Anda di halaman 1dari 11

Tugas sejarah perang teluk

Kelompok 3 :
1. Adinda putri elin
2. Lyvia fitra
3. Moraina aulia mawarda
4. Sheva ramadian akbar
Kelas : XII IIS 1
Kata pengantar
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan
1.3 Tujuan masalah
BAB 2 Pembahasan
2.1 Perang Teluk I
2.2 Faktor penyebab terjadinya Perang Teluk I
2.3 Kronologis perang teluk I
2.4 Perang Teluk II
2.5 Faktor penyebab perang teluk II
2.6 Kronologis Perang Teluk II
2.7 Dampak Ekonomi dan Politik Perang Teluk
BAB 3
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Aksi militer Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah
Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam Perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro
dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat
kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam
Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun
pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai
minyak secara gratis. Irak juga terjerat utang luar negeri dengan beberapa negara, termasuk
Kuwait dan Arab Saudi. Irak berusaha meyakinkan kedua negara tersebut untuk
menghapuskan utangnya, namun ditolak. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan
perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya
pemerintahan Usmaniyah Turki.
Tengah malam tanggal 2 Agustus 1990 Irak secara resmi menginvasi Kuwait, dengan
membombardir ibu kota Kuwait City dari udara. Meskipun Angkatan Bersenjata Kuwait, baik
kekuatan darat maupun udara berusaha mempertahankan negara, mereka dengan cepat
kewalahan. Namun, mereka berhasil memperlambat gerak Irak untuk memaksa keluarga
kerajaan Kuwait untuk meloloskan diri ke Arab Saudi, beserta sebagian besar tentara yang
masih tersisa. Akibat invasi ini, Kuwait meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus
1990. Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus
1990.
Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul
negara-negara lain baik negara-negara Arab dan Afrika Utara kecuali Syria, Libya dan
Yordania serta Palestina. Kemudian datang pula bantuan militer Eropa khususnya Eropa
Barat (Inggris, Perancis dan Jerman Barat, ditambah negara-negara Eropa Utara dan Eropa
Timur), serta 2 negara Asia - Bangladesh dan Korea Selatan. Sementara, dari Afrika, Niger
turut bergabung dalam koalisi. Pasukan Amerika Serikat dan Eropa di bawah komando
gabungan yang dipimpin Jenderal Norman Schwarzkopf serta Jenderal Collin Powell.
Pasukan negara-negara Arab dipimpin oleh Letjen. Khalid bin Sultan.
Misi diplomatik antara James Baker dengan menteri luar negeri Irak Tareq Aziz gagal
(9 Januari 1991). Irak menolak permintaan PBB agar Irak menarik pasukannya dari Kuwait 15
Januari 1991. Akhirnya Presiden Amerika Serikat George H. Bush diizinkan menyatakan
perang oleh Kongres Amerika Serikat tanggal 12 Januari 1991. Operasi Badai Gurun dimulai
tanggal 17 Januari 1991 pukul 03:00 waktu Bagdad yang diawali serangan serangan udara
masif atas Bagdad dan beberapa wilayah Irak lainnya.
Target utama koalisi adalah untuk menghancurkan kekuatan Angkatan Udara Irak
dan pertahanan udara, yang diluncurkan dari Arab Saudi dan kekuatan kapal induk koalisi di
Laut Merah dan Teluk Persia. Target berikutnya adalah pusat komando dan komunikasi.
Saddam Hussein merupakan titik sentral komando Irak, dan inisiatif di level bawah tidak
diperbolehkan. Koalisi berharap jika pusat komando rusak, semangat dan koordinasi tempur
Irak akan langsung kacau dan lenyap. Target ketiga dan yang paling utama adalah instalasi
rudal jelajah, terutama rudal Scud. Operasi pencarian rudal ini juga didukung oleh pasukan
komando Amerika dan Inggris yang mengadakan operasi rahasia di daratan untuk mencari,
dan bila perlu, menghancurkan instalasi rudal tersebut. serta operasi di daratan yang
mengakibatkan perang darat yang dimulai tanggal 30 Januari 1991.
Irak melakukan serangan balasan dengan memprovokasi Israel dengan menghujani
Israel terutama Tel Aviv dan Haifa, Arab Saudi di Dhahran dengan serangan rudal Scud B
buatan Soviet rakitan Irak, yang bernama Al Hussein. Untuk menangkal ancaman Scud,
koalisi memasang rudal penangkis, Patriot, serta memaksimalkan sorti udara untuk
memburu rudal-rudal tersebut sebelum diluncurkan. Irak juga melakukan perang lingkungan
dengan membakar sumur sumur minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk
Persia. Sempat terjadi tawar-menawar perdamaian antara Uni Soviet dengan Irak yang
dilakukan atas diplomasi Yevgeny Primakov dan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev
namun ditolak Presiden Bush pada tanggal 19 Februari 1991. Sementara Soviet akhirnya
tidak melakukan tindakan apa pun di Dewan Keamanan PBB semisal mengambil hak veto,
meskipun Uni Soviet pada saat itu dikenal sebagai sekutu Irak, terutama dalam hal suplai
persenjataan. Israel diminta Amerika Serikat untuk tidak mengambil serangan balasan atas
Irak untuk menghindari berbaliknya kekuatan militer Negara Negara Arab yang
dikhawatirkan akan mengubah jalannya peperangan.
Pada tanggal 27 Februari 1991 pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait dan Presiden
Bush menyatakan perang selesai.

1.2 Rumusan Masalah


1.) Bagaimana terjadinya Perang Teluk I?
2.) Bagaimana Kronologis Perang Teluk I terjadi?
3.) Apa faktor terjadinya Perang Teluk I?
4.) Bagaimana terjadinya Perang Teluk II?
5.) Bagaimana Kronologis terjadinya Perang Teluk
II?
6.) Apa faktor terjadinya Perang Teluk II?
7.) Apa Dampak dari terjadinya Perang Teluk I dan
II?
1.3 Tujuan Masalah
1.) Untuk mengetahui terjadinya Perang Teluk I
2.) Untuk mengetahui kronologis Perang Teluk I
3.) Untuk memahami faktor terjadi nya perang
teluk I
4.) Untuk mengetahui terjadinya Perang Teluk II
5.) Untuk mengetahui kronologi Perang Teluk II
6.) Untuk memahami faktor terjadinya Perang
Teluk I
BAB I

pengertian perang teluk


Perang Teluk adalah konflik kepentingan di Teluk Persia terjadi pada dunia mutakhir ini.
Kepentingan yang sangat jelas adalah kepentingan terhadap minyak. Teluk yang dimaksud
disini adalah Teluk Persia. Perang Teluk berlangsung sebanyak 3 kali, yakni Perang Teluk I
(1980-1988), Perang Teluk II (1990) dan Perang Teluk III (2003). Kesemua perang
melibatkan Irak, yang merupakan negara yang berada di sekitar Teluk Persia dengan negara-
negara yang dibantu oleh negara Super Power saat itu, Amerika Serikat. Amerika Serikat
selalu ikut campur dengan dalih melindungi warga negaranya. Penyebab dari perang berbeda-
beda akan tetapi secara garis besar berkaitan dengan ekonomi.

2.1 Perang Teluk 1


Perang Teluk I merupakan perang antara sesama negara Teluk Persia, yakni dua
negara yang saling berdekatan antara Irak dengan Iran.

2.2 faktor penyebab terjadinya perang teluk 1


Adanya Revolusi Islam Iran (1979) yaitu peristiwa jatuhnya rezim Syah Reza Pahlevi oleh
kaum Syiah yang dipimpin oleh Ayatullah Khoemeni. Ayatullah Khoemeni menyerukan
untuk menyebarkan ajaran Syiah ke berbagai negara. Hal ini membuat Irak, yang sebagian
penduduknya menganut Syiah, merasa terancam. Oleh karena itu pada Perang Teluk I, Irak
mendapatkan dukungan dari berbagai negara Islam yang menentang Syiah.
Antara bangsa Arab dan bangsa Persia selalu ada persaingan dan ketegangan. Yang
satu tidak dapat menerima keunggulan atau dominasi yang lain. Ego yang terlalu besar ini
disebabkan oleh keinginan kedua negara menjadi pemimpin dunia Arab. Masalah minoritas
Etnis. Pada jaman Shah Iran mendukung perjuangan otonomi suku kurdi di Irak, sedangkan
Irak mendukung minoritas Arab di Iran yang memperjuangkan kebebasan yang lebih besar
atau bahkan pemisahan. Adanya keinginan antara Irak dan Iran untuk menguasai Shatt Al
Arab, yaitu jalur perairan strategis yang memisahkan Iran dengan Iran menuju Teluk Persia.
Baik Irak maupun Iran mengekspor minyaknya melalui jalur tersebut.

2.3 Kronologi Perang Teluk I


Perang Irak da Iran disebabkan oleh permasalahan lama yakni perebutan hegemoni sebagai
penguasa di kawasan Teluk Persia. Selain itu, adanya keinginan Irak untuk menguasai Shatt
Al Arab, sebuah jalur perairan strategis yang memisahkan Iran-Irak menuju teluk Persia.
Kedua negara itu mengekspor minyak melalui jalur tersebut. Hal ini ditambah dengan sedang
terjadinya revolusi Islam di Iran pada Januari 1979. Revolusi Islam tersebut berhasil
menjatuhkan rezim Shah Iran (Shah Reza Pahlevi) yang didukung Amerika Serikat. Tonggak
penguasa selanjutnya dipegang kaum ulama yang dipimpin Ayatollah Khomeini.
Perang teluk diawali dengan insiden peledakan bom di Universitas Mustansiriyah Baghdad
pada tanggal 1 April 1980. Pada saat itu sedang berkumpul mahasiswa se Asia untuk
menghadiri Konferensi Ekonomi Internasional.
Kegiatan mengalami kegagalan dan dijadikan sebuah alasan oleh pihak Irak sebagai
tantangan untuk perang. Pada tanggal 4 September 1980, Iran melancarkan serangannya ke
perbatasan Irak. Kemudian, Irak mencoba membalas dengan menyerang Iran pada tanggal 22
September 1980. Mulai saat itu berlangsunglah perang Irak-Iran sampai tahun 1988. Perang
selama delapan tahun tersebut juga melibatkan pihak asing, yang mana negara Barat
mendukung Irak dengan memberikan suplai peralatan militer dan dana.
Sedangkan Iran didukung oleh Uni Soviet dengan bantuan serupa. Dalam perang teluk
tersebut tidak ada yang menang dan kalah.
Rakyatlah yang harus menjadi korban keputusan penguasa. Konon akibat dari perang teluk
ini hampir menyamai korban perang dunia I dan ekonomi kedua negara menjadi hancur.
Perang diakhiri dengan gencatan senjata pada tanggal 20 Agustus 1988.

2.4 Perang Teluk II


Pada awalnya Perang Teluk II (1990) merupakan invasi dari Irak ke negara
tetangganya, Kuwait. Namun pada akhirnya perang meluas dengan keterlibatan Amerika
Serikat dengan Sukutunya untuk membantu Kuwait.

2.5 faktor penyebab terjadinya perang teluk II


Secara historis, Kuwait adalah wilayah Irak (dulu Mesopotamia) sehingga sampai 1990 Irak
secara konstitusional tidak mengakui Negara Kuwait. Ketika Kuwait memproklamasikan diri
tahun 1961, Irak tidak mengikutinya. Dengan demikian, posisi Kuwait tetap menjadi wilayah
kekuasaan Irak.
Ekonomi Irak pasca Perang Teluk I sangat parah, banyak hutang luar negeri yang
ditanggungnya dan ditambah banyak ladang-ladang minyak Irak yang rusak akibat perang.
Untuk mengatasi masalah ekonomi, Saddam Hussein meminta bantuan kepada Arab Saudi
dan Kuwait serta kepada Kuwait diharapkan hutang dibebaskan.
Di samping itu, factor ekonomi yang menyebabkan invansi Irak ke Kuwait adalah adanya
tuduhan Irak bahwa Kuwait telah mencuri minyak Irak (di daerah Rumaillah, yamg
dipersengketakan Irak-Kuwait). Selain itu, Kuwait bersama Uni Emirat Arab telah memukul
dari belakang dengan membanjiri minyak dunia yang mengakibatkan kerugian di pihak
Baghdad. Akibat pelanggaran kuota OPEC yang dilakukan Kuwait dan UEA, harga minyak
pada tahun 1990 sempat anjlok. Hal ini sangat memukul Irak sebagai Negara yang sangat
mengandalkan minyak sebagai komoditi utama.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya pencaplokan Irak atas Kuwait ialah ambisi Saddam
Hussein untuk menjadi pimpinan Arab. Saddam Hussei tidak pernah menyembunyikan
ambisinya menjadi orang “terkuat, terbesar, dan terhebat” di Timur Tengah.

2.6 Kronologis Perang Teluk II


Setelah reda dengan perang Irak-Iran, kawasan teluk kembali mengguncang perhatian dunia
internasional. Perang Teluk II disebabkan krisis yang terjadi di Teluk Persia sebagai akibat
penyerangan Irak terhadap Kuwait.Irak mencoba melakukan aneksasi terhadap negara
Kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990.
Perselisihan Irak-Kuwait dilatarbelakangi masalah:
a. perbatasan kedua negara yang belum jelas
b. sengketa ladang minyak Rumeila yang berada di perbatasan kedua negara
c. pelanggaran yang dilakukan Kuwait dan UEA yakni masalah kuota produksi minyak dan
menurunkan harga minyak dibawah ketetapan OPEC. Hal ini dianggap merugikan Irak
(menurut Irak sejumlah US $14 milyar).
d. ambisi Saddam Hussein yang ingin menjadi pemimpin Timur Tengah.
Berdasarkan paparan tersebut, maka menjelang fajar tanggal 2 Agustus 1990 Irak dibawah
pimpinan Saddam Hussein menyerbu Kuwait dengan pasukan sebesar 100.000 orang.
Perbandingan militer yang jauh tidak seimbang, karena Kuwait hanya mempunyai sekitar
20.000 pasukan saja, sudah jelas dalam waktu singkat Irak dapat menguasai seluruh wilayah
Kuwait.
Hal ini membuat penguasa Kuwait terpaksa melarikan diri ke negara tetangga, Arab Saudi.
Aksi milter Irak tersebut menimbulkan reaksi keras dunia internasional. Liga Arab dalam
konferensi di Kairo mengeluarkan pernyataan bahwa Irak harus segera menarik mundur
pasukannya dari Kuwait. Pada tanggal 8 Agustus 1990, Amerika Serikat, Inggris, Perancis,
Australia dan negara Liga Arab melakukan Operasi Perisai Gurun (Desert Shield Operation).
Operasi ini belum melakukan penyerbuan terhadap Irak di Kuwait. Dan sejak tanggal 17
Januari 1991, operasi diubah menjadi Operasi Badai Gurun (Desert Storm Operation) di
bawah jenderal Norman Schwarzkopf (AS). PBB turun tangan dan melalui Dewan Keamanan
telah mengeluarkan 12 resolusi terhadap Irak. Resolusi pada tanggal 29 November 1990
tersebut berisi ultimatum terhadap Irak agar meninggalkan Kuwait pada tanggal 15 Januari
1991.
Irak diberi pilihan antara lain:
a. Irak harus menarik pasukan dari Kuwait
b. Atau Irak dibombardir oleh pasukan multinasional pimpinan AS
Ternyata Irak tidak mengindahkan resolusi tersebut, sehingga pasukan multinasional
yang dipimpin AS menyerang Irak pada tanggal 16 Januari 1991. Serangan militer dalam
skala besar selama 100 jam tanpa henti terhadap Irak berhasil memaksa Saddam Husein
meminta gencatan senjata. Dan akhirnya pasukan Irak mundur dari Kuwait pada 26 Februari
1991. Selanjutnya presiden George Walker Bush (AS) memerintahkan penghentian serangan
terhadap Irak. Tujuan penarikan mundur pasukan Irak tersebut adalah karena ia tidak ingin
ada kerugian manusia dan politik yang tidak terhitung, selain itu untuk memenuhi resolusi
DK PBB nomor 660 dan desakan dari Gorbachev.
Irak pada akhirnya menerima semua syarat yang diajukan PBB dan melakukan
gencatan senjata secara permanen di kawasan teluk. Irak mendapat sanksi yang berat yakni
embargo dalam segala bidang, kecuali ekspor minyak untuk mendapat bahan makanan dan
obat-obatan (Oil for Food). Embargo tersebut berlangsung cukup lama, sehingga
menyebabkan sarana dan prasarana vital di Irak mengalami kelumpuhan.

2.7 Dampak ekonomi dan politik perang teluk


Dalam Bidang Ekonomi :
- Perekonomian Irak mengalami kehancuran serta terkena blokade ekonomi dan sanksi
dari PBB
- Kerugian besar bagi kedua belah pihak, dari segi material jumlah kerugian material
bagi masing-masing negara diperkirakan mencapai 500 juta dollar AS.
- Jumlah kerugian lebih besar harus ditanggung Irak yang selama perang memang aktif
mencari pinjaman uang untuk menambah persenjataan.
- Pembangunan ekonomi di kedua negara menjadi terhambat dan ekspor minyak kedua
negara terganggu.
- Produksi minyak yang menurun drastis mempenagruhi perekonomian dunia,
khususnya bagi industri-indstri di dunia Barat dan Jepang.
- Ladang minyak dari kedua negara mengalami kerusakan, untuk Irak di daerah Kirkuk,
Basra dan Fao, sedangkan untuk Iran mengalami kerusakan di pulau Kharg dan Abadan.

Dampak Bidang Politik :

- Amerika Serikat semakin kuat pengaruhnya di Timur Tengah.

- Adanya sikap anti USA dari pihak Irak (Amerika Serikat).

- Proses jalannya pemerintahan di kedua negara menjadi kurang efisien dan terhambat
karena adanya perang ini.
Bab 3
Penutup

3.1 kesimpulan
Jadi, perang teluk I dan II merupakan perang yang terjadi karena kebijakan luar negri pada
dasarnya bersifat memiliki tujuan atau tindakan yang didasari oleh tujuan-tujuan tertentu.
Begitu pula kebijakan luar negri yang dihasilkan presiden George H.W. bush dan anaknya
presiden untuk melakukan invasi sebanyak dua kali di tanah irak tentu saja memiliki
tujuan=tujuan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan negaranya, meskipun secara
umum dipaparkan bahwa dalam perang teluk persia I invasi menggunakan alasan atas
tindakan invasi irak atas kuwait dan dalam perang telukpersia II beralasan 5 tuduhan yang
dilayangkan kepada negara irak yakni dikakator, pendukung terorisme, kepemilikan senjata
nuklir, kimia dan kuman. Tetapi, kita tidak mengetahui gambaran tersirat bahwa dibalik
kebijakan luar negri terkait 2 invasi tersebut memiliki kepentingan tersendiri bagi amerika
serikat. Seperti yang telah dipaparkan dalam uraian perang teluk persia II akan memberikan
keuntungan tersendiri bagi amerika serikat apabila ia berhasil menaklukan irak yaitu
kemudahan negara adikuasa tersebut dalam meletakan kepentingannya di timur tengah
yakni khususnya memberikan pengaruhnya di iran dengan demikian setidaknya negara
adikuasa tersebut sudah mampu melenyapkan 2 negara poros setan yang terdiri dari 4
negara.

Secara tidak langsung, perang teluk I dan II itu disebabkan garaigara perebutan kekuasaan
karena negara irak dan iran mempunyai kekayaan yang melimpah. Dari kebijakan luar negri
amerika serikat namun apabila kita tinjau dari kepolitikan kepentingan nasional berperan di
dalamnya. Oleh sebab itu pentinglah bagi kita untuk mengenal apa itu politik dan bagaimna
maksud dantujuan tersurat aupun tersirat sehungga mampu mempertahankan eksistensi
negara kita di beri peraturan internasional.

Anda mungkin juga menyukai