DISUSUN OLEH :
DAIKRI JAFIR R
UMI KHOLIFATUZ S
SHOLEKHAH LARASATI
EMYLA FAISLAMIA
BOYOLALI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmatNya Kami dapat menyelesaikan Makalah Pelaksanaan Demokrasi
Di Indonesia Pada Periode 1949-1950.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia
Pada Periode 1949-1950. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
kita sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................i
Kesimpulan ....................................................................................................8
Saran ..............................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi, perlu kita ketahui apa yang harus dilakukan sebagai
warga negara agar mampu berperan aktif dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia.
Oleh karena itu, demokrasi sebagai alat pemersatu bangsa harus diketahui
dan dimengerti oleh setiap warga negara guna terciptanya masyarakat yang kritis
dan mampu berperan aktif sesuai dengan tujuan serta fungsi masyarakat pada
umunya.Selalu terngiang dalam benak kita bahwa terjadi penyimpangan-
penyimpangan jabatan oleh politisi negara yang digunakan untuk memperkuat
kepentingan mereka masing-masing.
Hampir setiap hari kasus dn skandal pejabat negara terungkap dan hanya
berakhir mengambang dan tak terselesaikan. Ironisnya, dalam berbagai media
masih banyak ditemui masyarakat yang merasa belum puas dengan kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah dan mereka tak mengerti bagaimana cara
menyampaikan aspirasinya.Kehidupan masyarakat tersebut menyiratkan bahwa
pelaksanaan demorasi yang ada di negara ini belum berjalan dengan optimal.
1
1.2. Pembatasan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pelaksanaan
Lama Periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950
Bentuk Negara : Serikat (Federasi)
3
KMB menghasilkan 3 buah persetujuan pokok, yaitu :
Bila kita tinjau isinya konstitusi itu jauh menyimpang dari cita-cita
Indonesia yang berideologi pancasila dan ber UUD 1945, karena :
4
demokratis dan berbentuk federasi'. Dengan berubah menjadi negara
serikat, maka di dalam RIS terdapat beberapa negara bagian dan masing-
masing memiliki kekuasaan pemarintahan di wilayah negara bagiannya.
Negara bagian itu adalah :
· Republik Indonesia
· Negara Madura
· Kalimantan Barat
· Dayak Besar
· Daerah Banjar
· Kalimantan Tenggara
5
c. Senat
d. DPR
e. MA
f. Dewan Pengawas Keuangan
Selain bertindak secara khusus, sebagai bagian dari pemerintahan dalam
fungsi administratif/protokoler, presiden, menurut konstitusi, antara lain :
Menjalankan pemerintahan federal [pasal 117];
Mendengarkan pertimbangan dari Senat [pasal 123 (1) dan (4);
Memberi keterangan pada Senat [pasal 124];
Mengesahkan atau memveto UU yang telah disetujui oleh DPR dan
Senat [pasal 138 (2)];
Mengeluarkan peraturan darurat (UU Darurat) dalam keadaan mendesak
[pasal 139];
Mengeluarkan peraturan pemerintah [pasal 141];
Memegang urusan hubungan luar negeri [pasal 174, 176, 177];
Menyatakan perang dengan persetujuan DPR dan Senat [pasal 183];
Menyatakan keadaan bahaya [pasal 184 (1)];
Mengusulkan rancangan konstitusi federal kepada konstituante [pasal
187 (1) dan (2)], dan mengumumkan konstitusi tersebut [pasal 189 (2)
dan (3)] serta mengumumkan perubahan konstitusi [pasal 191 (1) dan
(2)].
3. Mukadimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa atau
semangat pembukaan UUD proklamasi sebagai penjelasan resmi proklamasi
kemerdekaan negara Indonesia (Pembukaan UUD 1945 merupakan
Decleration of independence bangsa Indonesia, katetapan MPR no.
XX/MPRS/1996).Termasuk pula dalam pemyimpangan mukadimah ini
adalah perubahan kata- kata dari kelima sila pancasila. Inilah yang kemudian
yang membuka jalan bagi penafsiran pancasila secara bebas dan sesuka hati
hingga menjadi sumber segala penyelewengan didalam sejarah
ketatanegaraan Indonesia.
6
Republik Indonesia (yang selanjutnya dikenal sebagai UUDS 1950)
berdasarkan UU RIS No. 7 Tahun 1950. Pada hari itu juga, Pemangku
Jabatan Presiden RI, Assaat, menyerahkan secara resmi kekuasaan
pemerintahan RI kepada Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran