadi serikat, sistem pemerintahan juga berubah dari presidensil menjadi quasi
parlementer. Kedua, pergantian Konstitusi RIS dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950
pada rentang waktu 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959. Pada periode pemerintahan ini
bentuk negara kembali berubah menjadi negara kesatuan dan sistem pemerintahan menganut
sistem parlementer. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada periode 1949 sampai
dengan 1959, negara kita menganut demokrasi parlementer.
Masa demokrasi parlementer merupan masa semua elemen demoktrasi dapat kita temukan
berwujudan nya dalam kehidupan politik Indonesia pertama Lembaga perwakilan rakyat atau
kepada pihak parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik yang
berjalan.Perwujudan kekuasaan parlemen ini di perlihatkan oleh sejumlah mosi tidak percaya
kepada pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinat harus meletakkan jabatannya meskipun
pemerintahan nya harus berjalan beberapa bulan,seperti yang terjadi pada Ir. Djuanda
Kartawidjaja yang diberhentikan dengan mosi tidak percaya dari parlemen
Kedua akun tabilitas ( pertanggung jawaban) pemegang jabatan dan politisi pada umum nya
sangat tinggi.Hal ini dapat terjadi karena berfungsinya parlemen dan juga sejumlah media massa
sebagai alat kontrol sosial.Sejumlah kasus jatuhnya kabinet pada periode ini merupakan contoh
kongkret dari tingginya akuntabilitas.

Ketiga kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang yang sebesar besarnya
untuk berkembang secara maksimal.Dalam periode ini Indonesia menganut sistem
multipartai.Pada periode ini hampir 40 partai politik terbentuk dengan tingkat otonomi yang
sangat tinggi dalam proses rekutmen,baik pengurus maupun pimpinan partainya.

Keempat, sekalipun pemilihan umum hanya dilaksanakan satu kali pada tahun 1955, tetapi
pemilihan umum tersebut benar benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi.Kompetisi antar
partai politik berjalan sangat intensif dan fair,serta yang tidak kalah pentingnya adalah setiap
pemilih dapat menggunakan hak pilihannya dengan bebas tanpa ada rasa takut.
Kelima, Masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak
dikurangi sama sekali, sekalipun tidak semua warga negara dapat memanfaatnkannya dengan
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai